Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih

memberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi

kesempatan yang luar biasa ini yaitu untuk menyelesaikan makalah

konsep dasar teori hipertensi ini dengan tepat waktu.

Selain itu, saya juga sadar bahwa pada laporan saya ini dapat

ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh

sebab itu, saya mengharapkan masukan dan saran untuk kemudian dapat

saya revisi dan saya tulis di masa yang selanjutnya. Saya menyadari

bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang

konstruktif. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Blora, 9 september 2023


DAFTAR ISI

Kata pengantar..............................................................................................

Daftar isi.......................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang....................................................................................

B. Tujuan.................................................................................................

C. Manfaat...............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hipertensi.............................................................................

B. Klasifikasi Hipertensi.........................................................................

C. Etiologi Hipertensi.............................................................................

D. Faktor Resiko Hipertensi....................................................................

E. Komplikasi Hipertensi........................................................................

F. Pencegahan Hipertensi.......................................................................

G. Penatalaksanaan Hipertensi................................................................

H. Masalah Keperawatan Hipertensi.......................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................

B. Saran...................................................................................................
C. Penutup...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia adalah hipertensi.
Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh terselubung. Hepertensi tidak
memberikan gejala kepada penderita. Namun bukan berarti hal ini tidak
berbahaya. Pada umumnya semua gangguan medis yang timbul biasanya diikuti
dengan tanda dan gejalanya. Namun hal ini tidak berlaku pada hipertensi.
Hipertensi cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Faktayang ada
menunjukkan hipertensi lebih banyak menyerang pada: orang usia dewasa, muda
dan awal paruh baya. Perbandingan hipertansi lebih banyak menyerang laki-laki
dari pada perempuan (Santoso, 2010).Di Indonesia sesuai survey yang dilakukan
pada masyarakat selama ini yang telahdikumpulkan angka-angkanya, prevelensi
hipertensi berkisar 6-15% dari seluruh penduduk di Indonesia (Santosa,
2014).Salah satu penyebab kejadian hipertensi adalah gaya hidup yang kurang
sehat.
Gaya hidup dapat diklasifikasikan menjadi beberapa komponen yang
berkaitan dengan kejadian hipertensi yaitu terdiri dari minum kopi, merokok,
merawat berat badan tetap ideal, aktif beraktivitas dan minum alkohol. Hal-hal
tersebut dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dimana merokok dapat merusak
jantung dan sirkulasi darah dan meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke,
merawat badan tetap ideal yaitu aktif beraktivitas dapatmelindungi dari penyakit
hipertensi, selain itu aktif beraktivitas secara teratur dapat membantu menurunkan
tekanan darah dan memperbesar penurunan berat badan dan batasi minum alkohol
karena apabila seseorang minum alkohol berlebihan tidak hanya meningkatkan
tekanan darah tetapi juga menaikkan berat badan. Selain itu, mengkonsumsi
alkohol berlebih dapat menyebabkan resistensi pada terapi antihipertensi dan
berisiko terjadinya beberapa penyakit lain seperti stroke dan jantung (Yusuf,
2008).
Gaya hidupmerupakan faktor terpenting yang sangat mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Gaya hidupyang tidak sehat, dapat menyebabkan
terjadinya penyakit hipertensi, misalnya; Makanan,aktifitas fisik, stres, dan
merokok (Puspitorini, 2009).Hipertensi dapat berakibat meluasseperti penyakit
jantung koroner, stroke, dan infark miokard. Timbunan lemak atau plak didalam
dinding arteri koroner pada jantung, arteri yang menuju otak serta
tungkaimenyebabkan terjadinya penyempitan arteri sehingga tekanan darah
meningkat. Hal inimemungkinkan penyandang penyakit ini akan memiliki resiko
tinggi terkena stroke.
B. Tujuan
1. Mampu
2. Mampu mengetahui etiologi hipertensi
3. Mampu mengetahui faktor resiko hipertensi
4. Mampu mengetahui tanda dan gejala hiprtensi
5. Mampu mengetahui pemeriksaan penunjang hipertensi
6. Mampu mengetahui komplikasi hipertensi
7. Mampu mengetahui pencegahan hipertensi
8. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah hipertensi
9. Mampu mengetahui masalah keperawatan hipertensi
C. Manfaat
Sebagai area riset dan penelitian keperawatan dengan temuan yang dapat
digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Dalam sistem pelayanan kesehatan secara umum, perawat dapat menggunakan
standar untuk mengkomuniksikan inti dari makalah ini kepada konsumen dan
profesi kesehatan yang lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus
lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014)

B. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darahsistolik
kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg
Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Klasifikasi hipertensi
berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder
(Aspiani2014).
a. Hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahuipenyebabnyaDari 90% kasus hipertensi merupakan hipertensi primer.
Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi primer
adalah genetik, jeniskelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup.
b. Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik
yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroidDari 10% kasus
hipertensi merupakan hipertensi sekunder. Faktor pencetus munculnya hipertensi
sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsioral, kehamilan, peningkatan volume
intravaskularluka, bakar dan stres (Aspiani2014).

C. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut (Aspiani,
2014) :
A. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena
tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi untuk
mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki
riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darahmeningkat faktor ini
tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki-laki lebih tinggi dari pada
perempuan.
3) Pola makan
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan berkembangnya
hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikanoleh penderita dengan mengurangi
konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk
mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya
didalam tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan peningkatan pada
volume darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang
menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan tekanan
darah didalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam keadaan
normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkandengan berkembangnya
peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat dengan
menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan
dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan
berapa putung rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien.
Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat
meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi
pasien diminta untukmenghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas
stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
A. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat stenosi arteri renalis.
Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjalschingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara
langsung meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung meningkatkan
sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat dilakukan perbaikan pada
stenosis,atau apabila ginjal yang terkena diangkat,tekanan darah akan kembalike
normal (Aspiani, 2014).

D. Faktor resiko hipertensi

Terdapat dua Faktor Risiko Hipertensi yaitu, :

1). Faktor Risiko yang tidak dapat diubah

Faktor Risiko yang melekat pada penderita Hipertensi dan tidak dapat diubah,antara
lain :

• Umur

• Jenis Kelamin
• Genetik
2). Faktor Risiko yang dapat diubah
Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara
lain :
• Merokok
• Diet rendah serat
• Dislipidemia
• Konsumsi garam berlebih
• Kurang aktivitas fisik
• Stres
• Berat badan berlebih/ kegemukan
• Konsumsi alkohol

E. Tanda dan Gejala Hipertensi


Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala umum
yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap
orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang
dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri kepala
sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat vasculer cerebral,
keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri kepala sampe dari vasokonstriksi
pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan tengkuk pada klien
hipertensi.

F. pemeriksaan penunjang hipertensi


Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan saat menemukan kasus hipertensi
adalah :
• pemeriksaan darah rutin, gula darah, profil lipid, elektrolit, fungsi ginjal.
• pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiografi/EKG)
• ronsen dada

G. Komplikasi hipertensi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangidalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang
mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat terjadi pada
penderita hipertensi yaitu: (Aspiani2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah
tinggi
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12 trombus yang
bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel
dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah
disritmia, hipoksia jantungdan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi.
Penderitahipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnyadisebut dekompensasi. Akibatnya jantung
tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan
sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam
tubuh.
H. penatalaksanaan hipertensi
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan
distolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai
melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara non-
farmakologis, antara lain:
1). Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan obat-obatan
yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi
ventrikel kiri. Beberapa diet yang dianjurkan:
a. Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system
renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan
natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b. Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah namun mekanismenya
belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi,
yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding vascular.
c. Diet kaya buah dan sayur
d. Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
2). Penurunan berat badan Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara
menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi
ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk
menurunkan tekanan darah.
3). Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari,berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kondisi jantung.
4). Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat Berhenti merokok dan tidak
mengonsumsi alcohol, penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi
karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung. (Aspiani, 2016)
I. Pencegahan hipertensi
a). Pencegahan Primer yaitu :
tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari; kurangi makanan berkolesterol tinggi dan
perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan; kurangi konsumsi alcohol;
konsumsi minyak ikan; suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan
darah tapi kalsium juga cukup membantu.
b). Pencegahan Sekunder yaitu :
pola makanam yamg sehat;mengurangi garam dan natrium di diet anda; fisik aktif;
mengurangi Akohol intake; berhenti merokok.
c). Pencegahan Tersier yaitu : pengontrolan darah secara rutin; olahraga dengan
teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

J. Masalah keperawatan hipertensi


a) Nyeri akut
b) penurunan curah jantung
c) kelebihan volume cairan
d) ketidakefektifan perfusi jaringan otak
e) resiko cedera
f) defisiensi pengetahuan
g) ansietas
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari studi literatur yang dilakukan terhadap beberapa jurnal, diketahui bahwa
pola makan dengan pemilihan makanan yang kurang tepat sangat berpengaruh
terhadap penyakit hipertensi yang terjadi. Pola makan yang dapat
mengakibatkan hipertensi adalah sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi natrium dan tinggi lemak
Selain pola makan, stress juga berpengaruh terhadap hipertensi. Stress dapat
mengakibatkan tekanan darah naik. Jika hal ini berlangsung terus menerus,
maka dapat mengakibatkan hipertensi.

B. Saran
Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah memperbaiki pola
makan menjadi lebih baik, seperti mengkonsumsi makanan seimbang, rutin
mengkonsumsi buah dan sayur dan minum air putih sesuai kebutuhan dalam
sehari. Selain pola makan, hal yang dapat dilakukan adalah mengendalikan
pikiran agar dapat terhindar dari stress. Salah satu yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan pikiran adalah selalu berpikir positif dan rutin melakukan yoga
atau meditasi untuk mengurangi tingkat stress.

Anda mungkin juga menyukai