Dosen pengampu:
Diyan Iindriyani , S.Kp , M . Kep , Sp . Mat
DISUSUN OLEH :
AZZAH FARAH NANDITYA
NIM : 19037140011
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Covid-19/Corona Virus”
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan
pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang,
termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar
hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan
lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak
asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu
menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan
MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut,
virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang
sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi
lebih parah dan gagal organ.
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan
yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik
secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah
kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan
pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan
nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat. (Notoatmodjo S,
2007)
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong
dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di
lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar
peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya
kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya
kesehatan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja gejala orang yang terkena virus corona?
2. Apa saja penyebab virus corona?
3. Bagaimana mendiagnosa virus corona?
4. Bagaimana pengobatan virus corona serta kompilasi apa saja yang timbul?
5. Bagaimana pencegahan virus corona?
C. Tujuan
1. Menambah pengetahuan masyarakat dan pembaca tentang covid 19
2. Mengedukasi masyarakat bagaimana cara mencegah virus corona
3. Mengedukasi masyarakat bagaimana gejala dan penyebab virus corona
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan.
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan, secara
garis besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan yaitu :
Pelayanan preventif dan promotif
Pelayanan preventif dan promotif adalah pelayanan bagi kelompok
masyarakat yang sehat, agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkat status
kesehatannya. Pada dasarnya pelayann ini dilakukan oleh kelompok profesi
kesehatan masyarakat.
Preventif (pencegahan) adalah mencegah jangan sampai terkena penyakit
atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat, Misalnya yang paling sederhana
melakukan cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar akan mencegah
terjadinya penyakit diare. sedangkan promotif (peningkatan) adalah meningkatkan
agar status status kesehatan menjadi semakin meningkat, misalnya pemberian inisiasi
menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif yang dapat membantu meningkatkan
kekebalan terhadap penyakit karena kolostrum dan zat-zat gizi yang terkandung
dalam ASI. Anak tidak mudah terkena penyakit.
Pelayanan kuratif dan rehabilitative
Pelayanan kuratif dan rehabilitative adalah pelayanan kesehatan masyarakat
yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari sakit dan menjadi pulih kesehatannya.
Pada prinsipnya pelayanan jenis ini dilakukan kelompok profesi kedokteran.
Kuratif (pengobatan) digunakan untuk orang-orang sakit atau dengan kata
yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang
dari keadaan sakit secara fisik dan psikis. Misalnya balita yang menderita
pneumonia tentu membutuhkan pengobatan antiobiotik. Penyakit ini akan
mengganggu tumbuh kembang balita tersebut ; Balita tidak suka makan yang
mungkin berakibat pada penurunan status gizi
balita. Sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah proses menjaga agar seorang
yang sudah sembuh (belum 100% sembuh) kembali bugar seperti semula. Misalnya
untuk balita sakit pneumonia membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama
protein untuk proses penyembuhan serta pemulihan dari penyakitnya. Balita yang
sering sakit akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya.
Aspek kuratif dan rehabilitatif lebih mudah untuk diterapkan (terutama pada
orang sakit yang tidak memiliki banyak pilihan). Kebanyakan orang kalau sudah
menderita sakit akan patuh pada aturan yang disampaikan oleh petugas kesehatan
(Dokter, Bidan, Perawat, Ahli Gizi, dll). Hasil dari pelayanankuratif dan
preventif juga lebih cepat dirasakan oleh klien apabila mentaati semua nasehat
termasuk tindakan medis, dan perawatan yang diberikan. Sedangkan aspek preventif
dan promotif lebih sukar untuk diterapkan karena hasil yang didapat bersifat long
term (jangka panjang) sehingga tidak bisa langsung diambil manfaatnya dan biasanya
orang-orang lebih senang untuk melihat hasil yang cepat. Misalnya pasien malaria
akan mudah dinasehati apabila dia menderita malaria daripada pada saat dia sehat.
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok,
yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni :
a. Promosi kesehatan pada aspek promotif.
b. Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
1) Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)
2) Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)
3) Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)
B. Upaya Promotif.
Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk
meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok
orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan
kesehatannya. Dalam suatu survey di negara-negara berkembang, dalam suatu populasi
hanya terdapat antara 80%-85% orang yang benar-benar sehat.
Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan bagaimana
memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan menurun jumlahnya, dan kelompok
orang yang sakit akan meningkat.
Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif sangat penting
untuk mengurangi AKI, AKA dan AKB. Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil
merupakan upaya kesehatan yang pari purna dan berkesinambungan melalui upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan
sampai dekat persalinan,deteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif) sebagai
pertolongan persalinan yang memadai sesuai dengan tingkat risikonya, dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi / pemberian ASI dan Keluarga
Berencana (KB). Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil dilakukan berbasis keluarga,
sejak awal kepada suami dan keluarga perlu diberikan informasi mengenai kondisi ibu
hamil. Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut sasarannya :
1. Bayi.
2. Anak balita
3. Remaja
4. Ibu hamil
5. Ibu bersalin
6. Ibu nifas
7. Ibu menyusui
8. PUS/WUS
9. Klimakterium/ menopause.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu hamil adalah dengan
mencegah adanya anemia dalam kehamilan melalui penyuluhan-penyuluhan dan
kegiatan-kegiatan lain. Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi
ibu baik dalam kehamilan maupun persalinan. Berbagai penyulit dapat timbul akibat
anemia seperti abortus, partus prematurus, syok, dan lain-lain. Karena itulah usaha
promotif dalam peningkatan gizi ibu hamil sangat dipentingkan untuk mengurangi angka
kehamilan dengan anemia untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Adapaun
usaha promotifnya adalah dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang
pencegahan anemi dengan perbaikan gizi yaitu dengan menjelaskan dan
menginformasikan mengenai pola nutrisi yang baik bagi ibu hamil untuk menunjang
kesehatan ibu dan pertumbuhan janin yang baik.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu untuk anak tentang pemberian
imunisasi, yaitu menjelaskan mengenai keuntungan-keuntungan yang didapat setelah
pemberian imunisasi, serta bahaya apabila imunisasi tersebut tidak diberikan. Selain itu
juga menjelaskan mengenai gizi seimbang yang baik untuk diberikan kepada anak guna
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal serta menghindari terjadinya
gizi buruk pada anak. Pentingnya usaha pelayanan kebidanan promotif bagi bayi dan
anak dengan berbagai upaya dengan penyuluhan, ataupun kegiatan promotif lainnya agar
angka gizi buruk dapat terus berkurang agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
berlangsung dengan baik. Adapun bentuk usaha promotifnya adalah dapat berupa
berbagai penyuluhan ataupun kegiatan lainnya yang biasa dilakukan di posyandu-
posyandu bayi dan balita.
Contoh upaya promotif yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan:
Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang pemenuhan
dan peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.
Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi,
informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis imunisasi dan akiba
jika tidak dilakukan imunisasi pada bayi
Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi tentang pemantauan tumbuh
kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki balita.
Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui keadaan
organ reproduksinya.
Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil.
Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan ibu mengalami
peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi tersebut.
Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu hamil agar
ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah satu tanda tersebut.
Memberikan informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai
persiapan untuk masa laktasi nantinya
Memberikan informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama persalinan
Memberikan informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan gizi, kebutuhan
hygiene, perawatan bayi, dan lain-lain
Memberikan informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia
Memberikan informasi tentang menopause pada lansia
Memberikan informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada
masa lansia
Memberikan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eklusif pada ibu yang
baru melahirkan.
C. Upaya Preventif
Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya
penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal
care, perinatal dan neonatal. Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok
masyarakat yang berisiko tinggi (high risk), misalnya kelompok ibu hamil dan
menyusui,BBL, para perokok, obesitas (orang-orang kegemukan), para pekerja seks
(wanita atau pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini
adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit (primary prevention).Upaya
preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa
latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak
terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya
secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian
bagi seseorang atau masyarakat (Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).
Contoh upaya preventif yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan:
Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
Pemeriksaan kesehatan secara berkala ( balita, bumil, remaja, Lansia,dll ) melalui
posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah
Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari anemia
Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan melancarkan
sirkulasi ibu
Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
Pencegahan komplikasi pada saat nifas
Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia
D. Upaya Kuratif
Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi
lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien)
terutama penyakit kronis sperti asma, DM, TBC, rematik, hipertensi dan sebagainya.
Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah
(secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual,
kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas
kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran
cenderung jauh. Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada
umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu
pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti
tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah
adanya penyakit. Upaya kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih
kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia
terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan
yang lainnya.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah “Health program for
survival”. Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan melalui kuratif.
Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan kesehatan
Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun
penyakit akibat kerja. Terapi PAK dengan terapi kasual/utama & terapi simtomatis.
a. Bayi
Mandiri:
Pemberian vitamin K
Obat tetes mata.
Kolaborasi:
Pengobatan pada kasus asfiksia berat
Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang menderita gonore
Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial
Pengobatan path kasus hipoglikemia
Pengobatan Dada penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti ISPA. diare dll.
b. Balita
Mandiri:
Pengobatan diare tanpa dehidrasi.
Balita dengan kasus BGM.
Kolaborasi:
Pengobatan path kasus ISPA
Pengobatan Dada kasus cacmgan
Pengobatan pada kasus gizi buruk
Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi lainnya.
Contoh : Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diberikan obat tambah
darah (Fe) dan nutrisi yang adekuat.
f. Ibu Bersalin
Mandiri:
Manajemen Aktif Kala Ill
Pengobatan path kasus atonia uteri.
Ibu bersalin dengan ruftur pada servikslmukosa vagina/perineum dilakukan
tindakan hecting.
Kolaborasi:
Pengobatan pada kasus inersia uteri
Pengobatan path kasus perdarahan ( HPP primer).
Kolaborasi:
Pengobatan pada mastitis
Pengobatan pada HPP sekunder
Pengobatan pada kasus vaginitis
Pengobatan path kasus abses payudara
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Di Indonesia, salah satu aspek yang menjadi penentu dari kesehatan itu
sendiri dilihat dari gizi masyarakat. Permasalahan gizi masih menjadi tugas
pemerintah untuk diatasi, salah satunya stunting (masalah kurang gizi dalam
waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan
pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar
usianya).
Dan sebelum hamil setidaknya ibu-ibu harus memahami soal gizi dan resiko
stunting
pada anak.
Pemerintah memang memiliki peran yang sangat besar dalam hal ini, tetapi
orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar dalam mencegah stunting
dengan mempertahankan asupan gizi yang optimal ketika hamil, kemudian
memberikan ASI eksklusif, memberikan MPASI dengan gizi yang seimbang,
memastikan pola pemberian makan yang teratur dengan gizi seimbang serta
menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit.
Seperti yang dilansir dari beberapa sumber bahwa dampak jangka panjang
stunting tidak hanya tubuh yang pendek tetapi diantaranya berdampak juga
pada kemampuan kognitif, meningkatnya resiko obesitas pada saat dewasa
dan resiko
penyakit degeneratif.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/virus-corona
https://news.detik.com/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-perkembangan-hingga-
isu-terkini
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/31/162000665/virus-corona--penyebab-gejala-
pencegahan-dan-kapan-harus-segera-ke-dokter?page=all
Chandra, Budiman. , 1996. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta : EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2.
Jakarta : EGC
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineke
Cipta
Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
http://santibarlian.blogspot.com/2012/03/promotif-kebidanan.html
http://bidanrianasudibyo.blogspot.com/2012/01/upaya-kesehatan-dalam-pelayanan.html
http://peterpaper.blogspot.com/2010/04/pelayanan-kesehatan-1.html
http://dharaayuning.blogspot.com/2012/04/konsep-promosi-kesehatan.html
http://kumpulanpelajarankulia.blogspot.com/2011/08/makalah-promosi-kesehatan.html