Anda di halaman 1dari 20

Nama Kelompok : Enjelia Mangunsong

Esterlita Magdalena Tambunan

Dahlia Manurung

Lena Ernawati Aruan

Tingkat/Semester: II/IV-B

Mata Kuliah : Penggembalaan

Dosen Pengampu : Bvr. Roslinda Sihombing, S.Pd, M.Si

PENGEMBALAAN DALAM MENGHADAPI SITUASI PANDEMI COVID-19

BAB I

Pendahuluan

Covid-19 merupakan suatu virus yang menjadi ancaman bagi dunia dan khususnya
bagi Negara Indonesia. Dimana Virus Covid-19 ini merupakan suatu permasalahan penyakit
yang tidak pernah kunjung selesai hingga pada saat ini. Virus ini yang biasa disebut dengan
panggilan Corona merupakan suatu penyakit yang berpotensi mengubah segi kehidupan
manusia, terkhususnya ancaman bagi kesehatan setiap manusia. Tak hanya itu kehadiran
virus ini juga menciptakan suatu permasalahan yang menjadi sebuah ancaman bagi dunia,
Sehingga rasa kekhawatiran, cemas, dan putus asa timbul didalam hati seseorang. Selain itu,
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga telah melumpuhkan berbagai sendi kehidupan
Manusia. Masalah kesehatan, ekonomi, keluarga, pendidikan, dan tidak terkecuali Masalah
spritualitas merebak seiring dengan semakin ganasnya serangan virus ini. Melihat setiap
permasalahan tersebut, dengan seiring berjalannya waktu kehadiran Virus inipun membuat
semua orang selalu was-was dan tetap mematuhi setiap anjuran yang diberikan oleh
pemerintah demi menjalani setiap aktivitas yang hendak dilakukan.

Untuk itu, merespon kondisi yang sangat kompleks ini dibutuhkannya suatu penggembalaan
demi melihat situasi-situasi yang tengah dialami oleh keluarga, masyarakat, dan juga jemaat.
Untuk menjawab segala permasalahan pribadi maupun rohani yang timbul dari dalam diri
mereka akibat pandemi ini. Demikianlah yang akan kelompok bahas bagaimana
penggembalaan yang dilakukan dalam menghadapi Pandemi Covid-19.
BAB II

Pembahasan

2.1. Definisi Covid-19

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama
kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan
sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam
waktu beberapa bulan.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Demam,
dll. Namun, virus ini juga dapat menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-
paru (pneumonia).1

2.2. Sumber Covid

Kota Wuhan , Tiongkok , pada akhir tahun 2019 menjadi awal sejarah penyebaran
Covid-19. Kecurigaan para ahli terkait penyebaran virus korona jenis tersebut berasal dari
hewan mamalia tertentu, kemudian berhasil bermutasi kepada manusia. “ Sampai pada tahap
selanjutnya, virus itu menyebar dengan sangat cepat dari manusia ke manusia dalam skala
global. Pada 11 Maret 2020, Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi
mendeklarasikan penyebaran virus tersebut sebagai pandemi. “ Mencermati catatan Benjamin
Lucca laquinto, ada beberapa faktor yang menyebabkan cepatnya penyebaran Covid-19 ke
seluruh dunia. Pertama , yaitu faktor ekonomi. Ia menyebutkan bahwa aktivitas dalam
industri pariwisata global telah menjadi faktor penyebab utama dan terbesar dari penyebaran
penyakit tersebut. Lebih lanjut, laquinto mencatat bahwa setiap tahun ada sekitar 1,5 miliar
penduduk dunia yang melakukan kegiatan bisnis yang telah terkoneksi dengan sangat baik
secara global. Kondisi tersebut membuat mobilitas merekapun semakin leluasa.

Kedua, yaitu faktor kuasa. Pihak berotoritas dalam suatu negara menunjukkan
kuasanya untuk mengendalikan masyarakat yang terdampak ataupun yang masih dicurigai

1
https://kesbangpolinmas.demakkab.go.id/?p=1874 -
:~:text=Infeksi%20virus%20Corona%20atau%20COVID%2D19%20disebabkan%20oleh%20coronavirus%2C%20
yaitu,ringan%20sampai%20sedang%2C%20seperti%20flu, diakses 27 April 2022, Pukuk 17.00 WIB.
berpotensi menularkan COVID-19 terhadap individu lainnya. Oleh karena itu, pemerintah
menerapkan secara ketat pembatasan ruang gerak penduduknya, mulai dari karantina lokal
hingga total lockdown.

Yang ketiga adalah faktor psikologis. Masih ada kaitannya dengan faktor pertama,
kecemasan masyarakat meningkat pada saat ruang gerak sosial mereka dibatasi. Kepanikan
awal ditunjukkan melalui dorongan berbelanja kebutuhan, hingga tindakan berontak
menentang kendali penguasa. Dalih kebutuhan ekonomi membuat masyarakat mengabaikan
protokol kesehatan yang diinstruksikan pemerintah Akibatnya, angka penyebaran semakin
tinggi.2

2.3. Cara atau Bentuk Penularan Covid-19

Diduga penularan pasien dengan utama virus tersebut terjadi langsung dari hewan
bervirus ke manusia, tetapi kemudian penularan terjadi semakin luas dan individu tersebut
tidak terkait dengan paparan langsung tersebut. Oleh karena itu, kemudian disimpulkan
bahwa penularan dapat juga terjadi dari manusia ke manusia. Penularan dapat terjadi dari
individu yang bergejala COVID-19 maupun yang tidak bergejala tetapi sebagai pembawa
virus ini. Individu yang bergejala COVID-19 memiliki potensi menyebabkan penularan
penyakit ini dengan lebih cepat. Isolasi individu yang bergejala dan yang berpotensi sebagai
pembawa merupakan langkah yang efektif untuk membatasi penyebaran virus dan penyakit
ini. Penularan SARS-CoV2 terjadi melalui droplet pernafasan akibat batuk atau bersin.
Transmisi aerosol karena tindakan klinis atau kasus paparan yang terus menerus dalam ruang
tertutup. misalnya ruang ber-AC, juga menjadi perantara penularan yang tinggi. Dari data
awal kasus COVID-19 di Wuhan, diketahui waktu inkubasi SARS COV2 sampai munculnya
gejala adalah 3 hari sampai 2 minggu Tetapi kemudian diketahui masa inkubasinya bisa lebih
lama (hampir satu bulan).

Penelusuran darah penyebaran COVID-19 menunjukkan bahwa pola transmisi


langsung dari hewan yang menjadi inang SARS CoV2 atau hewan perantara, serta transmisi
dari manusia yang telah terinfeksi SARS-CoV2 ke manusia lainnya. Transmisi SARS-CoV2
dari manusia ke manusia yang utama melalui droplet pernafasan dan juga dapat menyebar
melalui aerosol droplet dan kontak fisik. Kasus individu yang terinfeksi tetapi tidak
menunjukkan adanya symptom (asymptomatis) menjadi faktor kritis dalam penyebaran

2
Brury Eko Saputra dan Linus Baito , Berteologi di Tengah Pandemi, Jakarta : BPK Gunung Mulia , 2021 , Cet ke
-1, hlm, 11-12.
SARS CoV2. Data terbaru menunjukkan SARS-CoV2 juga dijumpai di feses pasien di
Wuhan, Shenzhen dan juga Amerika. Hal ini menunjukkan virus tersebut tetap dapat bertahan
hidup dan berplikasi di saluran pencernaan, dan memungkinkan penularan melalui makanan,
minuman atau udara yang tercemar oleh feses pasien COVID-19.3

2.4. Cara Mencegah atau Pemutusan Penularan Covid-19

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus ini adalah:

1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas
/kekebalan tubuh meningkat.

2. Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub
berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin
ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah.
Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan
tangan adalah hal yang sangat penting.

3. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain. Jika anda terlalu dekat, anda dapat
menghirup droplet dari orang yang mungkin menderita COVID-19.

4. Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian
dalam (bukan dengan telapak tangan).

5. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak
hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan
tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.

6. Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau
saat sedang keluar rumah.

7. Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah
tangan Anda.

8. Tetap dirumah, hindari kontak dengan orang lain dan bepergian ke tempat umum.

3
Binar Asrining Dhiani, M.Sc., PhD, dkk, Hidup Bersama Covid 19, Purwokerto: UM Purwokerto Press, 2020,
hlm, 9-11.
9. Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda
merasa demam, batuk dan sulit bernapas. Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan
mintalah bantuan mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda
pernah melakukan perjalanan terutama ke negara atau wilayah terjangkit, atau pernah kontak
erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan
setempat.

10. Menunda perjalanan ke wilayah/ negara dimana virus ini ditemukan.

11. Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat. Ikuti
arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari
sumber yang tepat dapat membantu Anda melindungi dari Anda dari penularan dan
penyebaran penyakit ini.4

2.5. Tantangan Yang Dihadapi Dalam Masa Covi-19

a) Khawatir

Kekhawatiran adalah takluknya pikiran dan kalutnya perasaan karena memikirkan


hal hal terburuk yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Atau kekhawatiran
adalah ungkapan ketakutan akan masa depan sebagai akibat adanya ke yakinan bahwa dirinya
kurang, tidak mampu, atau tidak berdaya untuk mencegah maupun mengatasinya. Adanya
perasaan tidak mampu atau tidak berdaya tersebut menempatkan seseorang pada posisi
takluk, bertekuk lutut, atau kalah sebelum bertanding. Kekhawatiran sebenarnya lebih
merupakan ketakutan abnormal yang tidak berdasar sehingga mengganggu susunan syaraf
penderitanya. Seseorang dapat mengalami kekhawatiran hebat karena memusatkan pikiran
pada akibat dari peristiwa yang belum terjadi dan belum tentu terjadi. Dalam kehidupan
sehari-hari, kenyataan membuktikan bahwa kebanyakan kekhawatiran memang tidak pernah
terjadi.

Meskipun mempunyai makna yang sama dengan ketakutan, yaitu menimbulkan


ketegangan serta kegoncangan jiwa dan raga, kekhawatiran berbeda dengan ketakutan
normal. Ketakutan yang normal membantu manusia mempertahankan dan melangsung kan
hidup karena dapat mengajarkan manusia untuk berhati-hati, mawas diri, atau waspada.
Tanpa rasa takut yang normal, seseorang tidak akan pernah berhasil mencapai kemajuan

4
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/bagaimana-cara-mencegah-penularan-virus-corona,
dikunjungi 25 April 2022, Pukul 13.00 WIB.
dalam hidupnya dari keadaan primitif ke keadaan beradab. Dengan kata lain, ketakutan
normal memang diperlukan dalam hidup manusia. Sebagai contoh, adanya ketakutan
membuat seseorang berhati-hati ketika menyeberang jalan raya agar tidak tertubruk oleh
kendaraan yang lalu-lalang. Pada anak-anak, ada nya perasaan takut akan menghindarkan
mereka dari kemungkinan tindak kriminal, seperti penculikan, pemerkosaan, peng aniayaan,
atau tindak kekerasan lainnya dari orang-orang yang tidak dikenalnya. Di dalam kehidupan
manusia terdapat demikian banyak unsur-unsur yang berpotensi memicu ketakutan. Jika tidak
dikelola dengan baik, ketakutan dapat berubah menjadi kekhawatiran.5

b) Kesehatan Tubuh

Tubuh ragawi manusia ibarat sebuah sistem mekanik yang rumit rentan sekali
terhadap ganguan, baik internal maupun eksternal. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran
untuk menjaga kesehatan agar semua komponen tubuh bekerja atau berfungsi dengan baik.
Secara tidak sadar manusia atau diri sendirilah yang sering mengundang penyakit masuk
kedalam tubuh akibat dari tidak peduli apa yang masuk dalam tubuhnya asal itu enak
dimakan saja. Manusia sebagai citra Allah , seyogianya memelihara tubuhnya dengan
sungguh supaya citra tersebut tidak tercemar oleh perbuatan yang tidak terpuji. Rasul Paulus
dalam suratnya mengungkapkan perilaku yang tidak terpuji terdapat dalam Galatia 5: 19-21
dan selanjutnya ia menegaskan bahwa "Barang siapa melakukan hal-hal demikian, ia tidak
akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah” terdapat dalam Galatia 5:21.6

c) Kesembuhan dan Iman

Hidup sehat memang idaman setiap orang. Namun, untuk bisa hidup sehat, diperlukan
sejumlah kondisi dan persyaratan tertentu ditambah berbagai upaya dan komitmen dengan
disiplin yang tinggi agar bisa hidup sehat. Oleh sebab itu, tidak semua orang dapat hidup
sehat seperti yang diidamkannya. Sebagai sebuah "sistem", tubuh manusia pasti mengalami
penurunan kualitas fungsi tubuh seiring bertambahnya usia. Untuk itu, selain memiliki
kesiapan mental dalam menghadapi perubahan tersebut, setiap orang perlu melakukan
persiapan agar dapat tetap hidup sehat. Jika tubuh jasmani terserang penyakit, berarti ada
bagian yang mengalami kerusakan fungsi. Ibarat mobil yang tiba-tiba mogok atau tidak bisa
dihidupkan mesinnya, pasti ada bagian tertentu yang mengalami kerusakan atau kemunduran

5
Elisa B. Surbakti, M.A., Konseling Praktis Mengatasi Berbagai Masalah, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
2008, hlm,67-83.
6
Ibid, 125-131.
kinerja sehingga mengganggu rangkaian sistem yang lainnya. Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan dan keterampilan dalam menganalisis atau mendiagnosis rangkaian sistem yang
rusak. Dengan demikian, metode penanggulangannya dapat segera ditentukan dengan cepat
dan tepat.7

2.6. Praktek Pengembalaan Menghadapi Situasi Covid-19

1. Penggembalaan Oleh Esterlita Magdalena Tambunan

Identitas: Bapak Robin Tambunan

Usia: 50 Tahun

Pekerjaan: Wiraswasta

Domisili: Tambunan

Saat itu saya melakukan Penggembalaan kepada orangtua kaum bapak yang merasakan
pengaruh Pandemi Covid-19 dalam hidupnyanya, dalam penggemabalaan saya kali ini, saya
menggembalai seorang bapak yang merupakan salah satu masyarakat Tambunan. Suatu
kesempatan dan pengalaman bagi saya sebagai penggembala dalam memahami masalah yang
dialami oleh Bapak tersebut. Dimana saya masih melihat betapa baiknya bapak tersebut
dalam menerima kehadiran saya dan menjawab segala pertanyaan yang saya berikan. Saat itu
saya menjumpai Bapak Robin Tambunan ketempat kediaman beliau, namun sebelum saya

7
Ibid, 105-116
menjumpai saya sudah terlebih dahulu meminta izin kepada beliau untuk diwawancarai
terkait tugas peggemabalaan saya, dan beliau menerima alasan tersebut dan mempersilahkan
saya datang kerumah beliau. Saat sampai dirumah beliau, saya disambut baik oleh beliau,
istri, anak, dan beberapa keponakan beliau. Saat itu saya sudah terlebih dahulu juga meminta
izin kepada istri beliau agar saya dapat mewawancarai bapak tersebut dan istrinyapun setuju.

Kemudian saya memulai wawancara saya, akan tetapi sebelumnya saya berbincang
sejenak dengan beliau beserta keluarga dan bertanya kepada beliau dan keluarga bagaimana
kabar mereka dan mereka semuapun mengatakan dalam keadaan sehat. Lalu sayapun masuk
dalam pertanyaan saya yang lebih bersifat pribadi kepada Bapak Robin, yang dimana saya
bertanya kepada beliau, apakah beliau pernah mengalami masa sulit dalam hidup terlebih
dimasa Pandemi Covid saat ini? Lalu beliau menjawab dengan mengetakan Ya! Tentu pernah
dan hal itu mungkin masih membekas hingga saat ini, lalu saya melanjutkannya dengan
bertanya masalah apakah itu? Akan tetapi saat ingin menjawab, beliau sempat ragu dan
berdiam sejenak dan mengatakan mungkin kamu sudah tau hal itu. Dan sayapun mengatakan
bahwa saya memang tidak mengetahui apa yang dimaksudkan oleh Beliau, sehingga
beliaupun mengulangi dalam menjelaskannya kepada saya. Beliau mengatakan bahwa dirinya
pernah terkena penyakit Covid pada bulan Maret 2022 lalu, yang membuat beliau merasakan
sakit yang diakibatkan dalam tubuh beliau, tak hanya itu karena beliau saat itu terkena
dampak tersebut, yang mengharuskan beliau isoman di rumah sakit dan beliau harus jauh dari
keluarga untuk beberapa hari. Tentu hal itu menjadi suatu kesedihan bagi beliau. Dan yang
paling utama yang membuat beliau masih ingat dan rasakan hingga pada saat ini yang mana
beliau saat terkna penyakit Covid membuat beliau sempat berdiam diri dan enggan untuk
bergabung dengan teman-teman beliau lagi. Sehingga banyak juga teman bahkan keluarga
beliau yang sampai saat ini menjauhi bahkan tidak mau bergabung lagi dengan beliau dan hal
itu menjadi suatu kesedihan tersendiri bagi beliau yang masih tergorees didalam hatinya.
Sehingga karena hal tersebut membuat beliau banyak untuk menyibukkan diri di dalam
rumah dan sesekali saja berbaur ke luar.

Untuk itu sayapun mendengarkan semua keluh kesah yang beliau sampaikan dan saya
sebagai konselor mengatakan kepada Bapak Robin Tambunan, Amang tidak perlu takut
bahkan harus merasakan sedih yang berkepanjangan hingga saat ini, amang kan sudah
sembuh dari Penyakit Covid? Dan dokterpun sudah memperbolehkan amang untuk pulang
dan kembali kedalam rumah dengan keadaan sehat. Kan tidak mungkin dokter mengijinkan
amang pulang kalau karena tidak sembuh?. Sekarang amang sudah tidak merasakan sakit
virus tersebut dan kejadian yang amang lalui sudah ada sekitar 1 bulan yang lalu. Mungkin
rasa takut, dan sedih bisa menghamoiri amang disaat amang sedang sakit akan tetapi sekarang
Tuhan telah menyembuhkan amang. Lantas apa yang perlu amang takutkan dan sedihkan
lagi? Tidakkah sekarang sudah suatu kebahagiaan besar bagi amang dapat berjumpa istri dan
anak amang. Sampai amang bisa pullang dengan keadaan sehat saat itu? Beliaupun menjawab
Iya benar yang kamu katakan, sekarang saya tetap bersyukur kepada Tuhan karena memang
sudah sehat dan bisa berjumpa dengan keluarga kecil saya, hanya saja saya masih merasakan
sedih karena teman bahkan ada beberapa keluarga seperti menjaga jarak dengan saya.

Nah dengan itu saya menyampaikan nats Alkitab yang tertulis dalam Yesaya 41:13
yang isinya adalah “Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau, janganlah bimbang,
sebab Aku ini Allahmu: Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan
memegang engkau dengan tangan Kanan-Ku yang membawa kemenangan”. Amang boleh
saja merakan sedih karena teman bahkan keluarga harus menjauhi bapak hanya karena amang
pernah terkena oleh penyakit Covid ini, akan tetapi yang perlu amang ingat dan tekadkan
dalam hati dan hidup amang, bahwa boleh saja setiap orang menjauhi amang karena alasan
tertentu akan tetapi amang harus ingat bahwa masih ada keluarga kecil dan beberapa teman
atau saudara yang peduli kepada Amang dan yang paling penting adalah masih ada Tuhan
yang menjadi teman bahkan keluarga bagi amang, jika amang ingin berkeluh kesah dan
merasakan sedih serahkanlah semuanya kepada Tuhan dalam doa dan rasa Syukur amang
dengan demikian niscaya Tuhan akan menolong, menyertai, semuanya akan diberikan kepada
amang, sehingga hati amang kembali teguh didalam Tuhan. Mungkin amang saat ini terlihat
rendah dimata mereka akan tetapi amang begitu tinggi dimata Tuhan. Jangan terlalu
dipikirkan amang, mulai sekarang bangunlah dari keterpurukan yang amang rasakan,
mulailah berbaur dengan dunia luar jika amang berkenan. Dan yang paling penting hiraukan
pandangan orang lain tentang amang dan tanamkan dalam diri bahwa ada Tuhan yang selalu
menyayangi dan tidak akan pernah meninggalkan amang dan yang pastinya selalu
memegang. Amang hanya perlu bersabar mungkin jalan Tuhan akan membawa teman dan
keluarga yang lain untuk kembali dekat dengan amang. Dan beliaupun tersenyum dan
mengatakan Amin.

Dan akhirnya saya menyelesaikan penggembalaan saya kepada beliau dengan


mengatakan kepada Bapak Robin Tambunan untuk selalu memegang dan mengingat nats
Alkitab yang saya berikan ini sebagai tongkat yang membantu beliau dalam hidupnya. Dan
untuk yang terakhir kalinya beliau tersenyum kembali, dan mengatakan baik, ayat alkitab dan
perkataan yang adik berikan akan saya tanamkan dalam kehidupan saya. dan akhirnya
sayapun meminta foto kepada beliau dan ijin pamit kepada beliau dan keluarga kecil beliau.
Dan merekapun bahagia serta mengucapkan terimakasih kepada saya Karena sudah mau
memberikan saran dan datang berkunjung.8

2. Penggembalaan oleh Enjelia Mangunsong

Identitas :Ibu Sanaria Simanjuntak

Usia : 52 tahun

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Domisili: Riau

Pada hari Sabtu, saya melakukan penggembalaan kepada ibu S.simanjuntak tentang
bagaimana kehidupan yang dialami selama pandemi covid-19. Sebelumnya saya melakukan
wawancara ini, saya sudah terlebih dulu meminta beliau untuk diwawancarai dan menentukan
kapan beliu bisa untuk diwawancarai. Dan saat hari itu, beliau menerima saya untuk
melakukan wawancara. Dan saat saya datang untuk mewawancarai beliau, adapun beliau dan
anaknya menyambut saya. Kemudian saya memulai berbicara menanyakan bagaimana

8
Robin Tambunan, Wawancara oleh Esterlita Tambunan, Minggu 1 April 2022, Tambunan-Indonesia.
keadaan beliau hari ini, dan kami berbicang-bincang sejenak. Lalu saya melalui bertanya
bagaimana stuasi beliau saat mengahadapi Covid-19? Beliau menjawab ia situasi ini kita
taulah bagaimana, karenakan selama Covid-19 ini ada, kegiatan-kegiatan tidak bisa
dilakukan/tertunda, ia seperi kalian inilah para sekolah menjadi tantangan kalian juga karena
covid ini, kalian harus sekolah online, belum bisa kesekolah tatap muka langsung, apa lagi ini
si Lusi (anak ibu S.Simanjuntak) selama kuliah belum pernah kekampusnya dan bangun tidur
langsung laptop.

Kemudian saya bertanya lagi kepada beliau bagaimana perekonomi beliau saat adanya
Covid-19 ini? Lalu beliau menjawab perekonomian saya pada saat masa covid-19, sangat
sulit iya seperti yang saya bilang tadi, kegaitan-kegaitan saya tertunda, apa lagi anak saya
baru masuk kuliah dan butuh biaya untuk membayar uang semester dan ada juga abangnya
yang masih kuliah dan anak saya satu lagi akan tamat dan masuk kuliah. Hingga biaya yang
saya akan tanggu dalam sekolah 3 orang. Lalu saya bertanya kegiatan seperti apa yang
tertunda? Dan beliau menjawab ia seperti pekerjaan uda mu (suami dari ibu S.Simanjuntak).
yang bekerja diPT murini tertundanya pekerjaan dilakukan hanya setengah hari dan gaji
mulai diturunkan dan juga adanya pengurangan anggota supaya tidak ada karyawa terkena
covid-19. Saya bertanya lagi apakah ada keluarga nantulang yang pernah terkena covid-19?
Lalu beliau menjawab puji Tuhan belum ada, dan jauh-jauh lah itu dari kita semua, Saya
menjawab amin. Lalu saya bertanya lagi kepada beliau adakah nangunda mengalami sters
atau khawatir selama covid-19 ini? Lalu beliau menjawab tentu ada itu di kerena PKM,
sehingga beliau hanya berada dirumah sehingga hubungan dekat pada masyarakat menjadi
menjaga jarak dan mungkin merasa sulit untuk membangunnya kembali. Biasanya belaiu bisa
pergi kemana-mana tetapi karena covid-19 membuat beliau tidak bisa apa-apa hanya bisa
berdiam diri dirumah, Membuat beliau stress karena tidak bisa keluar rumah dan kecewaan
yang beliau seperti yang dikatakan beliau sebelumnya beliau hanya bisa berdiam diri dan
perekonomian beliau yang berkurang.

Lalu saya memberikan penggembaalan pada beliau untuk selalu kuat dan percaya
akan kuasa tuhan dengan itu saya memberikan nats alkitab Yosua 1:9 “Bukankah telah
kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah kecut dan tawar hati,
sebab tuhan, Allahmu, menyertai engkau, kemana pun engaku pergi”. Inang bisa saja kecewa
dengan keadaan yang inang alami tetapi inang pun harus kuat dan selalu kuat hatinya,
percaya kepada Tuhan untuk mengalamin Covid-19 ini. Kitapun bisa untuk keluar rumah
supaya kita tidak stres dengan keadaan kita yang begitu-gitu saja dirumah, tetapi kita bisa
mengikuti peraturan yang diberikan pemerintah.kepada kita. Dan yang paling penting adalah
orang nanguda mau berserah kepada tuhan karena masih ada Tuhan yang menjadi teman kita
untuk berseruh untuk memberikan kekuatan kepada nanguda, jika nanguda ingin berkeluh
kesah dan merasakan sedih serahkanlah semuanya kepada Tuhan dalam doa dan rasa Syukur
nanguda dengan demikian Tuhan akan menolong, dan menyertai, semuanya akan diberikan
kepada nanguda, sehingga hati nanguda kembali kuat dan tenang di dalam Tuhan. Masalah
perekonomi tuhan akan memberi kepada orang nanguda, dan masalah-masalah lainnya Tuhan
akan memberikan jalan kepada orang nanguda.

Dan akhirnya saya menyelesaikan penggembalaan saya kepada beliau dengan


memperjelas ayat yang saya berikan dan juga menekankan beliau untuk selalu berserah
kepada Tuhan dan selalu mengandalkan Tuhan dalam masalah yang di alami. Lalu beliu
tersenyum dan memegang bahu saya, dan memberikan saya semangat untuk bersekolah.9

3. Pengembalaan Oleh Dahlia Manurung

Identitas : Ibu Lenni Tampubolon

Usia : 42 tahun

Pekerjaan : Petani
9
Sanaria Simanjuntak,Wawancara oleh Enjelia Mangunsong, Sabtu 30 April 2022, Riau-Indonesia.
Domisili: Sipahutar

Dalam penggembalaan kali ini, penulis memilih menggembalai seorang ibu yang
sudah berumur 42 tahun dan bekerja sebagai petani yang pernah terkena Covid-19 sehingga
berpengaruh terhadap kesehatan dan ekonomi beliau. Sebelumnya penulis telah mengenal
baik bagaimana beliau ini pada saat penularan Covid-19 yang sangat cepat menular pernah
dirasakan beliau yaitu pada tahun 2021 tepat pada bulan 7. karena beliau merupakan tetangga
dekat penulis. Lalu kemudian, penulis berusaha menanyakan kepada beliau tersebut terkait
waktu senggang yang beliau miliki, karena saya tahu ibu lenni sendiri memiliki pekerjaan
yang sangat sibuk yaitu pergi ke Medan untuk berjualan nenas. Setelah itu beliau mengatakan
bahwa Rabu depan beliau tidak berangkat untuk berjualan ke medan, jadi kami telah sepakat
bahwa penulis akan mendatangi rumah keluarga tersebut untuk melakukan perbincangan
hangat. Perbincangan kami dimulai dari sapa menyapa dan sebenarnya kami sudah tidak
canggung lagi karena memang walaupun beliau sibuk bekerja namun komunikasi kami
selama bertetanggaan sangat baik. Setelah itu penulis yang berperan sebagai gembala
menanyakan bagaimana yang dialami beliau dan kesulitan - kesulitan yang dihadapi pada saat
mengalami serta situasi pandemi. Awalnya beliau diam sejenak, mungkin beliau teringat
kembali akan kejadian buruk yang menimpa beliau beberapa bulan yang lalu. Melihat hal
yang demikian penulis mengamati sorot mata beliau yang seolah - olah mengingat kejadian
itu.

Melihat hal itu penulis mendekatkan diri kepada ibu memberikaan sedikit perkataan
bahwa kejadian itu sudah berlalu dan sekarang beliau bisa sehat dan bisa bekerja lagi. Penulis
tidak mendesak beliau melainkan mengambil segelas air minum dan memberikannya kepada
beliau, dan berkata Aqua dulu biar ngak gagal fokus bercerita dan beliau pun menjadi tertawa
sehingga suasana menjadi tenang. Tak lama kemudian beliau mulai menceritakan cerita
beliau kepada gembala. Kamu ya mungkin sudah tau betul kejadian yang menimpa saya
beberapa bulan yang lalu, dimana saya terkena covid 19 karena saya berangkat ke Medan
untuk berjualan nenas. Karena situasi tempat tinggal kita ini adalah perkampungan sehingga
tentu pemikiran dan sifat orang- orangnya masih sederhana. Ketika salah satu masnyarakat
mengetahui bahwa saya sakit deman serta batuk, maka dengan cepat hal itu tersebar kepada
semua orang dikampung ini. Ya memang Covid-19 waktu itu dan sampai sekarang masih
sangat ditakuti karena memang sangat mematikan sehingga mereka ketakutan. Jadi ketika
masnyarakat tahu tentang hal ini dan mungkin kamu sendiri takut dan menjauhi kami
sekeluarga karena bukan saya yang ditakuti melainkan semua isi keluargaku yang biasanya
jika sakit akan dijenguk dan pada waktu itu berjalan dari depan rumah saja sudah berlari
cepat seperti melihat hantu.

Kemudian penulis bertanya kepada beliau, terkait bagimana keadaan ekonomi beliau
pada waktu itu serta adakah dampak terhadap keluarga. Secara spontan beliau melanjutkan
ceritanya. Ya memang dengan saya terkena Covid-19 tentu berdampak pada keluarga apalagi
soal Uang dimana Mata pencaharian saya adalah berjualan nenas ke Medan. Ketika saya
terkena covid-19 kami tidak bisa lagi keluar rumah padahal kebutuhan sehari- hari harus
dibeli dan saya mempunyai 6 orang anak, yang pertama kuliah dan yang kedua juga kuliah,
yang ketiga SMA dan yang empat SMP serta yang dua orang lagi SD. Walaupun sekolah
libur namun biaya untuk membeli paket untuk mereka sangat mahal bayangkan 4 dikali 100
ribu/ bulan 400 ribu, belum lagi Uang berobat saya yang sangat mahal karena ini adalah
Covid-19 tapi saya bersyukur karena tidak diisolasi di rumah sakit karena jika saya diisolasi
tidak tahu bagaimana nanti saya diurus, saya punya suami tapi tidak bisa berbuat apa- apa
karena memang bukan hanya saya yang dilarang untuk keluar tapi seisi keluarga, betapa
sedihnya hatiku saat itu. 14 hari berlangsung kami hanya makan persedian ikan asin yang
masih ada, ketika sudah habis, nasilah yang kami goreng hanya dengan dicampur garam.
Karena jika saya menyuruh anak saya untuk keluar mereka tidak mau karena sedih,, tidak ada
yang memperdulikan karena mereka semua pada lari. Dan singkat cerita keluargaku di cek
apakah terkena Covid-19 teryata mereka semua negatif hanya saya yang positif. Jadi ternyata
penyakit yang saya derita hanya gejala Covid-19, memang sangat sakit saya alami sudah
demam, batuk dan sesak,, seperti tidak berdaya selera makan pun tidak ada. Saya sangat
ketakutan waktu itu bagimana apakah ini waktunya saya mati,, tetapi anak dan suami saya
merawat saya dengan baik mereka menyakinkan saya bahwa saya akan sembuh dan
percayalah pada Tuhan. Memang gereja pada waktu tutup dan beribadah online, tapi ada
utusan dari gereja untuk mengunjungi saya dan mereka memberikan saya motivasi serta
menyanyikan bawasannya Tuhan akan menolong. Lambat laun saya semakin membaik dan
akhirnya sehat. Selama saya sakit barang yang pernah saya beli sudah dijual untuk kebutuhan
sehari-hari dan biaya berobat saya,, padahal itu rencananya untuk biaya sekolah anak- anak
saya ternyata tidak sesuai harapan. Dan sekarang saya harus berjuang mengumpulkan uang
untuk kepeluan dan biaya sekolah anak- anak saya. Tetapi sekarang masa pandemi sudah
mulai mereda dan perjalanan kemanapun sudah tidak dilarang lagi sehingga kami boleh bebas
untuk berangkat berjualan kemedan. Tapi masa pandemi masih ada belum sepenuhnya
hilang,, yang saya takutkan saya akan kembali lagi seperti yang saya alami, saya tidak suka
itu, dan saya tidak menginginkan itu.

Di sini menurut penulis, dari data informasi yang didapat di lapangan ternyata beliau
yang pernah terkena Covid-19 memiliki kenangan buruk dan sekarang masih trauma dengan
hal itu. Memang benar pada saat itu satu kampung tidak memperhatikan mereka dan
semuanya takut untuk bertemu mereka. Sehingga tidak ada yang memberikan motivasi
kesembuhan bagi mereka. Setelah beliau sudah selesai bercerita dan penulis sudah
mengetahui apa yang perlu untuk diberikan kepada beliau. Maka penulis memberikan
masukan kepada beliau yaitu memberikan nats Yesaya 41:10 “Janganlah takut, sebab Aku
menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;” jadi kita tidak perlu takut
dalam masa pandemi sebab Tuhan menyertai ibu. Dan juga jangan lalai dalam menjaga dan
melakukan untuk mencegah hal tersebut yaitu Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mencegah penularan virus ini adalah:

1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem
imunitas / kekebalan tubuh meningkat.

2. Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-
rub berbasis alkohol.Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang
mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan
murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga
kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.

3. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain.

4. Jika anda terlalu dekat, anda dapat menghirup droplet dari orang yang mungkin
menderita Covid-19.

5. Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas
bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).

6. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh
banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut
dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.

Maka dengan melakukan hal tersebut ibu akan terhindar dari penularan Covid-19 dan
marilah kita barengan dengan doa maka semuanya akan baik-baik saja ibu. Dan juga yang ibu
kwatirkan adalah barang yang pernah ibu miliki sudah habis padahal itu untuk keperluan
sekolah, materi bisa dicari ibu jika kita sehat maka Tuhan akan tambahkan yang lebih
daripada itu dan yakinlah bahwa ibu akan bisa menyekolahkan mereka seperti ada tertulis
Matius 6 : 34, jadi janganlah ibu kwatir bukankah sekarang ibu sudah sehat dan bisa bekerja
kembali itulah berkat Tuhan untuk ibu Maka yakinlah semuanya akan baik-baik saja.10

4. Pengembalaan Oleh Lena Ernawati Aruan

Identitas : Robinson dan Nursitiame

Usia: 57 dan 50 Tahun

Pekerjaan: Tukang becak dan Berdagang

Domisili: Sibolga

Saat itu saya melakukan Penggembalaan kepada sepasang suami-istri yang merasakan
pengaruh Pandemi Covid-19 dalam hidupnyanya, dalam penggemabalaan saya kali ini, saya
menggembalai seorang Bapak dan Ibu yang merupakan salah satu masyarakat Sibolga. Suatu
kesempatan dan pengalaman bagi saya sebagai penggembalan dalam memahami masalah
yang dialami oleh sepasang suami-istri tersebut.

Proses pengembalaan saya dimulai dengan perbincangan ringan antara saya dan Ibu
Nursitiame. Yang dimana beliau muali menceritakan bagaimana kekhawatiran beliau dimasa

10
Leni Tampubolon, Wawancara oleh Dahlia Manurung, Jumat 29 April 2022, Sipahutar-Indonesia.
pandemic ini, ditambah lagi ekonomi yang sangat merosot. Kekhawatiran beliau sangat besar
pada penghasilan yang beliau dan suaminya dapatkan setiap hari. Pekerjaan yang
membutuhkan banyak tenaga namun sangat sedikit menghasilkan membuat mereka khawatir
akan masa depan anak-anaknya. Penghasilan Ibu Nursitiame yang hanya berdagang di pasar,
disaat pandemic ini sangat menurun. Begitu juga dengan Bapak Robinson, yang bekerja
sebagai tukang becak yang bisa hanya mendapat 30 ribu dalam sehari. Dalam proses
pengembalaan saya, dapat saya simpulkan bahwa masalah yang dihadapi oleh sepasang
suami istri ini adalah rasa khawatir yang begitu besar. Khawatir untuk masa depan, serta
jalan kehidupan mereka.

Lalu saya memberikan penggembaalan pada beliau untuk selalu kuat dan percaya
akan kuasa tuhan dengan itu saya memberikan nats alkitab Matius 7:7. Bahwa setiap
kekhawatiran tentang persoalan hidup, memintalah kepada Tuhan. Saya juga mengatakan
bahwa mari belajar untuk menyadari bahwa kekhawatiran tidak menyelesaikan masalah, dan
membuang perasaan takut yang tidak beralasan lalu serahkan semuanya kepada Yesus
Kristus. Dan akhirnya saya menyelesaikan penggembalaan saya kepada beliau dengan
memperjelas ayat yang saya berikan dan juga menekankan beliau untuk selalu berserah
kepada Tuhan dan selalu mengandalkan Tuhan dalam masalah yang dialami. Lalu beliu
tersenyum dan memegang bahu saya, dan memberikan saya semangat untuk bersekolah.11

11
Robinson dan Nursitiame, Wawancara oleh Lena Aruan, Minggu 1 April 2022, Sibolga-Indonesia.
BAB III

Analisa

Dari analisa hasil penggembalaan yang telah kelompok kami lakukan, kami melihat
bahwa Pandemi Covid-19 memang mengancam segi kehidupan dari para orang tua yang
kami gembalai. Dimana mereka menjelaskan betapa sulitnya yang mereka alami pada masa
saat ini, baik melalui ekonomi yang memburuk, Tanggung jawab yang semakin meningkat
dan pendapatan yang menurun, dan Ada juga yang kondisi fisiknya pernah terancam yang
mengakibatkan mereka mengalami kesulitan dalam hal kehidupan mereka. Semua hal ini
menjadi alasan yang dipaparkan oleh para narasumber.

Untuk itu kami sebagai seorang Konselor memberikan nasihat dan juga penegak hati
kepada orang-orang yang telah kami gembalai melalui nats Alkitab yang kami masing-
masing berikan. Bahwa Dalam masa pandemi Covid 19 ini kita tidak hanya harus
mengandalkan kekuatan kita sendiri, tetapi yang paling utama mengandalkan Tuhan dalam
setiap kehidupan sehari-hari yang kita jalani. Karna mungkin saja keadaan dunia ini semakin
mengancam kesehatan dan juga perekonomian, akan tetapi hal itu tidak menjadi penghambat
bagi setiap orang untuk berhenti berjuang, justru dalam masa Pandemi ini mengajarkan kita
untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, agar kita dimampukan mengatasi setiap
kesulitan yang terjadi dalam kehidupan kita.

Dari hasil penggembalaan kami, kami semua melihat bahwa Para narasumber
menerima setiap arahan dan firman Tuhan yang kami berikan dengan baik dan dapat diterima
dengan baik pula untuk diterapkan oleh mereka dikemudian hari.
BAB IV

Kesimpulan

Covid 19 merupakan suatu virus yang berpotensi mengubah segi kehidupan manusia. Yang
dimana kehadiran virus ini menciptakan suatu permasalahan yang menjadi sebuah ancaman
bagi dunia, Sehingga rasa kekhawatiran, cemas, dewan putus asa timbul didalam hati
seseorang. Kota Wuhan , Tiongkok , pada akhir tahun 2019 menjadi awal sejarah penyebaran
COVID 19. Kecurigaan para ahli terkait penyebaran virus korona jenis tersebut berasal dari
hewan mamalia tertentu, kemudian berhasil bermutasi kepada manusia. Tantangan pun
berdatangan seperti kekhawatiran adalah takluknya pikiran dan kalutnya perasaan karena
memikirkan hal-hal terburuk yang mungkin akan ter jadi pada masa yang akan datang. Atau
kekhawatiran adalah ung kapan ketakutan akan masa depan sebagai akibat adanya ke yakinan
bahwa dirinya kurang, tidak mampu, atau tidak berdaya untuk mencegah maupun
mengatasinya. Dilanjut dengan kesehatan tubuh dan kesembuhan dan iman. Dengan
pengembalaan dalam situasi covid-19, manusia dapat memahami bahwa setiap masalah ada
solusinya.
Daftar Pustaka

Saputra Brury Eko dan Baito Linus, Berteologi di Tengah Pandemi, Jakarta : BPK Gunung
Mulia , 2021 , Cet ke -1.

Binar Asrining Dhiani, M.Sc., PhD, dkk, Hidup Bersama Covid 19, Purwokerto: UM
Purwokerto Press, 2020.

Surbakti Elisa B, M.A., Konseling Praktis Mengatasi Berbagai Masalah, Bandung:


Yayasan Kalam Hidup, 2008.

https://kesbangpolinmas.demakkab.go.id/?p=1874:~:text=Infeksi%20virus%20Corona%20at
au%20COVID%2D19%20disebabkan%20oleh%20coronavirus%2C%20
yaitu,ringan%20sampai%20sedang%2C%20seperti%20flu, diakses 27 April 2022, Pukul
17.00 WIB.

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/bagaimana-cara-mencegah-penularan-
virus-corona, dikunjungi 25 April 2022, Pukul 13.00 WIB.

Tambunan Robin, Wawancara, Minggu 1 April 2022, Tambunan-Indonesia.

Simanjuntak Sanaria,Wawancara, Sabtu 30 April 2022, Riau-Indonesia.

Tampubolon Leni, Wawancara, Jumat 29 April 2022, Sipahutar-Indonesia.

Robinson dan Nursitiame, Wawancara, Minggu 1 April 2022, Sibolga-Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai