PENDAHULUAN
1
2
diperkirakan kematian akibat penyakit tidak menular sebesar 73% dari seluruh
kematian di dunia dan sebanyak 66% diakibatkan penyakit jantung dan pembuluh
darah, gagal ginjal dan stroke, dimana faktor resiko utama penyakit tersebut
adalah hipertensi. (Zamhir, 2006). Hipertensi atau tekanan darah tinggi
merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering
diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi
karena disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di
masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa
kecacatan permanen dan kematian mendadak. Sehingga kehadiran hipertensi pada
kelompok dewasa muda akan sangat membebani perekonomian keluarga, karena
biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu yang panjang, bahkan
seumur hidup. (Bahrianwar, 2009)
Di Indonesia dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995,
prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8.3% (pengkuran standart WHO yaitu
pada batas tekanan darah normal 160/90 mmHg). Pada tahun 2000 prevalensi
penderita hipertensi di indonesia mencapai 21% (pengukuran standart Depkes
yaitu pada batas tekanan darah normal 139 / 89 mmHg). Selanjutnya akan
diestimasi akan meningkat menjadi 37 % pada tahun 2015 dan menjadi 42 % pada
tahun 2025. (Zamhir, 2006).
Penyebab hipertensi tidak diketahui pada sekitar 95 % kasus. Bentuk
hipertensi idiopatik disebut hipertensi primer atau esensial. Patogenesis pasti
tampaknya sangat kompleks dengan interaksi dari berbagai variabel, mungkin
pula ada predisposisi genetik. Mekanisme lain yang dikemukakan mencakup
perubahan – perubahan berikut: (1). Eksresi natrium dan air oleh ginjal, (2).
Kepekaan baroreseptor, (3). Respon vesikuler, dan (4). Sekresi renin. Sedangkan
5% penyakit hipertensi terjadi sekunder akibat proses penyakit lain seperti
penyakit parenkhim ginjal atau aldosterronisme primer (Prince, 2005). Beberapa
organisasi dunia dan regional telah memproduksi, bahkan memperbaharui
pedoman penanggulangan hipertensi. Dari berbagai strategi dapat disimpulkan
bahwa penanggulangan hipertensi melibatkan banyak disiplin ilmu. Kunci
pencegahan atau penanggulangan perorangan adalah gaya hidup sehat.
Masyarakat juga perlu tahu risiko hipertensi agar dapat saling mendukung untuk
3
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi Mahasiswa
Untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam
mempelajari asuhan keperawatan pada klien dengan Hipertensi. Serta sebagai
acuan atau referensi mahasiswa dalam penulisan asuhan keperawatan gerontik
selanjutnya.
1.4.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan di perpustakaan STIKes Eka Harap Palangka Raya
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan keperawatan di masa yang akan
datang serta sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam penguasaan
terhadap ilmu keperawatan mulai dari proses keperawatan sampai
pendokumentasiaan.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKAA
6
7
sklerosis, atrofi serabut otot-otot sehingga gerak seseorang menjadi lamba, otot-
otot kram dan menjadi tremor.
2) Perubahan Mental
Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan mental adalah perubahan fisik,
kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan, tingkat
kecerdasan (intellegence quotientI.Q.), dan kenangan (memory). Kenangan
dibagi menjadi dua, yaitu kenangan jangka panjang (berjam-jam sampai berhari-
hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan dan kenangan jangka pendek atau
seketika (0-10 menit) biasanya dapat berupa kenangan buruk.
3) Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial terjadi terutama setelah seseorang mengalami
pensiun. Berikut ini adalah hal-hal yang akan terjadi pada masa pensiun.
(1) Kehilangan sumber finansial atau pemasukan (income) berkurang.
(2) Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya.
(3) Kehilangan teman atau relasi.
(4) Kehilangan pekerjaan atau kegiatan.
(5) Merasakan atau kesadaran akan kematian (sense of awareness of mortality).
2.2.2 Etiologi
Menurut Mansjoer (2011), berdasarkan penyebab hipertensi dibagi
menjadi dua golongan, yaitu:
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya
seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem
renin-angiotensin, defek dalam ekskresi natrium, peningkatan natrium
dan kalsium intraselular dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko
seperti obesitas, alkohol, merokok dan polisitemia.
2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti
gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal,
hiperaldosteronisme primer dan sindrom cushing, feokromositoma,
koarktasio aorta dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
7. Mata berkunang-kunang
8. Mudah marah
9. Telinga berdengung
10. Sulit tidur
11. Epistaksis
12. Muka pucat
2.2.5 Patofisiologi
Keadaan normal jantung memiliki kemampuan untuk memompa lebih dari
daya pompanya dalam keadaan istirahat. Kalau jantung menderita beban volume
atau tekanan berlebihan secara terus-menerus, maka ventrikel dapat melebar untuk
meningkatkan daya kontraksi sesuai dengan hukum starling yaitu hipertrophi
untuk meningkatkan jumlah otot dan kekuatan memompa sebagai kompensator
alamiah.
Jika mekanisme pengkompensasian tidak dapat menopang perfusi perifer
yang memadai, maka aliran harus dibagi sesuai kebutuhan. Darah akan
dipindahkan dari daerah-daerah yang tidak vital seperti kulit dan ginjal sehingga
perfusi darah ke otak dan jantung dapat dipertahankan. Akibatnya tanda
permulaan dari syok atau perfusi jaringan yang tidak adekuat adalah berkurangnya
pengeluaran air seni, kulit dingin. Perubahan bermakna pada aliran darah yang
menuju organ vital terjadi.
Tekanan arteri sistemik ditimbulkan oleh cardiac output dan tahanan
perifer total. Cardiac output ditentukan oleh isi sekuncup (stroke volume) dan
denyut jantung. Sedang tahan perifer dipelihara oleh sistem saraf otonom dan
sirkulasi hormon. Setiap perubahan pada tahanan perifer, denyut jantung dan
stroke volume akan merubah tekanan arteri sistemik.
Terdapat empat sistem kontrol yang mempertahankan tekanan darah yaitu
sistem baroreseptor arteri, regulasi volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin
dan autoregulasi vaskuler.
Stimulasi baroreseptor di sinus karotikus dan arkus aorta akan merangsang
sistem saraf simpatik sehingga menimbulkan peningkatan epinefrin dan
16
Perubahan struktur
Kurangnya Informasi
HIPERTENSI
6
18
2.2.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
19
2. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d. Tidak menimbulkan intoleransi.
e. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angitensin.
BAB 3
MANANJEMEN KEPERAWATAN
20
21
8) Kebersihan Diri
Pada pasien dengan kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan
kebiasaan rutin dan penurunan kesadaran semua kebutuhan perawatan diri
dibantu oleh petugas atau keluarga.
- Diagnosa I : Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
peningkatan vaskuler serebral.
- Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau terkontral.
- Kriteria hasil :
1) Melaporkan nyeri atau ketidaknyamanan berkurang atau terkontrol
2) Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
3) Mengikuti regimen farmakologi
- Intervensi :
1) Mempertahankan tirah baring selama fase akut.
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.
2) Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis :
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan
lampu kamar, teknik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas
waktu senggang.
Rasional : Tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang
memperlambat/memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan
sakit kepala dan komplikasinya.
3) Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan
sakit kepala, mis : mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.
Rasional : Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskular serebral.
4) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasional : Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan
sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural.
5) Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi
perdarahan hidung atau kompres hidung telah dilakuakan untuk
menghentikan perdarahan.
23
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
Keterangan :
: laki- laki
: Perempuan
: tinggal serumah
: Garis keturunan
: Meninggal dunia
: klien lansia
28
29
5. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja,karena tinggal di panti
Alamat pekerjaan : Tidak ada
Berapa jarak dari rumah : Tidak ada
Alat transportasi : Tidak ada
Pekerjaan sebelumnya : Penjaga Warung
Sumber pendapatan & kecukupan : Tidak ada
terhadap kebutuhan
7. RIWAYAT REKREASI
Hobby/minat : Memasak/mengikuti kegiatan diaula dan
bersih bersih wisma
Keanggotaan organisasi : Tidak mengikuti keanggotaan organisasi
Liburan perjalanan : Tidak ada
8. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : dokter datang setiap hari selasa,perawat
setiap hari
Jarak dari rumah :-
Rumah sakit : ± 3km
30
Klinik : ±1 km
Pelayanan kesehatan di rumah : Perawat yang bertugas setiap hari selasa
dan jumat untuk melakukan pengukuran
tanda vital
Makanan yang dihantarkan : Nasi,lauk pauk,sayuran,buah-buahan
Perawatan sehari-hari yang :Senam setiap hari di aula
dilakukan keluarga : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
9. DESKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Pasien biasa berdoa sebelum tidur, setelah
bangun tidur, sebelum makan, dan sesudah
makan. Serta pada waktu tertentu ketika
pasien mau berdoa
Yang lainnya : Tidak ada
Obat-obatan
yang dideritanya mungkin karena faktor usia dan gaya hidup karena Ny. T dulu
suka minum atau makan yang asin. Ny. T tidak merasa rendah diri dengan
kondisinya. Ny. T mengatakan jarang marah-marah dan selalu tenang dalam
bersikap. Ny. T dapat atau mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan
orang-orang yang baru dikenalnya. Mekanisme pertahanan diri Ny. T apabila
mengalami suatu masalah selalu berdoa kepada Tuhan YME dan membicarakan
dengan teman-teman dan suster yang ada di Panti Bakti Luhur Sidoardjo. Keadaan
umum Ny. T baik dengan tingkat kesadaran compos menthis, skala koma glasgow
untuk Eye 4 verbal 5 psikomotor 6, tanda-tanda vital Tensi : 150/100 mmHg, N :
90 x/menit, RR : 22 x/menit, S : 36,5 0C. Ny.T tidak mengalami gangguan pada
sistem kardiovaskuler karena tidak mengeluh nyeri dada dan dada tidak berdebar-
debar. Sistem pernapasan juga tidak terganggu karena tidak ada batuk dan sesak
napas. Sistem intergumen tidak terlalu elastis, sudah mulai keriput, kulit pada
daerah kaki kiri bersisik, kulit tampak kering. Sistem perkemihan tidak
mengalami gangguan, pasien BAK 4-5kali dalam sehari. Sistem muskuloskeletal
tidak mengalami gangguan karena Ny. T bisa bergerak bebas dan tidak ada
kecacatan. Sistem endokrin tidak terjadi masalah. Sistem gastrointestinal tidak ada
masalah karena pola makan Ny. T baik dan tidak ada riwayat maag. Sistem
reproduksi Ny. T sudah mengalami menopause. Sistem persayafan Ny. T sakit
kepala. Sistem penglihatan Ny. T mengalami masalah karena penglihatan agak
kabur saat melihat tulisan dengan jarak ± 20-30 cm, pasien menggunakan alat
bantu yaitu kacamata. Sistem pendengaran tidak mengalami masalah karena Ny. T
dapat mendengan dengar dengan jelas. Sistem pengecapan tidak mengalami
masalah karena Ny. T masih bisa merasakan rasa makanan yang dimakannya.
Sistem penciuman masih baik karena Ny. T bisa membedakan bau yang harum
dan bau tidak sedap. Tactil respon Ny. T masih baik karena pasien masih merasa
sakit saat di cubit pada tangan dan kaki.
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
Nama klien : Ny. T Tanggal : 19 Maret 2020
Jenis kelamin :P TB/BB : 154cm/ 58kg
Umur :67 tahun Gol. Darah : -
Agama : Katolik
Pendidikan : SMP
Alamat : Surabaya
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
B
satu dari fungsi tersebut.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
C
mandi, dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
D
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
E
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
F mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan.
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut.
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
Lain-lain
diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F.
SKORE
No. PERTANYAAN JAWABAN
+ -
1. Tanggal berapa hari ini? Tidak tahu
2. Hari apa sekarang? Tidak tahu
3. Apa nama tempat ini? Ruang makan suster
Berapa nomo telepon Anda? Tidak punya
a. Dimana alamat Anda ?
4.
(tanyakan bila tidak memiliki
telepon)
5. Berapa umur Anda? 66 tahun
6. Kapan Anda lahir? Tidak tahu
7. Siapa Presiden Indonesia sekarang? Tidak tahu
8. Siapa Presiden sebelumnya? Tidak tahu
9. Siapa nama kecil ibu Anda? Tidak ingat
Kurangi 3 dari 20 dan tetap -
10. pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun.
Jumlah kesalahan total 6
Keterangan:
1. Kesalahan 0-2 Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 Kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 Kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10 Kerusakan intelektual berat
36
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan bila subjek hanya berpendidikan
SD.
Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 kesalahan bila subjek mempunyai
pendidikan lebih dari SD.
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan untuk subjek kulit hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
Keterangan:
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjang kontinum: Compos mentis,
apatis, somnolen, sopor, koma.
Nilai maksimum 30 (nilai 21 atau kurang indikasi ada kerusakan kognitif
sehingga perlu penyelidikan lanjut).
38
menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami /istri )
Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat
2
kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk / tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
2
sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja ± sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
Penilaian
0-4 Depresi tidak ada/minimal
5-7 Depresi ringan
8-15 Depresi sedang
41
Keterangan.
Semakin tinggi total nilai, maka kemampuan APGAR bagus. Misalnya total
nilai 5 artinya perlu dukungan dan motivasi.
ANALISA DATA
DATA INTERPRETASI MASALAH
44
SUBJEKTIF/OBJEKTIF
Etiologi Problem
(Sign/Symptom)
PRIORITAS MASALAH
45
RENCANA TINDAKAN
Selasa 31 Desember 2019 1. Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, S : pasien mengatakan nyeri berkurang saat
durasi, frekuensi, kualitas, dan beraktivitas setelah minum obat pagi
07.00 – 12.00 WIB
intensitas nyeri O : - Kesadaran composmentis
2. Mengontrol ligkungan yang -Skala nyeri 1-3
memperberat rasa nyeri - TTV
3. Mengajarkan tehnik relaksasi dan TD:130/80mmHg
distraksi pada pasien N:95x/mnt
4. Berkolaborasi dengan pengasuh untuk R:20x/mnt,
memantau perkembangan kesehatan S: 36,5°C
pasien agar rutin minum obat A : Masalah nyeri teratasi sebagian
P : Lanjut intervensi
- Menganjurkan selalu rutin minum obat
Selasa 31 desember 2019 1. Mengidentifikasi kesiapan menerima S : Oma.T mengatakan “ sudah memahami
informasi apa itu hipertensi
07.00 – 12.00 WIB
2. Menyediakan materi dan media O : - klien tampak menyimak dengan baik
pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan yang telah diberikan
3. Menjelaskan faktor resiko yang dapat penyuluh
mempengaruhi kesehatan - Klien sangat berterimakasih atas
4. Berkolaborasi dengan pengasuh untuk dukungan dan informasi tarhadap
memantau perkembangan kesehatan dirinya
pasien agar rutin minum obat A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
50
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2009. Askep Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Arif, Mansjoer, dkk. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Kapita Selekta.
Brunner dan Suddarth, D. 2012. Buku Ajar Keperawatan Bedah (Ed.8) Vol 1.
Jakarta: EGC.
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan
Praktik. Jakarta:EGC