PATOFISIOLOGI
DISUSUN OLEH:
Nama : Riky Andrian
Npm : 20.18.079
Dosen pengampu :
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan mohon maaf
atas kekurangan yang masih terdapat didalamnya, karena saya menyadari adanya
keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Maka dengan senang hati kami akan
menerima kritik dan saran pembaca guna perbaikan dalam penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.
DAFTAR ISI
1.2 Epidemiologi
Di Indonesia prevalensi hipertensi berkisar antara 8,6% - 10%. Saat ini
jumlah penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang. Prevalensi
pada daerah urban dan rural berkisar antara 17 – 21% dan hanya 4% yang
merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi pada dewasa sebesar 6 – 15%, 50% di
antara orang dewasa yang menderita hipertensi tidak menyadari sebagai penderita
hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena
tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya sedangkan 90%
merupakan hipertensi esensial (Syahrini, 2013). Sedangkan di Amerika,
berdasarkan American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang
berusia diatas 20 tahun penderita hipertensi telah mencapai angka hingga 64,5 juta
jiwa dengan 90 – 95% diantaranya belum diketahui pasti penyebabnya
(INFODATIN).
Tekanan darah tinggi merupakan penyakit degenerative yang umumnya
tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur. Risiko
penderita hipertensi yang tadinya tekanan darahnya normal pada populasi ≥ 55
tahun adalah 90%.2. Kebanyakan orang mempunyai tekanan darah prehipertensi
sebelum mereka didiagnosis menderita hipertensi, dan kebanyakan terjadi pada
umur diantara dekade ketiga dan dekade kelima. Sampai dengan umur 55 tahun,
laki-laki lebih banyak menderita hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55
s/d 74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita
hipertensi. Pada populasi lansia (umur ≥ 60 tahun), prevalensi untuk hipertensi
sebesar 65.4 % (Hajjar, 2003).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Etiologi
Hipertensi berdasarkan etiologinya dibagi menjadi dua yaitu hipertensi
primer (esensial) dan hipertensi sekunder.
a) Hipertensi primer
Sekitar 95% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi esensial
(primer). Penyebab hipertensi esensial ini masih belum diketahui, tetapi factor
genetik dan lingkungan diyakini memegang peranan dalam menyebabkan
hipertensi esensial (Weber dkk., 2014). Faktor genetik dapat menyebabkan
kenaikan aktivitas dari sistem renin-angiotensin-aldosteron dan sistem saraf
simpatik serta sensitivitas garam terhadap tekanan darah. Selain faktor genetik,
faktor lingkungan yang mempengaruhi antara lain yaitu konsumsi garam, obesitas
dan gaya hidup yang tidak sehat serta konsumsi alkohol dan merokok (Weber
dkk., 2014).
Penurunan ekskresi natrium pada keadaan tekanan arteri normal merupakan
peristiwa awal dalam hipertensi esensial. Penurunan ekskresi natrium dapat
menyebabkan meningkatnya volume cairan, curah jantung, dan vasokonstriksi
perifer sehingga tekanan darah meningkat. Faktor lingkungan dapat memodifikasi
ekspresi gen pada peningkatan tekanan. Stres, kegemukan, merokok, aktivitas
fisik yang kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai
faktor eksogen dalam hipertensi (Robbins dkk., 2007).
b) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder diderita sekitar 5% pasien hipertensi (Weber dkk.,
2014). Hipertensi sekunder disebabkan oleh adanya penyakit komorbid atau
penggunaan obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Obat-obat
tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau
memperberat hipertensi. Penghentian penggunaan obat tersebut atau mengobati
kondisi komorbid yang menyertainya merupakan tahap pertama dalam
penanganan hipertensi sekunder (Depkes RI, 2006). Beberapa penyebab hipertensi
sekunder .
Tabel 1. Penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi (Depkes RI, 2006)
2.5 Komplikasi
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel
arteri dan mempercepat atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk
rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah
besar. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular
(stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard,
angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi
memiliki faktor-faktor resiko kardiovaskular lain, maka akan meningkatkan
mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya. Menurut Studi
Framingham, pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan resiko yang
bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal
jantung (Dosh,2001).
3.1 KESIMPULAN
Dari studi literatur yang dilakukan terhadap beberapa jurnal, diketahui Bahwa
pola makan dengan pemilihan makanan yang kurang tepat sangat Berpengaruh
terhadap penyakit hipertensi yang terjadi. Pola makan yang dapat Mengakibatkan
hipertensi adalah sering mengkonsumsi makanan yang Mengandung tinggi
natrium dan tinggi lemak Selain pola makan, stress juga berpengaruh terhadap
hipertensi. Stress Dapat mengakibatkan tekanan darah naik. Jika hal ini
berlangsung terus Menerus, maka dapat mengakibatkan hipertensi.
3.2 SARAN
Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah memperbaiki Pola
makan menjadi lebih baik, seperti mengkonsumsi makanan seimbang, Rutin
mengkonsumsi buah dan sayur dan minum air putih sesuai kebutuhan Dalam
sehari. Selain pola makan, hal yang dapat dilakukan adalah Mengendalikan
pikiran agar dapat terhindar dari stress. Salah satu yang dapat Dilakukan untuk
mengendalikan pikiran adalah selalu berpikir positif dan rutin Melakukan yoga
atau meditasi untuk mengurangi tingkat stress.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Info DATIN Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI. KEMENKES RI : Jakarta
Chobanian, A.V., Bakris, J.L., Black, H.R., Cushman, W.C., Green, L.A., Izzo, Jr,
J.L., Jones, DW., et al., 2003. The seventh report of The Joint National
Committee on prevention, detection, evaluation and treatment of high
blood pressure. http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/42/6/1206,
diakses 28 April 2009.
Goodman dan Gilman. 2008. Dasar Farmakologi Terapi Vol 1. Edisi 10. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
ISFI. 2007. Pembekalan Tenaga Farmasi Rumah Sakit Tentang Penyakit Jantung,
Diabetes Mellitus, dan Hipertensi. Media Informasi Farmasi Indonesia.
MEDISINA. 1. (3) : 57.
Robbins, S.L., Cotran, R.S., Kumar, V. 2007. Buku Ajar Patologi Vol 2. Edisi 7.
Diterjemahkan oleh Pendit, B.U. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Tjay, T.H, dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting. Edisi VI. Cetakan Pertama.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo Gramedia.