P
DENGAN HIPETENSI DI RS. BHAYANGKARA
TEBING TINGGI TAHUN 2022
Laporan Praktek ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Praktek Lapangan Keperawatan Gerontik Kelas Ners Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Medan
OLEH:
FETTYANI SITUMORANG
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWTyang telah memberikan rahmatdan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “asuhan keperawatan
Gerontik pada Ny. P dengan hipertensi di RS. Bhayangkara Tebing Tinggi Tahun 2022 ”ini,
meskipunmasih jauh dari kesempurnaan.
Tujuan kami membuat laporan ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas pada mata
kuliah Keperawatan Gerontik . Dalam kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Atas bantuan dan
dorongannya, semoga mendapat balasan dari Allah SWT, dan kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.
Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang membangun
sangatkami harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan .
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.2. Etiologi
Penyebab hipertensi dibagi 3 yaitu (Pudiastuti R D, 2016):
1. Secara genetis menyebabkan kelainan berupa:
a. Gangguan fungsi barostat renal
b. Sensitifitas terhadap konsumsi garam
c. Abnormalitas transportasi natrium kalium
d. Respon SSP (Sistem Saraf Pusat) terhadap stimulasi psiko-sosial
e. Gangguan metabolisme (glukosa, lipid, dan resistensi insulin)
2. Faktor lingkungan
a. Faktor psikososial: kebiasaan hidup, pekerjaan, stress mental, aktivitas fisik, status
sosial ekonomi, keturunan, kegemukan, dan konsumsi minuman keras
b. Faktor konsumsi garam
c. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cartison) dan beberapa obat
hormon, termasuk beberapa obat anti radang (anti-inflamasi) secara terus-menerus
(sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang, merokok dan minum minuman
beralkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya
tekanan darah tinggi
2.1.3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pumbuluh darah terletak di pusat
vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jelas saraf simpatis, yang
berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergetar ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini
neuron pre-ganglion ke pumbuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pumbuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pumbuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor.
Pasien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf
simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi. Medula adrenal mensekresikan
efinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pumbuluh darah. Vasokontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin (Aspiani,
2014).
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan volume intravaskular. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan terjadinya
hipertensi (Aspiani, 2014). Digital Repository Universitas Jember 19 Peningkatan tekanan darah
biasanya tidak teratur serta terjadi peningkatan secara terus menerus. Hipertensi biasanya
dimulai sebagai penyakit yang ringan lalu perlahan berkembang ke kondisi yang parah atau
berbahaya (Williams & Wilkins, 2011) dalam (Mulyadi, 2016). Gejala yang sering muncul pada
hipertensi salah satunya adalah nyeri kepala. Pada nyeri kepala yang diderita oleh pasien
hipertensi disebabkan karena suplai darah ke otak mengalami penurunan dan peningkatan
spasme pembuluh darah (Setyawan & Kusuma, 2014).
Perubahan struktur dalam arteri-arteri kecil dan arteriola menyebabkan penyumbatan
pembuluh darah. Bila pembuluh darah menyempit maka aliran arteri akan terganggu Price dan
Wilson, 2006 dalam (Setyawan & Kusuma, 2014). Hal tersebut mengakibatkan spasme pada
pembuluh darah (arteri) dan penurunan O2 (oksigen) yang akan berujung pada nyeri kepala
atau distensi dari struktur di kepala atau leher Kowalak, Welsh, dan Mayer, 2012 dalam
(Setyawan & Kusuma, 2014). Nyeri kepala atau sakit kepala merupakan gejala penting dari
berbagai kelainan tubuh organik maupun fugsional. (Ballenger, 2010) dalam (Mulyadi, 2016).
Nyeri kepala ini sering ditandai dengan sensasi prodromal misal mual, pengelihatan
kabur, auravisual, atau tipe sensorik halusinasi. Salah satu teori penyebab nyeri kepala migrain
ini akibat dari emosi atau ketegangan yang berlangsung lama yang akan menimbulkan reflek
vasospasme beberapa pembuluh arteri kepala termasuk pembuluh arteri yang memasok ke
otak. Secara teoritis, vasospasme yang terjadi akan menimbulkan iskemik pada sebagian otak
sehingga terjadi nyeri kepala. Hall, 2012 dalam (Mulyadi, 2016).
2.1.5. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk Hipertensi bertujuan mengurangi morbiditas dan mortalitas dan
mengontrol tekanan darah. Dalam pengobatan Hipertensi ada 2 cara yaitu:
1. Pengobatan nonfarmakologik
Pengobatan ini dilakukan dengan cara:
a) Pengurangan berat badan: penderita Hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk
menurunkan berat badan, membatasi asupan kalori dan peningkatan pemakaian kalori
dengan latihan fisik yang teratur
b) Menghentikan merokok: merokok tidak berhubungan langsung dengan Hipertensi
tetapi merupakan faktor utama penyakit kardiovaskuler.
c) Menghindari alkohol: alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan
resistensi terhadap obat anti Hipertensi.
d) Melakukan aktivitas fisik: penderita Hipertensi tanpa komplikasi dapat meningkatkan
aktivitas fisik secara aman.
e) Membatasi asupan garam: kurangi asupan garam sampai kurang dari 100 mmol
perhari atau kurang dari 2,3 gram natrium atau kurang dari 6 gram NaCl.
2. Pengobatan Farmakologi
Pengobatan farmakologi pada setiap penderita Hipertensi memerlukan
pertimbangan berbagai faktor seperti beratnya Hipertensi, kelainan organ dan faktor resiko
lain. Berdasarkan cara kerjanya, obat Hipertensi terjadi beberapa golongan, yaitu diuretik
yang dapat mengurangi curah jantung, beta bloker, penghambat ACE, antagonis kalsium
yang dapat mencegah vasokonstriksi. Pada beberapa kasus, dua atau tiga obat Hipertensi
dapat diberikan. Pengobatan Hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat:
a. Diuretic (Tabel Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)). Merupakan golongan
obat Hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena
potassium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi
potasium harus dilakukan.
b. Beta-blockers (Atenolol (Tenorim), Capoten (Captropil)). Merupakan obat yang dipakai
dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung
dan memperlebar (Vasodilatasi) pembuluh darah.
c. Calcium Channel blockers (Norvasc (amlopidine), Angiotensin Converting Enzyme
(ACE)). Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah
tinggi atau Hipertensi melalui proses relaksasi pembuluh darah yang juga memperlebar
pembuluh darah. (Pudiastuti R D, 2016).
Studi Diagnostik
1. Hitung darah lengkap (Complete Blood cells Count) meliputi pemeriksaan hemoglobin,
hematokrit untuk menilai viskositas dan indikator faktor risiko seperti hiperkoagulabilitas,
anemia.
2. Kimia darah.
a. BUN, kreatinin: peningkatan kadar menandakan penurunan perfusi atau faal renal.
b. Serum glukosa: hiperglisemia (diabetes melitus adalah presipitator hipertensi) akibat
dari peningkatan kadar katekolamin.
c. Kadar kolestrol atau trigliserida: peningkatan kadar mengindikasikan predisposisi
pembentukan plaque atheromatus.
d. Kadar serum aldosteron: menilai adanya aldosteronisme primer.
e. Studi tiroid (T3 dan T4): menilai adanya hipertiroidisme yang berkontribusi terhadap
vasokontriksi dan hipertensi.
f. Asam urat: hiperuricemia merupakan implikasi faktor risiko hipertensi.
3. Elektrolit.
a. Serum potassium atau kalium (hipokalemia mengindikasikan adanya aldosteronisme
atau efek samping terapi diuretik).
b. Serum kalsium bila meningkat berkontribusi terhadap hipertensi.
4. Urine.
a. Analisis urine adanya darah, protein, glukosa dalam urine mengindikasikan disfungsi
renal atau diabetes.
b. Urine VMA (catecholamine metabolite): peningkatan kadar mengindikasikan adanya
pheochromacytoma.
c. Steroid urine: peningkatan kadar mengindikasikan hiperadrenalisme,
pheochromacytoma, atau disfungsi pituitary, Sindrom Cushing’s; kadar renin juga
meningkat.
5. Radiologi.
a. Intra Venous Pyelografi (IVP): mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti renal
pharenchymal disease, urolithiasis, benign prostate hyperplasia (BPH).
b. Rontgen toraks: menilai adanya kalsifikasi obstruktif katup jantung, deposit kalsium
pada aorta dan pembesaran jantung.
6. EKG: menilai adanya hipertrofi miokard, pola strain, gangguan konduksi atau disritmia.
2.3.2. Perencanaan/Implementasi
Diagnosa Keperawatan 1
Tujuan:
Intoleransi aktivitas dapat teratasi.
Kriteria hasil:
Mampu berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan
Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur
Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi
Intervensi Rasionalisasi
Mandiri
Kaji respons pasien terhadap Menyebutkan parameter membantu
aktivitas, perhatikan frekuensi nadi dalam mengkaji respons fisiologi
lebih dari 20 x/i diatas frekuensi terhadap stres aktivitas
istirahat, dispnea (nyeri dada),
keletihan dan kelemahan yang
berlebihan, diaforesis dan pusing
Instruksikan pasien tentang teknik Teknik menghemat energi
penghematan energi mis: mengurangi penggunaan energi
menggunakan kursi saat mandi, juga membantu keseimbagan
duduk saat menyisir rambut dan antara suplai dan kebutuhan
menyikat gigi serta melakukan oksigen
aktivitas dengan perlahan
Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktifitas bertahap
aktivitas perawatan diri bertahap mencegah peningkatan kerja
jika dapat ditoleransi dan beri jantung tiba-tiba
bantuan sesuai kebutuhan
Diagnosa Keperawatan 2
Tujuan:
Nyeri teratasi.
Kriteria hasil:
Mampu melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang dan terkontrol
Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
Megikuti regiment farmakologi yang diresepkan
Intervensi Rasionalisasi
Mandiri
Mempertahankan tirah baring Meminimalkan stimulasi/
selama fase akut meningkatkan relaksasi
Berikan tindakan non farmakologi Tindakan yang menurunkan
untuk menghilangkan sakit kepala, tekanan vaskular serebral dan yang
mis: kompres dingin pada dahi, memperlambat/memblok respons
pijat punggung dan leher simpatis efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya
Hilangkan/meminimalkan aktivitas Aktivitas yang meningkatkan
vasokontriksi yang dapat vasokontriksi menyebabkan sakit
meningkatkan sakit kepala mis: kepala pada adanya peningkatan
saat BAB, batuk panjang dan tekanan vaskular serebral
membungkuk
Bantu pasien dalam ambulasi Pusing dan penglihatan kabur
sesuai kebutuhan sering berhubungan dengan sakit
kepala, pasien juga dapat
mengalami episode hipotensi
postural
Berikan cairan, makanan lunak, Meningkatkan kenyamanan umum
perawatan mulut yang teratur bila
terjadi perdarahan hidung
Intervensi Rasionalisasi
Kolaborasi
Berikan sesuai indikasi analgesik Menurunkan/mengontrol nyeri dan
menurunkan rangsang sistem saraf
simpatik
Antiansietas, mis: lorazepam Dapat mengurangi tegangan dan
(ativan), diazepam (valium) ketidaknyamanan yang diperberat
oleh stress
Diagnosa Keperawatan 3
Tujuan:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi.
Kriteria hasil:
Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan
Menunjukkan perubahan pola makan, mis: pilihan makanan, kuantitas dan
mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal
Melakukan/mempertahankan program olah raga yang tepat secara individual
Intervensi Rasionalisasi
Mandiri
Kaji pemahaman klien tentang Kegemukan adalah resiko
hubungan langsung antara tambahan pada tekanan darah
hipertensi dan kegemukan tinggi karena disproporsi antara
kapasitas aorta dan peningkatan
curah jantung berkaitan dengan
peningkatan massa tubuh
Bicarakan pentingnya menurun Kesalahan kebiasaan makan
masukan kalori dan batasi menunjang terjadinya
masukan lemak, garam dan gula aterosklerosis dan kegemukan
sesuai indikasi yang merupakan predisposisi untuk
hipertensi dan komplikasinya
Tetapkan keinginan klien Motivasi untuk penurunan berat
menurunkan berat badan badan adalah internal. Individu
harus berkeinginan untuk
menurunkan berat badan, bila tidak
maka program sama sekali tidak
berhasil
Kaji ulang masukan kalori harian Mengidentifikasi kekuatan/
dan pilihan diet kelemahan dalam program diit
terakhir yang membantu dalam
menentukan kebutuhan individu
untuk penyesuaian
Dorong pasien untuk Memberikan data dasar tentang
mempertahankan masukan keadekuatan nutrisi yang dimakan
makanan harian termasuk kapan dan kondisi emosi saat makan
dan dimana dilakukan dan
lingkungan dan perasaan sekitar
saat makanan dimakan
Intervensi Rasionalisasi
Kolaborasi
Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi Memberikan konseling dan bantuan
dengan memenuhi kebutuhan diet
individu
Diagnosa Keperawatan 4
Tujuan:
Koping keluarga menjadi efektif.
Kriteria hasil:
Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya
Menyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi
Mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk
menghindari/mengubahnya
Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan/metode koping efektif
Intervensi Rasionalisasi
Mandiri
Kaji keefektifan strategi koping Mekanisme adaptif perlu untuk
dengan mengobservasi perilaku mengubah pola hidup seseorang
mis: kemampuan menyatakan dan mengintegrasikan terapi yang
perasaan dan perhatian dan diharuskan ke dalam kehidupan
keinginan berpartisipasi dalam sehari-hari
rencana pengobatan
Catat laporan gangguan tidur, Manifestasi mekanisme koping
peningkatan keletihan, kerusakan maladaptif mungkin merupakan
konsentrasi peka rangsangan dan indikator marah yang ditekan dan
ketidakmampuan untuk mengatasi/ diketahui telah menjadi penentu
menyelesaikan masalah utama TD diastolik
Bantu pasien untuk Pengenalan terhadap stresor
mengidentifikasi stresor spesifik adalah langkah pertama dalam
dan kemungkinan strategi untuk mengubah respons seseorang
mengatasinya terhadap stressor
Libatkan pasien dalam Keterlibatan memberikan pasien
perencanaan perawatan dan beri perasaan kontrol diri yang
dorongan partisipasi maks berkelanjutan dan dapat
meningkatkan kerja sama dalam
regiment terapeutik
Diagnosa Keperawatan 5
Tujuan:
Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan teratasi.
Kriteria hasil:
Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan
Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan
Mempertahankan TD dalam parameter normal
Intervensi Rasionalisasi
Mandiri
Kaji kesiapan dan hambatan dalam Kesalahan konsep dan menyangkal
belajar termasuk orang terdekat diagnosa karena perasaan
sejahtera yang sudah lama
dinikmati mempengaruhi minat
orang terdekat untuk mempelajari
penyakit, kemajuan dan prognosis
Tetapkan dan nyatakan batas TD Memberikan dasar untuk
normal dan jelaskan tentang pemahaman tentang peningkatan
hipertensi dan efeknya pada TD dan mengklasifikasi istilah
jantung, pembuluh darah, ginjal dan medis yang sering digunakan
otak
Bantu pasien dalam Faktor-faktor resiko ini telah
mengidentifikasi faktor-faktor resiko menunjukkan hubungan dalam
kardiovaskuler yang dapat diubah, menunjang hipertensi dan penyakit
mis: obesitas, diet tinggi lemak kasdiovaskular serta ginjal
jenuh, kolesterol dan pola hidup
monoton, merokok
Diagnosa Keperawatan 6
Tujuan:
Penurunan curah jantung teratasi.
Kriteria hasil:
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/beban kerja jantung
Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien
Intervensi Rasionalisasi
Mandiri
Pantau TD, ukur pada kedua Perbandingan dari tekanan
tangan/paha untuk evaluasi awal. memberikan gambaran yang lebih
Gunakan ukuran manset yang tepat lengkap tentang keterlibatan
dan teknik yang akurat masalah vaskuler
Catat keberadaan, kualitas Denyutan karotis, jugularis, radialis
denyutan sentral dan perifer dan femoralis mungkin teramati/
terpalpasi. Denyut pada tungkai
mungkin menurun mencerminkan
efek dari vasokonstriksi
Amati warna kulit, kelembaban, Adanya pucat, dingin, kulit lembab
suhu dan masa pengisian kapiler dan masa pengisian kapiler lambat
mungkin berkaitan dengan
vasokonstriksi
Catat edema umum/tertentu Dapat mengindikasikan gagal
jantung, kerusakan ginjal/vaskuler
Berikan lingkungan tenang, Membantu untuk menurunkan
nyaman, kurangi aktifitas/keributan rangsang simpatis, meningkatkan
lingkungan. Batasi jumlah relaksasi
pengunjung
Pertahankan pembatasan aktifitas Menurunkan stres dan ketegangan
mis: istirahat di tempat tidur, jadwal yang mempegaruhi tekanan darah
periode istirahat tanpa gangguan dan perjalanan penyakit hipertensi
dan bantu pasien melakukan
aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan
2.3.3. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam mengumpulkan,
mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan status kesehatan pasien dengan kriteria
hasil yang diinginkan. Evaluasi adalah aktivitas yang terus-menerus, berkelanjutan, dan
terencana yang melibatkan pasien, keluarga, perawat dan anggota tim kesehatan lain
(Christensen & Kenney, 2009). Evaluasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan utamanya adalah
menentukan kemajuan pasien dalam mencapai kriteria hasil yang sudah dirancang. Tujuan
penting lainnya adalah menilai efektivitas komponen proses keperawatan dalam membantpu
Pasien mencapai kriteria hasil (Christensen & Kenney, 2009).
Evaluasi melibatkan perbandingan respons pasien saat ini dengan perilaku dasar untuk
menentukan kemajuan pasien dalam mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Penilaian mengenai kemajuan pasien dibuat dengan menganalisis dan menilai data objektif dan
subjektif oleh perawat, pasien, keluarga, dan anggota tim. Jika kemajuan tidak cukup dalam
mencapai kriteria hasil, maka pasien dan perawat memperbaiki rencana asuhan (Christensen &
Kenney, 2009).
FORMAT
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
I. PENGKAJIAN
DataDemografiPasien
Nama : Ny. P
T.T.L : Bakaran Batu
Jenis Kelamin : perempuan
Suku : Batak Toba
PendidikanTerakhir : SMA
Agama : Kristen protestan
StatusPerkawinan : cerai mati
TB/BB : 153 / 50
Alamat/No.Tlp : Bakaran Batu
Orang Terdekat : ponakan
yangdihubungi
Hubungan : ponakan
Alamat : Bakaran Batu dusun III
No.Telp :-
:
RiwayatKeluarga
Pasangan(Hidup)
StatusPernikahan : Cerai mati
Umur : 72 tahun
Pekerjaan
Pasangan(meninggal)
Tahunmeninggal : 2009
PenyebabKematian : sakit DM
AnakAnak :-
RiwayatPekerjaan
PekerjaanSaatini : Petani
Pekerjaansebelumnya :-
Sumberpendapatandank : bertani
ecukupan
RiwayatLingkunganhidup
Tipetempattinggal : permanen
Jumlahkamar :2
Jumlahorangserumah :2
:
RiwayatRekreasi
Hobi/Minat : nyanyi
Liburan/ Jarang liburan
perjalananataurekrasi
lainnya
SistemPendukungKesehatan
Dokter,perawat, klinik, : ke puskesmas terdekat dan perawat atau bidan terdekat
dan
perawatankesehatandipa
nti
Deskripsikekhususan
Hari khsusu : berdoa sebelum tidur
yangdirayakan,
kebiasaan
kebiasaan
khusus,kebiasansebelum
tidur
StatusKesehatanSaatini
KeluhanUtamaSaatini : Os datang dengan keluhan sakit kepala, terasa berkunang kunang
dan sakit kepala daerah belakang dialami os dua hari ini .
RiwayatkeluhanUtama : sakit kepala dan terasa tegang dileher
PolaAktivitas : normal
Pola Tidur : cukup
PolaPersonalHygiene : bersih
PemeriksaanFisik
TTV TD: 160/100 N: 88 RR : 20 S: 35,8
KeadaanUMUM(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
MudahLelah
MerasaBBmenurun
NafsuMakanmenurun
Nafsumakanmeningkat
Demam
Keringatmalam
Gangguantidur
Seringpilek
Integumen(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Lesi/lukapadakulit
Pruritus
Perubahanwarnakulit
Perubahanteksturkulit
Seringmemar
Penyembuhanlukalambat
Hempoetik(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Perdarahanabnormal(gusi,feses,urine)
Pembengkakankelenjarlimfe
Anemia
Riwayattransfusidarah
Kepala(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Sakitkepala/Nyerikepala
Traumakepalamasalalu
Gatalgataldi kulitkepala
Rambutrontok/mudahtercabutdanpatah
Kulitkepalabersih
Rambutbersihdanbersinar
Mata(beri checkuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Perubahanpengilhatan
MenggunakanKacamata
Nyeripadamata
Airmataberlebihan
Bengkakdisekitarmata
Diplopia
MataKabur
Telinga(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Penurunanpendengaran
Tinitus
Vertigo
Alatbantudengar
Hidung/Sinus(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Rinorea
Epistaksis
Polip
Mendengkur
Nyeripadasinus
Riwayatinfeksi
Mulut/Tenggorokan(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Sakittenggorokan
Lesi/lukapadamulut
Perubahansuara
Kesulitanmenelan
Perdarahanpadagusi
Karies
Gigipalsu
Sakit gigi
Leher(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Kekakuanleher
Nyeritekan
Benjolan/masapadaleher
Keterbatasangerak
Pembesarankelenjartiroid
Payudara(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Benjolanabnormalpadapayudara
Nyeritekan
Bengkak
Keluarcairandariputingsusu
Perubahanbentukputingsusu
Respirasi(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Batuk
SesakNapas
Hemoptisis
Sputum
Ronchi
Whezing
Kardiovaskuler(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Nyeridada/ketidaknyamanan
Palpitasi
Sesaknapas
Dispneupadaaktivitas
Dispneunokturnalproksimal
Ortopnea
Mur mur
Edema
Varises
Gastrointestinal(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Disfagia
Nyeriuluhati
Mualdanmuntah
Hematemesis
Perubahannafsumakan
Ikterik
Benjolan/masa
Diare
Konstipasi
Melena
Hemoroid
Perdarahanrektum
Genitourinaria(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Disuria
Retensiurin
Inkontinensiaurin
Poliuria
Oliguria
Nyerisaatberkemih
Neurologi(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Sakitkepalamigrain
Kejang
Sinkope
Paralisis
Tremor
Parastesia
Riwayatciderakepala
Gangguankordinasi
Gangguanmemori
Endokrin(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Intoleransiterhadappanas
Intolernasiterhadapdingin
Goiter
Pigmentasikulit
Perubahan rambut
Polifagia
Polidipsia
Poliuria
ReproduksiPria (bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Lesi
Nyeritestikuler
Masatestikuler
Masalahprostat
Penyakitkelamin
Perubahanaktivitasseksual
ReproduksiWanita(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Lesi
Dispareunia
Nyeripelvik
Pedarahan
Penyakitkelamin
Menopause
Riwayah operasi
Psikososial(bericheckuntukgejalayangdialami) YA TIDAK
Cemas
Depresi
Insomnia
Menangis/sedih
Gugup
Takut
Sulitkosentrasi
Marah
PemeriksaanStatusFungsionalLansia/TingkatKetergantunganLansia(IndeksADL’sBarthel)
tidakmemilikinomortelepon)
5 Berapaumurandasekarang? 72 tahun +
6 Kapanandalahir? Tahun 1950 +
7 Siapapresidenindonesiasekarang? Jokowi +
8 Siapanamapresidensebelumnya? SBY +
9 Siapanamakecilibuanda? Ny. A +
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap Tidak tau _
pengurangan3darisetiapangkaba
rusemuasecaramenurun
TotalNilaiKesalahan(-) :1
3 Sayasangatsedih/tidakbahagiadimanasayatakdapatmenghadapinya.
2 Sayagalau/sedihsepanjangwaktudan sayatidakdapatkeluardarinya.
1 Sayamerasasedihatau galau.
0 Saya tidak merasa sedih.
B.Pesimisme
3 Sayamerasabahwamasadepanadalahsia-siadansesuatutidakdapatmembaik.
2 Sayamerasatidakmempunyaiapa-apauntukmemandangkedepan.
1 Sayamerasaberkecilhatimengenaimasadepan.
0 Sayatidakbegitupesimisatau kecilhatitentangmasadepan.
C.RasaKegagalan
3 Sayamerasabenar-benargagalsebagaisebagaiorangtua.(suami/istri)
2 Bilamelihatkehidupan kebelakang, semuayangdapatsayalihathanyakegagalan.
1 Sayamerasatelahgagalmelebihiorangpadaumumnya.
0 Sayatidakmerasagagal.
D.KetidakPuasan
3 Sayatidakpuasdengansegalanya.
2 Sayatidaklagimendapatkankepuasandari apapun.
1 Sayatidakmenyukaicarayangsayagunakan.
0 Sayatidakmerasatidakpuas.
E.RasaBersalah
3 Sayamerasaseolah-olahsangatburukatautakberharga.
2 Sayamerasasangatbersalah.
1 Sayamerasaburuk/takberharga sebagaibagiandariwaktuyangbaik.
0 Sayatidakmerasabenar-benarbersalah.
F.TidakMenyukaiDiriSendiri
3 Sayabencidirisayasendiri.
2 Sayamuakdengandirisayasendiri.
1 Sayatidaksukadengan dirisayasendiri.
0 Sayatidakmerasakecewadengandirisendiri.
G.MembahayakanDiriSendiri
3 Sayaakanmembunuhdirisayasendirijikasayamempunyaikesempatan.
2 Sayamempunyairencanapastitentangtujuanbunuhdiri.
1 Sayamerasalebih baikmati.
0 Sayatidakmempunyaipikiran-pikiranmengenaimembahayakandirisendiri.
H.MenarikDiridariSosial
3 Sayatelahkehilangansemuaminatsayapadaoranglaindantidakperdulipadamerekasem
uanya.
2 Sayatelahkehilangansemuaminatsayapadaoranglaindanmempunyaisedikitperasaanp
ada mereka.
1 Sayakurangberminatpadaoranglaindaripadasebelumnya.
0 Sayatidakkehilanganminatpadaoranglain
I.Keragu-raguan
3 Sayatidakdapatmembuatkeputusan samasekali.
2 Sayamempunyaibanyakkesulitandalammembuatkeputusan.
1 Sayaberusahamengambilkeputusan.
0 Sayamembuatkeputusanyangbaik.
J.Perubahan GambaranDiri
3 Sayamerasabahwasayajelekatautampakmenjijikkan.
2 Sayamerasabahwaaadaperubahan-perubahanyangpermanen
dalampenampilansayadaninimembuatsayatakmenarik.
1 Sayakhawatirbahwasayatampaktuaatautakmenarik.
0 Sayatidakmerasabahwasayatampaklebihburukdaripadasebelumnya.
K.Kesulitan Kerja
3 Sayatidakmelakukanpekerjaansamasekali.
2 Sayatelahmendorongdirisayasendiridengan kerasuntukmelakukansesuatu.
1 Sayamemerlukanupayatambahanuntukmulaimelakukansesuatu.
0 Sayadapatbekerjakira-kirasebaik sebelumnya.
L.Keletihan
3 Sayasangatlelahuntukmelakukansesuatu.
2 Sayamerasalelahuntukmelakukansesuatu.
1 Sayamerasa lelahdariyangbiasanya.
0 Sayatidakmerasalebihlelahdaribiasanya.
M.Anoreksia
3 Sayatidaklagimempunyainapsumakansamasekali.
2 Napsumakansayasangatmemburuksekarang.
1 Napsumakansayatidaksebaiksebelumnya.
0 Napsu makansayatidakburukdariyangbiasanya.
DariBeckAT,BeckRW: Screeningdepresedpatients infamilypractice(1972)
Total Skore : 4 Kesimpulan: tidak ada depresi
PengkajianAPGARKeluargadenganLansia
Pemeriksaaninidilakukanuntukmengetahuifungsisosialisasilansia.
Prosedurpemeriksaan:berikanskorepadamasingmasingjawabanlansiadenganskore0jikatidakp
ernah,1jikakadangkadang,dan 2jikaselalu.Hitungtotalskoredaninterprestasikan.
Totalskore<3=disfungsikeluargasangattinggi,skore4–6=disfungsikeluargasedang,7–10
=fungsisosialisasikeluargasehat
II. DIAGNOSISKEPERAWATAN
2.1 ANALISISDATA
No Data Masalah Etiologi
1. Data Subjektif: Krisis situasional dan/atau Ansietas
— Klien mengatakan susah tidur maturasional
— Kien mengatakan cemas
dengan penyakitnya dan merasa
sedih karena tinggal sendirian
— Klien merasa khawatir
penyakitnya akan mengancam jiwa
Data Objektif:
— Wajah klien tampak sedikit
pucat.
— Ekspresi klien tampak sedih
saat mengungkapkan perasaannya
— Klien tinggal sendiri di
rumahnya.
2. DS: Kurangnya pengetahuan Kurangnya informasi
— Klien mengatakan kurang terhadap penyakit
tahu tentang kurang tahu tentang
efek samping obatobatan yang
dikonsumsinya.
— Klien mengatakan ingin cepat
sembuh
— Klien mengatakan khawatir
penyakitnya akan mengancam jiwa.
DO : -
2.2 DIAGNOSAKEPERAWATAN
No DiagnosaKeperawatan
1. Ansietas b/d krisis situasional dan/atau maturasional.
34
3. Hindari mengatakan TD membutuhkan pengobatan
„normal‟ dan gunakan istilah kontinu, maka perubahan perilaku
“terkontrol dengan baik” saat tidak akan dipertahankan
menggambarkan TD pasien dalam 2. Memberikan dasar untuk
batas yang diinginkan pemahaman tentang peningkatan
TD dan mengklarifikasi istilah medis
yang sering digunakan.
Pemahaman bahwa TD tinggi dapat
terjadi tanpa gejala ini untuk
memungkinkan pasien melanjutkan
pengobatan meskipun ketika
merasa sehat.
3. Karena pengobatan untuk
hipertensi adalah sepanjang
kehidupan, maka dengan
penyampaian ide “terkontrol” akan
membantu pasien untuk
memahami kebutuhan untuk
melanjutkan pengobatan/medikasi
I. IMPLEMENTASI&EVALUASI
35
1 September Ansietas b/d krisis 1. Mengkaji tingkat ansietas S: Klien mengatakan masih merasa
2022 situasional dan/atau 2. Mengobservasi isi dan pola cemas dan susah tidur
maturasional. pembicaraan O: Ekspresi klien masih tampak
3. Memberikan informasi yang spesifik bersedih ketika berbicara tentang
pada klien kondisinya
4. Mengajarkan klien tehnik relaksasi 5. A: Masalah belum teatasi
Memberikan klien sentuhan terapeutik P: Intervensi dilanjutkan
2 September Ansietas b/d krisis 1. Mengkaji tingkat ansietas S: Klien mengatakan rasa cemasnya
2022 situasional dan/atau 2. Mengobservasi isi dan pola sudah berkurang dan susah tidur
maturasional. pembicaraan O: Ekspresi klien masih tampak
3. Memberikan informasi yang spesifik bersedih ketika berbicara tentang
pada klien kondisinya
4. Mengajarkan klien tehnik relaksasi A: Masalah belum teatasi
5. Memberikan klien sentuhan terapeutik P: Intervensi dilanjutkan
36
2 september Kurangnya pengetahuan 1. Menjelaskan tentang batas tekanan S : klien mengatakan sudah tau apa
2022 b/d kurangnya informasi darah normal, tekanan darah tinggi dan itu hipertensi, dan penyebab
terhadap penyakit. efeknya. terjadinya hipertensi tetapi klien
2. Menjelaskan sifat penyakit dan tujuan masih merasa khawatir dengan
dari pengobatan dan prosedur. penyakitnya.
3. Menjelaskan pentingnya lingkungan O : Keadaan umum klien baik, klien
yang tenang, tidak penuh dengan stress. tampak mengerti, menyebutkan
4. Mendiskusikan tentang obatobatan : penyebab yang memperberat
nama obat, dosis obat, waktu pemberian obat, hipertensi, klien tampak mau
dan tujuan pemberian obat dan efek samping mengikuti saran perawat
obat. A: Masalah teratasi sebagian.
5. Memberikan pendidikan kesehatan P: Intervensi masih dilanjutkan.
tentang cara mencegah dan mengatasi
hipertensi.
6. Menganjurkan klien untuk tidak
mengonsumsi makanan dan minuman yang
dapat meningkatkan tekanan darah
3 september Ansietas b/d krisis 1. Mengkaji tingkat ansietas S: Klien mengatakan rasa cemasnya
2022 situasional dan/atau 2. Mengobservasi isi dan pola masih ada tetapi klien telah
maturasional. pembicaraan menerima kondisinya saat ini.
3. Memberikan informasi yang spesifik O: Ekspresi klien masih tampak rileks
pada klien ketika berbicara tentang kondisinya
4. Mengajarkan klien tehnik relaksasi A: Masalah teatasi sebagian
5. Memberikan klien sentuhan terapeutik P: Intervensi tetap dilanjutkan
37
3 September Kurangnya pengetahuan 1. Menjelaskan sifat penyakit dan tujuan S : klien mengatakan sudah tau apa
2022 b/d kurangnya informasi dari pengobatan dan prosedur. itu hipertensi, dan penyebab
terhadap penyakit. 2. Menjelaskan pentingnya lingkungan terjadinya hipertensi tetapi klien
yang tenang, tidak penuh dengan stress. masih merasa khawatir dengan
3. Menganjurkan klien untuk tidak penyakitnya.
mengonsumsi makanan dan minuman yang O : Keadaan umum klien baik, klien
dapat meningkatkan tekanan darah tampak mengerti, menyebutkan
penyebab yang memperberat
hipertensi, klien telah mengatur pola
makan dan melakukan olahraga
ringan.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
38
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan M
asalah Hipertensi pada Ny. P di RS. Bhayangkara tebing tinggi. Adapun ruang lingkup
pembahasan ini adalah sesuai dengan proses keperawatan, yaitu dimulai dari tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan
evaluasi keperawatan.
1.1. Pengkajian
Dalam melaksanakan pengkajian untuk memperoleh data, penulis melakukan
wawancara langsung ke pasien, observasi, dan pemeriksaan langsung ke pasien. Selain itu
penulis juga mendapatkan data dari perawat di Puskesmas yang merawat pasien dan dari
catatan perkembangan pasien. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, menurut
landasan teori dan gejala utama pasien yang sering di jumpai pada pasien hipertensi adalah
pusing, rasa berat di tengkuk, dan sukar tidur, mudah lelah dan marah dan juga gejala yang lain
adalah Tekanan darah meningkat >160/95 mmHg dan gejala akibat komplikasi berupa:
kegagalan faal jantung dan kegagalan faal ginjal. Sedangkan berdasarkan pada pengkajian
tanggal 1 september 2022, pasien mengeluh sakit kepala, terasa berkunang kunang dan sakit
kepala daerah belakang dialami os dua hari ini.
1.2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul secara teori adalah:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2
2. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pola hidup monoton
4. Koping keluarga inefektif berhubungan dengan perubahan hidup
39 beragam, krisis situasional
dan sistem pendukung tidak adekuat
Dari keluhan-keluhan pasien saat pengkajian, maka penulis dapat membuat diagnosa
keperawatan yaitu:
1. Ansietas b/d krisis situasional dan/atau maturasional.
2. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi terhadap penyakit.
1.3. Perencanaan/Implementasi
Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang ada disesuaikan dengan
kondisi pasien saat itu. Tujuan ditetapkan dengan mengacu pada masalah yang akan
diatasi/diminimalkan dan yang mencapai alat ukur, tercapainya tujuan. Rencana/intervensi
adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan strategi dan tindakan yang
akan dilakukan, diarahkan langsung pada etiologi atau faktor pendukung diagnosa
keperawatan.
Tujuan dari diagnosa keperawatan yang penulis susun antara lain nyeri pasien dapat
terjadi dan dapat diminimalkan dan tekanan vaskuler serebral tidak terjadi peningkatan, Pasien
mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan tekanan darah
dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing serta mampu
berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.Pada bab ini penulis melakukan
kegiatan berupa pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat serta mengkaji respon
pasien, serta dilakukan tindakan-tindakan seperti: menanyakan dan mencatat tingkat nyeri dan
faktor-faktor yang mempercepat timbulnya nyeri, mengobservasi tanda-tanda vital,
menganjurkan pasien untuk istirahat, menjelaskan bahwa keributan dapat menimbulkan
ketidaknyamanan, menganjurkan untuk sering melakukan olahraga yang teratur, memberikan
penyuluhan/pendidikan kesehatan serta tindakan kolaborasi pemberian terapi oral dan injeksi.
Saat dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. P, implementasi dari diagnosa
keperawatan pertama sampai yang ketiga tidak ditemukan hambatan yang berarti. Hal ini
didukung keterlibatan keluarga dalam membantu penulis memberikan asuhan keperawatan
gerontik kepada pasien selain itu adanya semangat yang pasien miliki dalam melaksanakan
tindakan yang diberikan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ini penulis bekerja sama dengan perawat di
Puskesmas Bukit Lawang, keluarga pasien serta tim kesehatan lainnya, kemudian tindakan
tersebut beserta respon pasien didokumentasikan dalam catatan keperawatan.
1.4. Evaluasi
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap
40 asuhan keperawatan
yang diberikan. Evaluasi yang dilakukan penulis adalah melihat apakah masalah yang ada
sudah teratasi/diminimalkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Diagnosa yang
pertama setelah dievaluasi dari hari pertama masalah belum teratasi dikarenakan nyeri pasien
masih tingkat sedang, sedangkan pada hari kedua masalah nyeri sudah mulai berkurang
sehingga pada hari ketiga masalah sudah teratasi. Diagnosa yang kedua dari hari pertama sam
pai hari kedua masalah belum teratasi, dan pada hari ketiga masalah teratasi. Diagnosa yang
ketiga sudah teratasi pada hari pertama.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Masalah Hipertensi
pada Ny. P, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Tahap Pengkajian
Pada tahap ini, penulis menemukan data dari klien dan keluarga serta dapat bekerjasama
sehingga penulis dapat memperoleh data yang baik dan akurat.
2. Tahap Diagnosa Keperawatan
Pada tahap ini, penulis menemukan 4 (empat) diagnosa keperawatan yang terdapat dalam
teori tetapi tidak semua ditemukan dalam kasus Ny. P. Sementara yang ada pada kasus
hanya 3 diagnosa keperawatan.
3. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan berjalan dengan baik, dimana klien, keluarga dan tenaga kesehatan dapat
bekerjasama dengan penulis.
4. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, penulis tidak menemukan adanya hambatan sehingga tahap pelaksanaan ini
terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan adanya dukungan dan keinginan dari klien dan
keluarga untuk kesembuhan penyakitnya.
5. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada Ny. P dengan masalah utama Hypertensi yang
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dan pada hari ke 3 (tiga) masalah keperawatan dapat
teratasi.
5.2. Saran
Setelah penulis mempelajari dan mengamati pada kasus
41 hypertensi maka penulis
menyimpulkan:
1. Dianjurkan kepada pasien agar minum obat secara teratur, mengurangi makanan yang
berlemak, yang berminyak dan juga dianjurkan untuk olahraga secara teratur.
2. Diharapkan kepada keluarga agar ada kerjasama yang baik, untuk menuruti anjuran dokter
dan perawat dalam pengobatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Andjani, T. A. (2016). Perbedaan Pengaruh Masase Punggung Dan Slow Stroke Back Massage
(SSBM) Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di UPT PSTW
Jember. 38. Aspiani, R. Y. (2014).
Aspiani, R, Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Mulyadi. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular Aplikasi NIC
NOC. Jakarta: EGC.
Setyawan, D., & Kusuma, M. A. (2014). Efektifitas Relakasasi Napas Dalam Pada Paisen
Hipertensi Dengan Gejala Nyeri Kepala Di Puskesmas Baki Sukohajo. 4-5.
Sai Wawai. (2016). Perbedaan pengaruh terapi masase dengan minyak aromaterapi dan
minyak VCO teerhadap penurunan Tekanan Darah Hipertensi
Siti Nur Kholifah. (2016). Keperawatan Gerontik. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
Suryono, Wijayanti, R., & dkk. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI.
Tjokroprawiro. (2015). Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wijayanto, T., & Sari, R. (2016). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Pada Leher Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Kepala Pada Paisen Hipertensi Di RSUD Tugerejo
Semarang. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat pada Leher (N, 2014).
S