Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Pengaruh Pandemi Covid 19 Pada Komposisi Penduduk di Indonesia

Dosen Pengampu :

Prof. Dr Ida Bagus Made Astawa, M.Si

Kelompok 3
Disusun Oleh :

1. Diah Ayu Angelina Indriani (2314031014)

2. Gracela Anju Nikita Hasugian (2314031015)


3. Yuli Sitohang (2314031011)
4. Hatipa Biasna Br Tarigan (2314031012)
5. Miranda Parhusip (2314031013)

Progam Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Hukum Dan Ilmu Sosial

Universitas Pendidikan Ganesha

Tahun 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

COVID-19 Merupakan virus yang berbahaya. Terdapat kurang lebih 200 negara dari
berbagai belahan dunia yang telah terjangkit virus ini. Di indonesia pada 10 april 2020
terdapat 3.512 kasus yang positif, sembuh 282 orang dan meninggal sebanyak 306
orang dngan tingkat kematian sebesar 9,1%. Tingginya tingkat kematian di indonesia di
pengaruhi oleh keberadaan penyakit serta yag di miliki oleh pasien positif virus corona,
usia rentan, dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai. Besarnya tingkat kematian
hari demi hari tidak hanya menimulkan gejala dan penyakit fisik saja akan tetapi,
berpengaruh besar terhadap kebijakan pemerintah seperti physical distancing dan PSBB
untuk mennggulangi COVID-19 ini bagi sebagian orang menimbulkan dampak negative
seperti cemas, tertekan, hingga stress. Pandemi COVID-19 di indonesia memiliki latar
belakang serupa dengan pandemi global. Pada awalnya, kasus pertama di indonesia
terkonfirmasi pada maret 2020, dan virus ini menyebar dengan cepat di berbagai
wilayah negara. Total kematian akibat Covid di Indonesia saat ini menempati posisi
tertinggi kedua di Asia, mencapai 150.000 kasus. Di tengah kondisi ini, pemerintah
Indonesia meniadakan syarat pengetesan dan karantina bagi pelaku perjalanan.Dengan
landasan kondisi ini, pemerintah diminta menyiapkan strategi mitigasi agar kasus positif
maupun kematian tidak terus naik.
Koordinator Tim Advokasi dari organisasi pemantau LaporCovid-19, Firdaus
Ferdiansyah, mengatakan sejak 4 Februari hingga 5 Maret 2022 tren kematian terus naik
atau meningkat enam kali lipat.Kondisi ini, katanya, menggambarkan situasi pandemi di
Indonesia masih genting. Tapi pemerintah justru memudahkan aturan soal pengetesan
dan membebaskan karantina bagi orang asing.Padahal angka kematian merupakan
indikator telak yang merepresentasikan kegagalan pemerintah mengintervensi kebijakan
penanggulangan di hulu hingga hilir. kata Firdaus. "Ini adalah satu-satunya cara untuk
bisa melihat dampak pandemi, makanya kenapa kami getol sekali dengan data
kematian," kata Firdaus kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News
Indonesia, Selasa (08/03). Dalam dua tahun pandemi, sambung Firdaus, pencatatan
angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia belum bisa diandalkan.Jika menggunakan
kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maka total kematian di Indonesia bisa
mencapai angka 191.000 lebih. Ribuan kasus itu termasuk pasien yang berstatus
probable yakni meninggal karena memiliki gejala klinis tapi belum terkonfirmasi Covid-
19 dan meninggal saat isolasi mandisi atau di luar fasilitas kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,didapatkan rumusan


masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengaruh dampak Covid-19 pada komposisi penduduk di indonesia?
1.2.2 Bagaimana Variasi keruangan mortalitas akibat pandemic Covid-19

1.2.3 Bagaimana Upaya dan Kebijakan Pemerintah Indonesia Menangani


Pandemi Covid-19

1.3 Tujuan

Berdasarkan pada rumusan masalah,maka dapat dirumuskan tujuan yang akan


dicapai dalam makalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh dampak Covid-19 pada komposisi penduduk
di indonesia
1.3.2 Untuk mengetahui variasi keruangan mortalitas akibat pandemic

1.3.3 Untuk mengetahui Upaya dan Kebijakan Pemerintah Indonesia Menangani


Pandemi Covid-19

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dampak Covid-19 pada komposisi penduduk di


indonesia,mengetahui seberapa besar persentase kematian yang diakibatkan Covid-19
serta mengetahui perbandingan kematian anatara penduduk kota dan desa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Dampak Covid-19 Pada Komposisi Penduduk di Indonesia

Menurut PBB dan WHO,mortalitas atau kematian adalah hilangnya semua tandatanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.Still
birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Adanya virus Covid-19
menjadi salah satu yang mempengaruhi terjadinya mortalitas di indonesia.Virus ini akan
menyebar pada manusia ketika melakukan kontak secara dekat yaitu melalui tetsan kecil
yang di hasilkan oleh batuk,bersin atau berbicara.Gejala awal yang muncul umumnya
suhu badan menjadi tinggi atau panas,lalu terdapat gelaja batuk secara terus menerus dan
di ikuti dengan flu.Gejala lebih lanjut diantara nya seperti kelelahan hingga merasa sesak
nafas. Tidak ada vaksin yang di ketahui atau pengobatan anti virus khusus. Pengobatan
primer dalam menangani Covid-19 ini adalah terapi simtomatik dan suportif.

Mortalitas hanya mempengaruhi sedikit saja terhadap pertumbuhan penduduk.


Bangsa ini sedang menuju masa bonus demografi pada tahun 2028. Diprediksi bahwa
jumlah penduduk usia produktif usia 15-64 tahun lebih besar dibanding penduduk usia
tidak produktif,yakni usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun. Meskipun tingkat
resiko kematian penderita Covid-19 berdasarkan kelompok umur tidak di dominasi oleh
mereka yang disebut usia produktif,tapi perlu adanya kewaspadaan. Merujuk pada hasil
penelitian pusat pengendalian dan pencegahan penyakit(CDC) China,menyatakan bahwa
korban meninggal umumnya adalah orang lanjut usia yang telah memiliki riwayat
masalah kesehatan. Dari data ini,usia 10-19 tahun memiliki resiko kematian hanya 0,2%,
kemudian usia 20-29 tahun 0,2%, usia 30-39 tahun 0,2%, usia 40-49 tahun 0,4%, usia
5059 tahun 1,3%, usia 60-69 tahun 3,6% ,usia 70-79 tahun 8%,terakhir usia di atas 80
tahun 14,8%.

Kematian atau mortalitas merupakan salah satu komponen proses demografi yang
berpengaruh terhadap struktur penduduk.Munculnya Covid-19 ini mendorong
pemerintah membuat kebijakan yaitu (work from home) psbb (pembatan besar berskala
besar) ,social distancing, phsyical distancing dan kebijakan lainnya yang memerintahkan
masyarakat Indonesia untuk tetap berdiam diri di rumah jika tidak ada hal mendesak yang
perlu dilakukan diluar rumah agar mencegah dan meminimalisir rantai penularan virus
Covid-19. Munculnya Pandemi Covid-19 membuat keresahan di dalam masyarakat
karena persebaran virus yang sangat cepat dan dapat mengakibatkan merenggut nyawa
manusia dalam jumlah banyak, juga dampaknya yang meluas ke berbagai aspek
kehidupan seperti aspek ekonomi, sosial dan lainnya. Hal tersebut memicu meningkatnya
mortalitas di Indonesia terutama pada orang orang di usia produktif dan lanjut usia, pada
21 April 2020 telah terkonfirmasi 7.135 kasus dan 616 orang meninggal karena virus
corona. Saat orang-orang di usia produktif tertular virus tersebut dan merenggut nyawa
mereka maka anak-anak yang perlu dinafkahi kehidupannya dan dibiayai pendidikannya
akan terdampak untuk putus sekolah dan memungkinkan untuk menikah di usia dini,
karena pendapatan merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi suatu
keputusan seseorang atau keluarga dalam merencanakan jumlah anak.

2.2 Variasi Keruangan Mortalias akibat pandemic Covid-19

Diumumkannya COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020 menandakan


bahwa penyakit tersebut sudah menjangkiti begitu banyak populasi di berbagai negara.
Secara umum, terdapat tiga level penyakit yang dikenal dalam dunia epidemiologi, yaitu
endemi, epidemi, dan pandemi. Centre for Disease Control and Prevention (CDC)
memberikan definisi masing-masing pada ketiga level penyakit tersebut, endemi adalah
kehadiran konstan suatu penyakit menular pada suatu populasi dalam cakupan wilayah
tertentu. Kaitannya dengan bencana virus corona, usia produktif diperhadapkan dengan
ancaman virus yang sewaktu-waktu bisa terjangkit, bahkan bisa membunuh. Meskipun
tingkat risiko kematian penderita COVID-19 berdasarkan kelompok umur tidak
didominasi oleh mereka yang disebut usia produktif, tapi perlu adanya kewaspadaan.
Merujuk pada hasil penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
China, menyatakan bahwa korban meninggal umumnya adalah orang lanjut usia yang
telah memiliki riwayat masalah Kesehatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas akibat covid-19

1. Faktor karakteristik : Usia dan jenis kelamin pasien yang terinfeksi Covid-19
mempengaruhi risiko kematian. Jenis kelamin laki-laki, usia yang lebih tua, dan
penyakit penyerta secara signifikan berhubungan dengan risiko kematian pada
pasien Covid-19. Tentu saja hal ini menyebabkan variasi antara usia dan jenis
kelamin yang beresiko mengalami kematian apabila terpapar covid-19.

2. Faktor penyakit kronis : Komorbiditas atau penyakit kronis yang dimiliki oleh
pasien secara bersamaan meningkatkan risiko kematian akibat Covid-19. Hal ini
tentunya akan menciptakan variasi risiko kematian antara pasien yang memiliki
penyakit kronis dengan pasien yang tidak memiliki penyakit kronis.

3. Faktor gizi : Obsesitas atau faktor gizi juga mempengaruhi risiko kematian pada
pasien Covid-19. Kondisi ini akan menyebabkan variasi kematian antara pasien
yang mengalami obesitas dengan pasien yang memiliki gizi yang baik
4. Faktor hasil laboratorium darah : Faktor hasil laboratorium darah, seperti mutasi
DD, juga mempengaruhi risiko kematian pada pasien Covid-19.
5. Kebijakan pemerintah : Kebijakan pemerintah, seperti pengendalian Indeks Masa
Tubuh (IMT) dan kebijakan penanganan Covid-19, mempengaruhi penyebaran
virus dan dampaknya terhadap kematian.
6. Kesehatan masyarakat : Tingkat kesehatan masyarakat dan akses terhadap
layanan kesehatan juga mempengaruhi risiko kematian akibat Covid-19.
7. Permasalahan ekonomi : Dampak ekonomi yang disebabkan oleh pandemi
Covid19, seperti krisis ekonomi, juga mempengaruhi kematian pasien Covid-19.

Dari faktor-faktor diatas dapat di simpulkan bahwa variasi keruangan mortalitas


akibat pandemic dapat di sebabkan oleh kebijakan pemerintah, tingkat kesehatan
masyarakat, kebijakan pemerintah, permasalahan ekonomi, faktor hasil labotarium
darah, faktor gizi, faktor penyakit kronis, serta faktor karakteristik. Maka dari itu
butuh adanya peningkatan dan pemerataan pada fasilitas Kesehatan serta bantuan
sosial guna menanggulangi wabah ini.
2.3 Upaya dan Kebijakan Pemerintah Indonesia Menangani Pandemi COVID-19

Memasuki tahun 2020, dunia diguncang oleh wabah virus korona yang menyebar
dengan sangat cepat ke seluruh dunia. Hal ini mendorong pemerintah Indonesia untuk
melakukan upaya dan mengambil kebijakan penanganan virus korona. Salah satu
tindakan awal yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo saat itu adalah dengan
memerintahkan kedutaan Indonesia di China untuk memberi perhatian khusus
terhadap WNI yang terisolasi di Wuhan.

Selain di tingkat pusat langkah siaga juga dilakukan oleh pemerintah daerah
dengan menyiagakan 100 rumah sakit. Kesiagaan juga dilakukan di 135 bandara dan
pelabuhan internasional dengan memasang alat pendeteksi suhu tubuh.

Pada tanggal 28 Januari 2020, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian


Kesehatan Budi Sylvana menerangkan soal penerbitan pedoman kesiapsiagaan
khusus menghadapi virus baru korona. Pedoman ini dibuat mengadopsi apa yang
dibuat oleh Organisasi Kesehatan WHO.

Upaya preventif yang dilakukan adalah dengan pengawasan ketat di jalur masuk ke
Indonesia dari negara lain meliputi bandara, pelabuhan dan pos lintas batas darat.
Deteksi dini sebagai bentuk pengawasan dilakukan terutama untuk 19 area yang
memiliki akses langsung ke China, yakni Jakarta, Padang, Tarakan, Bandung, Jambi,
Palembang, Denpasar, Surabaya, Batam dan Manado.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Kemenkes Anung Sugihantono menjelaskan bahwa terapi spesifik antivirus korona
baru belum ada. Namun, untuk mencegah komplikasi maka terapi diberikan
menyesuaikan gejala yang muncul. Berkaitan dengan petugas medis, Anung
menjelaskan pentingnya memakai pelindung lengkap saat penananganan pasien
terduga dan terinfeksi virus.

Hingga akhir Januari 2020, belum ditemukan pasien positif korona. Hal ini
dikonfimasi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan Muhadjir Effendy sembari mengingatkan pentingnya meningkatkan
kewaspadaan. “Kita mesti meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari wabah ini.
Kita juga perlu bersiap jika itu terjadi,”
Meskipun belum ada kasus positif Korona di Indonesia, pada tanggal 30 Januari
2020 Presiden Jokowi menginstruksikan agar segera dibuat prosedur evakuasi WNI
yang berada di Provinsi Hubei, China. Perintah itu disampaikan Presiden setelah
bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara
Pratikno, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Kesehatan Terawan
Agus Putranto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, serta Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo di ruang tunggu Pangkalan
TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Munculnya Pandemi Covid-19 membuat keresahan di dalam masyarakat karena


persebaran virus yang sangat cepat dan dapat mengakibatkan merenggut nyawa
manusia dalam jumlah banyak, juga dampaknya yang meluas ke berbagai aspek
kehidupan seperti aspek ekonomi, sosial dan lainnya.Variasi keruangan mortalitas
akibat pandemic dapat di sebabkan oleh kebijakan pemerintah, tingkat kesehatan
masyarakat, kebijakan pemerintah, permasalahan ekonomi, faktor hasil labotarium
darah, faktor gizi, faktor penyakit kronis, serta faktor karakteristik. pada 21 April 2020
telah terkonfirmasi 7.135 kasus dan 616 orang meninggal karena virus corona. Upaya
preventif yang dilakukan adalah dengan pengawasan ketat di jalur masuk ke Indonesia
dari negara lain meliputi bandara, pelabuhan dan pos lintas batas darat. Deteksi dini
sebagai bentuk pengawasan dilakukan terutama untuk 19 area yang memiliki akses
langsung ke China, yakni Jakarta, Padang, Tarakan, Bandung, Jambi, Palembang,
Denpasar, Surabaya, Batam dan Manado.
3.2 Saran

Diharapkan pemerintah daerah yang menangani COVID-19 di Indonesia selalu


memberikan informasi terupdate terkait kasus dan pengendalian wabah COVID-19
melalui televisi atau media sosial serta pemerintah tidak ragu dalam menjalankan
kebijakan untuk menekan penyebaran COVID-19, Masyarakat diharapkan untuk
meningkatkan kepedulianya terhadap kasus wabah covid-19 dan selalu patuh akan
prokes yang telah berlaku. Supaya jika ada kasus yang serupa tentang penyakit menular
tidak begitu banyak penderita yang terkena penyakit. Lalu, masyarakat diharapkan
bersedia divaksin terutama populasi rentan. Seperti warga lanjut usia (lansia) berumur
di atas 60 tahun, penderita penyakit komorbid dan masalah kesehatan lainnya seperti
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru kronis. Segera
memeriksakan diri, menghindari interaksi dan mobilitas ketika merasa kurang sehat
serta tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, sebagai upaya yang paling
mudah, murah, dan efektif untuk mencegah penularan.
Daftar Pustaka

Aqli, S. l. (2020). Dinamika Komposisi Penduduk: Dampak Potensial Pandemi Covid19


. Palembang, Sumatera Selatan: Populasi .

Arafa, F. N. (2020). PENGARUH COVID 19 TERHADAP MORTALITAS DAN


KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA. Jawa Barat : Jurnal Ilmu
Kesejahteraan Sosial Humanitas .

Gitiyarko, V. (2020). Upaya dan Kebijakan Pemerintah Indonesia Menangani Pandemi


Covid-19. Jakarta : Kompaspedia.

Goma, E. I. (2021). Dampak Covid-19 Terhadap Isu Kependudukan di Indonesia. Jurnal


Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi .

Moch. Didik Nugraha, Y. T. (2021). ANALISIS FAKTOR RISIKO KEMATIAN


AKIBAT INFEKSI COVID-19:. Jawa Barat: JURNAL ILMU KESEHATAN
BHAKTI HUSADA: HEALTH SCIENCES JOURNAL .

Tiara Maharani Ramadhanti, N. N. (2021). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap


Angka Kependudukan di Indonesia . Jawa Barat : Jurnal Ilmu Kesejahteraan
Sosial “Humanitas” Fisip Unpas.

Anda mungkin juga menyukai