Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI


DI PUSKESMAS PONDOK AREN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pembimbing : Ns. Tita Hardianti, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh :

Elvira Oktaviana
NIM.181030100193

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Kuasa Atas rahmat dan
hidayah-Nya karena telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan
pembuatan Laporan Pendahuluan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Pondok
Aren.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns. Ni Bodro Ardi, S.Kep., M.Kep
selaku dosen Keperawatan Medikal Bedah dan Ns. Tita Hardianti, S.Kep, M.Kep
selaku dosen pembimbing. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan laporan pendahuluan ini.

Penulis menyadari laporan pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat makalah
ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tangerang, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................2
D. Manfaat………………………………………………………………………...

BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................3


A. Laporan Pendahuluan (LP).................................................................................3
1. Pengertian
2. Klasifikasi
3. Anatomi Fisiologi
4. Etiologi
5. Tanda dan gejala
6. Patofisiologi
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Penatalaksanaan
9. Komplikasi
10. Pencegahan
11. Pengobatan Tradisional

BAB III TINJAUAN KASUS………………………………………………………

A. Pengkajian........................................................................................................12
B. Data Fokus........................................................................................................14
C. Analisa Data dan Diagnose Keperawatan........................................................15
D. Intervensi Keperawatan....................................................................................16
E. Implementasi Keperawan.................................................................................20
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................26
A. Kesimpulan.......................................................................................................26
B. Saran.................................................................................................................27
DATAR PUSTAKA....................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi menjadi masalah kesehatan di seluruh belahan dunia dan
sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Hipertensi juga
disebut sebagai penyakit tidak menular, karena hipertensi tidak ditularkan dari
orang ke orang. Penyakit tidak menular adalah penyakit kronis yang tidak
dapat ditularkan ke orang lain. Penyakit tidak menular masih menjadi salah
satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian di Indonesia saat ini. Hal ini
dikarenakan munculnya PTM secara umum disebabkan oleh pola hidup setiap
individu yang kurang memperhatikan kesehatan (Riskesdas, 2018). Data yang
dikeluarkan oleh WHO (2018) menujukkan bahwa sekitar 26,4% penduduk
dunia mengalami hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1%
wanita. Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi berada di negara
berkembang, termasuk Indonesia.

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih


besar atau sama dengan 140 mmHg, dan peningkatan tekanan diastolik lebih
besar atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama
terjadinya gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tekanan darah, baik faktor yang dapat diubah maupun tidak.
Salah satu faktor yang dapat diubah adalah gaya hidup (life style), dimana
gaya hidup seseorang 2 sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya akan suatu
penyakit. Dan faktor yang tidak dapat diubah adalah genetik.

Hipertensi dijuluki sebagai Silent Killer atau sesuatu yang secara diam-
diam dapat menyebabkan kematian mendadak para penderitanya. Kematian
terjadi akibat dari dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain yang
diawali oleh hipertensi. Oleh sebab itu, penderita berusaha melakukan
kepatuhan mendisiplinkan diri terhadap makanan maupun gaya hidupnya.
Penyakit hipertensi juga merupakan the silent disease karena orang tidak
mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya. (Septianingsih, Dea Gita 2018). Maka dari itu banyak dari penderita
hipertensi mengalami kematian secara mendadak karena kurangnya kepatuhan
menjaga pola makan maupun memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan
kesehatan. Menurut data WHO (2018), di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang
atau 26,4% mengidap penyakit hipertensi (Pratama, 2016). Menurut Riskesdas
(2018), prevelensi hipertensi pada umur > 18 tahun didiagnosis tenaga
kesehatan sebesar 9,4%, sedangkan yang minum obat hipertensi sebesar 9,5%.
Sehingga terdapat 0,1% penduduk yang tidak pernah didiagnosis hipertensi
oleh tenaga kesehatan tetapi minum obat hipertensi. Prevelensi hipertensi di
Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada usia > 3 18 tahun sebesar
34,11% prevelensi tertinggi di Kalimantan Selatan sebesar 44,13% , Jawa
Barat sebesar 39,60% Kalimantan Timur sebesar 39,30% dan Kalimantan
Barat sebesar 29,4% Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi
adalah sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual,
muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H.,
2016).

Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah


yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul
kerusakan lebih berat seperti stroke (kerusakan jaringan otak yang disebabkan
oleh berkurangnya atau berhentinya suplai darah secara tiba-tiba), penyakit
jantung (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan
ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain itu, hipertensi dapat
pula menyebabkan gagal ginjal, penyakir arteri koronaria, dan retinopati
(Shanty, 2011) Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan asuhan
keperawatan pada pada Ny. H dengan Hipertensi di Puskesmas Pondok Aren.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana laporan pendahuluan kasus hipertensi?
2. Apa saja pengkajian pada kasus hipertensi?
3. Bagaimana data focus kasus hipertensi?
4. Bagaimana analisa dan diagnose keperawatan kasus hipertensi?
5. Bagaimana intervensi keperawatan kasus hipertensi?
6. Bagaimana implementasi keperawatan kasus hipertensi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui laporan pendahuluan kasus hipertensi?
2. Untuk mengetahui apa saja pengkajian pada kasus hipertensi?
3. Untuk mengetahui data focus kasus hipertensi?
4. Untuk mengetahui analisa dan diagnose keperawatan kasus hipertensi?
5. Untuk mengetahui intervensi keperawatan kasus hipertensi?
6. Untuk mengetahui implementasi keperawatan kasus hipertensi?

D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan Laporan pendahuluan ini dapat menambah
informasi, khususnya mengenai asuhan keperawatan pada Ny.H dengan
hipertensi di Puskesmas Pondok Aren. Dan juga sebagai acuan dalam
mengembangkan ilmu keperawatan medikal bedah bagi peserta didik
khususnya Prodi S1 Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada.
2. Bagi Penulis Manfaat bagi penulis adalah menambah wawasan mengenai
asuhan keperawatan pada Ny.H dengan hipertensi di Puskesmas Pondok
Aren.
3. Bagi Puskesmas Diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan kepada petugas Kesehatan khususnya perawat untuk
melakukan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Laporan Pendahuluan
1. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan,
dan Tensi yang artinya tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan
gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah diatas nilai normal (Musakkar & Djafar, 2021). Menurut
WHO, Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah
memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg) (Sunarwinadi, 2017).
Hipertensi sering dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh
diam-diam karena dapat menyerang siapa saja secara tiba-tiba serta
merupakan salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kematian.
Hipertensi juga beresiko menimbulkan berbagai macam penyakit
lainnya yaitu seperti gagal jantung, jantung koroner, penyakit ginjal
dan stroke, sehingga penanganannya harus segera dilakukan sebelum
komplikasi dan akibat buruk lainnya terjadi seperti dapat menurunkan
umur harapan hidup penderitanya (Sulastri, Elmatris, and
Ramadhani,2012).

2. Klasifikasi
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan
sfigmomanometer air raksa atau dengan tensimeter digital. Hasil dari
pengukuran tersebut adalah tekanan sistol maupun diastol yang dapat
digunakan untuk menentukan hipertensi atau tidak. Terdapat beberapa
klasifikasi hipertensi menurut WHO adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 < 85
Hipertensi Ringan 131 – 159 86 – 99
Hipertensi Sedang 160 – 179 100 – 109
Hipertensi Berat 180 – 209 110 – 119
Hipertensi Sangat > 210 > 120
Berat
Sumber : AHA, Family Guide to Stroke
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat
naiknya tekanan darah, diantaranya yaitu:
a. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera
dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan
organ target akut atau progresif target akut atau progresif.
Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan organ target yang
progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam
kurun waktu menit/jam.
b. Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna
tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target
progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan
organ target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan dalam
beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun
waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan
lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari).

3. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Anatomi Sistem kardiovaskular adalah suatu system transport
(peredaran) yang membawa gas-gas pernafasan, nutrisi hormon-
hormon dan zat lain ke dari dan jaringan tubuh. Sistem
kardiovasular di bangun oleh :
1. Jantung
antung merupakan organ muskular berongga, bentuknya
menyerupai piramid atau jantung pisang yang merupakan pusat
sirkulasi darah ke seluruh tubuh, terletak dalam rongga toraks
pada bagian mediastinum, sebelah kiri bawah dari pertengahan
rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat
dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla
mamae. Pada tempat ini teraba adanya jantung yang disebut iktus
korsdis. Ukuran jantung kurang lebih sebesar genggaman tangan
kanan dan beratnya kirakira 250-300 gram. Lapisan jantung
terdiri dari :
1) Endokardium
Dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengilat,
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir endokardium,
kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava. Terdapat
bundelan otot paralel berjalan ke depan krista, kearah ujung
aurikula dari ujung bawah krista terminalis terdapat sebuah
lipatan endokardium yang menonjol dikenal sebagai valvuva
vena kava inverior.
2) Pembuluh darah
a) Pembuluh darah arteri : Arteri merupakan jenis pembuluh
darah yang keluar dari jantung yang membawa darah ke
seluruh tubuh dari ventrikel sinistra disebut juga aorta.
Arteri mempunyai 3 lapisan yang kuat dan tebal tetapi
sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan, yaitu : (1) Tunika
intima/ interna : lapisan paling dalam sekali berhubungan
dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
(2) Tunika media : lapisan tengah yang terdiri dari
jaringan otot, yang terdiri dari jaringan otot yang polos.
(3) Tunika eksterna / adventesia : lapisan yang paling luar
sekali terdiri dari jaringan ikat lembut yang menguatkan
dinding arteri.
b) Kapiler Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil
yang teraba dari cabang terhalus dari arteri sehingga tidak
tampak kecuali dari bawah mikroskop.kepiler pembentuk
anyaman di seluruh jaringan tubuh.
c) Vena (pembuluh darah balik) Vena yang akan membawa
darah kotor kembali ke jantung. Beberapa vena yang
penting :
(1) Vena cava superior Bermuara ke dalam bagian atas atrium
kanan. Muara ini tidak memiliki katub, menembalikan
darah dari separoh atas tubuh.
(2) Vena cava inferior Lebih besar dari vena kava superior,
bermuara ke dalam bagian bawah atrium kanan,
mengembalikan darah ke jantung dari separoh badan
bagian bawah.
(3) Vena jugularis Vena yang mengembalikan darah kotor
dari otak ke jantung
b. Fisiologi
Jantung dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait
fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu
atrium-ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua
bagian pompa jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk
sirkulasi paru sedangkan bagian pompa jantung yang kiri berperan
dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi
yang dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang
berkesinamb ungan dan berkaitan sangat erat untuk asupan oksigen
manusia demi kelangsungan hidupnya.

4. Etiologi
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan, hanya dapat
dikontrol lebih dari 90% penderita hipertensi menderita hipertensi
primer atau esensial. Mekanisme hipertensi primer ini belum
diketahui pasti, namun hipertensi primer ini biasanya turun
temurun. Hal ini menunjukan bahwa faktor genetik menunjukan
peranan penting dalam pathogenesis hipertensi primer. Penyebab
tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur
(jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-
laki lebih tinggi dari perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak
dari kulit putih), kebiasaan hidup (konsumsi garam yang tinggi
melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan berlebihan, stres,
merokok, minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine,
prednison, epineprin).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder dapat diakibatkan karena penyakit parenkim
renal/vaskuler renal, diabetes melitus, stroke. Penyebab hipertensi
pada orang dengan lanjut usia adalah karena terjadinya perubahan
perubahan pada: Elastisitas dinding aorta menurun, katub jantung
menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah
menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan
jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah
hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

5. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala Hipertensi Menurut (Salma, 2020), yaitu :
a. Sakit kepala (biasanya pada pagi hari sewaktu bangun tidur)
b. Bising (bunyi “nging”) di telinga
c. Jantung berdebar-debar
d. Pengelihatan kabur
e. Mimisan
f. Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi.

6. Patofisologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre- 18
ganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Klien dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada saat
bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal
menyekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II ,
vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
instravaskuler. Semua factor tersebut cenderung menyebabkan
hipertensi (Aspiani, 2016)
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemerikaan penunjang menurut (Nur arif dan kusuma, 2015) :
a. Pemerikaan Laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagubilita, anemia.
2) BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
3) Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM. b. CT scan : Mengkaji adanya tumor
cerebral, encelopati
b. EKG : dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
c. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal, perbaikan ginjal
d. Photo dada : menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.

8. Penatalaksanaan
Menurut (Righo, 2014) penatalaksanaan hipertensi ada 2 yaitu
farmakologi dan non farmakologi :
a. Farmakologi (Obat-obatan)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan
obat anti hipertensi yaitu mempunyai efektivitas yang tinggi,
mempunyai toksitas dan efek samping ringan atau minimal,
memungkinkan penggunaan obat secara oral, tidak
menimbulkan intoleransi, harga obat relative murah sehingga
terjangkau oleh klien, dan memungkin penggunaan jangka
panjang.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi :
1) Diuretik, contohnya furosemide, triamferena, spironolactone
2) Beta blockers, contohnya metaprolol, atenolol, timolol
3) ACE-inhibitor, contohnya lisinopril, captopril, quinapril
4) Alpha-blockers, contohnya prazosin, terazosin
5) Antagonis kalsium, contohnya diltiazem, amlodipine,
nifedipine
6) Vasedilator-direct, contohnya minixidil, mitralazine
7) Angiotensin reseptor antagonis, contohnya, clodine,
metildopa, guanabens
b. Non Farmakologis
1) Diet Pembatasan atau kurangi konsumsi garam. Penurunan
berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah
bersama dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma
dan penurunan kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas Ikut berpartisipasi pada setiap kegiatan yang sudah
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan, seperti berjalan, jogging, bersepeda, atau
berenang.
3) Istirahat dengan cukup memberikan kebugaran bagi tubuh
dan mengurangi beban kerja tubuh.
4) Kurangi stress dapat menurunkan tegang otot saraf sehingga
dapat mengurangi peningkatan tekanan darah.
5) Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi
meliputi:
a) Tehnik Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b) Tehnik relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang
bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan,
dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat
otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan
(Penyuluhan). Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi
dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

9. Komplikasi
Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan komplikasi yang
berbahaya menurut (Septi Fandinata, 2020):
a. Payah jantung
Kondisi jantung yang tidak lagi mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini terjadi karena
kerusakan pada otot jantung atau sistem listrik jantung.
b. Stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan
pembuluh darah yang sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi
pada pembuluh darah otak makan akan terjadi pendarahan pada
otak dan mengakibatkan kematian. Stroke bisa juga terjadi
karena sumbatan dari gumpalan darah di pembuluh darah yang
menyempit.
c. Kerusakan ginjal
Menyempit dan menebalnya aliran darah menuju ginjal akibat
hipertensi dapat mengganggu fungsi ginjal untuk menyaring
cairan menjadi lebih sedikit sehingga membuang kotoran
kembali ke darah.
d. Kerusakan pengelihatan
Pecahnya pembuluh darah pada pembuluh darah di mata karena
hipertensi dapat mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur,
selain itu kerusakan yang terjadi pada organ lain dapat
menyebabkan kerusakan pada pandangan yang menjadi kabur.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian
menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut
dapat melalui akibat langsung dari kenaikan 11 tekanan darah
pada organ atau karena efek tidak langsung. Dampak terjadinya
komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah
dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian
penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.

10. Pencegahan
menurut (Ernawati, 2020) Pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan
yaitu :
a. Mengurangi asupan garam (kurang dari 5 gram setiap hari)
b. Makan lebih banyak buah dan sayuran
c. Aktifitas fisik secara teratur
d. Menghindari penggunaan rokok
e. Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh
f. Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam makanan

11. Pengobatan Tradisional


a. Buah Belimbing

Buah ini dapat mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal


dan juga bisa menurunkan tekanan darah bagi mereka yang sudah
mengalaminya. Caranya yaitu buah belimbing yang sudah masak
diparut halus. Kemudian parutan belimbing diperas sehingga
menjadi satu gelas sari belimbing. Air perasan ini diminum setiap
pagi, lakukan selama tiga minggu sampai satu bulan. Setelah satu
bulan sari belimbing ini dapat diminum dua hari sekali. Tidak
perlu menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasan. Bagi
mereka yang sudah terlanjur menderita hipertensi, sebaiknya
gunakan buah belimbing yang besar sehingga air perasannya lebih
banyak.

b. Daun Seledri
Dalam penelitian Muzakar dan Nuryanto (2012), dengan
mengkonsumsi daun seledri mampu menurunkan tekanan darah.
Pada 100 gram seledri terkandung 344 mg kalium. Didalam tubuh
kalium berfungsi sebagai diuretik yaitu merangsang pengeluaran
cairan dalam tubuh yang diikat oleh garam. Selain itu, kandungan
apiin dalam seledri, berperan sebagai diuretic (memperlancar air
45 kencing) yaitu membantu kerja ginjal dalam mengeluarkan
cairan dan garam dari dalam tubuh, berkurangnya cairan dalam
darah akan menurunkan tekanan darah
c. Daun Salam
Daun salam mengandung senyawa tanin, saponin dan vitamin C.
Tanin bereaksi dengan protein mukosa dan sel epitel usus
sehingga menghambat penyerapan lemak. Sedangkan saporin
berfungsi mengikat kolestrol dengan asam empedu sehingga
menurunkan kadar kolestrol. Kandungan vitamin C didalamnya
membantu reaksi hidroksilasi dalam pembentukan asam empedu,
akibat reaksi itu meningkatkan eksresi kolestrol. Mengkonsumsi
15 lembar daun salam dengan cara direbus dalam 2 gelas sampai
tersisa 1 gelas. Angkat, lalu saring. Minum 2 kali sehari masing-
masing ½ gelas dinilai dapat menurunkan tekanan darah
(Setiawan, 2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Jam : 09. 30 WIB


Pengkajian tgl : 27 September 2022 NO. RM : 03.216202
Tanggal MRS : 27 September 2022 Dx. Masuk : Hipertensi
Ruang/Kelas : IGD Dokter yang merawat : dr. Fiqih

Nama : Ny. H
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Identitas

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


Suku/Bangsa : Betawi
Alamat : Pondok Jaya Rt 02 Rw
02

Keluhan utama : Pasien datang dengan keadaan pucat dan lemas. Pasien mengeluh pusing dan nyeri di bagian
tengkuk kepala. Pasien mengatakan sering mengalami kesemutan dan pasien mengatakan memiliki hipetensi.
Riwayat Sakit dan Kesehatan

Riwayat penyakit saat ini : Pasien datang dengan keluhan lemas, nyeri dibagian tengkuk kepala sudah 3 hari dan
membuatnya sulit untuk tidur, sering kesemutan dibagian tangan dan kakinya. Pasien mengatakan pusing setelah
mengkonsumsi makanan asin, pasien mengatakan memiliki hipertensi dan berhenti untuk kontrol dan
mengkonsumsi obat rutin karena takut ketergantungan.

Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi

Riwayat penyakit keluarga : Asam Urat

Riwayat alergi:  ya  tidak Jelaskan : Pasien tidak memiliki Riwayat alergi


Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:  baik  sedang lemah Kesadaran: CM
Tanda vital TD: 189/89 mmHg Nadi: 89 x/mnt Suhu : 35,8 ºC RR: 22 x/mnt
Pola nafas irama:  Teratur  Tidak teratur
Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne Stokes Lain-lain: Normal
Pernafasan

Suara nafas:  verikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi Lain-lain: Normal


Sesak nafas  Ya  Tidak  Batuk  Ya  Tidak
Masalah: Pernafasan pasien normal

Irama jantung:  Reguler  Ireguler S1/S2 tunggal  Ya  Tidak


Kardiovasku

Nyeri dada:  Ya  Tidak


Bunyi jantung:  Normal  Murmur  Gallop lain-lain
CRT:  < 3 dt  > 3 dt
Akral: Hangat  Panas Dingin kering  Dingin basah
Masalah: Perfusi perifer tidak efektif

ler
GCS Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6 Total: 15
Refleks fisiologis:  patella  triceps  biceps lain-lain: Normal
Persyarafan

Refleks patologis: babinsky  budzinsky  kerniglain-lain: Normal


Lain-lain:
Istirahat / tidur: 6 jam jam/hari Gangguan tidur: sulit tidur akibat nyeri pada tengkuk kepala
Masalah: Nyeri akut
Penglihatan (mata)
Pupil :  Isokor  Anisokor  Lain-lain: Normal
Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain: Normal
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga :
Penginderaan

Gangguan pendengaran :  Ya  Tidak Jelaskan:


Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk :  Normal  Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman :  Ya  Tidak Jelaskan:
Lain-lain
Masalah: Penginderaan pasien normal

Kebersihan:  Bersih  Kotor


Urin: Jumlah: 1000 cc/hr Warna: Kuning Jernih Bau: Khas
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): -
Perkemihan

Kandung kencing: Membesar  Ya  Tidak


Nyeri tekan  Ya  Tidak
Gangguan:  Anuria  Oliguri  Retensi
 Nokturia  Inkontinensia  Lain-lain: Normal
Masalah: Perkemihan pasien normal

Nafsu makan: Baik Menurun Frekuensi: 2 x/hari


Porsi makan: Habis Tidak Ket: 1 porsi makan
Diet :
Minum : 1500 cc/hari Jenis: Air mineral
Mulut dan Tenggorokan
Mulut:  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan  Nyeri telan  Kesulitan menelan
Pencernaan

 Pembesaran tonsil  Lain-lain: Normal

Abdomen  Tegang  Kembung  Ascites  Nyeri tekan, lokasi:


Peristaltik x/mnt
Pembesaran hepar  Ya  Tidak
Pembesaran lien  Ya  Tidak
Buang air besar 1x/seminggu Teratur:  Ya  Tidak
Konsistensi Bau: Khas Warna: coklat
Lain-lain: Feses normal

Masalah: Pencernaan pasien normal


Kemampuan pergerakan sendi:  Bebas  Terbatas
Kekuatan otot:
Muskuloskeletal/ Integumen
Kulit
Warna kulit:  Ikterus  Sianotik  Kemerahan  Pucat  Hiperpigmentasi
Turgor:  Baik  Sedang  Jelek
Odema:  Ada  Tidak ada Lokasi
Luka  Ada  Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka  Ada  Tidak ada Yang ditemukan: Kalor/Dolor/Tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain:

Masalah: Nyeri akut

Pembesaran Tyroid  Ya  Tidak


Hiperglikemia  Ya  Tidak Hipoglikemia  Ya  Tidak
Endokrin

Luka gangren  Ya  Tidak Pus  Ya  Tidak


Masalah: Endokrin pasien normal

Mandi : 2 x sehari Sikat gigi : 2 x sehari


Keramas : 1 x seminggu Memotong kuku : 2 x sebulan
Personal
Higiene

Ganti pakaian : setiap hari

Masalah: Personal Higiene normal

Orang yang paling dekat: Anak


Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar: Memiliki kehidupan sosial yang baik
Psiko-sosio-spiritual

Kegiatan ibadah: Sholat waktu 5 waktu


Lain-lain:

Masalah: Psiko sosial dan spiritual pasien normal

Tidak ada
Pemeriksaan penunjang
Tidak ada

Radiologi/ USG, dll

- Pemberian obat:
1. ISDN 5mg
Terapi:

2. Miniaspi 80 mg
3. Amlodiprine 1x100 mg
4. Captopril 25 mg

B. DATA FOKUS

No Data Subjektif Data objektif


.
- Pasien mengatakan memiliki hipertensi - Hasil TTV :
- Pasien mengeluh nyeri pada tengkuk TD : 189/89 mmhg,
kepala sudah 3 hari N : 89 x/menit,
- Pasien mengatakan sering kesemutan S : 35,8°C
dibagian kedua tangan dan kedua kaki RR : 22x/menit
- Pasien mengeluh pusing setelah - Akral teraba dingin
mengkonsumsi makanan asin - Pasien terlihat pucat
- Pasien mengatakan lemas - Pasien terlihat lemas
- Pasien mengatakan sulit tidur karena - Pasien terlihat meringis
nyeri - Pasien merintih
- Pasien mengatakan berhenti - Pasien terlihat gelisah
mengkonsumsi obat karena takut
ketergantungan
Pasien mengatakan tidak rutin kontrol
tekanan darah
C. ANALISA DATA

No. Data Masalah Etiologi


DS: Perfusi perifer tidak efektif Peningkatan tekanan
1. - Pasien mengatakan sering darah
kesemutan dibagian kedua
tangan dan kakinya
- Pasien mengatakan lemas
DO:
- TTV
TD:189/89 mmhg,
N: 89 x/menit,
S:35,8 °C,
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemas
- Akral teraba dingin

2. DS: Nyeri Akut Agen pencedera


- Pasien mengeluh nyeri fisiologis meringis dan
dibagian tengkuk sudah 3 gelisah
hari
- Pasien mengeluh pusing
- Pasien mengatakan sulit tidur
karena nyeri
P : sering pusing, dan nyeri
Q : seperti ditusuk tusuk
R : Sakit bagian kepala, dan
leher
S : Skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
DO:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak menahan
nyeri
- Pasien terlihat gelisah
- Skala nyeri 5

3. DS: Ketidakpatuhan Ketidakadekuatan


- Pasien mengatakan memiliki pemahaman
Riwayat hipertensi
- Pasien mengatakan berhenti
minum obat rutin karen takut
ketergantungan
- Pasien tidak menjalani
kontrol rutin

DO:

- Pasien tampak kebingungan


saat dikaji
- Pasien tampak tidak
mengikuti anjuran kontrol
rutin dan minum obat
Tanda dan gejala masalah
Kesehatan masih ada (nyeri,
pusing, kesemutan)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan
darah D.0009
2. Nyeri akut behubungan dengan agen pencendera fisiologis ditandai dengan
meringis dan gelisah D.0077
3. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman
D.0114
D. RENCANA KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. H Nama Mahasiswa : Elvira Oktaviana
Ruang : IGD NIM : 181030100193

No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


. dan jam keperawatan (PES)

1. 27/9/2022 Perfusi perifer tidak Tujuan Luaran Intervensi Utama :


09.30 efektif berhubungan a. Luaran Utama a. Perawatan Sirkulasi
WIB dengan peningkatan Setelah dilakukan Observasi
tekanan darah intervensi selama 1X24 - Identifikasi faktor
jam maka diharapkan resiko gangguan
perfusi meningkat sirkulasi
dengan kriteria hasil: (misalnya
- Parastesia menurun diabetes,
- Tekanan darah orangtua,
sistolik membaik perokok,hipertensi
- Tekanan darah , dan kolesterol
diastole membaik tinggi)
Edukasi
- Anjurkan Minum
obat pengontrol
tekanan darah
secara teratur
- Ajarkan program
diet untuk
memperbaiki
sirkulasi (mis.
rendah lemak
jenuh, minyak
ikan omega 3)
Intervensi Pendukung
b. Pemantauan tanda –
tanda vital
Observasi
- Monitor tekanan
darah, nadi,
pernapasan dan
suhu tubuh
2. Nyeri akut Tujuan Luaran Intervensi Utama
behubungan dengan a. Luaran Utama a. Manajemen Nyeri
agen pencendera Setelah dilakukan Observasi
fisiologis ditandai intervensi selama 1X24 - Identifikasi lokasi,
dengan meringis jam maka diharapkan karakteristik,
dan gelisah tingkat nyeri menurun durasi, frekuensi
dengan kriteria hasil: kualitas dan
- Keluhan nyeri intensitas nyeri
menurun - Identifikasi skala
- Meringis menurun nyeri
- Gelisah menurun Terapeutik
- Kesulitan tidur - Fasilitasi istirahat
menurun tidur
- Tekanan darah Edukasi
membaik - Ajarkan teknik
nonfarmakologis
- untuk mengurangi
rasa nyeri

b. Pemberian Analgesik
Observasi
- Monitor tanda
tanda vital
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesic
Terapeutik
- Jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat
- Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
analgesic

3. Ketidakpatuhan Tujuan Luaran Intervensi Utama


berhubungan a. Luaran Utama Dukungan Kepatuhan
dengan Program Pengobatan
Setelah dilakukan intervensi
ketidakadekuatan Observasi
selama 1X24 jam maka
pemahaman - Identifikasikan
diharapkan tingkat
kepatuhan
kepatuhan meningkat dengan
menjalani
kriteria hasil:
program
- Verbalisasi kemauan
pengobatan
mematuhi program
perawatan atau Terapeutik
pengobatan
- Buat komitmen
meningkat
menjalani
- Risiko komplikasi
program
penyakit/masalah
pengobatan
Kesehatan menurun
dengan baik
- Perilaku mengikuti
- Libatkan keluarga
program untuk mendukung
perawatan/pengobata program
n membaik pengobatan yang
- Perilaku menjalankan djalani
anjuran membaik Edukasi
- Tanda dan gejala - Informasikan
penyakit membaik manfaat yang
- akan diperoleh
jika teratur
menjalani
program
pengobatan
- Anjurkan pasien
dan keluarga
melakukan
konsultasi ke
pelayanan
kesehatan terdekat
E. CATATAN PERAWATAN
Nama Klien : Ny. H
Diagnosis Medis : Hipertensi
Ruang Rawat : IGD

Tgl/jam No. DK Implementasi SOAP

27/09/202 D.0009 Implementasi Utama : S:


2 Perawatan Sirkulasi - Pasien mengatakan lemas
09.30 WIB Observasi berkurang
- Mengidentifikasi faktor - Pasien mengatakan
resiko gangguan sirkulasi kesemutan pada bagian
(Pasien memiliki hipertensi) kaki dan tangan berkurang
Edukasi O:
- Menganjurkan Minum obat - Hasil TTV :
pengontrol tekanan darah TD : 175/82 mmhg
secara teratur N : 93x/menit
- Mengajarkan program diet S : 36,1°C
untuk memperbaiki sirkulasi RR : 20x/menit
(mis. rendah lemak jenuh,
minyak ikan omega 3) A : Masalah Teratasi

Implementasi pendukung : P : Intervensi dihentikan


Pemantauan tanda – tanda vital
Observasi
- Monitori tekanan darah,
nadi, pernapasan dan suhu
tubuh
27/09/202 D.0077 Implementasi Utama S:
2 - Pasien mengatakan pusing
Manajemen Nyeri
09.30 WIB berkurang
Observasi - Pasien mengatakan nyeri
- Mengidentifikasi lokasi, pada tengkuk kepala
karakteristik, durasi, berkurang
frekuensi kualitas dan O:
intensitas nyeri - Hasil TTV
(lokasi nyeri di bagian TD : 164/88mmhg
tengkuk kepala, nyeri N : 91x/menit
muncul saat pasien S : 36,3°C
kelelahan, nyeri timbul RR : 20x/menit
hilang, nyeri seperti ditusuk - Pasien terlihat sudah tidak
tusuk.) menahan nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri - Pasien terlihat sudah tidak
(skala nyeri 5) meringis
Terapeutik
- Memfasilitasi istirahat tidur A : Masalah Teratasi
Edukasi
- Mengajarkan teknik P : Intervensi dihentikan
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(Dengan cara apabila nyeri
timbul anjurkan pasien
untuk beristirahat, dan
kompres hangat/dingin)
Pemberian Analgesik
Observasi
- Monitori tanda tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
Sebelum : 175/82 mmHg
Sesudah : 164/88 mmhg
Terapeutik
- Menjelaskan efek terapi dan
efek samping obat
- Mengkolaborasi pemberian
dosis dan jenis analgesic
Pemberian obat :
ISDN 5mg
Miniaspi 80 mg

27/09/202 D.0114 Implementasi Utama S:


2 Dukungan Kepatuhan Program - Pasien mengatakan akan
09.30 WIB Pengobatan menjalani kontrol dan
Observasi minum obat rutin
- Mengidentifikasikan O:
kepatuhan menjalani - Pasien banyak bertanya
program pengobatan mengenai penyakitnya,
dan makanan apa saja
Terapeutik
yang tidak boleh
- Membuat komitmen dikonsumsi
menjalani program
pengobatan dengan baik A : Masalah Teratasi
- Melibatkan keluarga untuk
mendukung program P : Intervensi dihentikan
pengobatan yang djalani
Edukasi
- Menginformasikan manfaat
yang akan diperoleh jika
teratur menjalani program
pengobatan
- Menganjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis telah memperoleh kesimpulan dari asuhan keperawatan pada Ny. N
dengan DBD sebagai berikut
1. Pengkajian keperawatan pada Ny. N dilakukan pada hari selasa 20
September 2022, diperoleh data pasien mengeluh sesak, sakit saat
bernapas, tidak nafsu makan, mual muntah, badan linu, kepala pusing,
mengeluh lelah, tidak kuatberdiri lama, pasien terlihat lemas, pasien
terlihat pucat, takipnea , trombosit 56.000, TD: 90/60 mmhg N:95 x/menit,
S: 36,5°C, R: 30x/menit.
2. Masalah keperawatan yang muncul pada Ny. N adalah diagnose yang
pertama pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
napas, Deficit nutrisi behubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan dan resiko perdarahan berhubngan dengan gangguan koagulasi
(trombositopenia)
3. Rencana tindakan keperawata yang diterapkan berdasarkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia. Fokus intervensi yang diberikan
kepada Ny. N dengan diagnose prioritas yang pertama ialah manajemen
jalan napas.
4. Implementasi yang dilakukan selama 6 jam sesuai dengan intervensi yang
disusun.
5. Hasil evaluasi keperawatan yang didapatkan pada diagnosa pertama, kedua
dan ketiga masalah Ny. N teratasi sebagian, kemudian Ny. N dirujuk ke
rumah sakit.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Hasil karya tulis ilmiah yang telah disusun penulis dapat menjadikan
referensi intitusi pendidikan untuk memberikan materi penyusunan
keperawatan dengan kasus demam berdarah dengue padaorang dewasa
2. Bagi Lahan Praktek
Hasil asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada pasien sudah baik
dan hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat
memberikan ashukan keperawatan yang optimal dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan tentang keperawatan.
3. Bagi Masyarakat
Dalam masyarakat diharapkan mempunyai pemahaman yang baik
mengenai tanda – gejala penyakit DBD, pencegahannya dan
penanganannya, sehingga risiko DBD dapat memberikan penanganan
pertolongan pertama pada keluarganya.
DATAR PUSTAKA

https://repo.stikmuhptk.ac.id/jspui/bitstream/123456789/223/1/KIA%20MADAN
%20TERBARU%201%202021-1.pdf diakses pada tanggal 30 September 2022 pukul
17.13 WIB
http://repository.pkr.ac.id/511/7/Bab%20II.pdf diakses pada tanggal 30 September 2022
pukul 17.16 WIB
http://repository.unmuhjember.ac.id/5410/4/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 30
September 2022 pukul 17.20 WIB
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7248/3/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 5
Oktober 2022 pukul 15.40 WIB
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

28
LOG BOOK
PRODI S.1 KEPERAWATAN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH

TIM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG


T.A292022/2023
LOG BOOK
MAHASISWA S.1 KEPERAWATAN

Stase Keperawatan Medikal Bedah

PAS FOTO

(3X4)

NAMA : ………………………………………
NIM : ………………………………………

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
4

DAFTAR TARGET KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN


MEDIKAL BEDAH
SEMSTER 7 PROGRAM S.1 KEPERAWATAN STIKES WDH

Nama : ………………………………………
NIM : ………………………………………
Tempat Praktik : ………………………………………
Waktu Praktik : ………………………………………

Tanggal & Paraf Pembimbing Klinik Keterangan


No Keterampilan Klinik 1 2 3
Tgl Paraf Tgl Paraf Tgl Paraf
 Menunjukkan sikap caring disetiap
1
asuhan keperawatan yang diberikan
 Menerapkan tindakan universal
precaution disetiap asuhan
2
keperawatan yang diberikan
(keamanan dan kenyamanan)
 Membina komunikasi terapeutik
3 dengan klien dan keluarga
(komunikasi)
 Melakukan Tindakan Observasi
4
Tanda-tanda Vital
 Memberikan pendidikan kesehatan
5 Tentang penyakit untuk klien dan
keluarga
 Melakukan pemeriksaan fisik
6
umum
 Melatih nafas dalam dan batuk
7
efektif
8  Melakukan penyadapan EKG
 Melakukan fisioterapi dada
9
(oksigenasi)
10  Memberikan terapi oksigen melalui
nasal kanula dan masker (oksigenasi)
 Melatih rentang pergerakan sendi
11
(mobilisasi)
 Mengatur posisi klien di tempat
12
tidur (mobilisasi)
13  Memindahkan klien (mobilisasi)
14  Merawat luka sederhana (integritas
kulit)
15  Melakukan Jahit Luka
16  Melakukan kanulasi intra vena
5

17  Memasang kateter urin (eliminasi)


18  Melakukan enema (eliminasi)
19  Memberikan medikasi melalui
intramuskular, intravena, subkutan dan
intrakutan
20  Mengambil darah vena (sirkulasi)
21  Melakukan penghisapan
lendir/suction (oksigenasi)
22  Menghitung kebutuhan kalori
(cairan dan nutrisi)
23  Memberikan makan per oral (cairan
dan nutrisi)\
24  Mengajarkan tekhnik relaksasi,
distraksi, hypnoterapi, dan guide
imagery (istirahat tidur)
25  Melakukan tekhnik keperawatan
untuk menstabilkan suhu tubuh pasien
(thermoregulasi)

Tangerang Selatan, ……………………………2022

Mahasiswa,

(…………………………………………………………

Mengetahui,

Perawat Klinik Pembimbing Institusi

(……………………………………………………….…) (……………………………………………………….…
26

Anda mungkin juga menyukai