Disusun Oleh :
Elvira Oktaviana
NIM.181030100193
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Kuasa Atas rahmat dan
hidayah-Nya karena telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan
pembuatan Laporan Pendahuluan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Pondok
Aren.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns. Ni Bodro Ardi, S.Kep., M.Kep
selaku dosen Keperawatan Medikal Bedah dan Ns. Tita Hardianti, S.Kep, M.Kep
selaku dosen pembimbing. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan laporan pendahuluan ini.
Penulis menyadari laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat makalah
ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................2
D. Manfaat………………………………………………………………………...
A. Pengkajian........................................................................................................12
B. Data Fokus........................................................................................................14
C. Analisa Data dan Diagnose Keperawatan........................................................15
D. Intervensi Keperawatan....................................................................................16
E. Implementasi Keperawan.................................................................................20
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................26
A. Kesimpulan.......................................................................................................26
B. Saran.................................................................................................................27
DATAR PUSTAKA....................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi menjadi masalah kesehatan di seluruh belahan dunia dan
sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Hipertensi juga
disebut sebagai penyakit tidak menular, karena hipertensi tidak ditularkan dari
orang ke orang. Penyakit tidak menular adalah penyakit kronis yang tidak
dapat ditularkan ke orang lain. Penyakit tidak menular masih menjadi salah
satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian di Indonesia saat ini. Hal ini
dikarenakan munculnya PTM secara umum disebabkan oleh pola hidup setiap
individu yang kurang memperhatikan kesehatan (Riskesdas, 2018). Data yang
dikeluarkan oleh WHO (2018) menujukkan bahwa sekitar 26,4% penduduk
dunia mengalami hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1%
wanita. Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi berada di negara
berkembang, termasuk Indonesia.
Hipertensi dijuluki sebagai Silent Killer atau sesuatu yang secara diam-
diam dapat menyebabkan kematian mendadak para penderitanya. Kematian
terjadi akibat dari dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain yang
diawali oleh hipertensi. Oleh sebab itu, penderita berusaha melakukan
kepatuhan mendisiplinkan diri terhadap makanan maupun gaya hidupnya.
Penyakit hipertensi juga merupakan the silent disease karena orang tidak
mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya. (Septianingsih, Dea Gita 2018). Maka dari itu banyak dari penderita
hipertensi mengalami kematian secara mendadak karena kurangnya kepatuhan
menjaga pola makan maupun memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan
kesehatan. Menurut data WHO (2018), di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang
atau 26,4% mengidap penyakit hipertensi (Pratama, 2016). Menurut Riskesdas
(2018), prevelensi hipertensi pada umur > 18 tahun didiagnosis tenaga
kesehatan sebesar 9,4%, sedangkan yang minum obat hipertensi sebesar 9,5%.
Sehingga terdapat 0,1% penduduk yang tidak pernah didiagnosis hipertensi
oleh tenaga kesehatan tetapi minum obat hipertensi. Prevelensi hipertensi di
Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada usia > 3 18 tahun sebesar
34,11% prevelensi tertinggi di Kalimantan Selatan sebesar 44,13% , Jawa
Barat sebesar 39,60% Kalimantan Timur sebesar 39,30% dan Kalimantan
Barat sebesar 29,4% Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi
adalah sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual,
muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H.,
2016).
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui laporan pendahuluan kasus hipertensi?
2. Untuk mengetahui apa saja pengkajian pada kasus hipertensi?
3. Untuk mengetahui data focus kasus hipertensi?
4. Untuk mengetahui analisa dan diagnose keperawatan kasus hipertensi?
5. Untuk mengetahui intervensi keperawatan kasus hipertensi?
6. Untuk mengetahui implementasi keperawatan kasus hipertensi?
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan Laporan pendahuluan ini dapat menambah
informasi, khususnya mengenai asuhan keperawatan pada Ny.H dengan
hipertensi di Puskesmas Pondok Aren. Dan juga sebagai acuan dalam
mengembangkan ilmu keperawatan medikal bedah bagi peserta didik
khususnya Prodi S1 Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada.
2. Bagi Penulis Manfaat bagi penulis adalah menambah wawasan mengenai
asuhan keperawatan pada Ny.H dengan hipertensi di Puskesmas Pondok
Aren.
3. Bagi Puskesmas Diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan kepada petugas Kesehatan khususnya perawat untuk
melakukan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Laporan Pendahuluan
1. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan,
dan Tensi yang artinya tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan
gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah diatas nilai normal (Musakkar & Djafar, 2021). Menurut
WHO, Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah
memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg) (Sunarwinadi, 2017).
Hipertensi sering dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh
diam-diam karena dapat menyerang siapa saja secara tiba-tiba serta
merupakan salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kematian.
Hipertensi juga beresiko menimbulkan berbagai macam penyakit
lainnya yaitu seperti gagal jantung, jantung koroner, penyakit ginjal
dan stroke, sehingga penanganannya harus segera dilakukan sebelum
komplikasi dan akibat buruk lainnya terjadi seperti dapat menurunkan
umur harapan hidup penderitanya (Sulastri, Elmatris, and
Ramadhani,2012).
2. Klasifikasi
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan
sfigmomanometer air raksa atau dengan tensimeter digital. Hasil dari
pengukuran tersebut adalah tekanan sistol maupun diastol yang dapat
digunakan untuk menentukan hipertensi atau tidak. Terdapat beberapa
klasifikasi hipertensi menurut WHO adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 < 85
Hipertensi Ringan 131 – 159 86 – 99
Hipertensi Sedang 160 – 179 100 – 109
Hipertensi Berat 180 – 209 110 – 119
Hipertensi Sangat > 210 > 120
Berat
Sumber : AHA, Family Guide to Stroke
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat
naiknya tekanan darah, diantaranya yaitu:
a. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera
dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan
organ target akut atau progresif target akut atau progresif.
Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan organ target yang
progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam
kurun waktu menit/jam.
b. Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna
tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target
progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan
organ target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan dalam
beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun
waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan
lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari).
3. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Anatomi Sistem kardiovaskular adalah suatu system transport
(peredaran) yang membawa gas-gas pernafasan, nutrisi hormon-
hormon dan zat lain ke dari dan jaringan tubuh. Sistem
kardiovasular di bangun oleh :
1. Jantung
antung merupakan organ muskular berongga, bentuknya
menyerupai piramid atau jantung pisang yang merupakan pusat
sirkulasi darah ke seluruh tubuh, terletak dalam rongga toraks
pada bagian mediastinum, sebelah kiri bawah dari pertengahan
rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat
dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla
mamae. Pada tempat ini teraba adanya jantung yang disebut iktus
korsdis. Ukuran jantung kurang lebih sebesar genggaman tangan
kanan dan beratnya kirakira 250-300 gram. Lapisan jantung
terdiri dari :
1) Endokardium
Dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengilat,
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir endokardium,
kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava. Terdapat
bundelan otot paralel berjalan ke depan krista, kearah ujung
aurikula dari ujung bawah krista terminalis terdapat sebuah
lipatan endokardium yang menonjol dikenal sebagai valvuva
vena kava inverior.
2) Pembuluh darah
a) Pembuluh darah arteri : Arteri merupakan jenis pembuluh
darah yang keluar dari jantung yang membawa darah ke
seluruh tubuh dari ventrikel sinistra disebut juga aorta.
Arteri mempunyai 3 lapisan yang kuat dan tebal tetapi
sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan, yaitu : (1) Tunika
intima/ interna : lapisan paling dalam sekali berhubungan
dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
(2) Tunika media : lapisan tengah yang terdiri dari
jaringan otot, yang terdiri dari jaringan otot yang polos.
(3) Tunika eksterna / adventesia : lapisan yang paling luar
sekali terdiri dari jaringan ikat lembut yang menguatkan
dinding arteri.
b) Kapiler Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil
yang teraba dari cabang terhalus dari arteri sehingga tidak
tampak kecuali dari bawah mikroskop.kepiler pembentuk
anyaman di seluruh jaringan tubuh.
c) Vena (pembuluh darah balik) Vena yang akan membawa
darah kotor kembali ke jantung. Beberapa vena yang
penting :
(1) Vena cava superior Bermuara ke dalam bagian atas atrium
kanan. Muara ini tidak memiliki katub, menembalikan
darah dari separoh atas tubuh.
(2) Vena cava inferior Lebih besar dari vena kava superior,
bermuara ke dalam bagian bawah atrium kanan,
mengembalikan darah ke jantung dari separoh badan
bagian bawah.
(3) Vena jugularis Vena yang mengembalikan darah kotor
dari otak ke jantung
b. Fisiologi
Jantung dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait
fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu
atrium-ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua
bagian pompa jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk
sirkulasi paru sedangkan bagian pompa jantung yang kiri berperan
dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi
yang dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang
berkesinamb ungan dan berkaitan sangat erat untuk asupan oksigen
manusia demi kelangsungan hidupnya.
4. Etiologi
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan, hanya dapat
dikontrol lebih dari 90% penderita hipertensi menderita hipertensi
primer atau esensial. Mekanisme hipertensi primer ini belum
diketahui pasti, namun hipertensi primer ini biasanya turun
temurun. Hal ini menunjukan bahwa faktor genetik menunjukan
peranan penting dalam pathogenesis hipertensi primer. Penyebab
tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur
(jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-
laki lebih tinggi dari perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak
dari kulit putih), kebiasaan hidup (konsumsi garam yang tinggi
melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan berlebihan, stres,
merokok, minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine,
prednison, epineprin).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder dapat diakibatkan karena penyakit parenkim
renal/vaskuler renal, diabetes melitus, stroke. Penyebab hipertensi
pada orang dengan lanjut usia adalah karena terjadinya perubahan
perubahan pada: Elastisitas dinding aorta menurun, katub jantung
menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah
menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan
jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah
hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
6. Patofisologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre- 18
ganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Klien dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada saat
bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal
menyekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II ,
vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
instravaskuler. Semua factor tersebut cenderung menyebabkan
hipertensi (Aspiani, 2016)
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemerikaan penunjang menurut (Nur arif dan kusuma, 2015) :
a. Pemerikaan Laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagubilita, anemia.
2) BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
3) Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM. b. CT scan : Mengkaji adanya tumor
cerebral, encelopati
b. EKG : dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
c. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal, perbaikan ginjal
d. Photo dada : menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
8. Penatalaksanaan
Menurut (Righo, 2014) penatalaksanaan hipertensi ada 2 yaitu
farmakologi dan non farmakologi :
a. Farmakologi (Obat-obatan)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan
obat anti hipertensi yaitu mempunyai efektivitas yang tinggi,
mempunyai toksitas dan efek samping ringan atau minimal,
memungkinkan penggunaan obat secara oral, tidak
menimbulkan intoleransi, harga obat relative murah sehingga
terjangkau oleh klien, dan memungkin penggunaan jangka
panjang.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi :
1) Diuretik, contohnya furosemide, triamferena, spironolactone
2) Beta blockers, contohnya metaprolol, atenolol, timolol
3) ACE-inhibitor, contohnya lisinopril, captopril, quinapril
4) Alpha-blockers, contohnya prazosin, terazosin
5) Antagonis kalsium, contohnya diltiazem, amlodipine,
nifedipine
6) Vasedilator-direct, contohnya minixidil, mitralazine
7) Angiotensin reseptor antagonis, contohnya, clodine,
metildopa, guanabens
b. Non Farmakologis
1) Diet Pembatasan atau kurangi konsumsi garam. Penurunan
berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah
bersama dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma
dan penurunan kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas Ikut berpartisipasi pada setiap kegiatan yang sudah
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan, seperti berjalan, jogging, bersepeda, atau
berenang.
3) Istirahat dengan cukup memberikan kebugaran bagi tubuh
dan mengurangi beban kerja tubuh.
4) Kurangi stress dapat menurunkan tegang otot saraf sehingga
dapat mengurangi peningkatan tekanan darah.
5) Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi
meliputi:
a) Tehnik Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b) Tehnik relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang
bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan,
dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat
otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan
(Penyuluhan). Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi
dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
9. Komplikasi
Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan komplikasi yang
berbahaya menurut (Septi Fandinata, 2020):
a. Payah jantung
Kondisi jantung yang tidak lagi mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini terjadi karena
kerusakan pada otot jantung atau sistem listrik jantung.
b. Stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan
pembuluh darah yang sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi
pada pembuluh darah otak makan akan terjadi pendarahan pada
otak dan mengakibatkan kematian. Stroke bisa juga terjadi
karena sumbatan dari gumpalan darah di pembuluh darah yang
menyempit.
c. Kerusakan ginjal
Menyempit dan menebalnya aliran darah menuju ginjal akibat
hipertensi dapat mengganggu fungsi ginjal untuk menyaring
cairan menjadi lebih sedikit sehingga membuang kotoran
kembali ke darah.
d. Kerusakan pengelihatan
Pecahnya pembuluh darah pada pembuluh darah di mata karena
hipertensi dapat mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur,
selain itu kerusakan yang terjadi pada organ lain dapat
menyebabkan kerusakan pada pandangan yang menjadi kabur.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian
menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut
dapat melalui akibat langsung dari kenaikan 11 tekanan darah
pada organ atau karena efek tidak langsung. Dampak terjadinya
komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah
dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian
penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
10. Pencegahan
menurut (Ernawati, 2020) Pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan
yaitu :
a. Mengurangi asupan garam (kurang dari 5 gram setiap hari)
b. Makan lebih banyak buah dan sayuran
c. Aktifitas fisik secara teratur
d. Menghindari penggunaan rokok
e. Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh
f. Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam makanan
b. Daun Seledri
Dalam penelitian Muzakar dan Nuryanto (2012), dengan
mengkonsumsi daun seledri mampu menurunkan tekanan darah.
Pada 100 gram seledri terkandung 344 mg kalium. Didalam tubuh
kalium berfungsi sebagai diuretik yaitu merangsang pengeluaran
cairan dalam tubuh yang diikat oleh garam. Selain itu, kandungan
apiin dalam seledri, berperan sebagai diuretic (memperlancar air
45 kencing) yaitu membantu kerja ginjal dalam mengeluarkan
cairan dan garam dari dalam tubuh, berkurangnya cairan dalam
darah akan menurunkan tekanan darah
c. Daun Salam
Daun salam mengandung senyawa tanin, saponin dan vitamin C.
Tanin bereaksi dengan protein mukosa dan sel epitel usus
sehingga menghambat penyerapan lemak. Sedangkan saporin
berfungsi mengikat kolestrol dengan asam empedu sehingga
menurunkan kadar kolestrol. Kandungan vitamin C didalamnya
membantu reaksi hidroksilasi dalam pembentukan asam empedu,
akibat reaksi itu meningkatkan eksresi kolestrol. Mengkonsumsi
15 lembar daun salam dengan cara direbus dalam 2 gelas sampai
tersisa 1 gelas. Angkat, lalu saring. Minum 2 kali sehari masing-
masing ½ gelas dinilai dapat menurunkan tekanan darah
(Setiawan, 2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Nama : Ny. H
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Identitas
Keluhan utama : Pasien datang dengan keadaan pucat dan lemas. Pasien mengeluh pusing dan nyeri di bagian
tengkuk kepala. Pasien mengatakan sering mengalami kesemutan dan pasien mengatakan memiliki hipetensi.
Riwayat Sakit dan Kesehatan
Riwayat penyakit saat ini : Pasien datang dengan keluhan lemas, nyeri dibagian tengkuk kepala sudah 3 hari dan
membuatnya sulit untuk tidur, sering kesemutan dibagian tangan dan kakinya. Pasien mengatakan pusing setelah
mengkonsumsi makanan asin, pasien mengatakan memiliki hipertensi dan berhenti untuk kontrol dan
mengkonsumsi obat rutin karena takut ketergantungan.
ler
GCS Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6 Total: 15
Refleks fisiologis: patella triceps biceps lain-lain: Normal
Persyarafan
Tidak ada
Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
- Pemberian obat:
1. ISDN 5mg
Terapi:
2. Miniaspi 80 mg
3. Amlodiprine 1x100 mg
4. Captopril 25 mg
B. DATA FOKUS
DO:
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan
darah D.0009
2. Nyeri akut behubungan dengan agen pencendera fisiologis ditandai dengan
meringis dan gelisah D.0077
3. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman
D.0114
D. RENCANA KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. H Nama Mahasiswa : Elvira Oktaviana
Ruang : IGD NIM : 181030100193
b. Pemberian Analgesik
Observasi
- Monitor tanda
tanda vital
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesic
Terapeutik
- Jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat
- Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
analgesic
A. Kesimpulan
Penulis telah memperoleh kesimpulan dari asuhan keperawatan pada Ny. N
dengan DBD sebagai berikut
1. Pengkajian keperawatan pada Ny. N dilakukan pada hari selasa 20
September 2022, diperoleh data pasien mengeluh sesak, sakit saat
bernapas, tidak nafsu makan, mual muntah, badan linu, kepala pusing,
mengeluh lelah, tidak kuatberdiri lama, pasien terlihat lemas, pasien
terlihat pucat, takipnea , trombosit 56.000, TD: 90/60 mmhg N:95 x/menit,
S: 36,5°C, R: 30x/menit.
2. Masalah keperawatan yang muncul pada Ny. N adalah diagnose yang
pertama pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
napas, Deficit nutrisi behubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan dan resiko perdarahan berhubngan dengan gangguan koagulasi
(trombositopenia)
3. Rencana tindakan keperawata yang diterapkan berdasarkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia. Fokus intervensi yang diberikan
kepada Ny. N dengan diagnose prioritas yang pertama ialah manajemen
jalan napas.
4. Implementasi yang dilakukan selama 6 jam sesuai dengan intervensi yang
disusun.
5. Hasil evaluasi keperawatan yang didapatkan pada diagnosa pertama, kedua
dan ketiga masalah Ny. N teratasi sebagian, kemudian Ny. N dirujuk ke
rumah sakit.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Hasil karya tulis ilmiah yang telah disusun penulis dapat menjadikan
referensi intitusi pendidikan untuk memberikan materi penyusunan
keperawatan dengan kasus demam berdarah dengue padaorang dewasa
2. Bagi Lahan Praktek
Hasil asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada pasien sudah baik
dan hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat
memberikan ashukan keperawatan yang optimal dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan tentang keperawatan.
3. Bagi Masyarakat
Dalam masyarakat diharapkan mempunyai pemahaman yang baik
mengenai tanda – gejala penyakit DBD, pencegahannya dan
penanganannya, sehingga risiko DBD dapat memberikan penanganan
pertolongan pertama pada keluarganya.
DATAR PUSTAKA
https://repo.stikmuhptk.ac.id/jspui/bitstream/123456789/223/1/KIA%20MADAN
%20TERBARU%201%202021-1.pdf diakses pada tanggal 30 September 2022 pukul
17.13 WIB
http://repository.pkr.ac.id/511/7/Bab%20II.pdf diakses pada tanggal 30 September 2022
pukul 17.16 WIB
http://repository.unmuhjember.ac.id/5410/4/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 30
September 2022 pukul 17.20 WIB
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7248/3/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 5
Oktober 2022 pukul 15.40 WIB
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
28
LOG BOOK
PRODI S.1 KEPERAWATAN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH
PAS FOTO
(3X4)
NAMA : ………………………………………
NIM : ………………………………………
Nama : ………………………………………
NIM : ………………………………………
Tempat Praktik : ………………………………………
Waktu Praktik : ………………………………………
Mahasiswa,
(…………………………………………………………
Mengetahui,
(……………………………………………………….…) (……………………………………………………….…
26