Anda di halaman 1dari 18

TUGAS EVALUASI AKHIR

PATOFISIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

(HIPERTENSI)

Di Susun :

WA ODE ANISA
J1B121020

Dosen Pengampuh :
Dr. Jafriati,S.Si., M.Si

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan limpahan
nikmat dan memberikan kesehatan hingga saat ini. Shalawat serta salam semoga
terlimpah kita curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang-benderang
seperti saat ini.

Kemudian saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butukan demi
kelayakan laporan ini.

Kendari, Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAS ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAS ISI ............................................................................................................................iii
BAB 1 ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Hipertensi ................................................................................................... 3
2.2 Etiologi Hipertensi ........................................................................................................ 3
2.3 Gejala Hipertensi .......................................................................................................... 4
2.3 Klasifikasi Hipertensi ................................................................................................... 5
2.4 Komplikasi Hipertensi .................................................................................................. 5
2.5 Penatalaksanaan Hipertensi......................................................................................... 6
2.6 Pencegahan Hipertensi ................................................................................................. 7
2.6 Hasil Wawancara Responden Hipertensi.................................................................... 7
2.7 Terapi yang dilakukan Responden dalam Mengatasi Hipertensi ............................. 8
BAB III..................................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 9
3.2 Saran .............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10
LAMPIRAN........................................................................................................................... 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi yang merupakan salah satu
dimana kondisi pembuluh darah yang terus mengalami peningkatan tekanan.
Tekanan darah yang normal yaitu 120 mmHg sistolik dan 80 mmHg, pada lansia
tekanan darah 130- 140 mmHg sistolik dan 80 mmHg diastolik masih dianggap
normal. Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darah diastolik diatas 140
mmHg atau tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg (Kementerian Kesehatan RI,
2018).
Menurut World Health Organization (WHO), umur lansia 60- 64 tahun terjadi
peningkatan risiko hipertensi sebanyak 51%, dan pada usia diatas 65 tahun
sebanyak 65% (Suprayitno & Huzaimah, 2020). Berdasarkan riset kesehatan
dasar (2018), prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan pada
penduduk umur 55 - 64 tahun sebanyak 55,2% (Kementerian Kesehatan RI,
2019). Prevalensi hipertensi di Sumatra Barat sebanyak 25,6% dengan jumlah
176.169 kasus yang terdeteksi melalui pengukuran tekanan darah. Kota Padang
merupakan wilayah tertinggi di Sumatera Barat dengan jumlah kasus hipertensi
sebesar 44.330 kasus (Dinkes Provinsi Sumatera Barat, 2018).
Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu lama dan terus menerus dapat
memicu stroke, serangan antung, gagal jantung, dan merupakan 2 penyebab
utama gagal ginjal kronik (Utami & Raudatussalamah, 2016). Hipertensi
merupakan tantangan besar alam sistem pelayanan kesehatan indonesia.
Hipertensi dikenal juga sebagai silent killer dimana komplikasi hipertensi
menyebabkan seitar 9,4 juta kematian diseluruh dunia setiap tahunnya dan
hipertensi menyebabkan sekitar 45% kematian dari jantung, 51% dari stroke dan
kerusakan pada ginjal sebagai komplikasi jangka panjang (Ode, 2017).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu penyakit hipertensi?
2. Bagaimana etiologi penyakit hipertensi?
3. Apa saja gejala hipertensi ?
4. Apa saja klasifikasi hipertensi?
5. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi?
6. Bagaimana pencegahan hipertensi?
7. Bagaimana hasil wawancara responden hipertensi
8. Bagaimana terapi yang dilakukan responden dalam mengatasi hipertensi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian penyakit hipertensi
2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi penyakit hipertensi
3. Untuk mengetahui gejala hipertensi
4. Untuk mengetahui klasifikasi hipertensi
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi
6. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi
7. Untuk mengetahui hasil wawancara responden hipertensi
8. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan responden dalam mengatasi
hipertensi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah melebihi batas
normal, yaitu tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg pada pemeriksaan berulang. Hipertensi juga disebut
tekanan darah tinggi yang terjadi karena gangguan pada pembuluh darah
sehingga darah yang membawa suplai oksigen dan nutrisi terhambat sampai ke
jaringan tubuh (Hastuti, 2020).
2.2 Etiologi Hipertensi
Ada 2 macam hipertensi menurut (Musakkar & Djafar, 2021) yaitu :
a. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya. Sekitar 10-16% orang dewasa yang mengidap penyakit tekanan
darah tinggi ini.
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya. Sekitar 10
% orang yang menderita hipertensi jenis ini.
Beberapa penyebab hipertensi menurut (Musakkar & Djafar, 2021), antara
lain :
1) Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang mengidap
hipertensi maka besar kemungkinan orang tersebut menderita hipertensi.
2) Usia
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah usia
seseorang maka tekanan darah pun akan meningkat.
3) Garam
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa
orang.
4) Kolesterol
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan
timbunan. kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga
mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan tekanan darah pun akan
meningkat.
5) Obesitas/kegemukan
Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko lebih
tinggi mengidap hipertensi.

3
6) Stress
Stres merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi di mana
hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu)(Anggriani et al., 2014).
7) Rokok
Merokok dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi, jika merokok
dalam keadaan menderita hipertensi maka akan dapat memicu penyakit
yang berkaitan dengan jantung dan darah.
8) Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman bersoda dapat
meningkatkan tekanan darah.
9) Alkohol
Mengonsumsi alkohol yang berlebih dapat meningkatkan tekanan
darah.
10) Kurang olahraga
Kurang berolahraga dan bergerak dapat meningkatkan tekanan darah,
jika menderita hipertensi agar tidak melakukan olahraga berat.
2.3 Gejala Hipertensi
Menurut Dafriani (2019), gejala yang ditimbulkan oleh penderita hipertensi
dapat bervariasi dan bahkan beberapa individu tidak menunjukkan gejala apapun.
Pada umumnya, gejala ditunjukkan oleh penderita hipertensi, antara lain:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal pada tengkuk
c. Perasaan seperti berputar hingga terasa ingin jatuh (vertigo)
d. Detak jantung berdebar kencang
e. Telinga berdenging (tinnitus)
Adapun gejala klinis yang timbul setelah seseorang mengalami hipertensi, antara lain:
a. Nyeri kepala yang biasanya disertai dengan mual dan muntah, terjadi karena
peningkatan tekanan darah intracranial
b. Penglihatan kabur karena kerusakan retina
c. Kerusakan susunan saraf pusat yang mengakibatkan ayunan/Gerakan yang
berbeda dari biasanya
d. Nokturia yang terjadi karena adanya peningkatan aliran darah ginjal serta
filtrasi
e. Peningkatan tekanan kapiler yang mengakibatkan edema dependen dan
pembengkakan.

4
Sedangkan menurut (Hidayah et al., 2021), gejala yang dimiliki oleh penderita
hipertensi diklasifikasikan dalam empat kelompok, antara lain:
a. Masalah muculoskeletal (53%), meliputi myalgia, nyeri punggung serta
nyeri pada lutut.
b. Masalah gastrointestinal (12%), meliputi kembung, mual dan gangguan
pencernaan (dyspepsia).
c. Keluhan di kepala (25%), meliputi sakit kepala/pusing.
d. Lain-lain (9%), meliputi gejala yang tidak termasuk dalam tiga kelompok
diatas.
2.3 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi menurut (Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia,
2019)
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Optimal < 120 < 80
Normal 120-129 80-84
Normal- Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 160-179 100-109
Hipertensi Derajat 3 > 180 > 110
Hipertensi Sistolik > 140 < 90
Terisolasi
Sumber : 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines
2.4 Komplikasi Hipertensi
Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya
menurut (Septi Fandinata, 2020):
a. Payah jantung
Kondisi jantung yang tidak lagi mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan pada otot
jantung atau sistem listrik jantung.
b. Stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan pembuluh darah
yang sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah otak makan
akan terjadi pendarahan pada otak dan mengakibatkan kematian. Stroke bisa
juga terjadi karena sumbatan dari gumpalan darah di pembuluh darah yang
menyempit.
c. Kerusakan ginjal

5
Menyempit dan menebalnya aliran darah menuju ginjal akibat
hipertensi dapat mengganggu fungsi ginjal untuk menyaring cairan menjadi
lebih sedikit sehingga membuang kotoran kembali ke darah.
d. Kerusakan pengelihatan
Pecahnya pembuluh darah pada pembuluh darah di mata karena
hipertensi dapat mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur, selain itu
kerusakan yang terjadi pada organ lain dapat menyebabkan kerusakan pada
pandangan yang menjadi kabur.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa
penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari
kenaikan tekanan darah pada organ atau karena efek tidak langsung. Dampak
terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan
kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian penderita akibat
komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
2.5 Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut (Righo, 2014) penatalaksanaan hipertensi ada 2 yaitu farmakologi
dan non farmakologi
a. Farmakologi (Obat-obatan)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti
hipertensi yaitu :
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulkan intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkin penggunaan jangka panjang.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretik, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, serta golongan
penghambat konversi rennin angiotensin.
b. Non Farmakologi
1) Diet
Pembatasan atau kurangi konsumsi garam. Penurunan berat badan
dapat membantu menurunkan tekanan darah bersama dengan penurunan

6
aktivitas rennin dalam plasma dan penurunan kadar adosteron dalam
plasma.
2) Aktivitas
Ikut berpartisipasi pada setiap kegiatan yang sudah disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan, seperti berjalan, jogging,
bersepeda, atau berenang.
3) Istirahat yang cukup
Istirahat dengan cukup memberikan kebugaran bagi tubuh dan
mengurangi beban kerja tubuh.
4) Kurangi stress
Mengurangi stress dapat menurunkan tegang otot saraf sehingga dapat
mengurangi peningkatan tekanan darah
2.6 Pencegahan Hipertensi
Pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan menurut (Ernawati, 2020) yaitu :
a. Mengurangi asupan garam (kurang dari 5 gram setiap hari)
b. Makan lebih banyak buah dan sayuran
c. Aktifitas fisik secara teratur
d. Menghindari penggunaan rokok
e. Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh
f. Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam makanan
2.6 Hasil Wawancara Responden Hipertensi
Dari hasil responden yang didapatkan data reponden 1 bernama Tn. A berusia
42 tahun dan responden 2 bernama Ny. E berusia 36 tahun.
Dari keterangan responden 1 berdasarkan hasil pemeriksaan yaitu 120/80 ,
Hasil wawancara di dapatkan bahwa beliau pernah hipertensi namun dari beliau
sendiri mampu menurunkan hipertensinya dengan meminum-minuman herbal
menggunakan jus tomat, dan berdasarkan hasil pengisisan kosioner memiliki
pengetahuan yang baik
Dari keterangan responden 2 setelah di lakukan pemeriksan tekanan darah
hasil dari Ny.E yaitu 140/95 dapat dikategorikan Hipertensi Derajat 1. Hipertensi
yang diidapnya merupakan turunan dari keluarga yang mengidap hipertesi dengan
gejala-gejala yang di alaminya yaitu sakit kepala dan jatung berdebar-debar, Namun
beliau sendiri sedang meminum-minuman herbal untuk berusaha menurunkan
hipertensinya. Berdasarkan hasil pengisian kosioner untuk pengetahuan di dapatkan
pemahaman yang baik mengenai hipertensi

7
2.7 Terapi yang dilakukan Responden dalam Mengatasi Hipertensi
Dari hasil wawancara dan pengisian kosioner didapatkan bahwa terapi yang
dilakukan responden dalam mengatasi hipertensi yaitu meminum-minuman herbal
dengan bahan jus tomat. Berdasarkan keterangan responden bahwa informasi
menggunakan jus tomat di dapatkan dari kebiasaan orang-orang setempat
dilingkungannya.
Berdasarkan hasil penelitian Tomat merupakan salah satu jenis sayuran dan
buah-buahan kaya vitamin C, vitamin E, potasium, serat dan protein. Kalium dalam
tomat bisa berkurang natrium dalam urin dan air oleh diuretik, jadi dapat menurunkan
tekanan darah. Tomat dewasa mengandung nutrisi bioaktif seperti tokoferol, fenolik,
glikoalkaloid dan flavonoid (Sharma et al., 2003). Jadi, dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan mengandung sumber kalium seperti pisang, semangka,
melon, jeruk, dan tomat. Kalium berperan dalam mendukung fungsi otot, saraf dan
sel. Dia juga berperan menjaga keseimbangan cairan dan mengatur tekanan darah.
(Rukiyah, 2009).
Selain itu, tomat juga mengandung likopen. Lycopene menurunkan tekanan
darah melaluinya berperan sebagai antioksidan. Lycopene mencegah gratis radikal
ROS (spesies oksigen reaktif) penyebab stres oksidatif, kemudian memicu produksi
oksida nitrat di endotelium dan meningkatkan fungsi vaskular, menghasilkan
penurunan tekanan darah. Antioksidan juga memiliki efek pada preeklampsia
(Chauhan, Sharma, Agarwal, & Chauhan, 2011; Paran & Engelhard, 2001). Namun,
penelitian ini memberikan bukti bahwa jus tomat adalah efektif dalam menurunkan
tekanan darah

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan mengenai hipertensi. Hipertensi
merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah melebihi batas normal, yaitu tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg pada
pemeriksaan berulang.
Dari hasil responden yang didapatkan data reponden 1 bernama Tn. A berusia
42 tahun dan responden 2 bernama Ny. E berusia 36 tahun. Dari hasil wawancara dan
pengisian kosioner didapatkan bahwa terapi yang dilakukan responden dalam
mengatasi hipertensi yaitu meminum-minuman herbal dengan bahan jus tomat.
3.2 Saran
Adapun saran saya ialah, dengan adanya kegiatan yang kami lakukan dapat
menambah kesadaran kepada warga mengenai penyakit hipertensi. Selain itu, semoga
dengan adanya kegiatan ini dapat membantu kami sebagai mahasiswa gizi dalam
mengetahui dan menambah wawasan serta pengalaman observasi mengenai penyakit
hipertensi di lingkungan masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat. In: Kesehatan, editor. Jakarta 2018.
Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kemenkes; 2017.
Siswanto, S., Mulyana, N., Djunaedi, D., Aryanto, F., Amalia, L., Meilinda, M., ... &
Puspasari, N. Metadata Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Tahun 2018.
Sultan, A. A. A. (2022). Faktor yang Berhubungan dengan Upaya Pencegahan
Hipertensi Pada Remaja di SMAN 6 Bone= Factors Associated with Efforts to
Prevent Hypertension in Adolescents at SMAN 6 Bone (Doctoral dissertation,
Universitas Hasanuddin).

10
LAMPIRAN

A. Karakteristik Pasien

Responden 1
Nama : Abdul Rahman
Usia : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
TD : 120/80

Responden 2
Nama : Erna
Usia : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
TD : 140/95

11
B. Pengetahuan pasien

12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai