KECAMATAN TURATEA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
1
PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA JOMBE
KECAMATAN TURATEA
ABSTRAK
Hingga saat ini, lonjakan kasus COVID-19 cukup signifikan. Berdasarkan update
terakhir pada tanggal 23 Juni 2021 di Indonesia tercatat 15.308 pertambahan kasus
terkonfirmasi positif. Untuk di Sulawesi Selatan, hingga saat ini kasus COVID-19
berjumlah 63.160 kasus (3,1%) dari data terkonfirmasi nasional. Laporan awal dari
Tiongkok mencatat bahwa hipertensi merupakan salah satu komorbiditas yang paling
umum (20-30% kasus) terkait dengan kebutuhan terhadap ventilator karena komplikasi
2
pernafasan yang parah dari infeksi Covid-19. Hipertensi juga banyak terdapat pada pasien
Covid-19 yang mengalami acute respiratory distress syndrome (ARDS). Saat ini belum
diketahui pasti apakah hipertensi tidak terkontrol merupakan faktor risiko untuk
terjangkit Covid-19, akan tetapi pengontrolan tekanan darah tetap dianggap penting
untuk mengurangi beban penyakit.
PENDAHULUAN
Pola penyakit di Indonesia mengalami transisi epidemiologi selama dua puluh tahun terakhir,
yakni dari penyakit menular yang semula menjadi beban utama kemudian mulai beralih menjadi
penyakit tidak menular. Kecenderungan ini meningkat dan dapat mengancam sejak usia muda.
Penyakit tidak menular yang utama diantaranya hipertensi, diabetes melitus, kanker, dan
penyakit paru obstruktif kronik.
Hipertensi merupakan suatu gangguan sistem peredaran darah yaitu meningkatnya tekanan
darah. Klasifikasi hipertensi menurut Joint National Committee (JNC) VII – 2003 dibagi atas 4
kategori yaitu normal, prehipertensi, hipertensi tingkat 1 dan hipertensi tingkat 2. Nilai normal
tekanan darah adalah <120 mmHg untuk sistolik dan <80 mmHg untuk diastolik. Apabila
tekanan darah sistolik berada di antara 120-139 mmHg dengan tekanan darah diastolik 80-89
mmHg, maka kondisi tersebut disebut sebagai prehipertensi. Adapun seseorang dikatakan
3
mengalami hipertensi apabila level tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg.
World Health Organization (WHO) tahun 2014, hipertensi merupakan penyakit yang
menyerang 22% penduduk dunia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018
menunjukkan prevalensi penduduk Indonesia yang menderita hipertensi sebesar 34,1%
mengalami peningkatan 8,3% dari tahun 2013. Laki - laki memiliki tekanan darah lebih tinggi
pada usia muda daripada perempuan, tetapi peningkatan tekanan darah per dekade lebih tinggi
pada perempuan daripada pada laki-laki. Pada usia 60 tahun, perempuan lebih tinggi rata – rata
tekanan darah dan prevalensi hipertensi daripada laki–laki. Sebuah studi analisis yang dilakukan
oleh National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun 2015–2016 dari 4.821
orang dewasa Amerika Serikat berusia ≥20 tahun, prevalensi standar usia yang lebih tinggi
secara signifikan hipertensi pada individu kulit hitam (57,3%) dibandingkan pada orang kulit
putih (43,8%).
Secara umum, faktor risiko dari hipertensi dibagi atas dua yaitu, faktor risiko yang dapat
dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Jenis kelamin, usia, ras, dan faktor
keturunan adalah faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat
dimodifikasi termasuk faktor gaya hidup terkait seperti obesitas, diet, fisik tidak aktif, stres,
penggunaan obat-obatan tertentu, merokok, konsumsi alcohol berlebihan. Hipertensi bisa
menjadi patologis seperti diabetes mellitus dan dislipidemia. Tujuan utama dalam perawatan
hipertensi adalah untuk mengurangi risiko kejadian kardiovaskular untuk individu pasien dan
populasi secara keseluruhan. Jika tidak diobati, komplikasi seperti aterosklerosis, serangan
jantung, stroke, membesar kerusakan jantung atau ginjal dapat terjadi karena tekanan darah
tinggi.
Sejak Desember 2019, sejumlah pasien pneumonia dengan etiologi yang tidak diketahui
muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina Tengah. Sekuensing genom telah menunjukkan
bahwa pneumonia ini, bernama penyakit coronavirus 2019 (Covid-19), disebabkan oleh CoV
baru, yaitu sindrom pernafasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2), yang sebelumnya dikenal
sebagai coronavirus novel 2019 (2019-nCoV). Seperti SARS-CoV dan MERS-CoV, virus
4
SARS-CoV-2 yang baru muncul ini adalah turunan dari β-CoVs. Hingga saat ini, Covid-19 telah
menyebar dengan cepat di 72 negara, menyebabkan > 90.000 kasus yang dikonfirmasi dan lebih
dari 2.946 kematian pada 3 Maret 2020. Hingga saat ini, lonjakan kasus COVID-19 cukup
signifikan. Berdasarkan update terakhir pada tanggal 23 Juni 2021 di Indonesia tercatat 15.308
pertambahan kasus terkonfirmasi positif. Hal ini tentu berdampak pada banyak rumah sakit yang
dipenuhi oleh pasien COVID-19 [ CITATION Wor21 \l 1033 ] . Untuk di Sulawesi Selatan, hingga
saat ini kasus COVID-19 berjumlah 63.160 kasus (3,1%) dari data terkonfirmasi nasional)
[ CITATION SAT21 \l 1033 ]. Data ini terus bertambah tiap harinya dan selain itu, diketahui juga
varian baru virus COVID-19 juga makin banyak beredar. Mempertimbangkan ancaman global,
World Health Organization (WHO) telah menyatakan Covid-19 sebagai kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia (PHEIC). Namun, tidak ada obat terapeutik khusus untuk
penyakit menular ini. Dengan demikian, pemahaman yang lebih baik tentang SARS-CoV-2
Laporan awal dari Tiongkok mencatat bahwa hipertensi merupakan salah satu komorbiditas
yang paling umum (20-30% kasus) terkait dengan kebutuhan terhadap ventilator karena
komplikasi pernafasan yang parah dari infeksi Covid-19. Hipertensi juga banyak terdapat pada
pasien Covid-19 yang mengalami acute respiratory distress syndrome (ARDS). Saat ini belum
diketahui pasti apakah hipertensi tidak terkontrol merupakan faktor risiko untuk terjangkit
Covid-19, akan tetapi pengontrolan tekanan darah tetap dianggap penting untuk mengurangi
beban penyakit.
5
Kegiatan ini merupakan edukasi kepada masyarakat yang ada di Desa Jombe (Dusun
Muncu-muncu, Dusun Tompo Balang, Dusun Jombe Selatan, Dusun Jombe Utara, dan Dusun
Jombe Tengah), mulai dari kader kesehatan, kelompok yang ada, serta masyarakat secara umum.
Pada kegiatan ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu poster, tensimeter, dan stetoskop.
Poster yang digunakan berisi tentang pengertian hipertensi, klasifikasi hipertensi menurut Joint
National Committee (JNC) VII-2003, faktor resiko dari hipertensi yang tidak dapat diuubah maupun
yang dapat diubah, serta apa yang pelu dilakukan untuk mencegah hipertensi. Media tersebut
dibuat dengan aplikasi canva. Media poster dibuat menggunakan bahasa yang mudah dipahami
serta meyertakan gambar-gambar agar mudah dipahami dan lebih menarik untuk dilihat.
Kegiatan ini diawali dengan menghubungi Kepala Desa Jombe, Tiap Kepala Dusun, serta
Koordinator Kader Kesehatan Desa Jombe melalui pendekatan personal secara langsung dengan
memperkenalkan diri terlebih dahulu lalu menjelaskan program kerja/kegiatan yang akan
dilakukan, serta kapan dan dimana akan dilakukan program kerja tersebut. Selanjutnya,
melaksanakan program kerja sesuai dengan tanggal dan waktu yang telah ditentukan. Pada saat
melakukan program kerja dilakukan penyuluhan dan edukasi menggunakan media poster yang
telah disiapkan sebelumnya, dan dilanjutkan dengan membagikan post test untuk menilai
peningkatan pengetahuan dari masyarakat Desa Jombe yang setelahnya dirangkaikan dengan
pemeriksaan tekanan darah dan tetap memberikan edukasi pada tiap masyarakat Desa Jombe
kegiatan edukasi untuk tekan laju penularan COVID-19 dengan 3T (Tes-Telusur-Tindak Lanjut
dan Terapinya) dan tersebarnya poster dan video edukasi singkat terkait 3T ke grup masyarakat
Desa Jombe.
6
HASIL
PEMBAHASAN
Simpulan
Daftar Pustaka