Anda di halaman 1dari 8

Essay

Tema : Trend dan Issue Pandemi Covid 19

Judul : Dampak Pandemi Covid 19 terhadap Kesehatan Mental


Masyarakat

Disusun Oleh :

Dzewi Wijayanti

Prodi Alih Jalur

D3 Ke S1 Keperawatan Ners

JURUSAN KEPERAWATAN

STIKES KEPANJEN

2021/2022
Introduction

Pada akhir tahun 2019 khususnya Indonesia sedang mengalami kepanikan

dimana masyarakat dihebohkan atas munculnya virus Covid-19 atau bisa kita

kenal dengan virus corona. Perlu diketahui, bahwa virus Covid-19 ini dianggap

sebagai virus zombie atau dengan kata lain virus yang mematikan. Asal mula

ditemukanya virus ini berada di Wuhan China yang dianggap bahwa mereka lah

yang menyebar virus ini dan ditetapkan pada 31 Desember 2019. Hal ini dikaitkan

denggan dimana masyarakat Wuhan China melakukan penjualan daging yang

berasal dari binatang liar atau penangkaran hewan di pasar makanan laut.

Kehadiran wabah pandemi Covid-19 ini tidak sedikit orang yang terinfeksi

bahkan sampai menyebabkan kematian.

Adapun tanda gejala yang memang signifikan antara lain batuk, demam

diatas 37 derajat celcius disertai sesak nafas. Virus corona bisa ditularkan melalui

cairan tubuh, seperti ludah dan darah, serta melalui perantara benda yang ada di

sekitar kita, atau melalui udara. Selain itu, penderita Covid-19 sangat sulit untuk

dideteksi secara kasat mata, karena gejala yang muncul hampir sama dengan

gejala demam pada umumnya Hal ini tentunya banyak memberikan dampak

kecemasan dan pengaruh yang tidak biasa pada kehidupan masyarakat tidak hanya

kesehatan fisik akan tetapi kesehatan mental seseorang.

Berita Kematian terus menerus diberitakan pada sosial media seperti hal

nya dari mulai orang-orang yang terinfeksi virus dimana penjalarannya sangat

cepat hingga bisa membuat penderita kehilangan nyawa dalam waktu yang

sebentar, proses penyebaran virus yang sangat cepat melalui kontak langsung, dan
pemberitaan mengerikan lainnya. Tak hanya itu, pemberlakuan pshycal

distancing pun memicu pengaruh pada kesehatan mental masyarakat yang

membuat masyarakat mengalami anxiety. Timbulnya kecemasan ini

menggambarkan bahwa masyarakat masih belum siap menerima informasi yang

mereka anggap sebagai momok dalam kehidupan sehari-harI. Ketika seseorang

mengalami gangguan kesehatan mental mereka akan membatasi dirinya sendiri

dengan melakukan pertahanan diri (Self Defence) dalam menanggapi situasi yang

mereka anggap mengancam.


Body

Kecemasan yang terjadi karena hadirnya wabah covid 19 ini banyak yang

beranggapan bahwa meninggal bukan karena virusnya akan tetapi muncul karena

ketakutan pada diri sendiri yang menyebabkan antibody seseorang turun dan

berdampak pada gangguan kesehatan fiisik. Kondisi ketika seseorang cemas

antibodi lambat berproduksi sehingga tubuh kita lemah dan mudah terkena

infeksi, termasuk infeksi Corona virus. Pada situasi seperti ini, mereka tetap

menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari dimana mereka tetap

menggunakan masker, menerapkan cuci tangan 6 langkah dan kebanyakan dari

masyarakat melakukan pembatasan diri sendiri, mengurangi kontak fisik, hingga

mengisolasi dan mengasingkan diri sendiri di rumah. Meskipun pembatasan sosial

dan proses isolasi mandiri dilakukan berdasarkan keinginan sendiri, namun

setelah beberapa waktu kedepan mereka merasa jenuh dan merasa stress.

World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa konsekuensi saat

ini ditimbulkan saat kehidupan kita telah banyak berubah akibat pandemi Covid-

19. Sebagai salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi yaitu

kesehatan mental seseorang merupakan salah satu asset penting. Akan tetapi pada

bidang kesehatan masyarakat sering terabaikan. Dimana hampir 1 miliar orang

hidup dengan gangguan mental, 3 juta orang meninggal setiap tahun akibat

penggunaan alkohol yang berbahaya, dan 1 orang meninggal setiap 40 detik

karena bunuh diri akibat depresi. Saat ini, miliaran orang di seluruh dunia telah

terpengaruh oleh pandemi Covid-19 yang berdampak pada buruknya kondisi

kesehatan psikologis (Saxena, 2016; World Health Organization, 2020).


Terhambatnya kegiatan ekonomi, kegiatan sehari-hari, maupun kegiatan

akademik dapat mempengaruhi kesehatan mental (Cao, et al., 2020). Di Indonesia

sendiri, kekhawatiran dan kecemasan masyarakat sangat terlihat dengan jelas.

Dimana ketika awal-awal kedatangan virus Corona ke Indonesia. Kegiatan sehari-

hari yang awalnya normal langsung mendadak berbeda dari biasanya. Masyarakat

semakin hari semakin bingung dalam mencari penghasilan terkait masalah

perekonomian terkait juga diberlakukanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala

Besar) yang ditetapkan pada bulan April 2020 dan saat ini pemerintah

memberlakukan istilah PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Berskala

Besar) hingga saat ini pada agustus 2021. Bagaimana bisa kita bayangkan, jumlah

pekerja yang telah di rumah dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

beserta dampak terhadap anak-anak dan keluarga akibat kejadian COVID-19

sudah menembus 2 juta orang. Berdasarkan data Kemenaker per 20 April 2020,

terdapat 2.084.593 pekerja dari 116.370 perusahaan dirumahkan dan kena PHK

akibat terimbas pandemi COVID-19. Terhambatnya ekonomi mengakibatkan

sebagian masyarakat sulit untuk mendapatkan sesuap nasi dan berakibat terhadap

kesehatan mental yaitu cemas akan kondisi tubuhnya saat ini.

Tidak hanya masalah perekonomian, ada pula terjadinya pro kontra

mengenai diberhentikanya sementara kegiatan ibadah yang dilakukan di masjid,

gereja ataupun tempat ibadah lainya. Hal ini membuat masyarakat untuk

beribadah dirumah guna memutus penyebaran virus corona (Maklumat Kepala

Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Mak/2/III/2020 Tentang

Kepatuhan Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan

Penyebaran Virus Corona (COVID 19). (Kapolri, 2020) . Sebagian masyarakat


beranggapan hal ini memang benar diberlakukan dan sebagain masyarakat

beranggapan bahwa salah satu cara ini dapat menjauhkan kita dari Tuhan.

Padahal, virus corona berasal dari yang menciptakan kita sebagai manusia.

Seharusnya untuk memutus penyebaran virus kita harus lebih mendekatkan diri

pada sang pencipta .

Selain itu, terkait akademik pada mahasiswa dalam melangsungkan

pembelajaran daring kerap membuat mereka bosan dan jenuh karena dilakukan

pembatasan dalam berhadapan dan berinteraksi dengan teman-temanya maupun

guru pengajar secara langsung. Mengingat ditambah tugas online yang setiap hari

menumpuk sehingga memberikan tekanan lebih pada mahasiswa. Terutama di

kalangan  mahasiwa dan orang tua peserta didik. Sebagian dari mereka yang

setuju akan kebijakan tersebut, serta memiliki fasilitas yang sudah lengkap,

beranggapan bahwa proses pembelajaran daring ini dapat menghemat biaya hidup

mereka. Sebagian dari mereka merasa keberatan karena hal ini tidak efektif dalam

pembelajaran, karena tidak semua anak mampu menangkap informasi atau

menerima materi pembelajaran dengan kemampuan yang sama. Akibatnya adalah

pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan selama pembelajaran

daring ini menjadi kurang maksimal. Berdasarkan penelitian sebelumnya, 35%

dari mahasiswa mengalami stress yang diakibatkan tugas yang menumpuk

maupun tekanan yang diberikan dari lingkungan sekitar selama masa pandemi.

Hal ini sangat berbahaya yang merupakan salah satu masalah kesehatan mental

yang terjadi di kalangan mahasiswa. (Le, Greene, Maria, & Alex, 2020).
Conclusion

Dapat disimpulkan bahwa pada era covid-19 ini banyak sekali perubahan

pada kegiatan yang dilakukan masyarakat sehari-hari. Mulai dari terhambatnya

kegiatan ekonomi, pemberlakukan pysichal distancing , sosial distancing maupun

kegiatan akademik yang membawa pengaruh terhadap kesehatan mental. Ketika

seseorang memiliki kesehatan mental yang buruk, maka kondisinya adalah banyak

kecemasan yang menghantui dirinya yang dapat mengakibatkan antibody

seseorang turun seketika dan sangat rentan untuk tertularnya covid-19.


DAFTAR PUSTAKA

Cao, W., Fang, Z., Hou, G., Han, M., Xu, X., Dong, J., & Zheng, J. (2020). The
psychological impact of the COVID-19 epidemic on college students in
China. Physchiatry Research.

Jorm,A.(2000).  Literasi kesehatan mental : Pengetahuan dan


keyakinan publik tentang gangguan mental. Jurnal Psikiatri
Inggris, 177 (5), 396-401. doi:10.1192/bjp.177.5.396

Kapolri. (2020). Maklumat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.


Mak/2/III/2020 Tentang Kepatuhan Terhadap Kebijakan
Pemerintah Dalam Penanganan Penyebaran Virus Corona (COVID 19)

Le, B., Greene, A., Maria, M., & Alex, A. (2020). College Student Mental Health
Infographic. University Counseling Center

Saxena, 2016. Prevalensi Kematian Seseorang Akibat Kesehatan Mental. Jurnal


Psikologi dan Kesehatan Mental, 2020, Vol. 5(2), 162-171

Anda mungkin juga menyukai