Kasus COVID-19 di Indonesia pertama kali ditemukan di Jawa barat pada bulan maret.
Kepercayaan pemerintah dan masyarakat mengenai penyakit COVID-19 tidak akan masuk ke
Indonesia pun terpatahkan dengan adanya kasus pertama yang terjadi. Sebenarnya, COVID-
19 ini awal mula ditemukannya yakni di Wuhan, China pada tahun 2019 akhir. Virus ini
mengkhawatirkan semua penduduk dunia karena menular dan menyebar dengan sangat cepat,
serta dapat menyebabkan kematian.
COVID-19 sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 atau
kepanjangan dari Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2. Reseptor utama dari
SARS-CoV-2 adalah Angiotensin Converting Enzyme-2 (ACE-2) dimana virus akan masuk
ke sel inang melalui reseptor ini. Transmisi virus Angiotensin Converting Enzyme-2 atau
biasa disebut SARS-CoV-2 ini dapat melalui berbagai cara, yakni trasmisi kontak, droplet,
udara, dan fomit. Pertama, transmisi kontak lansung, erat, dan kontak tidak langsung dengan
individu yang terinfeksi COVID-19. Transmisi ini terjadi melalui sekresi air liur dan droplet
yang keluar ketika individu yang terinfeksi COVID-19 berbicara, bersin, batuk, dan
bernyanyi. Kedua, transmisi melalui udara atau aerosol. Transmisi ini terjadi karena adanya
aeorosol yang masih infeksius dan bergerak dengan jarak yang jauh. Ketiga, transmisi fomit.
Transmisi fomit terjadi dimulai dengan droplet yang dikeluarkan oleh individu terinfeksi
COVID-19 dan droplet tersebut mengkontaminasi permukaan benda sehingga akhirnya
menyebabkan terbentuknya fomit (benda mati yang dapat menjadi perantara transmisi secara
tidak langsung agen menular). Disampaikan pula bahwa virus SARS-CoV-2 yang
terkontaminasi pada benda dapat hidup pada benda tersebut selama berjam-jam bahkan
berhari-hari, tergantung dengan suhu, kelembaban, dan jenis permukaan benda serta
lingkungannya.
Individu yang terinfeksi virus corona akan mengalami gejala, dari ringan hingga berat. Gejala
ringan atau yang umum seperti demam, batuk kering, merasa lelah, diare, sakit kepala,
kehilangan indra penciuman dan perasa, nyeri pada tenggorokan, dan konjungtivitas.
Sedangkan gejala berat yang dapat dialami individu terinfeksi COVID-19, yakni sesak nafas,
nyeri pada dada, dan hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak. Di samping itu, terdapat
pula individu yang terinfeksi virus corona tetapi tidak mengalami gejala. Individu dengan ciri
tersebut disebut OTG (Orang Tanpa Gejala). Orang tanpa gejala lebih berisiko menularkan
virus corona karena mereka merasa bahwa dirinya baik-baik saja dan tetap beraktivitas
seperti biasanya.
Referensi
CDC National Center for Health Statistics. (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Health Interview Survey. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services,
CDC, National Center for Health Statistics.
Fitriani, N. I. (2020). Tinjauan Pustaka COVID-19 : Virologi, Patogenesis, dan Manifestasi
Klinis. Jurnal Medika Malahayati, 4(3). Diakses dari
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/medika/article/viewFile/3174/pdf