Anda di halaman 1dari 5

MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN

HIPERTENSI
DEGAN MODEL SOR, POR, DAR, DAN CBE
Dosen Pengampu : Bapak Wahyudi, S.Kep.,Ns.MH
Mata Kuliah : Dokumentasi Keperawatan

Disusun oleh :
Nama : Deka Faridz Wibiando
NIM : (P1337420222163)
Tingkat: 2C

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO PROGRAM


DIPLOMA TIGA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN SEMARANG TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Dokumentasi
Keperawatan Penyakit Hipertensi dengan menggunakan metode SOR (Source Oriented
Record), POR (Problem Oriented Record), CBE (Charting by Expection) dan DAR ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki. Saya ucapkan terimakasih banyak
atas bimbingan Bapak Wahyudi, S.Kep. Ns., MH. selaku dosen pengampu mata kuliah
dokumentasi keperawatan semester III.

Dalam pembuatan makalah ini, saya sebagai penulis mendapatkan berbagai macam
hambatan dan tantangan. Namun, hambatan dan tantangan tersebut tidak menjadi masalah
besar bagi saya dalam menyusun makalah karena dukungan dari berbagai pihak, hambatan
dan tantangan tersebut dapat saya lewati. Untuk itu saya menyampaikan terimakasih banyak
kepada para dosen pengampu mata kuliah Dokumentasi Keperawatan.

Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
pembuatan makalah ini sehingga makalah ini bisa berhasil untuk diselesaikan. Saya juga
menggunakan sumber dari berbagai publikasi terkait makalah penyakit diabetes melitus
sebagai referensi dalam makalah ini.

Saya menyadari, bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi penyusunan maupun isi. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun sebagai bahan masukan demi kesempurnaan penyusunan
makalah selanjutnya. Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Purbalingga, 17 Agustus 2023

Penulis
A. KESIMPULAN JURNAL
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah baik sitolik maupun diastolic.
Hipertensi di kenal dengan the heterogeneous group of disease dan the killer diasease.
Hipertensi merupakan factor risiko yang menyebabkan kematian dini, serta terjadinya
gagal jantung dan penyakit gangguanotak

B. GAMBARAN UMUM
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat
berbahaya (Silent Killer). Definisi hipertensi sendiri ialah suatu kondisi dimana terjadi
kenaikan tekanan darah sistolik mencapai angka diatas sama dengan 140 mmHg dan
diastolik diatas sama dengan 90 mmHg. Berdasarkan data World Health Organization
(WHO), di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap
hipertensi. Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi mencapai 31,7% dan sekitar
60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Faktor-faktor yang menyebabkan
hipertensi diantaranya faktor genetik dan faktor lingkungan seperti obesitas, stres,
konsumsi garam berlebih, merokok, dan alkohol. Gangguan fisiologis yang terjadi
pada pengaturan aliran darah sehingga menyebabkan hipertensi diantaranya gangguan
pada kardiak output dan resistensi perifer, gangguan pada sistem renin-angiotensin,
dan gangguan pada sistem saraf otonom. Terdapat hubungan antara onset dari
hipertensi dan komplikasi hipertensi. Selama jangka waktu yang panjang tersebut,
serangkaian perubahan terjadi dalam sistem kardiovaskular termasuk sirkulasi
serebral. Perubahan yang terjadi seperti renovasi vaskular, peradangan, stres oksidatif,
dan disfungsi barorefleks berkontribusi dalam patogenesis stroke yang disebabkan
oleh hipertensi.
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah baik sitolik maupun diastolik yang
terbagi menjadi dua tipe yaitu hipertensi esensial yang paling sering terjadi dan
hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit renal atau penyebab lain,
sedangkan hipertensi malignan merupakan hipertensi yang berat, fulminan dan sering
dijumpai pada dua tipe hipertensi tersebut (Kamila, 2017). Sedangkan menurut Setiati
(2015), hipertensi merupakan tanda klinis ketidakseimbangan hemodinamik suatu
sistem kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya disebabkan oleh beberapa faktor/
multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu faktor tunggal
(Setiati, 2015). Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. 2016), Hipertensi
adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. Menurut
Smeltzer (2013), berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi terbagi atas dua bagian,
yaitu:
1. Hipertensi Primer (Esensial) Hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa
antara 90%- 95%. Hipertensi primer, tidakmemiliki penyebab klinis yangdapat
diidentifikasi, dan jugakemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor. Hipertensi
primer tidakbisa disembuhkan, akan tetapi bisadikontrol dengan terapi yang tepat.
Dalam hal ini, faktor genetikmungkin berperan penting untukpengembangan
hipertensi primer dan bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung berkembang
secarabertahap selama bertahun-tahun(Bell, Twiggs, & Olin, 2015).
2. Hipertensi Sekunder Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan
darahdan disertai penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis,
kehamilan, medikasi tertentu, danpenyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa
bersifat menjadi akut, yang menandakan bahwaadanya perubahan pada curahjantung
(Ignatavicius, Workman, &Rebar, 2017)
Hipertensi memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya yaitu :
1. Tidak dapat diubah :
a) Keturunan, faktor ini tidak bisa diubah. Jika di dalam keluarga pada orangtua atau
saudara memiliki tekanan darah tinggi maka dugaan hipertensi menjadi lebih besar.
Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar
identik dibandingkan kembar tidak identik. Selain itu pada sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah
tinggi.
b) Usia, faktor ini tidak bisa diubah. Semakin bertambahnya usia semakin besar pula
resiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan
regulasi hormon yang berbeda
2. Dapat diubah :
a) Konsumsi garam, terlalu banyak garam (sodium) dapat menyebabkan tubuh
menahan cairan yang meningkatkan tekanan darah.
b) Kolesterol, Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah menyebabkan
timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah
menyempit, pada akhirnya akan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.
c) Kafein, Kandungan kafein terbukti meningkatkan tekanan darah. Setiap cangkir
kopi mengandung 75-200 mg kafein, yang berpotensi meningkatkan tekanan darah 5-
10 mmHg. Alkohol, alkohol dapat merusak jantung dan juga pembuluh darah Ini akan
menyebabkan tekanan darahmeningkat.
d) Obesitas, Orang dengan berat badandiatas 30% berat badan ideal, memiliki peluang
lebih besar terkena hipertensi.
e) Kurang olahraga, Kurang olahragadan kurang gerak dapat menyebabkan tekanan
darahmeningkat. Olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah tinggi namun
tidak dianjurkan olahragaberat.
f) Stress dan kondisi emosi yangtidakstabil seperti cemas, yangcenderung
meningkatkan tekanandarah untuk sementara waktu. Jikastress telah berlalu maka
tekanandarah akan kembali normal.
g) Kebiasaan merokok, Nikotin dalamrokok dapat merangsang pelepasankatekolamin,
katekolamin yangmeningkat dapat mengakibatkaniritabilitas miokardial,
peningkatandenyut jantung, serta menyebabkanvasokonstriksi yang
kemudianmeningkatkan tekanan darah.

C. PENKAJIAN

1. Identitas pengkaji
Nama pengkaji : Deka Faridz Wibiando
Tanggal pengkaji : 18 Agustus 2023
Tempat : RSUD Margono Soekarjo Unit Geriatri Paviliun Abiyasa
2. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin
Alamat
Status
Pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai