Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KASUS HIPERTENSI PADA LANSIA DAN

PENATALAKSANANNYA

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas

Dosen Pengampuh : Endang Sri Mulyawati L, S.Kep., M.Kes

Oleh

Risma Muliati (R2114201058)

Program Studi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Karya Persada Muna

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan ke hadirat Illahi Robbi atas segala nikmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah “Kasus Hipertensi Pada
Lansia dan Penatalaksanaannya”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu komponen
tugas pada mata kuliah Keperawatan Komunitas di Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Karya Persada Muna. Makalah ini mencoba memaparkan tentang kasus dan
penatalaksanaan hipertensi pada lansia. Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dalam penyusuanan makalah ini, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan penambahan wawasan kita semua di masa
yang akan datang. Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.

Raha, 16 November 2023

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………...…iii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………...………1

A. Latar Belakang…………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………..2

C. Tujuan……………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...3

A. Definisi Hipertensi…………………………………………………....….3

B. Faktor Resiko Hipertensi………………………………………………...3

C. Tanda dan Gejala Hipertensi……………………………………………..5

D. Klasifikasi Hipertensi…………………………………………………….6

E. Prevalensi Hipertensi……………………………………………………..6

F. Pencegahan Hipertensi……………………………………………………7

G. Penatalaksanaan Hipertensi…………………………………………..…..7

BAB III PENUTUP………………………………………………………10

A. Kesimpulan……………………………………………..………………10

B. Saran…………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular yang menjadi perhatian dunia akhir-akhir ini adalah penyakit
hipertensi. Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi yang
terus meningkat dari tahun ke tahun dan sangat erat kaitannya dengan penyakit
kardiovaskuler dan ginjal. Hal ini menjadikan masalah Hipertensi sebagai masalah yang
penting untuk diperhatikan. Hipertensi adalah penyakit dengan faktor risiko ketiga
terbesar penyebab kematian dini (Utama et al. 2019) Pada tahun 2014, prevalensi
hipertensi di dunia pada usia di atas 18 tahun sekitar 22%. (WHO, 2014). Prevalensi
hipertensi pada lansia di negara Indonesia sebanyak 83 per 1000 lansia berdasarkan Hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007 (Mulia 2019).

Lansia merupakan kelompok usia yang rentan akan masalah kesehatan. Pertambahan
usia pada lansia mengakibatkan sistem dan fungsi mengalami penurunan. Penurunan ini
mengakibatkan munculnya penyakit tidak menular salah satunya adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan tekanan darah yang melebihi nilai dari 140 mmHg dan 90 mmHg
dengan pengukuran berulang saat seseorang dalam kondisi istirahat. Peran yang dapat
perawat berikan dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan
masyarakat sekitar, dalam hal ini adalah memberdayakan kemandirian lansia. Salah satu
pemberdayaan yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk terapi kelompok yaitu
self-help group (SHG). Intervensi ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu
intervensi keperawatan untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

Hipertensi sebagai pembunuh diam-diam (silent killer) merupakan masalah kesehatan


paling banyak dialami lansia. Pengendalian hipertensi pada lansia sangat diperlukan
untuk mengurangi komplikasi hipertensi. Berdasarkan kondisi tersebut dikembangkan
Program merona. Tujuan yaitu memberikan gambaran pelaksanaan program merona pada
lansia dengan hipertensi. Selain program merona diterapkan pula terapi berzikir untuk
mengurangi hipertensi paada lansia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi ?
2. Jelaskan faktor resiko hipertensi !
3. Jelaskan tanda dan gejala hipertensi !
4. Jelaskan klasifikasi hipertensi !
5. Jelaskan prevalensi hipertensi !
6. Jelaskan pencegahan hipertensi !
7. Jelaskan penatalaksanaan hipertensi !

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu hipertensi


2. Mengetahui faktor resiko hipertensi
3. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
4. Mengetahui klasifikasi hipertensi
5. Mengetahui prevalensi hipertensi
6. Mengetahui pencegahan hipertensi
7. Mengetahui penatalaksanaan hipertensi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah
arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi juga didefinisikan sebagai
evevasi persisten dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan
tekanan darah diastolik (TDD) pada level 90 mmHg atau lebih (Jurnal Kesehatan
Komunitas, 2021).

Hipertensi adalah kelainan kardiovaskuler yang paling umum di dunia dan menurut
WHO, penyakit ini menyerang 1,28 miliyar oorang dewasa sampai lansia berusia 30-79
tahun di seluruh dunia, dua per tiganya tinggal di negara berpendapatan rendah dan
menengah (Journal Of Hypertansion, June 2023).

Menurut pedoman Eropa tahun 2018 dan pedoman internasional saat ini hipertensi
didefinisikan berdasarakan nilai tekanan darah sistolik berulang diangka 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik diangka 90 mmHg (Jurnal Of Hypertansion, June 2023).

B. Faktor Resiko Hipertensi

1. Faktor Risiko Hipertensi yang Tidak Dapat Diubah


a. Riwayat keluarga

Faktor genetik cukup berperan terhadap timbulnya hipertensi. Jika kita memiliki
riwayat keluarga sedarah dekat (orang tua, kakak atau adik, kakek atau nenek)
yang menderita hipertensi, maka kita memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
menjadi lebih tinggi (Jurnal Kesehatan Sandi Husada, 2022)

b. Usia

Tekanan darah cenderung lebih tinggi seiringbertambahnya usia. Hal ini


disebabkan karena semakin bertambahnya usia, terutama usia lanjut, pembuluh
darah akan secara alami menebal dan lebih kaku. Perubahan ini dapat
meningkatkan risiko hipertensi.

Usia lanjut usia atau yang sering disebut lansia merupakan kelompok usia yang
rentan mengalami masalah kesehatan. Masalah tersebut semakin bertambah
ketika seseorang bertambah dalam usianya. Pertambahan usia yang dialami lansia
mengakibatkan semua sistem dan fungsi mengalami penurunan. Salah satu fungsi
yang mengalami penurunan adalah fungsi fisiologis. Penurunan fungsi tersebut
memunculkan penyakit tidak menular dan tidak menular seperti hipertensi (Awali
dan Norhidayah, 2016)

c. Jenis kelamin
Laki-laki lebih banyak mengalami hipertensi di bawah usia 55 tahun, sedangkan
pada wanita lebih sering terjadi saat lansiahipertensi karena adanya perubahan
hormonal tubuh. Sebuah penelitian dari Ethiopia dan Afganisthan menunjukan
hubungan antara pasien wanita dan kecemasan memiliki kemungkinan 4,25 kali
lebih besar untuk mengalami hipertensi (Althea Medical journal, 2023)

2. Faktor Resiko yang Tidak Dapat Diubah

a. Pola makan tidak sehat


Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam atau makanan asin dapat
menyebabkan terjadinyahipertensi. Begitu pula dengan kebiasaan memakan
makanan yang rendah serat dan tinggi lemak jenuh.

b. Kurangnya aktivitas fisik

Aktivitas fisik baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kurangnya
aktivitas fisik dapat menyebabkan bertambahnya berat badan yang meningkatkan
risiko terjadinya tekanan darah tinggi. Kekuatan otot yang melemah pada lansia
membuat lansia malas menegerjakan aktivitas fisik sehingga lansia rentan terkena
hipertensi.

c. Kegemukan

Ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan pengeluaran energi


menyebabkan kegemukan dan obesitas. Secara definisi, obesitas ialah kelebihan
jumlah total lemak tubuh > 20 persen dibandingkan berat badan ideal.Kelebihan
berat badan ataupun obesitas berhubungan dengan tingginya jumlah kolesterol
jahat dan trigliserida di dalam darah, sehingga dapat meningkatkan risiko
hipertensi. Selain hipertensi, obesitas juga merupakan salah satu faktor risiko
utama diabetes dan penyakit jantung

d. Konsumsi alkohol berlebih

Konsumsi alkohol yang rutin dan berlebih dapat menyebabkan berbagai


gangguan kesehatan, termasuk di antaranya adalah hipertensi. Selain itu,
kebiasaan buruk ini juga berkaitan dengan risiko kanker, obesitas, gagal jantung,
stroke, dan kejadian kecelakaan

e. Merokok

Merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Nikotin dapat


meningkatkan tekanan darah, sedangkan karbon monoksida bisa mengurangi
jumlahoksigen yang dibawa di dalam darah. Tak hanya perokok saja yang
berisiko, perokok pasif atau orang yang menghirup asap rokok di sekitarnya juga
berisiko mengalami gangguan jantung dan pembuluh darah
4
f. Stres
Stres berlebih akan meningkatkan risiko hipertensi. Saat stres, kita mengalami
perubahan pola makan, malas beraktivitas, mengalihkan stres dengan merokok
atau mengonsumsi alkohol di luar kebiasaan. Hal-haltersebut secara tidak
langsung dapat menyebabkan hipertensi (Jurnal Keperawatan, 2020).

C. Tanda dan Gejala Hipertensi

1. Sering Sakit Kepala

Sakit kepala merupakan gejala hipertensi yang paling sering terjadi. Keluhan ini
khususnya dirasakan oleh pasien dalam tahap krisis, di mana tekanan darah berada
di angka 180/120 mmHg atau bahkan lebih tinggilagi.Apabila kita pernah atau
sering mengalami nyerikepala yang terjadi secara tiba-tiba, sebaiknya segera
periksakan diri ke dokter, agar hipertensi dapat dideteksi segera.

2. Gangguan Penglihatan

Tanda hipertensi yang satu ini dapat terjadi secara mendadak atau perlahan. Salah
satu gangguan penglihatan yang dapat terjadi adalah retinopati hipertensi. Ketika
terjadi peningkatan tekanan darah, pembuluh darah mata dapat pecah. Hal ini
menyebabkan penurunan penglihatan mata secara tajam dan mendadak.

3. Mual dan Muntah

Mual dan muntah adalah gejala darah tinggi yang dapat terjadi karena
peningkatan tekanan di dalam kepala. Hal ini dapat terjadi akibat beberapa hal,
termasuk perdarahan di dalam kepalaSalah satu faktor risiko perdarahan di dalam
kepala adalah hipertensi. Seseorang dengan perdarahan otak dapat mengeluhkan
adanya muntah menyembur yang terjadi tiba-tiba.

4. Nyeri Dada

Penderita hipertensi dapat mengalami keluhan nyeri dada. Kondisi ini terjadi
akibat penyumbatan pembuluh darah pada organ jantung.Tidak jarang, nyeri dada
menjadi penanda dari serangan jantung yang juga bermula dari tekanan darah
tinggi. Segera periksakan ke dokter apabila mengalami salah satu gejala ini.

5. Sesak Napas

Penderita hipertensi juga dapat merasakan keluhan sesak napas. Keadaan ini
terjadi ketika jantung mengalami pembesaran dan gagal memompa darah. Jika
sering mengalaminya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

5
6. Bercak Darah di Mata

Sering disebut dengan perdarahan sub konjungtiva, gejala hipertensi ini sering
ditemukan pada individu dengan diabetes atau tekanan darah tinggi. Namun, bukan
kedua kondisi tersebutlah yang menyebabkannya secara langsung. Apabila
menemukan bercak darah di mata, konsultasikan kepada dokter mata mengenai
kerusakan terhadap saraf mata yang disebabkan oleh tekanan darahtinggi.

7. Muka yang Memerah

Ketika pembuluh darah di muka melebar, area wajah akan terlihat memerah. Hal
ini dapat terjadi akibat respons dari beberapa pemicu, seperti pajananmatahari,
cuaca dingin, makanan pedas, angin,minuman panas dan produk perawatan kulit.
Meski disebabkan oleh banyak hal, facial flushing wajah memerah bisa juga
menjadi gejala hipertensi. Ini terjadi ketika tekanan darah meningkat lebih dari
biasanya (BUKU HIPERTENSI, KENALI PENYEBAB, TANDA GEJALA DAN
PENANGANANNYA, 2021).

D. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi menurut Joirnal Of Hypertension 2023 yaitu sbb :

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Optimal <120 <80
Normal 120 - 129 80 - 84
Normal - Tinggi 130 - 139 85 - 89
Hipertensi derajat 1 140 - 159 90 - 99
Hipertensi derajat 2 160 - 179 100 - 109
Hipertensi derajat 3 >180 >110
Hipertensi sistolik terisolasi >140 <90
Hipertensi diastolik <140 >90
terisolasi

E. Prevalensi Hipertensi

1. Prevalensi Hipertensi di Dunia

Menurut WHO, penyakit hipertensi menyerang 1,28 miliar orang dewasa samapai
lansia berusia 30 – 79 tahun di seluruh dunia, dua pertiganya tinggal di negara
berpendapatan rendah rendah dan menengah. Pada tahun 2019, standar usia global
distandarisasi prevalensi rata – rata hipertensi pada orang dewasa sampai lansia yaitu
30 – 79 tahun dilaorkan sebesar 34% pada pria dan 32% pada wanita (Journal Of
Hypertension, 2023).
6

Prevalensi hipertensi secara global diperkirakan akan meningkat menjadi 29% pada
tahun 2025. Hipertensi diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian sari total seliruh
kematian di dunia (Althea Medical Journal, 2023).

Pada tahun 2014, prevalensi hipertensi di dunia pada usia di atas 18 tahun sekitar
22%. (WHO, 2014).

2. Prevalensi Hipertemsi di Indonesia

Prevalensi hipertensi pada lansia di negara Indonesia sebanyak 83 per 1000 lansia
berdasarkan Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007 (Mulia
2019).
Jumlah prevalensi lansia yang mengalami hipertensi dalam data Infodatin Lansia
2016 menyebutkan bahwa usia 55-64 tahun sebanyak 45,9%, usia 65-74 tahun
sebanyak 57,6% dan usia di atas 75 tahun sebanyak 63,8% (Jurnal Keperawatan,
2020).

F. Pencegahan Hipertensi

C : Cek kondisi kesehatan secara berkala


E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktifitas fisik
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
I : Istirahat yang cukup
K : Kendalikan stress

P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter


A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
T : Tetap diet sehat dengan gizi seimbang
U : Upayakan beraktivitas fisik dengan aman
H : Hindari rokok,alkohol,dan zat karsinogik lainnya (BUKU HIPERTENSI KENALI
, TANDA GEJALA, DAN PENANGANANNYA, 2021).

G. Penatalaksanan Hipertensi

1. Penatalaksanaan farmakologis

Upaya terapi farmakologis tidak ada hal yang dapat dilakukan selain menggunakan
obat ntihipertensi (Zaenurrohmah & Rachmayanti,2017). Jenis obat antihipertensi
yang digunakan oleh pasien adalah kategori dihydropyridine calcium blocker yaitu
obat amlodiphine.karena obat cukup efektif dan efisien yang hanya digunakan sehari
sekali.penderita hipertensi minimal 1 tahun mengonsumsi obatantihipertensi.namun
obat ini pada saat di konsumsi dapat menimbulkan efek samping berupa keluhan di
rongga mulut (mulut kering gigi bengkak,gigi berdarah,dan sariawan) Tambuwun, at
al, 2015.
7

2. Penatalaksanaan Non Farmakologi

a. Zikir

Zikir merupakan faktor spiritual yang sangat penting dalam meningkatkan resiliensi
individu,karena memiliki keterkaitan yang erat dengan budaya dan cara hidup
masyarakat ia mendapatkan hati yang tentram (QS.Ar-Ra’: 28), memperoleh
keuntungan (QS.Al-Jumuah: 10) dan sebagai bentuk rasa syukur kita kepada sang
khalikb (Khairiyah,et al,2015). Jeni terapi ini sangat mudah dilakukan dan dapat
dilakukan dimana saja lebi khusyu lagi jika dilakukan dengan cara kita menjalankan
kewajiban dan perintah agama,seperti pada saat melaksanakan sholat mengerjakan
puasa baik di bulan ramadhan dan puasa sunnah,menjalankan ibadah haji dan
umroh,menunaikan zakat,serta pada saat membaca Alqur’an (Habiburrahman,et
al,2018). Dalam artikel penelitian (Fatimah,2018) zikir bekerja dengan cara menekan
kerja sistem syaraf simpatis dan mengaktifkan kerja sistem syaraf parasimpatis
sehingga akan membuat seseorang merasa tenang.

b. Upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat meliputi promotif


dan preventif
Metode yang digunakan dalam pengabdian survai,ceramah,diskusi,demonstrasi
yang dilaksanakan dalam bentuk:
1. Pengkajian : pengkajian dilakukan dengan mengunjungi rumah warga.selain
melalui angket pengkajian juga diperoleh melalui data sekunder berupa rekapan
data
2. Analisi data pengkajian,penentuan msalah dan prioritas masalah : masalah yang
dirasakan warga menjadi tampak melalui proses pengkajian yang dianalisis
untuk menentukan jumlah dan presentasenya.masalah dalam jumlah
terbanyak,paling dirasakan masyarakat,dan memiliki sumberdaya untuk
diselesaikan dijadikan sebagai masalah prioritas
3. Perumusan solusi: hasil pengkajian yang diperoleh dipaparkan kepada
warga,petugas kesehatan dan pemerintah daerah setempat.kemudian tim
pengabdian masyarakat menyampaikan solusi yang akan dilaksankan selama
pengabdian
4. Penyuluhan kesehatan pada warga meliputi:penyuluhan perilaku hidup bersih
dan sehat,penyuluhan masalah hipertensi dengan menggunakan angket berisi
pertanyaan yang menanayakan
5. Pemberian leafet yang berisi informasi kesehatan
6. Pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat
Tensimeter,termometer,timbangan,jam dan format pengkajian.pemeriksaan
meliputi tekanan darah,suhu,nadi,pernafasan dan pengkajian riwayat kesehatan
dan pelatihan relaksasi otot progresif bagi warga yang menderita hipertensi
(Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2021).
8
c. Pelatihan Merona

Pelatihan merona adalah pelatihan yang diberikan menggunakan pendekatan


asuhan keperawatan keluarga dan asuhan keperwatan komunitas,implementasi
dalam keluarga yaitu mengajarkan teknik terapi musik,relaksasi otot progresif dan
nafas dalam kepada lansia dan pendamping lansai (care giver).Monitoring
pelaksanaan program merona dilakukan penulis melalui kunjugan (luring) dan
melalui daring.implementasi terhadap kelompok lansia yaitu dengan membagi 60
lansia menjadi 6 kelompok kecil yang terdiri dari 10 lansia.kemudian setiap
kelompok kecil diberikan pelatihan secara offline oleh penulis dengan diikuti oleh
kader kesehatan sebagai support group yang akan memantau pelaksanaan program
ini selanjutnya.hasil pelaksanaan program MERONA menggunakan pendekatan
asuhan keluarga dan komunitas diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan perilaku
agregat dalam perawatan hipertensi dan penurunan tekanan darah (Jurnal kesehatan
komunitas,2021).

d. Self Helf Group (SHG)

Pelaksanaan SHG yang dilakukan berdasar Ahmadi dalam penelitian Utami


mengungkapkan bahwa kelompok SHG/swabantu merupakan suatu kelompok yang
di dalamnya tiap anggota saling berbagi masalah baik secara emosional maupun
fisik. Kegiatan ini mendiskusikan pemecahan masalah yang dihadapi bersama,
hasilnya adalah masingmasing anggota mendapatkan keuntungan dengan diberikan
metode SHG. Penelitian lain terkait SHG bahwasanya metode SHG efektif dalam
meningkatkan status kesehatan dan kepuasan hidup lansia penderita hipertensi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa terdapat Novita Wulan Sari, Margiyati, Ainnur
Rahmanti, Efektifitas Metode Self-Help Group (SHG) terhadap Tekanan Darah
pada Lansia HipertensiJURNAL KEPERAWATAN | VOLUME 03 | NOMOR 03 |
MARET 2020. Peningkatan pengetahuan tentang hipertensi setelah diberikan SHG
dari nilai mean 9,20 menjadi 13,20. Pengaruh SHG juga efektifdalam peningkatan
self-management lansia dengan penderita diabetes dengan hasil nilai 5,37
meningkat menjadi 6,58 12. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
selfhelp group (SHG) terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi.
9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberian metode SHG berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil penurunan tekanan darah
sebelum dan sesudah pelaksanaan SHG pada kelompok intervensi.

B. Saran

Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dalam penanganan kasus hipertensi pada


lansia adalah penggabungan beberapa pintervensi atau penatalaksanaaan yang telah
dicantumkan di materi dalam jangka waktu yang lebih panjang 3 - 6 bulan yang
diharapkan dapat dimasukkan dalam kegiatan penurunan hipertensi pada lansia.
10

DAFTAR PUSTAKA

Claudia Fariday Dewi, Bonafantura Nursi Nggarang, Helena Sardinan. Fakultas Kesehatan
dan Pertanian UNIKA Santu Paulus Ruteng (2021). Penerapan Asuhan Keperawatan Masalah
Hipertensi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada warga Dusun Puarwasih, Kab
Manggarai 2021. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. (Vol. 5, No 1).

Novita Wulan Sari, Margiati, Ainur Rahmanti. Akper Kesdam IV / Diponegoro. Efektifitas
Metode Self Health Group (SHG) Terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi 2020.
Jurnal Keperawatan ( Volume 03, No 03).

Michel Burnier, Guido Grassi, Maria Lorenza Muiesan. 2023 ESH Guildness For The
Management of Arterial Hypertension The Task Force For The Management Arterial
Hypertension of The Europan Society Of Hypertension Endrosed By The E. Journal of
Hypetension June 2023.
11

Anda mungkin juga menyukai