Anda di halaman 1dari 6

KUIS

PENULISAN ILMIAH

Gedalya Merary Banoet


1907010206

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2021
1. Tanya-jawab
Mengapa kasus positif covid-19 di Indonesia terus meningkat? Menurut data dari
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, kasus covid di
Indonesia terus meningkat setiap harinya. Data terbaru dari (PC-PEN, 2021) kasus positif
1.288.833, sembuh 1.096.994, dan meninggal sebanyak 34.691. Berbagai kebijakan telah
dilakukan oleh pemerintah seperti, penerapan protokol kesehatan, PSBB, dan lainnya.
Sayangnya, masyarakat masih saja menganggap remeh virus ini. Rendahnya tingkat
kesadaran dari masyarakat tentang bahayanya virus ini membuat masyarakat tidak
mentaati protokol kesehatan dan pada akhirnya membuat kasus positif covid terus
meningkat.

2. Sebab-akibat
Corona virus yang terjadi saat ini, menyebabkan berbagai macam masalah. Salah
satunya adalah, lumpuhnya ekonomi bangsa indonesia. Selain itu, pandemi ini juga
membuat berbagai macam masalah kesehatan pada masyarakat. Masyarakat menjadi
stress karena pendapatan menjadi berkurang, social distancing, dan perubahan gaya
hidup. Rasa kuatir dan stress dalam masa pandemi ini dapat mengganggu kesehatan
mental. Stress dalam menghadapi pandemi ini bisa memicu gangguan stress pasca trauma
(PTSD). Stress juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang dalam rentang waktu
yang panjang, seperti penyakit migrain, jantung, stroke, diabetes, tekanan darah tinggi,
depresi, dan gangguan kecemasan. Lebih lanjut lagi, stress dapat menurunkan sistem
kekebalan pada tubuh sehingga ketika terpapar virus corona lebih berisiko positif covid-
19 (Amazia, 2020)
3. Ilustrasi
Peningkatan kasus covid-19 di Indonesia sebenarnya lebih banyak dari dari kasus
yang di data oleh data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
(PC-PEN). Hal tersebut terjadi karena, masih banyak masyarakat yang berpikiran bahwa
dokter dan petugas kesehatan dapat “mengcovidkan” pasien yang bergejala batuk, pilek,
demam, dan sebagainya. Pemikiran keliru dari masyarakat yang menjadi tidak percaya
dengan pihak medis, pemerintah, dan bahkan WHO sekalipun tentang bahaya covid,
masih banyak yang menganggap bahwa covid hanya hoaks semata dan pemerintah
mencari keuntungan dari pandemi ini (Wibawa, 2020).Masyarakat indonesia ketika sakit
dan mengalami gejala seperti gejala umum covid, lebih cenderung untuk memilih di
rumah saja atau tidak berinisiatif memeriksa ke puskesmas atau rumah sakit. Banyak
kasus yang tidak terhitung karena stigma dari masyarakat, jika diselidiki lebih detail
maka kasus positif di indonesia lebih dari 1.288.833.
4. Paragraf alasan
Dunia sedang terancam dengan adanya covid-19 yang dapat mengancam nyawa
siapa saja termaksud masyarakat yang lebih berisiko tinggi terdampak virus ini, seperti
masyarakat dengan penyakit degeneratif, orang tua, dan sebagainya. Pemerintah
Indonesia terus mencari jalan keluar dalam menghadapi pandemi ini. Berbagai kebijakan
telah dibuat, masyarakat ada yang menerima kebijakan tersebut namun ada yang kontra
terhadap kebijakan yang dibuat. Ketidaksadaran dari masyarakat membuat kasus positif
covid dan meninggal terus meningkat.
5. Paragraf perbandingan
Perbedaan gaya hidup di kota dan di desa sangat mempengaruhi kesehatan.
Masyarakat yang hidup di kota dan desa mempunyai sisi positif dan negatif. Masyarakat
di kota lebih cenderung lebih peduli terhadap kesehatan. Sedangkan, masyarakat di desa,
karena keterbatasan ilmu pengetahuan/pendidikan membuat masyarakat tidak begitu
peduli dengan kesehatan. Rendahnya pengetahuan tentang penting kesehatan membuat
masyarakat yang hidup di desa ketika sakit, lebih memilih untuk berobat dengan ramuan
atau obat tradisional. Stigma masyarakat desa bahwa, mengobati sakit dengan membuat
obat tradisional yang diturunkan dari nenek moyang lebih efektif dan cepat sembuh
dibandingkan dengan obat di rumah sakit, puskesmas, maupun apotik. Selain stigma
tersebut, masyarakat dengan pendapatan yang rendah atau kurang lebih memilih untuk
berobat sendiri daripada berobat ke rumah sakit yang dimana memerlukan uang untuk
berobat.
6. Paragaraf Definisi

Istilah Covid-19 merupakan singkatan dari Coronavirus. Coronavirus adalah virus


yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari bergejala ringan dan berat. Ada dua
golongan dalam coronavirus yang bisa menyebabkan penyakit pada seseorang yaitu,
Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory
Shyndrom (SARS-CoV). Virus ini sangat berbahaya karena dapat bersifat zoonosis
(ditularkan antara hewan dan manusia). Berdasarkan hasil penelitian, awal mula adanya
virus ini ditularkan dari kucing luwak ke manusia dan MERS CoV dari unta ke manusia
(Indonesia, 2020). Pada bulan Desember tahun 2019 Infeksi virus Corona (Covid-19)
ditemukan di kota Wuhan, China. Virus ini dapat menular ke seluruh lapisan masyarakat,
seperti, bayi, anak-anak, orang tua, lansia, dan ibu hamil maupun menyusui. Virus ini
sangat berbahaya. Oleh sebab itu, sangat diperlukan kesadaran dari seluruh masyarakat
untuk tetap mentaati protokol kesehatan, dan sosial distancing (Pane, 2021).

7. Paragaraf Deskripsi
Pada kasus Covid-19, pasien covid memiliki 2 macam gejala yaitu, gejala ringan
dan gejala berat. Gejala ringan diartikan dengan pasien yang menderita infeksi akut
saluran napas yang biasanya disertai dengan demam, batuk, rasa sakit pada tenggorokan,
sakit kepala, dan pilek. Pada pasien dengan gejala berat, cenderung mengalami gejala
demam, frekuensi pernapasan lebih dari 30 per menit, dan pada sebagian besar pasien
covid-19 gejalanya adalah sesak napas, batuk, demam (suhu tubuh di atas 38 derajat), dan
bersin (Susilo et al., 2020, p. 4).
8. Paragraf proses
Ketika virus masuk ke dalam tubuh manusia, di dalam sel manusia virus ini
memperbanyak diri. Setelah jumlahnya bertambah, virus tersebut keluar dari sel, dan
menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Namun secara alami, tubuh akan
merespon dan melakukan perlawanan dengan sistem kekebalan tubuh atau yang dikenal
imun tubuh dan antibodi . Jika antibodi kuat melawan virus ini maka tubuh secara alami
akan mengalami kesembuhan. Namun, ketika terpapar virus ini dan tubuh dalam keadaan
lemah atau antibodi sedang lemah maka kemungkinan positif covid lebih tinggi dan
berisiko terhadap kematian terutama pada orang tua, lansia, masyarakat dengan penyakit
degeneratif, anak-anak, serta ibu hamil maupun menyusui (Sinaga, 2020).
9. Paragraf Penguraian

Vaksinasi covid-19 di Indonesia direncanakan pada bulan januari 2021. Pada


vaksinasi ini dibagi menjadi beberapa tahap. Untuk Tenaga Kesehatan (NAKES) yang
menjadi prioritas utama. Jadwal vaksinasi dilangsungkan dalam 4 tahap dan diberikan
kepada masyarakat yang berusia diatas 18 tahun. Pada tahap pertama sudah berlangung
dari tanggal 1 januari hingga bulan april tahun 2021, tenaga kesehatan (dokter, perawat,
bidan, dll) dan tenaga penunjang kesehatan menjadi sasaran utama dalam program
vaksinasi covid-19. Pada tahap kedua, petugas pelayanan publik, seperti TNI, aparat
hukum, guru, masyarakat yang bekerja dan terlibat langsung dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, dan masyarakat dengan rentang usia di atas 60 tahun
(lansia) menjadi sasaran vaksinasi pada kedua. Kemudian pada tahap ketiga, berlangsung
dari bulan april hingga bulan maret 2022, prioritas pada tahap ini lebih kepada
masyarakat yang rentan dari segi geospasial, sosial, dan ekonomi. Yang terakhir pada
tahap keempat, sasarannya adalah masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya. Seperti,
pedagang, dll (Azizah, 2021).
DAFTAR PUSTAKA

Amazia, A. (2020). Bagaimana Dampak Stres Pandemi Corona pada Kesehatan Mental dan
Fisik? Halaman all - Kompas.com. 10/05/2020.
https://health.kompas.com/read/2020/05/10/190700368/bagaimana-dampak-stres-pandemi-
corona-pada-kesehatan-mental-dan-fisik-?page=all

Azizah, K. N. (2021). Ini Jadwal Vaksinasi COVID-19 2021 di Indonesia. Detik.Com.


https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5324182/ini-jadwal-vaksinasi-covid-19-2021-
di-indonesia

Indonesia, K. K. R. (2020). KESIAPAN KEMENKES DALAM MENGHADAPI OUTBREAK


NOVEL CORONAVIRUS (2019-nCoV). https://www.papdi.or.id/pdfs/817/dr Siti Nadia -
Kemenkes RI.pdf

Pane, M. D. C. (2021). Virus Corona - Gejala, Penyebab, dan Mengobati - Alodokter.


22/02/2021. https://www.alodokter.com/virus-corona

PC-PEN, K. (2021). Beranda | Covid19.go.id. 2/23/2021. https://covid19.go.id/

Sinaga, D. A. (2020). Virus Corona: Hal-hal apa yang perlu diketahui.


http://www.inaheart.org/perki/upload/files/corona virus - dasdo for kagama.pdf

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Heri kurniawan, H.,
Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen, L. K., Widhani, A., Wijaya, E.,
Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020).
Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia,
7(1), 45. https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415

Wibawa, S. W. (2020). Hadapi Wabah Virus Corona, Mari Mulai Bertindak Berdasarkan Riset
Halaman all - Kompas.com. 22/03/2020.
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/22/170300123/hadapi-wabah-virus-corona-
mari-mulai-bertindak-berdasarkan-riset?page=all

Anda mungkin juga menyukai