Oleh:
Afiah Gani
K012211033
Saya ucapkan puji syukur pada ALLAH SWT atas rahmat-Nya yang melimpah, atas
terselesaikannya makalah Perencanaan Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah Dalam
Hal Menurunkan Prevalensi Penyakit Hipertensi. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
persyaratan tugas mata kuliah Epidemiologi Perencanaan Kesehatan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Jurusan S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Tujuan dibuatnya
makalah ini yaitu untuk mengetahui Perencanaan Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah
Dalam Hal Menurunkan Prevalensi Penyakit Hipertensi. Dalam penyusunan makalah
ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis
ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tapi penulis sudah berusaha sebaik
mungkin. Sekali lagi terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perencanaan kesehatan kabupaten dalam hal menurukan
prevalensi hipertensi
1.3.2 Tujuan Khusus
Memahami dan menjelaskan perencanaan kesehatan kabupaten dalam hal
menurukan prevalensi hipertensi
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan kepustakaan bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin tentang penyakit hipertensi dan perencanaan
kesehatan
1.4.2 Bagi Penulis
Dapat memberikan pengetahuan lebih untuk saya sebagai penulis terkait dengan
penyakit hipertensi dan perencanaan kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Penyakit darah tinggi dalam dunia kedokteran sering disebut dengan
hipertensi. Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa
oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani,
2006).
Hipertensi atau yang biasa disebut dengan tekanan darah tinggi umumnya
ditandai dengan peningkatan tekanan sistolik (batas atas) dan tekanan diastolic
(batas bawah) dari jantung untuk memompa darah. Jantung sebagai organ pompa
bertugas memompa sejumlah darah yang kaya akan okisegen dan nutrisi untuk
kebutuhan organ atau seluruh bagian tubuh. Semakin tinggi tekanan darah
menunjukan semakin tinggi usaha jantung untuk bisa memompa darah dalam
memenuhi kebutuhan seluruh tubuh yang umumnya disebabkan oleh sempitnya
diameter pembuluh darah (Nurwidyaningtyas, 2014).
2.2 Etiologi
Menurut Sutanto (2009), penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia
adalah terjadinya perubahan-perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun, kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah
tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan.
Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah
tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
Keturunan
Usia
Garam
Kolesterol
Obesitas/kegemukkan
Stres
Rokok
Kafein
Alkohol
Kurang olahraga
2.3 Klasifikasi
Hipertensi dapat di diagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri, tetapi lebih
sering dijumpai terkait dengan penyakit lain, misalnya obesitas, dan diabetes
melitus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (Gunawan, 2001).
2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Gunawan, 2001).
Jika hipertensi tidak diobati maka akan menyebabkan stroke, penyakit jantung
koroner, gagal jantung, gagal ginjal kronik.
Menurut Nurwidyaningtyas (2014), klasifikasi tekanan darah terdiri dari:
Tekanan sistolik Tekanan diastolic
Kategori
(atas) (bawah)
< 120 mmHg < 80 mmHg Normal
120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg Pre hipertensi
≥ 140 mmHg ≥ 90 mmHg Hipertensi
140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg Hipertensi stadium I
≥160 mmHg ≥ 100 mmHg Hipertensi stadium II
2.4 Manifestasi Klinis
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain
yaitu:
1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
9. Rasa berat ditengkuk
10.Mudah lelah
11.Mata berkunang-kunang
2.5 Pengobatan
Obat anti hipertensi di antaranya:
Diuretik
Penyekat beta
Antagonis kalsium
Inhibitor
Obat anti hipertensi sentral
Obat penyekat alpha
Vasodilator
BAB III
PERENCANAAN KESEHATAN KABUPATEN
Sumber: Riskesdas, Data 2016 dari Laporan SIRKESNAS (Survey Indikator Kesehatan Indonesia)
2016, Kemenkes RI
c. Status gizi
Keadaan zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak, kekurangan atau
kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit.
Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang seimbang sejak usia
dini dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu agar
tercapai kondisi kesehatan yang prima. Dimana ini merupakan faktor penting
sebagai zat pembangun atau protein ini penting untuk pertumbuhan dan
mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan hewani atau
tumbuh-tumbuhan (nabati).
Sehingga ini sebagai penunjang untuk membantu menyiapkan makanan khusus
serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.
d.Faktor psikokultural
Penyakit Hipertensi ada banyak hubungan antara psiko-kultural, tetapi belum
dapat diambil kesimpulan.
Namun pada dasarnya dapat berpengaruh apabaila terjadi stres, psikososial akut
menaikkan tekanan darah secara tiba-tiba yang mana ini merupakan penyebab
utama terjadinya penyakit hipertensi dan merupakan masalah kesehatan yang
layak untuk perlu diperhatikan
2. Place (tempat)
Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus hipertensi adalah
merupakan wilayah yang berdominan dipesisir dari pada dipegunungan. Yang
dimana penduduk yang berdomisil didaerah pesisir lebih rentan terhadap penyakit
hipertensi karena tingkat mengkonsumsi garam lebih tinggi atau berlebihan
dibanding daerah pegunungan yang kemungkinan lebih banyak mengkonsumsi
sayur-sayuran dan buah-buahan.
3.3 Determinan
Determinan atau faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi
adalah faktor herediter didapat pada keluarga yang umumnya hidup dalam
lingkungan dan kebiasaan makan yang sama, konsumsi garam yang mana telah
jelas ada hubungan, tetapi data penelitian pada daerah-daerah dimana konsumsi
garam tinggi tidak selalu mempunyai prevalensi, dan obesitas yang mana telah
diketahui adanya korelasi timbal balik antara obesitas dan hipertensi
Man / Manusia Petugas belum melakukan skrining di masyarakat 5 5 5 5 625 1 - Skrining PTM di masyarakat 5 5 5 5 625 1
Nakes
Kader belum terlatih dalam melakukan skrining Melakukan pembinaan konsep posbindu PTM
4 3 4 5 240 3 - 5 3 3 5 225
posbindu PTM terhadap kader
Kader
Pemberdayaan kader dalam melakukan
0 - pemeriksaan tekanan darah, pengukuran 4 4 4 5 320 4
lingkar perut, BB, TB
Kader tidak berperan aktif dalam menggerakkan Melakukan pembinaan konsep posbindu PTM
3 3 4 5 180 - 5 3 3 5 225
warga untuk pelaksanaan skrining PTM terhadap kader
Masyarakat masih takut untuk dilakukan KIE kepada masyarakat mengenai pentingnya
4 3 5 5 300 - 5 5 5 3 375 3
pemeriksaan pemeriksaan
Masyarakat belum menerapkan pola hidup sehat 5 3 5 5 375 4 - Pelaksanaan Posbindu PTM 5 5 5 5 625 1
Masyarakat 0 - 0 2
Masyarakat belum tahu jadwal pelaksanaan Menghubungi kader kembali sehari sebelum
4 4 5 5 400 3 - 5 5 4 4 400 2
kegiatan pelaksanaan kegiatan berlangsung
Pelaksanaan skrining hanya terbatas 1 kali Pelaksanaan POSBINDU PTM Mandiri oleh
Money / Dana Dana Terbatas 3 4 3 5 180 - 3 3 4 4 144
kunjungan per RT kader
Ketersediaan Pemeriksaan yang dapat dilakukan terbatas Swadaya masyarakat dalam pengadaan stik
Material / Sarana 3 4 4 5 240 - 0
PTM KIT Tekanan Darah dan Gula Darah pemeriksaan gula, asam urat, dan kolesterol
Mechine - - 0 - 0
No Upaya Kesehatan Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sasaran PJ Volume Kegiatan Jadwal Rincian Pelaksanaan Lokasi Pelaksanaan Biaya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Menyesuaikan
Skreening masyarakat dengan Masyarakat Januari - koordinasi dengan
Pelaksanaan Posbindu PTM 9 desa, 2 dusun PJ program 12 Kali 9 desa, 2 dusun Rp 163,800,000
faktor resiko hipertensi usia 15-59 th Desember pihak desa/dusun
dan Kader
Masyarakat Menyesuaikan
Kunjungan rumah dan Perawatan Pengobatan dan perawatan usia 15-59 th Januari - koordinasi dengan
1 PTM 9 desa, 2 dusun PJ program 10 Kali 9 desa, 2 dusun Rp 163,800,000
Kesehatan Masyarakat (Perseksmas) masyarakat dengan hipertensi dengan Desember pihak desa/dusun
hipertensi dan Kader
Menyesuaikan
April, Agustus,
Sosialisasi KTR Sosialisasi KTR di sekolah Sekolah 5 SMP 3 SMA PJ program 1 Kali koordinasi dengan 5 SMP 3 SMA Rp 5,675,000
Desember
pihak sekolah
6. Menetapkan anggaran
Kabupaten Maluku Tengah terdiri dari 18 Kecamatan dengan total Puskesmas
33 Puskesmas. Dalam upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi yang
dipaparkan diatas tentu membutuhkan pembiayaan dalam pengoperasionalnya.
Estimasi biaya yang diperlukan untuk pencegahan dan pengendalian di tiap
Puskesmas adalah sebesar Rp 333.275.000 dan dibutuhkan Rp 10.998.075.000
untuk pebiayaan di 33 Puskesmas yang bersumber dari DAK (Dana Alokasi
Khusus) BOK (Biaya Operasional Kesehatan). Estimasi biaya pelatihan yakni
sebesar Rp s109.000.000
7. Memantau & mengevaluasi kemajuan.
Deteksi dini kasus di masyarakat, dan peningkatan sarana/fasilitas pengobatan
hipertensi di Puskesmas juga perlu dilakukan untuk menurunkan prevalensi
hipertensi. Kemampuan tenaga kesehatan dalam tatalaksana kasus hipertensi
perlu ditingkatkan baik jangkauan maupun kualitas pelayanannya.
Perlu dilakukan monev evaluasi program setiap bulan.
8. Memperagakan & mengkomunikasikan rencana
9. Mengevaluasi Kemajuan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten melakukan monitoring dan evaluasi
penyenggaraan surveilans PTM hipertensi di Kab/Kota. Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi melakukan monitoring dan evaluasi surveilans PTM di tingkat Provinsi.
Direktur Jenderal PP dan PL melakukan monitoring dan evaluasi surveilans di
seluruh Indonesia
10. Apakah Tujuan Telah Tercapai
Indikator penyelenggaraan surveilans PTM hipertensi yaitu
a. Input
Tersedianya SDM terkait surveilans PTM hipertensi, sarana pendukung, dan
pembiayaan khusus surveilans
b. Proses
Terlaksananya sosialisasi pelaksanaan surveilans, pelatihan, pertemuan berkala,
pembinaan teknis, monitoring dan evaluasi
a. Output
Cakupan fasilitas kesehatan yang melaksanakan surveilans dan melaporkan data,
ketepatan pelaporan, kualitas data, laporan (buku jurnal). Kegiatan program
berhasil dicapai melalui semua kegiatan yg diusulkan karena peningkatan
cakupan tekanan darah terkontrol pada tahun 2021 >10% yakni 27,9%
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi dapat dipicu oleh life style dan pola makan diantaranya konsumsi
garam dalam makanan, minum minuman beralkohol, olahraga tidak teratur, Makan
sayur dan buah yang berlemak, faktor psikologi, dan kebiasaan merokok.
4.2 Saran
Departemen Kesehatan, dalam hal ini Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular perlu segera menanggulangi hipertensi di Indonesia secara efesien dan
efektif. Dinas Kesehatan di daerah perlu memprioritaskan program pengendalian
hipertensi di masyarakat. Program rencana pencegahan dan pengendalian hipertensi
sebaiknya dilakukan melalui pengendalian obesitas, pengaturan pola makan
keluarga, gerakan peningkatan aktivitas fisik dan stop merokok untuk menurunkan
insidens hipertensi.
Deteksi dini kasus di masyarakat, dan peningkatan sarana/fasilitas pengobatan
hipertensi di Puskesmas juga perlu dilakukan untuk menurunkan prevalensi
hipertensi. Kemampuan tenaga kesehatan dalam tatalaksana kasus hipertensi perlu
ditingkatkan baik jangkauan maupun kualitas pelayanannya.
DAFTAR PUSTAKA