Anda di halaman 1dari 47

Proposal

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Cerdik Pada


Penderita Hipertensi di Masa Pandemi Covid-19
di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah
Tahun 2021

Arfian jefri ardiyanto

1714201144

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tipe baru

coronavirus dengan gejala umum demam, kelemahan, batuk, kejang dan diare

(WHO, 2020; Repici et al., 2020). Pada Desember 2019, sejumlah pasien

dengan pneumonia misterius dilaporkan untuk pertama kalinya di Wuhan,

Cina (Phelan, Katz, & Gostin, 2020). Virus ini telah dinamai sindrom

pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan dapat bergerak

cepat dari manusia ke manusia melalui kontak langsung (Li et al., 2020;

Rothe et al., 2020).

COVID-19 merupakan varians dari virus-virus yang pernah melanda

di dunia seperti SARS, flu burung, Flu babi, dan MERS. Namun yang

membedakan adalah mudah menular,transparansi informasi, kekuarangan

pasokan bagi tenaga medis, masalah inkubasi virus tidak jelas, karantina

bersakala besar, dan “infodemic” yang unik, yaitu banyaknya informasi di

media sosial yang menyebabkan pengaruh psikologis pada banyak orang

(Dong & Bouey, 2020). Dalam hitungan bulan saja, virus ini sudah menyebar

ke seluruh negara di dunia. Di Indonesia, hampir semua provinsi telah

terdeteksi kasus COVID-19.

Selain itu, dampak COVID -19 itu begitu dashyat. Dampaknya yang

nyata adalah kehilangan nyawa atau kematian, penurunan dan pelambatan

ekonomi (resesi), terganggu aktivitas pendidikan, ekonomi dan sosial, dan


yang paling mengkhawatir dampak psikologis dan perubahan perilaku pada

masyarakat. (Ivan, 2020).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pada 30 April 2020,

total kasus COVID-19 di dunia telah mencapai lebih dari 3,2 juta kasus yang

menyebar di 213 negara atau teritori. Total jumlah kematian akibat COVID-

19 di dunia mencapai 228 ribu atau fatality rate sekitar 7,1 persen. Total kasus

infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 63.043.588 kasus. Dari

jumlah itu, sebanyak 1.464.721 orang meninggal dunia, dan 43.525.291

dinyatakan sembuh. Berdasarkan data satuan gugus tugas tahun 2020 di

Indonesia ada tambahan 6.347 kasus baru yang terinfeksi corona, sehingga

total menjadi 678.125 kasus positif corona (WHO, 2020). Berdasarkan data

satuan gugus tugas tahun 2021 di Indonesia kasus positive covid 19 tercatat

1,58 jt, sembuh sebanyak 1,43 jt, dan meninggal 42,782 orang (WHO, 2021).

Dampak yang ditimbulkan oleh pandemic covid 19 ini sangat

beragam, misalnya di masyarakat, ekonomi, pendidikan, pekerjaan, politik,

kesehatan dll. Dampak kesehatan pada Kondisi pandemi Covid-19 yang

terjadi dalam kurun waktu hampir setahun ini berdampak pada kesehatan

mental semua orang terhadap kontrol ulang dan pelayanan dirumah sakit.

Adanya faktor-faktor seperti jarak dan isolasi sosial, resesi ekonomi, stress

dan trauma, stigma dan diskriminasi pada seseorang yang terpapar virus CoV

akan sangat berdampak pada kesehatan mental dan jiwa pasien dengan

penyakit kronis seperti stroke, hipertensi,dan TB (Winurini dalam Sunnah,

pujiastuti,dan liyanovitasari, 2020).


Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik

lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmhg. Tekanan

darah manusia secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi

menjadi masalah apabila tekanan darah tersebut persisten. Tekanan darah

tersebut membuat system sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah

(termasuk jantung dan otak) menjadi tegang. Menurut WHO batas normal

tekanan darah adalag 120-140 mmhg tekanan sistolik dan 80-90 mmhg

tekanan diastolic. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan

darahnya > 140/90mmhg (Manuntung, 2018).

Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia WHO tahun 2018 ada satu

milyar orang di dunia menderita hipertensi, dan dua per-tiga diantaranya

berada di negara berkembang, berpenghasilan rendah-sedang. Bila tidak

dilakukan upaya yang tepat, jumlah ini akan terus meningkat, dan diprediksi

pada tahun 2025 sebanyak 29% atau 1,6 miliar orang di seluruh dunia

menderita hipertensi.

Kejadian Prevelensi hipertensi di Indonesia telah mencapai 34,1%

meningkat dibandingkan pada tahun 2013 mencapai 25,8% dari total

penduduk dewasa. Jika saat ini penduduk indonesia sebesar 252.124.458 jiwa

maka terdapat 65.048.110 jiwa penderita hipertensi. Terdapat 13 Provinsi

yang presentasenya melebihi angka Nasional, dengan tertinggi di Provinsi

Bangka Belitung 30,9%. Hipertensi kini telah menjelma sebagai penyakit

penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis di negara ini,
jumlah mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di

Indonesia (RISKESDAS, 2018).

Prevalensi hipertensi di Sumatra Barat berdasarkan hasil pengukuran

tekanan darah adalah 31,2% yang meningkat sesuai usia, sehingga diatas 55

tahun melebihi 50%. Dari data yang di dapat penderita hipertensi meningkat

setiap tahun, didapatkan 60% penderita hipertensi (Depkes RI, 2018).

Riskesdas Prevalensi hipertensi di Kota Bukittinggi terdapat 25,3%

terdiri 18.543 orang penderita hipertensi, angka penderita hipertensi di

Puskesmas Gulai Bancah yaitu sebanyak 830 orang, terdiri dari 410 orang

penderita berjenis kelamin laki-laki dan 420 orang penderita berjenis kelamin

perempuan. Hipertensi ini merupakan penyakit no 1 di kota Bukittinggi dari

semua penyakit yang mengancam nyawa manusia (Dinas Kesehatan Kota

Bukittinggi, 2020).

Beberapa faktor risiko yang menyebabkan hipertensi antara lain

karakteristik individu, pola makan dan gaya hidup. Faktor faktor yang ada

pada karakteristik individu sebagai penyebab terjadinya hipertensi ialah usia,

jenis kelamin, riwayat penyakit Hipertensi. Pada pola makan, faktor faktor

yang menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu kebiasaan konsumsi lemak,

natrium dan kalium. Pada gaya hidup, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol,

stress, konsumsi kopi, dan aktifitas fisik merupakan faktor faktor yang

menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi. (Widianto, 2018).

Pemerintah Indonesia dalam hal ini telah memberikan perhatian serius

dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit salah satunya hipertensi.


Program penanggulangan hipertensi oleh pemerintah meliputi dengan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), PHBS (Perilaku Hidup Bersih

Dan Sehat), Posbindu PTM, dan CERDIK. Tujuan dari program kesehatan

tersebut yaitu meningkatkan status kesehatan, meningkatnya upaya

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, menurunkan kematian, serta

upaya untuk memonitoring dan deteksi dini pada faktor resiko penyakit tidak

menular dimasyarakat. Salah satunya dalam menanggulangi hipertensi yaitu

dengan perilaku CERDIK. CERDIK yaitu cek kesehatan secara rutin,

enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet, istirahat cukup dan kelola

stress (KEMENKES, 2018).

Pembudayaan Perilaku Pemeriksaan/ skrining kesehatan secara rutin

merupakan penerapan upaya promotif preventif yang efektif dan menjadi

pilar utama dalam Peningkatan derajat kesehatan, meningkatkan kualitas

SDM bangsa, pencapaian target SDGs (pembangunan berkesinambungan).

Investasi dalam upaya promotif dan preventif dalam pencegahan penyakit

tidak menular akan menghindarkan Indonesia dari beban pembiayaan

kesehatan dan beban ekonomi dikarenakan peningkatan PTM. Dampak yang

ditimbulkan oleh hipertensi ini cukup berat sehingga membutuhkan

penanganan yang baik serta deteksi dini yang tepat oleh tenaga kesehatan.

Kegiatan skrining hipertensi pada lansia sangat perlu dilakukan baik itu

skrining berbasis rumah, Puskesmas dan komunitas untuk menemukan kasus

baru dan melakukan manajemen hipertensi dari mulai edukasi, perawatan dan

pengobatanya (Kemenkes, 2018).


Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit

kardiovaskuler, selain dari lamanya merokok risiko akibat merokok terbesar

pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseorang yang merokok lebih dari

satu pak (15 batang rokok) sehari menjadi 2 kali lebih rentan untuk menderita

hipertensi dan penyakit kardiovaskuler. Merokok dapat menyebabkan

hipertensi akibat zat-zat kimia yang terkandung di dalam tembakau yang

dapat merusak lapisan dalam dinding arteri, sehingga arteri lebih rentan

terjadi penumpukan plak (arterosklerosis). Hal ini disebabkan oleh nikotin

yang dapat merangsang saraf simpati sehingga memacu kerja jantung lebih

keras dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah, serta peran karbon

monoksida yang dapat menggantikan oksigen dalam darah dan memaksa

jantung memenuhi kebutuhan oksigen tubuh (Alfeus, 2018).

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot

rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang baik bagi

penderita hipertensi adalah aktivitas fisik yang cenderung ringan dan tidak

membutuhkan tenaga ekstra sehingga penderita hipertensi mampu untuk

melakukan aktivitas tersebut. .Aktivitas fisik yang baik seperti duduk,

berjalan-jalan di dalam kamar atau di luar kamar, menyapu kamar atau

sekitarnya, mengepel lantai, mencuci piring atau pakaian, mengikuti senam,

melakukan ibadah dan membawa makanan dari dapur ke kamar (Alfeus,

2018).

Sesuai dengan teori bahwa diet sehat dan seimbang merupakan pola

konsumsi makanan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk sehat

adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral menurut Kementrian

Kesehatan RI 2018Faktor yang menyebabkan kurangnya gizi pada lansia

adalah keterbatasan ekonomi keluarga, penyakit- penyakit kronis, pengaruh

psikologis, hilangnya gigi, kesalahan dalam pola makan, kurangnya

pengetahuan tentang gizi dan cara pengolahannya serta menurunya energi

(Maryam, 2018).

Stress merupakan reaksi fisiologis dan psikologis yang terjadi jika

seseorang merasakan ketidakseimbangan antara tuntutan yang dihadapi

dengan kemampuan untuk mengatasi tuntutan tersebut (Rahman, 2016).

Stress dapat memicu timbulnya hipertensi melalui aktivitas sistem saraf

simpatis yang mengakibatkan naiknya tekanan darah secara tidak menentu.

Pada seseorang yang mengalami stres hormone ardrenalin akan dilepaskan

dan kemudian akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri dan

peningkatan denyut jantung.

Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Gulai Bancah Kota

Bukittinggi tahun 2021 didapatkan data dari Dinas Kesehatan Kota

Bukittinggi jumlah kunjungan penderita hipertensi sebanyak 830 orang

dengan rata-rata kunjungan per bulan yaitu 69 orang . Hal ini disebabkan oleh

kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak, santan, merokok, faktor stress

dan gaya hidup yang tidak membiasakan olah raga secara teratur. Tercatat

pada tahun 2018 hipertensi menjadi penyebab utama menderita stroke (Dinas

Kesehatan Kota Bukittinggi, 2020).


Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dibuat rumusan

masalah penelitian ini adalah apakah ada Faktor Faktor yang Mempengaruhi

Prilaku CERDIK pada Penderita Hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di

Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2021.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apa saja Faktor Faktor yang

Mempengaruhi Prilaku CERDIK pada Penderita Hipertensi di Masa Pandemi

Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2021?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini dilakukan secara umum adalah untuk

mengetahui “Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prilaku CERDIK pada

Penderita Hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja

Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2021”.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi Lakukan pemeriksaan deteksi secara

berkala pada Penderita Hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di

Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2021.

b. Mengetahui distribusi frekuensi enyahkan asap rokok pada Penderita

Hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas

Gulai Bancah Tahun 2021.


c. Mengetahui distribusi frekuensi diet sehat dengan kalori seimbang

pada Penderita Hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah

Kerja Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2021.

d. Mengetahui distribusi frekuensi aktivitas fisik secara teratur pada

Penderita Hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja

Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2021.

e. Mengetahui distribusi frekuensi berhenti minum alcohol pada

Penderita Hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja

Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2021.

f. Mengetahui distribusi frekuensi kelola stres pada Penderita

Hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas

Gulai Bancah Tahun 2021.

g. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian Hipertensi di Masa

Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah

Tahun 2021.

h. Mengetahui hubungan Lakukan pemeriksaan deteksi secara berkala

dengan kejadian hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah

Kerja Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2021.

i. Mengetahui hubungan enyahkan asap rokok dengan kejadian

hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas

Gulai Bancah Tahun 2021.


j. Mengetahui hubungan diet sehat dengan kalori seimbang dengan

kejadian hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja

Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2021.

k. Mengetahui hubungan aktivitas fisik secara teratur dengan kejadian

hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas

Gulai Bancah Tahun 2021.

l. Mengetahui hubungan berhenti minum alcohol dengan kejadian

hipertensi di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas

Gulai Bancah Tahun 2021

m. Mengetahui hubungan kelola stres dengan kejadian hipertensi di

Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah

Tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memperluas dan menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan serta

kemampuan penulis dalam melaksanakan penelitian. Serta diharapkan

dapat digunakan sebagai pedoman dan referensi untuk melakukan

penelitian lanjut tentang faktor faktor yang mempengaruhi prilaku

CERDIK pada penderita hipertensi di masa pandemi covid-19.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan konstribusi dalam bidang keperawatan khusus nya

dalam mata ajar keperawatan medical bedah dapat memberikan


konstribusi terhadap hasil penelitian yang didapatkan sehingga bisa

dijadikan untuk referensi awal dari pandangan yang berbeda dalam

melakukan penelitian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya khusus nya

yang berkaitan dengan faktor faktor yang mempengaruhi prilaku

CERDIK pada penderita hipertensi di masa pandemi covid-19

3. Bagi Masyarakat

Dapat dijadikan pengetahuan dan pembelajaran bagi masyarakat

khususnya penderita hipertensi di masa pandemi covid-19 mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi prilaku CERDIK pada penderita

hipertensi di masa pandemi covid-19.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Faktor Faktor yang

Mempengaruhi Prilaku CERDIK pada Penderita Hipertensi di Masa Pandemi

Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2021. Variabel

independent yang diteliti adalah Lakukan pemeriksaan deteksi secara berkala,

enyahkan asap rokok, diet sehat dengan kalori seimbang, aktivitas fisik secara

teratur, berhenti minum alcohol, kelola stress, sedangkan variable dependent

yang diteliti adalah kejadian hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan metode Deskriptif Analitik dengan rancangan cross

sectional study Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan

kuesioner Lakukan pemeriksaan deteksi secara berkala, enyahkan asap rokok,

diet sehat dengan kalori seimbang, aktivitas fisik secara teratur, berhenti
minum alcohol, kelola stress. Dimana yang akan dijadikan sampel penelitian

ini adalah masyrakat penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai

Bancah, penelitian ini juga direncanakan pada bulan Juni 2021. Penelitian ini

dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah tahun 2021.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi

1. Defenisi

Hipertensi adalah kondisi dimana jika tekanan darah sistole 140

mmHg atau lebih tinggi dan tekanan darah diastole 90 mmHg atau lebih

tinggi (Syamsudin, 2011). Hipertensi dapat di defenisikan sebagai tekanan

darah dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik

diatas 90 mmHg (Bruner & suddarth, 2001). Hipertensi adalah suatu

keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas

normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan

angka kematian (mortalitas) (Manuntung, 2018).

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah

suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen

dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh

yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan

jantung harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut

(Manuntung, 2018).

2. Penyebab Hipertensi

Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi

esensial dan hipertensi sekunder.


a. Hipertensi esensial

Tidak diketahui penyebabnya, disebut juga idiopatik. Hipertensi

esensial adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas.

Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi esensial. Para pakar

menunjukan stres sebagai tercetus utama, setelah itu banyak faktor lain

yang mempengaruhi, Penyebabnya multi faktorial meliputi faktor

genetik dan lingkungan, hiperaktifitas susunan saraf simpatis dan faktor

yang meningkatkan resiko seperti: alkohol, diet, kebiasaan merokok,

stres emosi, obesitas dan lain-lain (Manuntung, 2018).

b. Hipertensi sekunder

Meliputi 5-10% kasus hipertensi. Termasuk dalam kelompok ini antara

lain hipertensi akibat gangguan estrogen, penyakit ginjal (hipertensi

renal), hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat, obat-obatan dan lain-

lain. Kasus yang jarang terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal.

Garam dapur akan memperburuk kondisi hipertensi, tetapi bukan faktor

penyebab (Manuntung, 2018).

3. Faktor Risiko

Faktor risiko pemicu timbulnya hipertensi, yaitu faktor yang dapat di

kontrol dan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol:

a. Faktor yang tidak dapat dikontrol

Beberapa faktor yang tidak dapat di kontrol diantaranya adalah faktor

keturunan, Jenis kelamin dan umur.


1) Keturunan

Sekitar 70-80% penderita hipertensi esensial ditemukan riwayat

hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan

pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar.

Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita yang kembar

monozigot (satu telur) apabila salah satunya menderita hipertensi.

Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran

dalam terjadinya hipertensi.

2) Jenis kelamin

Hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki-laki dari pada

perempuan. Hal itu kemungkinan karena laki-laki banyak memiliki

faktor pendorong terjadinya hipertensi, seperti stres, kelelahan, dan

makan tidak terkontrol.

3) Umur

Adapun hipertensi pada perempuan peningkatan resiko terjadi

setelah masa menopouse (sekitar 45 tahun). Pada umumnya,

hipertensi menyerang pria pada usia di atas 31 tahun, sedangkan

pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun (menopause).

b. Faktor yang dapat dikontrol

Faktor yang dapat dikontrol pada hipertensi diantaranya kegemukan,

konsumsi garam berlebih, kurang olah, merokok dan mengkonsumsi

alkohol.
1) Kegemukan

Merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Telah dibuktikan pula

bahwa faktor ini mempunyai kaitan erat dengan terjadinya

hipertensi di kemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan

hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi

penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan

sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih

tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi dengan berat

badan normal.

2) Konsumsi garam berlebih

Konsumsi garam yang berlebihan dengan sendirinya akan

menaikkan tekanan darah, karena garam mempunyai sifat menahan

air. Sebaiknya hindari pemakaian garam yang berlebihan atau

makanan yang diasinkan. Hal itu tidak berarti menghentikan

pemakaian garam sama sekali dalam makanan. Namun, sebaiknya

penggunaan garam dibatasi seperlunya saja.

3) Olahraga kurang teratur

Orang yang kurang aktif berolahraga pada umumnya cendrung

mengalami kegemukan. Olahraga isotonik, seperti bersepeda,

joging, dan aerobik yang teratur dapat memperlancar peredaran

darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga juga

dapat mengurangi atau mencegah obesitas serta mengurangi asupan


garam ke dalam tubuh. Garam akan keluar dari dalam tubuh

bersama keringat.

4) Merokok

Hipertensi juga diransang oleh adanya nikotin dalam batang rokok

yang dihisap seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

nikotin dapat meningkatkan pengumpalan darah dalam pembuluh

darah. Selain itu, nikotin juga dapat menyebabkan terjadinya

pengapuran pada dinding pembuluh darah.

5) Alkohol

Efek dari konsumsi alkohol juga meransang hipertensi karena

adanya peningkatan sintesis katekolamin yang dalam jumlah besar

dapat memicu kenaikan tekanan darah (Manuntung, 2018).

4. Kriteria Hipertensi

Tekanan darah normal yaitu jika tekanan darah sistolik <130 mmHg

dan diastolik <85 mmHg yang terdapat pada orang dewasa. Pada orang

dewasa juga terdapat hipertensi yaitu jika tekanan darah sistolik antara 130-

139 mmHg dan diastolik antara 85-89 mmHg. Diantara kriteria hipertensi

pada orang dewasa adalah hipertensi ringan yaitu jika tekanan darah sistolik

antara 120-159 mmHg dan diastolik antara 90-99 mmHg. Hipertensi sedang

yaitu jika tekanan darah sistolik antara 160-179 mmHg dan diastolik antara

100-109 mmHg. Hipertensi berat yaitu jika tekanan darah sistolik antara

180-209 mmHg dan diastolik antara 110-119 mmHg. Hipertensi sangat


berat yaitu jika tekanan darah sistolik > 210 mmHg dan diasatolik > 120

mmHg (Manuntung, 2018).

Untuk lebih jelasnya kriteria hipertensi yang terdapat pada orang

dewasa dapat dijelakan pada tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Kriteria Hipertensi

Kriteria Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal <130 <85
Pra Hipertensi 130-139 85-89
Hipertensi ringan 140-159 90-99
Hipertensi sedang 160-179 100-109
Hipertensi berat 180-209 110-119
Hipertensi sangat >210 >120

berat
(the join national commite on detection, evaluation and treatment of high

blood preasure USA).

5. Patogenesis Hipertensi

Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron berperan dalam regulasi

tekanan darah terutama melalui sifat vasokonstriktor dari angiotensin II dan

sifat retensi sodium dari aldosteron. Renin disintesa dari bentuk inaktifnya

yaitu prorenin di sel jukstaglomerular. Prorenin dapat langsung disekresikan

ke sirkulasi dan dapat pula diubah menjadi renin di sel sekretorik, setelah itu

dilepaskan ke sirkulasi. Ketika dilepaskan ke sirkulasi, renin akan

membentuk substrat baru, yakni angiotensinogen yang kemudian akan

membentuk peptide inaktif, angiotensin I. Selanjutnya Angiotensin I

Converting Enzyme (ACE) akan mengubah angiotensin I menjadi


angiotensin II yang merupakan faktor utama sekresi aldosteron di

adrenal. Angiotensinogen II berperan penting dalam peningkatan tekanan

darah karena kinerjanya meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH).

Sekresi aldosteron yang dirangsang oleh angiotensinogen II juga mampu

mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena naiknya konsentrasi

NaCl. Selain itu, angiotensin II juga memiliki efek langsung di dinding

pembuluh darah dan berperan pada patogenesis aterosklerosis.

Diameter pembuluh darah dan resistensi arteri juga merupakan faktor

penentu penting dalam tekanan darah. Diameter pembuluh darah berbanding

terbalik dengan resistensi arteri, akibatnya semakin kecil ukuran diameter

pembuluh darah maka semakin besar resistensinya. Pada pasien hipertensi,

terjadi perubahan struktural, mekanikal atau fungsional yang mengakibatkan

pengecilan lumen arteri dan arteriol. Mekanisme kompensasi terjadinya

hipertrofik merngakibatkan pengecilan lumen arteri yang kemudian

meningkatkan resistensi perifer. Diameter lumen arteri juga berkaitan

dengan elastisitas pembuluh darah. Pasien dengan hipertensi memiliki arteri

yang lebih kaku (Manuntung, 2018).

6. Manifestasi Klinis

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya

gejala pada hipertensi esensial. Kadang hipertensi esensial berjalan tanpa

gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ ginjal,
mata, otak, dan jantung (Dalimartha, 2010). Gejala hipertensi yang umum

adalah pusing, mudah marah, telinga berdenging, mimisan (jarang), sukar

tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-

kunang. Jika terdapat hipertensi sekunder, tanda dan gejala dapat

berhubungan dengan keadaan yang menyebabkannya. Sebagai contoh,

sindrom cushing dapat menyebabkan obesitas batang tubuh dan striae

bewarna kebiruan sedangkan pasien feokromositoma bisa mengalami sakit

kepala, mual, muntah, palpitasi, pucat, dan perspirasi yang sangat banyak

(Manuntung, 2018).

7. Penatalaksanaan Non Farmakologis dan Farmakologis

Pada penatalaksanaan non farmakologis, terbukti dapat mengontrol

tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis tidak lagi di perlukan atau

pemberian dapat di tunda. Jika obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan

non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan

hasil pengobatan yang lebih baik. Adapun penatalaksanaan penurunan

tekanan darah terbagi menjadi 2 macam yaitu:

a. Penanganan non farmakologis

Penanganan non farmakologis meliputi menghentikan merokok,

menurunkan konsumsi alkohol yang berlebih, menurunkan asupan

garam dan lemak, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, penurunan

berat badan yang berlebih, latihan fisik dan terapi komplementer.

Terapi komplementer ini bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya

adalah dengan teknik pernasafan diafragma, terapi herbal, terapi nutrisi,


relaksasi progresif, meditasi, terapi tawa, akupuntur, akupresure, aroma

terapi, refleksiologi, dan hidroterapi (Manuntung, 2018).

b. Penanganan farmakologis

Pada penatalaksanaan Farmakologis, pengobatan hipertensi

dilandasi oleh beberapa prinsip. Pertama, pengobatan hipertensi

sekunder lebih mendahulukan pengobatan penyebab hipertensi. Kedua,

pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan

darah dan mengurangi timbulnya komplikasi. Ketiga, upaya

menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakn obat anti

hipertensi. Empat, pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka

panjang dan seumur hidup (Manuntung, 2018).

8. Komplikasi Hipertensi

Beberapa penyakit yang timbul sebagai akibat hipertensi di antaranya

penyakit jantung koroner, gagal jantung, kerusakan pembuluh darah otak,

stroke, payah jantung, dan kerusakan penglihatan (Manuntung, 2018).

B. Konsep Dasar CERDIK

1. Pengertian

“CERDIK” yang merupakan akronim dari “Cek kesehatan secara

berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori
seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres”. (Permenkes RI Nomor 5

Tahun 2017).

Perilaku CERDIK adalah slogan yang digunakan untuk upaya

pengembangan program pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM).

Perilaku CERDIK masyarakat, yaitu; Cek kesehatan secara berkala,

Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dan gizi seimbang,

Istirahat yang cukup, dan Kelola stress (Permenkes RI Nomor 71 Tahun

2015).

Menurut Kemenkes RI, CERDIK adalah :

a. Lakukan pemeriksaan deteksi secara berkala

b. Enyahkan asap rokok

c. Diet sehat dengan kalori seimbang

d. Lakukan aktivitas fisik secara teratur

e. Berhenti minum alkohol

f. Kelola stress

2. Tujuan Perilaku CERDIK

Menurut Dinkes Provinsi Bali (2017), kegiatan pengendalian faktor

risiko PTM, berupa penerapan perilaku CERDIK, diantaranya bertujuan

untuk terwujudnya peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan

pengendalian faktor risiko PTM secara dini dan mandiri serta

terselenggaranya deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut faktor risiko

PTM pada masyarakat. Deteksi dini berfungsi untuk mengurangi prevalensi


PTM yang tinggi di Indonesia. Dengan melakukan pengukuran tekanan

darah, kadar gula darah, pemeriksaan kolesterol, lingkar perut, Body Mass

Indeks (BMI) menimbang berat badan, serta pemeriksaan tulang dimana

semuanya mengarah ke penyakit tidak menular.

3. Sasara perilaku CERDIK

Menurut Kemenkes RI (2019), sasaran perilaku CERDIK adalah :

a. Kelompok masyarakat sehat, beresiko dan penyandang

PTM atau orang dewasa yang berumur 15 tahun keatas.

b. Pada orang sehat agar faktor resiko tetap terjaga dalam kondisi

normal.

c. Pada orang dengan faktor resiko adalah mengembalikan kondisi

beresiko ke kondisi normal.

d. Pada orang dengan penyandang PTM adalah mengendalikan faktor

resiko pada kondisi normal untuk mencegah timbulnya komplikasi

PTM

4. Manfaat Perilaku CERDIK

Perilaku CERDIK merupakan salah satu upaya yang dilakukan

sebagai upaya pengendalian untuk mencegah dan mengatasi penyakit tidak

menular.

C. Cek Kesehatan Berkala

1. Pengertian
Pemeriksaan/ skrining kesehatan secara rutin merupakan upaya

promotif preventif yang diamanatkan untuk dilaksanakan oleh

bupati/walikota sesuai Permendagri no 18/tahun 2016 (Kemenkes RI, 2017).

2. Tujuan

a. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mendeteksi

faktor risikobersama yang menjadi penyebab terjadinya Penyakit

Tidak Menular terutama Jantung, Kanker, Diabetes dan Penyakit

Paru kronis yaitu Diet tidak sehat (kurang mengkonsumsi sayur dan

buah, mengkonsumsi makanan tinggi garam, gula, lemak dan diet

gizi tidak seimbang), kurang beraktifitas fisik 30 menit setiap hari,

menggunakan tembakau/rokok serta mengkonsumsi alcohol

b. Mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan

modifikasi perilaku berisiko tersebut diatas menjadi perilaku hidup

sehat mulai dari individu, keluarga dan masyarakat sebagai upaya

pencegahan PTM

c. Mendeteksi masyarakat yang mempunyai risiko hipertensi dan

diabetes mellitus serta mendorong rujukan ke Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama untuk ditatalaksana lebih lanjut sesuai standar.

d. Mengurangi terjadinya komplikasi, kecacatan dan kematian prematur

akibat penyakit tidak menular karena ketidaktahuan/keterlambatan

untuk mendeteksi PTM utamanya Hipertensi dan Diabetes Mellitus

pada tahap dini.


e. Mendorong dan menggerakkan masyarakat khususnya para ibu

untuk memeriksakan diri agar terhindar dari kanker leher rahim dan

kanker payudara dengan deteksi dini tes IVA/SADANIS.

3. Jenis

Jenis pemeriksaan rutin secara berkala menurut Kemenkes RI (2013),

antara lain :

a. Pelayanan aktif

Dilaksanakan melalui penyaringan missal (mass screening) saat

kegiatan yang melibatkan masyarakat banyak seperti

seminar/workshop, peringatan hari-hari besar nasional, keagamaan

dan lain-lain.

b. Pelayanan pasif

Dapat dilaksanakan secara terintegrasi misalnya melakukan

pemeriksaan tinggi badan, berat badan, tekanan darah, lingkaran

perut, index massa tubuh, disertai pemeriksaan gula darah sewaktu-

waktu, kolesterol, albuminurin, IVA dan terintegrasi dengan

program dalam pemeriksaan darah rutin.

Sedangkan menurut Kemenkes RI (2019), pemeriksaan secara rutin

yang dilakukan adalah :

a. Pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah adalah salah satu cara deteksi dini risiko hipertensi,

stoke dan penyakit jantung. Angka hasil pemeriksaan normal jika di

bawah 140/90 mmHg


b. Pemeriksaan kadar gula darah

Cek kadar gula darah menunjukkan kadar glukosa dalam darah.

Hasilnya membantu mendeteksi masalah diabetes. Hasil tes normal

jika kadar gula dalam darah kurang dari 100.

c. Pemeriksaan lingkar perut

Lemak perut jika berlebihan akan memicu masalah kesehatan yang

serius seperti serangan jantung, stroke dan diabetes. Batas aman

lingkar perut pada pria adalah 90 cm dan pada wanita adalah 80 cm.

d. Pemeriksaan kolesterol

Cek kolesterol total biasanya terdiri dari LDL (kolesterol buruk) dan

HDL (kolesterol baik), trigliserida (lemak yang dibawa dalam darah

berasal dari makanan yang kita makan). Hasil tes darah tersebut akan

berupa angka-angka untuk menafsirkan angka kolesterol.

e. Deteksi dini kanker leher rahim

Cara yang paling umum untuk deteksi dini kanker leher rahim adalah

dengan melakukan pilihan pemeriksaan berkala yaitu test pap smear

atau tes IVA.

f. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara sendiri bisa dilakukan perempuan sejak

berusia 20 tahun. Karena dengan melakukan pemeriksaan dini inilah,

kanker payudara bisa dicegah dari risiko yang lebih tinggi. akan

tetapi, lebih mudah bila melakukan pemeriksaan payudara sendiri


sehabis mandi. Gerakan meraba atau memijat lembut lebih mudah

karena masih adanya sabun yang menempel di kulit.

g. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, termasuk

kepikunan menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status

Examination (MMSE)/Test Mental Mini atau Abreviated Mental

Test (AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS)

h. Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau

menderita kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas

pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya.

4. Alat Pemeriksaan Cek Kesehatan Berkala

a. Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah dengan

menggunakan tensimeter

b. Deteksi diabetes mellitus dengan pemeriksaan kadar gula darah

menggunakan GCU Easy Touch

c. Deteksi kadar kolesterol dalam darah menggunakan GCU Easy

Touch

d. Deteksi kadar asam urat dalam darah menggunakan GCU Easy

Touch

e. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, termasuk

kepikunan menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status

Examination (MMSE)/Test Mental Mini atau Abreviated Mental

Test (AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS).


f. Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau

menderita kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas

pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya.

D. Enyapkan asap rokok

1. Pengertian

Merokok sebenarnya merupakan kebiasaan dan bukan merupakan

kebutuhan, seperti halnya makan atau minum. Oleh karena itu kebiasaan

merokok dapat dihindari kalau ada upaya sejak dini. Merokok juga bisa

membahayakan orang lain (perokok pasif). Banyak penelitian menunjukkan

bahwa merokok berakibat tidak baik bagi kesehatan misalnya kesehatan

paru-paru dan kesehatan reproduksi. Pada saat merokok sebenarnya

paruparu terpapar dengan hasil pembakaran tembakau yang bersifat racun

(Kemenkes RI, 2014).

2. Tujuan

a. Mendorong semua bukan perokok untuk tidak mulai merokok

b. Menganjurkan semua perokok untuk berhenti merokok dan

membantu upaya untuk berhenti merokok.

E. Rajin Aktivitas Fisik

1. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik

dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar

sepanjang hari. Aktivitas fisik sangat penting peranannya terutama bagi

lansia (Fatmah, 2010). Adapun aktivitas fisik di Indonesia, sebagai berikut :

a. Ketahanan

Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan dapat membantu

jantung, paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah agar tetap sehat

dan membuat kita lebih bertenaga. Untuk mendapatkan ketahanan,

maka perlu dilakukan aktivitas fisik selama 30 menit (4-7 minggu

per hari). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih antara lain

berjalan kaki, lari ringan, senam dan berkebun dan kerja di taman.

b. Kelenturan

Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu

pergerakan menjadi lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap

lemas (lentur), dan membuat sendi berfungsi dengan baik. Untuk

mendapatkan kelenturan, maka perlu dilakukan aktivitas fisik selama

30 menit (4-7 hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang

dapat dipilih antara lain peregangan, senam taichi, mencuci pakaian

atau mobil dan mengepel lantai.

c. Kekuatan

Aktivitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu

kerja otot tubuh dalam menahan suatu beban yang diterima, menjaga
tulang tetap kuat, dan mempertahankan bentuk tubuh, serta

membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti

osteoporosis (keropos pada tulang). Untuk mendapatkan kelenturan,

maka perlu dilakukan aktivitas fisik selama 30 menit (2-4 hari per

minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih antara lain

membawa belanjaan, mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur.

Lakukan aktivitas fisik secara bertahap hingga mencapai 30 menit

(Kemenkes RI, 2015).

Manfaat aktivitas fisik menurut Kemenkes RI (2015), antara lain :

a. Terhindar dari penyakit tidak menular seperti penyakit jantung,

stroke, osteoporosis, kanker, hipertensi, diabetes dan lain-lain.

b. Berat badan terkendali

c. Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat

d. Bentuk tubuh lebih bagus

e. Bugar dan bertenaga

2. Olahraga

Olahraga merupakan kata kerja yang diartikan gerak badan agar

sehat, sedangkan menurut pakar olahraga, olahraga adalah sebuah aktivitas

manusia yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan (sejahtera jasmani

dan sejahtera rohani) manusia itu sendiri. Dalam olahraga tentu ada aspek

positif dan negatifnya (Fatmah, 2010).

Olah raga sebagai pola hidup aktif merupakan upaya untuk

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Pembinaan kebugaran


jasmani pada waktu muda dapat bermanfaat untuk pencapaian kesehatan

dan kebugaran jasmani pada usia dewasa dan usia lanjut. Olah raga tidak

hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik anak dan remaja seperti

peningkatan kekuatan otot dan tulang, meningkatkan kesehatan jantung,

peredaran darah dan mengontrol berat badan (Kemenkes RI, 2017).

Menurut Fatmah (2010), frekuensi olahraga yang lebih efektif setiap

hari atau 3 kali seminggu. Waktu olahraga yang baik dilakukan oleh lansia

adalah peregangan selama 5-10 menit, dilanjutkan dengan latihan inti 20-45

menit, dan diakhiri dengan pendinginan selama 5-10 menit.

3. Manfaat olahraga

Menurut Fatmah (2010), manfaat olahraga antara lain adalah :

a. Meningkatkan kekuatan otak

Kegiatan fisik yang rutin dilakukan bisa meningkatkan daya reaksi,

konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental kita. Hal ini

dikarenakan tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar

oksigen dalam peredaran darah juga meningkat, yang akhirnya

mempercepat pemasukkan darah ke otak. Para ahli sepakat, jika otak

cukup mendapat asupan darah, maka reaksi fisik dan mental

seseorang akan meningkat.

b. Melawan penuaan
Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa dengan hanya

berolahraga ringan seperti berjalan kaki saja, dapat membantu tubuh

mencegah penurunan daya kerja otak pada wanita lanjut usia.

Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini dilakukan,

maka ketajaman pikiran juga akan semakin membaik. Hasil terbaik

akan didapat dengan menggerakkan tubuh setiao minggu selama

sembilan minggu.

c. Menghilangkan stres

Berolahraga dapat membantu orang mengurangi kegelisahan hati dan

bahkan dapat melawan kemarahan. Alasannya sederhana saja, yaitu

jika jantung kita bekerja pada saat berolahraga, maka otomatis

konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi.

Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik yang rutin juga dapat

meningkatkan ketahanan kardiovaskular, sehingga nantinya kita

dapat bersikap tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi suatu

masalah.

d. Meningkatkan perasaan bahagia secara alami

Banyak orang yang terkena depresi atau mengalami sakit hati,

kemudian memakai obat penenang sebagai jalan keluar. Sekarang

jalan menuju kebahagiaan secara alami dapat diraih dengan

menggerakkan tubuh secara rutin. Olahraga terbukti manjur dalam

meningkatkan hormon pembunuh rasa bahagia dalam otak kita

seperti adrenalin, serotonin, dopamine, dan endorphin.


e. Meningkatkan kepercayaan diri

Sekarang rasa percaya diri dapat dicapai tidak hanya dengan

mengandalkan keindahan fisik lagi. Suatu studi kasus di AS

membuktikan kalau orang yan akitf berolahraga memiliki kadar

kepercayaan diri yang sama kuat dengan teman-teman mereka yang

memiliki tubuh dan penampilan indah. Kemantapan diri ini terletak

pada hasil yang mereka dapatkan, yaitu citra tubuh yang sehat dan

kekuatan fisik yang prima, bukan semata giat berolahraga karena

terobsesi dengan figure fisik pada model di sampul majalah.

F. Diet Sehat Kalori Seimbang

1. Pengertian

Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan

setiap hari agar seseorang tetap sehat, dan bagi orang sakit bertujuan

meningkatkan status gizi dan membantu kesembuhan, serta mencegah

permasalahan lain mis diare atau intolerasni thd jenis makanan tertentu. Diet

sehat dengan kalori adalah pola konsumsi makanan yang mengandung zat

gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, mencakup

pemilihan makanan rendah gula, rendah garam, rendah lemak, tinggi serat

dan kalori seimbang (Kemenkes RI, 2017).

2. Cara diet sehat kalori seimbang


Menurut Kemenkes RI (2015), cara diet sehat kalori seimbang antara

lain:

a. Perhatikan konsumsi garam (natrium klorida) dengan cara

membatasi sampai < 5 gram (1 sendok teh) per hari, kurang garam

saat memasak, dan membatasi makanan olahan dan cepat saji.

b. Konsumsi buah-buahan dan sayuran : 5 porsi (400-500 gram) buah-

buahan dan sayuran per hari (satu porsi setara dengan 1 buah, apel,

mangga, pisang atau 3 sendo makan sayuran dimasak).

c. Hindari makanan berlemak dengan cara membatasi daging berlemak,

lemak susu dan minyak goreng (< 2 sendok makan perhari), ganti

minyak sawit menjadi minyak kelapa dengan zaitun, kedelai, jagung,

minyak bunga matahari, dan ganti daging lainnya dengan ayam

(tanpa kulit)

d. Konsumsi ikan : makan ikan sedikitnya 3 kali per minggu, utamakan

ikan berminyak seperti tuna, makarel, salmon, dan kurangi konsumsi

gula, dengan anjuran konsumsi gula tidak melebihi delapan sendok

teh per hari.

G. Istirahat yang cukup

1. Pengertian

Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun

yang berakibat badan menjadi lebih segar. Tidur adalah kebutuhan dasar
setiap orang. Tidur yang cukup diharapkan bisa menjaga stamina dan

kesehatan tubuh. Karena itulah setiap orang harus memenuhi kebutuhan

tidur yang durasinya disesuaikan dengan usia. Kebiasaan tidur dimana dan

kapan saja ini mempengaruhi pola hidup sehari-hari (Kemenkes RI, 2013).

2. Pola istirahat

Menurut Kemenkes RI (2016), pada usia 15-59 tahun kebutuhan

tidur ±8 jam perhari.

3. Gangguan istirahat

Menurut Herdman (2012), gangguan istirahat yang sering terjadi

antara lain :

a. Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang

menghambat fungsi yang disebabkan karena agens farmaseutikal,

aktivitas fisik harian rata-rata kurang dari yang dianjurkan menurut

usia dan jenis kelamin, ansietas, berduka, depresi, faktor lingkungan

(kebisingan lingkungan sekitar, pajanan terhadap cahaya/gelap, suhu,

kelembapan dan lainnya), higiene tidur tidak adekuat, ketakutan,

ketidaknyamanan fisik, konsumsi alkohol, perubahan hormonal,

sering mengantuk dan stresor.

b. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (berhentinya

kesadaran relatif secara periodic dan berlangsung alami).

H. Kelola Stres

1. Pengertian
Stress merupakan suatu respon adaptif individu terhadap situasi yang

diterima seseorang sebagai suatu tantangan atau ancaman keberadaannya.

Secara umum orang yang mengalami stress merasakan perasaan khawatir,

tekanan, letih, ketakutan dan depresi.

2. Tingkatan stres

Menurut Wijayaningsih (2014), ada enam tingkatan stress, antara

lain :

a. Stres tingkat I

Tahapan ini merupakan tingkat stress yang paling ringan dan

biasanya disertai dengan perasaan-perasaan.

b. Stres tingkat II

Dalam tahapan ini dampak stress yang menyenangkan mulai

menghilag dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan

energy tidak lagi cukup sepanjang hari.

c. Stres tingkat III

Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin nampak.

d. Stres tingkat IV

Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk.

e. Stres tingkat V

Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari tahapan

IV di atas.

f. Stres tingkat VI
Tahapan ini merupakan tahapan puncak kegawatdarurat. Tidak

jarang penderita dalam keadaan ini di bawa ke ICCU.

3. Cara mengelola stress

Menurut Kemenkes RI (2013), cara mengelola stres antara lain :

a. Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya

b. Melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan

c. Jagalah kesehatan dengan olahraga/aktivitas fisik secara teratur, tidur

cukup, makan bergizi seimbang, terapkan perilaku hidup bersih dan

sehat

d. Meningkatkan ibadah, mendekatkan diri pada Tuhan

e. Kembangkan hobi yang bermanfaat

f. Berpikir positif

g. Tenangkan pikiran dengan relaksasi

I. Konsep Umum COVID-19

1. Defenisi

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit

yang serius seperti MERS dan SARS. Penularannya dari hewan ke manusia

(zoonosis) dan penularan dari manusia ke manusia sangat terbatas. Untuk

2019-nCoV masih belum jelas bagaimana penularannya, diduga dari hewan

kemanusia karena kasus-kasus yang muncul di Wuhan semuanya

mempunyai Riwayat kontak dengan pasar hewan Huanan.


Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul

dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga

Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan

berdasarkan serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu

alpha coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma

coronavirus.

Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat

diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu

56℃ selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-

ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif

dalam menonaktifkan virus.

2. Karakteristik

Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips,

sering pleimorfik dengan diameter sekitar 50-200m.5 Semua virus ordo

Nidovirales memiliki kapsul, tidak bersegmen, dan virus positif RNA serta

memiliki genom RNA sangat panjang.12 Struktur coronavirus membentuk

struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus.

Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen utama

virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini

berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi

protein S dengan reseptornya di sel inang).

Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat

diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu


56℃ selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-

ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif

dalam menonaktifkan virus.

3. Patogenesis dan Patofisiologi

Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di

hewan. Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan

kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi,

kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu

virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang

dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit

menular tertentu.

Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa

ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan

sumber utama untuk kejadian severe acute respiratory syndrome (SARS)

dan Middle East respiratory syndrome (MERS).

Namun pada kasus SARS, saat itu host intermediet (masked palm

civet atau luwak) justru ditemukan terlebih dahulu dan awalnya disangka

sebagai host alamiah. Barulah pada penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa

luwak hanyalah sebagai host intermediet dan kelelawar tapal kuda

(horseshoe bars) sebagai host alamiahnya.

Secara umum, alur Coronavirus dari hewan ke manusia dan dari

manusia ke manusia melalui transmisi kontak, transmisi droplet, rute feses

dan oral.5 Berdasarkan penemuan, terdapat tujuh tipe Coronavirus yang


dapat menginfeksi manusia saat ini yaitu dua alphacoronavirus (229E dan

NL63) dan empat betacoronavirus, yakni OC43, HKU1, Middle East

respiratory syndrome-associated coronavirus (MERS-CoV), dan severe

acute respiratory syndrome-associated coronavirus (SARSCoV). Yang

ketujuh adalah Coronavirus tipe baru yang menjadi penyebab kejadian luar

biasa di Wuhan, yakni Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV). Isolat 229E

dan OC43 ditemukan sekitar 50 tahun yang lalu. NL63 dan HKU1

diidentifikasi mengikuti kejadian luar biasa SARS. NL63 dikaitkan dengan

penyakit akut laringotrakeitis (croup).

Coronavirus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua,

dengan gejala klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat

seperti SARS atau MERS serta beberapa strain menyebabkan diare pada

dewasa. Infeksi Coronavirus biasanya sering terjadi pada musim dingin dan

semi. Hal tersebut terkait dengan faktor iklim dan pergerakan atau

perpindahan populasi yang cenderung banyak perjalanan atau perpindahan.

Selain itu, terkait dengan karakteristik Coronavirus yang lebih menyukai

suhu dingin dan kelembaban tidak terlalu tinggi.

Semua orang secara umum rentan terinfeksi. Pneumonia Coronavirus

jenis baru dapat terjadi pada pasien immunocompromis dan populasi

normal, bergantung paparan jumlah virus. Jika kita terpapar virus dalam

jumlah besar dalam satu waktu, dapat menimbulkan penyakit walaupun

sistem imun tubuh berfungsi normal. Orang-orang dengan sistem imun

lemah seperti orang tua, wanita hamil, dan kondisi lainnya, penyakit dapat
secara progresif lebih cepat dan lebih parah. Infeksi Coronavirus

menimbulkan sistem kekebalan tubuh yang lemah terhadap virus ini lagi

sehingga dapat terjadi re-infeksi.5 Pada tahun 2002-2003, terjadi kejadian

luar biasa di Provinsi Guangdong, Tiongkok yaitu kejadian SARS. Total

kasus SARS sekitar 8098 tersebar di 32 negara, total kematian 774 kasus.

Agen virus Coronavirus pada kasus SARS disebut SARS-CoV, grup 2b

betacoronavirus.

Tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus

setelah menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan

masuk virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan

virus.5 Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta

penentu tropisnya.5 Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan

reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensinconverting enzyme 2).

ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru,

lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati,

ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel

arteri vena, dan sel otot polos.20 Setelah berhasil masuk selanjutnya

translasi replikasi gen dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan

transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan dari

kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis

virus.12 Berikut gambar siklus hidup virus.

Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian

bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya).


Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi

peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh

beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi

virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari

4. Tanda dan gejala Covid-19

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau

berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk

dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,

fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas

lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat

perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis

metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem

koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul

ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki

prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan

meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.

Gejalanya demam >380C, batuk, sesak napas yang membutuhkan

perawatan di RS.Gejala ini diperberat jika penderita adalah usia lanjut dan

mempunyai penyakit penyerta lainnya, seperti penyakit paru obstruktif

menahun atau penyakit jantung.

5. Mengantisipasi Penularan Covid-19

Dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di pintu

masuk negara, baik dibandara, pelabuhan maupun lintas batas darat negara.
Di pintu masuk negara terutama yang ada akses langsung dengan Wuhan

atau Cina, mengaktifkan penggunaan thermal scanner sebagai deteksi awal

gejala demam pada pelaku perjalanan yang masuk. Jika ada yang

“tertangkap” dengan alat ini makadilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan

jika perlu dirujuk ke RS rujukan untuk perawatan lebih lanjut.

6. Dampak Yang ditimbulkan akibat COVID-19

Untuk 2019-nCoV, dari kasus-kasus yang ditemukan saat ini,

dampaknya tidak terlalu besar dan angka kematiannya kecil (hingga tanggal

19 Januari 2020 terjadi 2 kematian dari 198 kasus yang dilaporkan di

Wuhan). Hingga saat ini WHO belum memberlakukan travel restriction

untuk Wuhan. Namun demikian tetap harus diwaspadai karena sumber

penularan dan perkembangan virus ini masih belum jelas.

Berbeda dengan MERS dan SARS yang juga disebabkan oleh

corona virus, dimana kedua penyakit ini mempunyai dampak yang sangat

besar baik dalam sektor Kesehatan maupun sosial ekonomi dunia.

7. Cara Penularan Covid-19

Virus corona jenis baru, SARS-CoV2, masih terus diteliti untuk

mengetahui karakteristik virus ini dan bagaimana penularan serta

penyebarannya. Namun, WHO menjadikan penularan MERS dan SARS

sebagai acuan karena penyebabnya berasal dari kelompok virus yang sama,

yaitu coronavirus. Penularan virus corona bisa terjadi melalui berbagai hal

berikut: Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin

Kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan Menyentuh benda


atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut,

hidung, atau mata sebelum mencuci tangan Kontaminasi tinja (jarang

terjadi) Sebuah studi terbaru menunjukkan potensi penularannya melalui

udara. Ketika seseorang batuk atau bersin dan mengeluarkan cairan

mengandung virus, berpotensi akan menyebar ke udara dan bisa langsung

masuk ke tubuh orang lain jika berada dalam posisi berdekatan. "Virus ini

ditularkan melalui tetesan, atau sedikit cairan, sebagian besar melalui bersin

atau batuk," kata Kepala Unit Penyakit Emerging dan Zoonosis WHO Dr

Maria Van Kerkhove, dilansir dari CNBC.

8. Pencegahan Covid-19

a. Rajin Mencuci Tangan Memakai Sabun

Walau terdengar umum, namun mencuci tangan adalah pangkal

kebersihan dan kesehatan. Tangan adalah sumber kuman dan

bakteri yang dapat menyebabkan beragam penyakit. Cuci tangan

minimal 20 detik dengan menggunakan sabun, dan air mengalir.

Langkah ini efektif membunuh kuman dan bakteri, termasuk virus

corona. Cuci tangan menjadi salah satu cara mencegah penyebaran

virus corona yang sangat diremondasikan, termasuk oleh Badan

Kesehatan Dunia (WHO). 

b. Memakai Masker

Meskipun virus corona tidak menular lewat udara, upayakan untuk

menggunakan masker agar tetap terlindungi dari virus. Jika kondisi

Anda sehat, maka masker kain sudah cukup aman untuk dipakai.
Tapi jika kamu dalam kondisi kesehatan yang kurang baik, maka

upayakan untuk menggunakan masker medis yang memiliki

ketebalan 3 lapis, alias 3 ply.

c. Hindari Bersentuhan Dengan Orang Lain

Berpelukan, dan berjabat tangan, adalah hal yang harus dihindari.

Dengan menghindari kontak kulit maka tak ada kemungkinan

perpindahan virus dan kuman yang terjadi. 

d. Hindari Menyentuh Wajah

Virus corona bisa menyerang tubuh lewat area segitiga wajah

seperti mulut, mata, dan hidung. Jadi, hindari untuk menyentuhnya

agar tidak ada kemungkinan masuknya virus corona ke tubuh.

e. Etika Bersin Dan Batuk

Virus corona bisa menular lewat droplet. Jadi saat bersin dan batuk,

tutup dengan tisu atau lipatan tangan agar virus tidak menyebar ke

orang lain. Jangan lupa untuk segera mencuci tangan setelahnya.

f. Hindari Berbagi Barang Pribadi

Bukan pelit, tapi ini demi kesehatan bersama. Perlu diingat jika

virus corona dapat bertahan pada permukan hingga tiga hari. Oleh

sebab itu, usahakan untuk menggunakan barang pribadi dan tidak

memakainya secara bergantian.

g. Bersihkan Perabot Rumah

Selain menjaga kebersihan tubuh, Anda juga harus menjaga

kebersihan rumah. Jangan lupa untuk gunakan cairan desinfektan


untuk membersihkannya secara teratur sehingga tak ada kuman dan

virus penyebab penyakit yang bersarang di rumah. 

h. Physical Distencing

Hindari kerumunan dan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang

lain. Langkah ini bisa diterapkan saat berada di tempat umum atau

luar ruangan sehingga kamu bsa mencegah terpapar virus corona.

i. Selalu Mencuci Bahan Makanan

Jangan lupa untuk mencuci bahan makanan sebelum disantap atau

disimpan di dalam lemari pendingin. Buah-buahan dan sayuran

bisa dibersihkan dengan larutan hidrogen peroksida atau cuka putih

yang sangat aman digunakan untuk makanan.

j. Tingkatkan Imunitas Tubuh

Hindari stres, makan makanan bergizi yang kaya vitamin dan

mineral serta lakukan olahraga ringan agar badan tetap fit selama

WFH di rumah. Saat imunitas tubuh baik, maka akan memperkecil

kemungkinan. Anda untuk terkena virus corona yang

membahayakan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai