Anda di halaman 1dari 46

Nama dosen : Wa mina la isa, S.Kep., Ns.,M.

Kep

Mata kuliah : Keperawatan Gerontik

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

DENGAN HIPERTENSI

OLEH :

KELOMPOK 3

1. Anugerah (NH0117011) 7. Fauzia intan N. (NH0117037)


2. Ayu sasmita (NH0117017) 8. Feiby bidiastuti (NH0117041)
3. Bik billi banin (NH0117019) 9. Fitri suriani N. (NH0117043)
4. Ersin (NH0117031) 10. Gretzia heatubun (NH0117046)
5. Farila (NH0117036) 11. Hania (NH0117048)
6. Hardiansyah (NH0117049) 12. Eli nur cahyani (NH0116042)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

NANI HASANUDDIN MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Kami berharap semoga
makalah ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya.
Bahkan  tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca dalam kehidupan sehari-hari.       
Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini, karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.                               

Makassar, 20 maret 2021


                                                                                                            

                                                                                    Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….

A. Latar belakang…………………………………………………………
B. Tujuan …………………………………………………………………

BAB II KONSEP TEORI……………………………………………………

A. Pengertian……………………………………………………………..
B. Etiologi………………………………………………………………..
C. Tanda dan gejala………………………………………………………
D. Klasifikasi……………………………………………………………..
E. Patofisiologi (PHATWAY)…………………………………………...
F. Penatalaksanaan ……………………………………………………...

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK KASUS HIPERTENSI

A. Karakteristik demografi………………………………………………
B. Pola hidup sehari-hari………………………………………………...
C. Status Kesehatan …………………………………………………….
D. Hasil pengkajuan khusus …………………………………………….
E. Data focus dan Analisa data………………………………………….
F. Intervensi…………………………………………………………….
G. Implementasi………………………………………………………...

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………

A. Kesimpulan………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan upaya kesehatan untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pemerintah dalam bidang medis
mampu meningkatkan kualitas kesehatan penduduk dan Usia Harapan Hidup
(UHH). Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah penduduk dengan usia
lanjut di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular
yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini. Hipertensi yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke,
6 kali lebih besar terkena penyakit jantung kongestif, dan 3 kali lebih besar
terkena serangan jantung. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat
dilakukan pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering
disebut sebagai silent killer. Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat
perhatian dari semua kalangan masyarakat, sehingga membutuhkan
penanggula-ngan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. [ CITATION
Ime20 \l 1033 ]
Menurut WHO memperkirakan lebih dari satu dari setiap tiga orang
dewasa atau sekitar satu miliar orang di dunia menderita tekanan darah
tinggi. Secara keseluruhan, WHO melaporkan negara-negara berpendapatan
tinggi punya jumlah penderita hipertensi yang lebih rendah di
bandingkan negara-negara berpendapatan rendah dan menengah yaitu yang
paling banyak terdapat di Afrika, dimana hampir separuh orang
dewasa mengalami hipertensi dan yang terendah dibenua Amerika. [ CITATION
Iva19 \l 1033 ]
B. Tujuan
Untuk mengetahui terkait hipertensi yang sering terjadi pada lansia
BAB II
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas,
Proses menua (aging) adalah suatu proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologi maupun sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain. Lansia akan mengalami perubahan yang terkait dengan
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang kecepatan perubahan
tersebut berbeda untuk setiap individu. Jenis kelamin, rasa, kelas sosial,
dan keimanan menciptakan interaksi yang komplek yang berkontribusi
dalam proses penuaan setiap individu.[ CITATION Van19 \l 1033 ]
Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih
besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
Keefektifan terapi pasien hipertensi ditentukan oleh kepatuhan, dan
dukungan keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh.
[ CITATION Fit16 \l 1033 ]
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan
sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial
150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun
memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia.[ CITATION Van19 \l 1033 ]
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg.Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. [ CITATION Van19 \l
1033 ]
B. Etiologi
Adapun faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu
faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah :
1. Faktor yang dapat diubah
a. Gaya hidup modern
Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup masa
kini menyebabkan stres berkepanjangan. Kondisi ini memicu
berbagai penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung
dan hipertensi. Gaya hidup modern cenderung membuat
berkurangnya aktivitas fisik (olah raga). Konsumsi alkohol tinggi,
minum kopi, merokok. Semua perilaku tersebut merupakan
memicu naiknya tekanan darah.
b. Pola makan tidak sehat
Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan
dan mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan,
tekanan darah akan meningkat akibat adanya retensi cairan dan
bertambahnya volume darah. Kelebihan natrium diakibatkan dari
kebiasaan menyantap makanan instan yang telah menggantikan
bahan makanan yang segar. Gaya hidup serba cepat menuntut
segala sesuatunya serba instan, termasuk konsumsi makanan.
Padahal makanan instan cenderung menggunakan zat pengawet
seperti natrium berzoate dan penyedap rasa seperti monosodium
glutamate (MSG). Jenis makanan yang mengandung zat tersebut
apabila dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah karena adanya natrium yang berlebihan
di dalam tubuh.

c. Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat
membuangnya melalui air seni. Tetapi proses ini bisa terhambat,
karena kurang minum air putih, berat badan berlebihan, kurang
gerak atau ada keturunan hipertensi maupun diabetes mellitus.
Berat badan yang berlebih akan membuat aktifitas fisik menjadi
berkurang. Akibatnya jantung bekerja lebih keras untuk memompa
darah.Obesitas dapat ditentukan dari hasil indeks massa tubuh
(IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya
berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan.[ CITATION SAK19 \l 1033 ]
2. Faktor yang tidak dapat diubah :
a. Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan kadar Sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara Potassium terhadap Sodium, individu
dengan orang tua yang menderita hipertensi mempunyai resiko dua
kali lebih besar daripada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan riwayat hipertensi.
b. Usia
Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin bertambah
usia seseorang maka resiko terkena hipertensi semakin meningkat.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan– perubahan pada, elastisitas dinding aorta
menurun, katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan
elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer .
c. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, akan
tetapi wanita pramenopause (sebelum menopause) prevalensinya
lebih terlindung daripada pria pada usia yang sama. Wanita yang
belum menopause dilindungi oleh oleh hormone estrogen yang
berperan meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL).
Kadar kolestrol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung
dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis yang dapat
menyebabkan hipertensi.[ CITATION SAK19 \l 1033 ]
C. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
Gejala yang lazim yakni Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
- Mengeluh sakit kepala, pusing
- Lemas, kelelahan
- Sesak nafas
- Gelisah
- Mual
- Muntah
- Epitaksis
- Kesadaran menurun
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-
tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain. [ CITATION SAK19 \l 1033 ]
D. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil ukur tekanan darah menurut
Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High
Bloods 1Preassure (JNC) ke-VIII dalam Smeltzer & Bare (2010) yaitu <
130 mmHg untuk tekanan darah systole dan < 85 mmHg untuk tekanan
darah diatole.
Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas tidak
sedang memakai obat antihipertensi dan tidak sedang sakit akut.

Kategori Systole Diastole


(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Hipertensi tingkat I (ringan) 140-159 90-99
Sub grub : perbatasan 140-149 90-94
Hipertensi tingkat II (sedang) 160-179 100-109
Hipertensi tingkat III (berat) ≥ 180 ≥ 110

E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan gerontologis
dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer. Pada usia lanjut perlu
diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan
kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer. [ CITATION Van19 \l 1033 ]
PHATWAY
F. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi.
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
obat ini meliputi :
a. Diet Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5
gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah
yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis
dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-
lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada
dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan
paling baik 5 x perminggu.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
- Tehnik Biofeedback Biofeedback adalah suatu tehnik yang
dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda
mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama
dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
- Tehnik relaksasi Relaksasi adalah suatu prosedur atau
tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau
kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
- Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan ) Tujuan pendidikan
kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga
pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah
komplikasi lebih lanjut. [ CITATION SAK19 \l 1033 ]
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK KASUS HIPERTENSI

A. Karakteristik Demografi
1. Indentitas Diri Klien
Nama Lengkap : Ib.A
Usia : 80 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Minang , jambak
Pendidikan Terakhir : D3 Bidan
Diagnosa Medis : Hipertensi
Alamat : Sukarno Hatta 33c Bukittinggi
2. Keluarga atau orang lain yang penting / dekat yang dapat dihubungi
Nama : Tn.S
Alamat : Sukarno Hatta 33 c Bukittinggi
No. telepon :-
Hubungan dengan Klien : Adik kandung
3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
a) Pekerjaan saat ini Ib.A mengatakan pekerjaan saat ini tidak ada, Ib.A
hanya mengerjakan kegiatan yang terjadwal dari panti sosial tresna
werdha kasih sayang ibu.
b) Pekerjaan sebelumnya Ib.A mengatakan pekerjaan sebelumnya
sebagai bidan, Ib.A mengatakan PNS tetapi semenjak d panti sosial
tersna werdha kasih sayang ibu batu sangkar uang pensiunan Ib.A di
ambil oleh anakanaknya.
c) Sumber pendapatan Ib.A mengatakan sumber pendapatan saat ini yaitu
hanya dari panti sosial tresna werdha kasih sayang ibu yang di berikan
sekali sebulan oleh pengasuh.
d) Kecukupan pendapatan Ib.A mengatakan pendapatan yang diterima
dari panti sosial tresna werdha kasih sayang ibu dan uang yang di
dapatkan dari PSTW dicukup-cukupakan untuk sebulan
4. Aktifitas rekreasi
a) Hobi Ib.A mengatakan tidak mempunyai hobi.
b) Berpergian / wisata Ib.A mengatakan semenjak di Panti sosial tresna
werdha tidak ada berpergian karena tidak ada anak-anak yang
mengunjungi Ib.A.
c) Keanggotaan organisasi Ib.A mengatakan tidak ada ikut serta dalam
anggota organisasi
5. Riwayat keluarga
Semua sehat
B. Pola Kebiasaan Sehari – hari
1. Nutrisi
a) Frekuensi makan
Ib.A mengatakan makan sehari 3x yang di sediakan oleh Panti social
tresda werdha kasih sayang ibu batu sangkar.
b) Nafsu makan
Ib.A mengatakan nafsu makan kadang-kadang ada.
Ib.A mengatakan jika kepala sakit, pusing ,Pundak berat-berat nafsu
makan menurun dan kadang hanya menghabiskan ½ porsi yang
disediakan PSWT.
c) Jenis makanan
Ib.A mengatakan jenis makanan beragam seperti nasi dengan ikan,
telur, sayur, ayam dan terkadang sesekali daging..4. Kebiasaan
sebelum makan
Ib.A mengatakan sebelum makan mencuci tangan dan berdoa.
d) Makanan yang takdisukai
Ib.A mengatakan menyukai semua makanan.
e) Alergi terhadap makanan
Ib.A mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan.
f) Pantangan makanan
Ib.A mengatakan tidak ada pantangan terhadap makanan tetapi Ib.A
sudah mengurangi makan yang bergaram dan mengantung lemak dan
santan.
g) Keluhan yang berhubungan Dengan makanan
Ib.A mengatakan juga mengeluhkan makanan yang ambar karena
garam yang sedik.
2. Eliminasi
a) BAK
Ib.A mengatakan biasa BAK kurang lebih 5x dan waktu yang berubah
ubah. Ib.A mengatakan biasanya BAK sebelum tidur dan tidak
keluhan berhubungan dengan BAK
b) BAB
Ib.A mengatakan BAB 1-2 x/ hari dengan konsistensi lunak berwarna
kuning dan tidak ada keluhan yang di rasakan dalam BAB>
c) Personal hygiene
- Mandi
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari yaitu pada pagi dan
sore hari, ib.A mengatakan mandy memakai sabun. Tetapi
selam 2 minggu mahasiswa melakukan praktek di PSTW
Ib.A terlihat jarang mandy
- Oral hygiene
Ib.A mengatakan menggosol gigi 2 kali sehari yaitu pada
pagi hari dan malam sebelum tidur, Ib.A mengatakan
menggosok gigi menggunakan pasta gigi.
- Cuci rambut
Ib. A mengatakan cuci rambut 1x dalam dua hari
menggunaan shampo.
- Kuku dan tangan
Ib.A mengatakan gunting kuku 1x seminggu dan Ib.A
mengatakan mencuci tangan dengan sabun.
3. Istirahat dan tidur
Ib.A mengatakan tidur malam pada jam 22.00 wib dan bangun jm 05.00
wib, Ib.A mengatakan seringterbangun saat tidur. Ib.A mangatan tidur
siang 1 jam/ hari. Ib.A mengatakan susah tidur
4. Kebiasaan mengisi waktu luang
a) Olahraga
Ib.A mengatakan olahraga yaitu meraton sekitar panti sosial trena
werdha kasih sayang ibu di pagi hari. Ib.A juga mengatakan dulu
jarang olahraga karena sibuk bekerja.
b) Nonton TV
Ib.A mengatakan melepas penat dengan menonton tv di wisma.
c) Berkebun / memasak
Ib.A mengatakan tidak ada berkebun dan memasak karena memasak
sudah ada penanggung jawab dari panti sosial tresna werdha kasih
sayang ibu.
5. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis / frekuensi / jumlah /
lama pakai)
a) Merokok
Ib.A mengatakan tidak pernah merokok.
b) Minuman keras
Ib.A mengatakan tidak ada meminum minuman kerasa
c) Ketergantungan terhadap obat
Ib.A mengatakan tidak ada ketergantungan dengan obat

6. Uraian kronologis kegiatan sehari – hari

Jenis kegiatan Lama waktu untuk


setiap kegiatan
Senin ( senam) 60 menit
Selasa (gotong royong) 60 menit
Rabu (kesenian dan senam) 180 menit
Kamis (pemeriksaan kesehatan) 60 menit
Jumat (penyuluhan agama) 60 menit

C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a) Keluhan utamadalam satu tahun terakhir
Ib.A mengatakan keluhan utama dalam satu tahun terakhir sakit
kepala, sering pusing dan tengguk terasa berat, badan terasa berat
b) Gejala yang dirasakan
Ib.A mengatakan gejala yang dirasakan saat tekanan darah tinggi yaitu
kelapa sakit, pusing, tengguk terasa berat, badan terasa berat dan susah
tidur.
c) Faktor keluhan
Ib.A mengatakan keluhan dirasakan mendadak.
d) Waktu mulai timbulnya keluhan
Ib.A mengatakan merasakan timbulnya keluhan di mualai saat bangun
tidur.
e) Upaya mengatasi
Ib.A mengatakan jika merasa sakit kepala, pusing dan tengguk berat
biasanya langsung ke poli klinik PSWT untuk memeriksa tekanan
darah.

2. Riwayat kesehatan masa lalu


Penyakit yang pernah diderita yaitu : Ib.A mengatakn pernah menderita
penyakit hipertensi lebih kurang 5 tahun yang lalu.
3. Pengkajian / pemeriksaan fisik ( observasi, pengukuran, auskultasi,
perkusidanpalpasi )
a) Keadaan umum (TTV)
TD. 160/90 mmHg
b) BB/TB
140 cm / 40 kg
c) Kepala dan Rambut
Warna rambut putih, rambut pendek dan bersih, tidak adanya lesi dan
udem di kepala.
d) Mata
Konjungtivaan anemis kiri dan kanan, tidak ada masalah pada mata.
e) Telinga
Telinga bersih pendegar baik, tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
f) Mulut, gigi dan bibir
mulut dan gigi kurang bersih, gigi tidak lengkap,bibir lembabdan nafas
bau.
g) Dada
Simetris kiri dan kanan, tidak ada jejas, tidak ada odema, frekuensi
pernafasan 18x/menit, tidak ada terdengar suara nafas tambahan.
h) Abdomen
Simetris kiri dan kanan, tidak ada luka bebakas operasi, tidaka ada
tampak pembengkakan pada abdomen.
i) Kulit
Warna Kulit sawo matang,kulit lembah, bersih, keriput,tidak ada luka
lecet pada kulit.
j) Ektermitas atas
Kekuatan otot ektermitas 5, tidaka ada nyeri sendi saat di gerakan dan
fungsi otot baik
k) Ektermitas bawah
fungsi otot baik, namun sering sakit saat berjalan dan Ib.A berjalan
menggunakan tongkat
D. Hasil Pengkajian Khusus
1. Masalah kesehatan kronis

Keluhan kesehatan atau


gejala yang dirasakan klien T.
Selalu Sering Jarang
No dalam waktu 3 bulan pernah
(3) (2) (1)
berakhir berkaitan dengan (0)
fungsi-fungsi
Fungsi penglihatan
1. Penglihatan kabur √
A 2. Mata berair √
3. Nyeri pada mata √
Fungsi pendengaran
4. Pendengaran
B √
berkurang

5. Telinga berdenging √
C Fungsi paru
6. Batuk lama disertai

keringat malam
7. Sesak napas √
8. Berdahak/ sputum √
Fungsi jantung
9. Jantung berdebar-

debar
D
10. Cepat lelah √
11. Nyeri dada √
Fungsi pencernaan
12. Mual/muntah √
13. Nyeri ulu hati
14. Makan dan minum

E banyak berlebihan
15. Perubahan kebiasaan
buang air besar

(mencret atau
sembelit)

Fungsi pergerkana
16. Nyeri kaki saat

berjalan

F 17. Nyeri pinggang atau



tulang belakang
18. Nyeri persendian /

bengkak

Fungsi persyarafan
19. Lumpuh/ kelemahan

pada kaki atau tangan
G
20. Kehilangan rasa √
21. Gemetar/ tremor √
22. Nyeri / pegal pada

daerah lekuk

Fungsi saluran perkemihan


23. Buang air kecil

banyak
24. Sering buang air kecil
H √
pada malam hari
25. Tidak mampu
mengontrol

pengeluaran air
kemih (ngompol)
Jumlah 21

Analisis Hasil
Skor
<25 : tidak ada masalah kesehatan kronis
26 – 50 : masalah kesehatan kronis sedang
>51 : masalah kesehatan kronis berat

2. Fungsi kognitif

No Item pertanyaan Benar Salah


1 Jam berapa sekarang ? √
2 Tahun berapa sekarang ? √
3 Kapan bapak/ ibu lahir ? √
4 Berapa umur bapak / ibu sekarang? √
5 Dimana alamat bapak / ibu sekarang? √
Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal
6 √
bersama bapak/ ibu?
Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama
7 √
bapak/ ibu?
8 Tahun berapa hari kemerdekaan indonesia ? √
9 Siapa nama presidang republik indonesia ? √

10 Coba hitung terbali dari angka 20 ke 1 √

Jumlah 0
Analisis Hasil
Skore Benar : 8 – 10 : tidak ada gangguan
Skore Benar : 0 – 7 : ada gangguan

3. Status fungsional

Mandiri Tergantung
No Aktifitas
(nilai 1) (nilai 0)
Mandiri dikamar mandi (mengosok,
1 √
membersihkan dang mengeringkan badan)
Menyiapkan pakaian, membuka, dan
2 √
mengenakannya
3 Memakan makanan yang telah disiapkan √
Memilihara kebersihan diri untuk penampilan
4 diri ( menyisir rambut, mencuci rambut, √
mengosok gigi, mencukur kumis)
Buang air besar di WC (membersihkan dan
5 √
mengiringkan daerah bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran fases (tinja) √
Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan
7 √
dan mengiringkan daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih √
Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar
9 √
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
Menjalankan ibadah sesuai agama dan
10 √
kepercayaan yang dianut
Melakukan pekerjaan rumah sesuai seperti
11 merapikan tanpa tidur mencuci pakain, √
memasak, dan membersihkan ruangan
Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau
12 √
kebutuhan keluarga
Mengelola keuangan (mennyimpan dan
13 √
menggunakan uang sendiri
Mengunakan saran tranprtasii umum untuk
14 √
berpergian
Menyiapkan obat dan meminum obat sesuai
15 dengan aturan (takaran obat dan waktu minum √
obat tepat)
Merencanakan dan mengambil keputusan untuk
kepentingan keluarga dalam hal pengunaan uang,
16 √
aktifitas social yang dilakukan dan kebutuhan
akan pelayanan kesehatan
Melakukan aktifitas di waktu luang (kegiatan
17 keagamaan, social, rekreasi, olahraga, dan √
menyalurkan hobbi)
Jumlah poin mandiri 17

Analisis Hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri
Point : 0 – 12 : Ketergantungan

4. Status psikologis (skala depresi)

No Apakah bapak/ ibu dalam satu minggu teraakhir Ya Tidak


1 Merasakan puas dengan kehidupan yang dijalani ? Ya
Banyak meninggalkan kesenangan/ minat dan
2 Tidak
aktivitas anda ?
3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Tidak
4 Sering merasa bosan ? Tidak
5 Penuh pengharapan akan masa depan ? Ya
6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu ? Ya
Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat
7 Ya
diungkapkan ?
8 Mersaka bahagia disebahagian besar waktu ? Ya
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? Tidak
10 Sering kali merasa tidak berdaya ? Tidak
11 Sering merasa gelisa dan gugup ? Tidak
Memilih tinggal dirumah dari pada pergi melakukan
12 Ya
sesuatu yang bermanfaat ?
13 Sering kali merasakauatir akan masa depan ? Tidak
Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan
14 Tidak
daya ingat dibandingkan orang lain ?
Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan
15 Ya
sekarang ?
16 Sering kali merasa merana ? Tidak
17 Merasa kurang bahagia ? Ya Tidak
18 Sangat kawatir terhadap masalalu ? Tidak
19 Merasakan hidup ini sangat mengairahkan ? Ya
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru ? Tidak
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat ? Ya
22 Berpikir bahwa keadaan anda tiddak ada harapan ? Tidak
Berpikir bahwa banyak orang lain yang lebih baik dari
23 Tidak
pada anda ?
24 Sering kali merasa kesal dengan hal yang sepele ? Tidak
25 Sering kali merasa ingin menangis ? Tidak
26 Merasa sulit untuk konsetrasi ? Ya
27 Menikmati tidur ? Ya
28 Memilih menghindar dari perkumpulan sosial ? Tidak
29 Mudah mengambil keputusan ? Ya
30 Mempunyai pikiran yang jernih ? Ya
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 14
Analisis data :

Terganggu Nilai 1

Normal Nilai 0
Nilai 6-15 : defresi ringan sampai sedang

Nilai : 16-30 : defresi berat

Nilai : 0-5: normal

5. Dukungan keluarga
Ib.A mengatakan tidak ada dukungan dari keluarga karena semenjak di
panti sosial tresna werdha kasih sayang ibu ,Ib.A tidak pernah di jenguk
anak-anak nya karena anak-anak nya sibuk bekerja dan anak-anaknya
jarang untuk menelvon Ib.A.
6. Lingkungan Tempat Tinggal
a) Kebersihan dan kerapian ruangan
Kamar Ib.A kurang rapi karena bayak kain yang di gantung-gantung di
kamar, di bawah tempat tidur banyak debu, kain kotor bercampur
dengan kain bersih, piring kotor di letakan di bawah tempat tidur.
b) Penerangan
Penerangan di dalam kamar baik.
c) Sirkulasi udara
Sirkulasi udara di kamar baik dan mempunyai 2 jendela dan 2 pentilasi
d) Keadaan kamar mandi dan wc
Keadaan kamar mandy bersih karena di bersihkan setiap pagi oleh
yang piket.
e) Pembuangan air kotor
Untuk pembuangan air kotor ada saluran khusus untuk saluran kotor
f) Sumber air minum
Sumber air minum yaitu air masak di dapur umum
g) Pembuangansampah
Pembuangan sampah ke bak sampah depan panti yang telah di
sediakan
h) Sumber pencemaran
Tidak ada sumber pencemaran di dekat wisma.
i) Penataan halaman ( kalau ada )
Dihalaman wisma ti tanam bunga
j) Privasi
Ib.A mengatakan tidak ada yang di sembunyikan.
k) Risiko injuri
Ib.A mengatakan berjalan menggunakan tongkat dan ibu juga
mengatakan mata kabur yang bisa menyebabkan resiko jatuh pada
Ib.A
E. Data focus dan Analisa data
1. Data focus

Data subjektif Data objektif


- klien mengatakan sering pusing - klien mengatakan sering pusing
- klien mengatakan sering sakit - tekanan darah 160/90 mmHg
kaki - nadi 88x/menit
- klien mengatakan pundak - pernafasan 18x/menit
berat-berat - suhu 36,5%
- klien mengatakan mata kabur - klien sering kali beristirahat
- klien mengatakan badan berat- sejenak saat berjalan
berat - klien tampak susah tidur
- klien mengatakan tekanan - klien tampak meringis
darah biasanya 180/80 mmHg - aktivitas klien tidak dibantu
- klien mengatakan makan 3x - mukosa bibir lembab
sehari - saat dipantau klien makan nasi
- klien mengatakan nafsu makan dengan lauk bervariasi seperti
kadang-kadang menurun. ayam, ikan, telur daging.
- Klien mengatakan nafsu makan - Saat Di panti klien minuman air
menurun ketika tekanan darah putih
tinggi. - Selama dipanti klien makan dan
- Klien mengatakan sudah minum di bantu
mengurangi mengkonsumsi - Klien tampak jarang mandi
garam - Klien menggunakan alat bantu
- Klien mengatakan sebelum tongkat untuk melakukan
makan aktivitas
- Klien mengatakan mandi 2 kali
sehari
- Klien mengatakan gosok gigi
2x
- Klien mengatakan gosok gigi
menggunakan pasta gigi
- Klien mengatakan cuci rambut
1x sehari
- Klien mengatakan gunting
kuku 1x seminggu klien
mengatakan tidur 8 jam perhari
- Klien mengatakan tidur siang 1
jam perhari

2. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Gangguan perfusi Nyeri
- Klien mangatakan jaringan selebral
sering pusing
- Klien mengatakan mata
kabur

Do :
- Skala nyeri 3
- Nyeri hilang timbul
- Lama nyeri sekitar 1
sampai 2 menit
- TD : 170/90 mmHg
- Nadi : 90 x /menit
2 Ds : Nyeri Gangguan
- Klien mengatakan aktivitas
susah berjalan karna
kakinya sakit

Do :
- Ekspresi tampak datar
- Klien tampak
memegang kaki saat di
kaji
3 Ds : Penurunan melakukan Defisit
- Klien mengatakan perawatan
mandi 1 kali sehari diri
karna sulit untuk
beraktivitas

Do :
- Klien tampak susah
berjalan
- Aktivitas di bantu
pengasuh
- Mandi terkadang masih
di ingatkan.

3. Diagnosa keperawatan
a) Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular
serebral.
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum.
c) Kurang perawatan diri berhungan dengan intoleransi aktivitas,
menurunnya daya tahan dan kekuatan ditandai dengan penurunan
kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari

F. Rencana askep (INTERVENSI)

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
1. Domain 12: Setelah diberikan Tindakan Manajemen Nyeri (1400)
kenyamanan. Kelasa 1: keperawatan 1x24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri
kenyamanan fisik Nyeri diharapkan tingkat nyeri komprehensif yang
(akut) berhubungan berkurang. meliputi lokasi,
dengan peningkatan Kriteria Hasil: karakteristik, frekunsi,
tekanan vaskular - nyeri menurun. kualitas, intensitas atau
serebral. - Nafsu makan meningkat beratnya nyeri dan faktor
- Tingkat kenyamanan pencetus.
meningkat 2. Observasi adanya
petunjuk nonverbal
mengenai
ketidaknyamanan.
3. Gali pengetahuan dan
kepercayaan mengenai
nyeri.
4. Evaluasi pengalaman nyeri
5. Bantu dalam menyediakan
lingkungan yang nyaman.
6. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri.
7. Kendalikan lingkungan
yang dapat mempengaruhi
respon pasien
8. Ajarkan penggunaan
teknik non farmakologi
9. Anjurkan metode
farmakologi untuk
menurunkan nyeri
Peresepan: Pelayanan
Nonfarmakologis (8086)
1. Tentukan tanda-tanda
gejala masalah kesehatan
saat ini
2. Tinjau riwayat yang lalu,
obat-obat, alergi, dan tes
diagnostik di masa lalu
yang berkaitan dengan
kondisi saat ini.
3. Tinjau terapi masa lalu dan
saat ini yang digunakan
untuk mengatasi masalah
kesehatan.
4. Dokumentasikan dampak
dari perawatan lain
terhadap masalah
kesehatan.
5. Identifikasi perawatan non
farmakologi (terapi
komplementer)
6. Rujuk pada pedoman
praktik berlandaskan bukti
yang dapat diterima.
7. Pertimbangkan
ketersediaan dan biaya
pengobatan yang di
anjurkan dan mengikut
sertakan pasien dan
keluarga dalam diskusi
8. Sampaikan kepada pasien
dan keluarga alasan
dilakukan pengobatan
yang diusulkan.
9. Izinkan pasien dan
keluarga untuk bertanya
dan berdiskusi mengenai
diagnosis dan pengobatan
dan pemberian alternatif.
10. Rujuk pada penyedia
layanan yang tepat
11. Pantau efek samping dari
pengobatan.
Pendidikan kesehatan (5510)
1. Targetkan sasaran pada
kelompok berisiko tinggi
dan rentang usia yang akan
mendapat manfaat besar
dari pendidikan
2. Identifikasi faktor internal
atau eksternal yang dapat
meningkatkan atau
mengurangi motivasi.
3. Identifikasi karakteristik:
populasi target yang
mempengaruhi pemilihan
strategi belajar.
2. Domain4: Aktivitas/ Setelah dilakukan tindakan Peningkatan latihan: peregangan
Istirahat Kelas 4: Respon keperawatan 1 x24 jam diharapkan (0202)
Kardiovaskular/pulmona daya tahan meningkat 1. Berikan informasi
l intoleransi aktivitas Kriteria hasil: mengenal penuaan terkait
berhubungan dengan - Daya tahan meningkat perubahan struktur.
adanya kelemahan - Kenyamanan meningkat 2. Bantu mengebangkan
umum. - Istirahat. rencana latihan
3. Demonstrasikan ulang
latihan, jika diperlukan.
4. Monitor loleransi latihan
5. Evaluasi kembali rencana
latihan jika gejala toleransi
menetap setelah
penghentikan latihan.
Peningkatan Latihan (0200)
1. Hargai keyakinan individu
terkait latihan fisik
2. Gali pengalaman individu
sebelumnya mengenal
latihan.
3. Dampingi individu pada
saat menjadwalkan latihan
secara rutin setiap
minggunya.
4. Lakukan latihan bersama
individu, jika diperlukan.
5. Informasikan individu
mengenai manfaat
kesehatan dan efek
fisiologis latihan.
3. Domain 4: aktivitas/ Setelah diberikan tindakan Bantuan perawatan diri: mandi/
istrahat Kelas 5: keperawatan 1x 24 jam diharapkan kebersihan (1801)
perawatan diri Kurang perawatan diri: kebersihan 1. Pertimbangkan budaya
perawatan diri meningkat pasien saat
berhungan dengan Kriteri hasil: mempromosikan aktivitas
intoleransi aktivitas, - Status kenyamanan: lingkungan perawatan diri
menurunnya daya tahan - Penampilan mekanik tubuh. 2. Pertimbangkan usia
dan kekuatan ditandai Sediakan barang pribadi
dengan penurunan yang diinginkan
kemampuan melakukan 3. Fasilitasi pasin untuk
aktivitas sehari-hari mandy
4. Monitor integritas kulit
pasien
Bantuan perawatan:IADL (1805)
1. Tentukan kebutuhan
individu terkait dengan
bantuan dalam IADL
2. Instruksikan individu
untuk tidak merokok.
3. Cek alat-alat untuk
keamanan di rumah
dapatkan alat-alat untuk
membantu aktivitas sehari-
hari
Pendidikan kesehatan (5510)
1. Targetkan sasaran pada
kelompok berisiko tinggi
dan rentang usia yang akan
mendapat manfaat besar
dari pendidikan
2. Identifikasi faktor internal
atau eksternal yang dapat
meningkatkan atau
mengurangi motivasi.
3. Identifikasi karakteristik:
populasi target yang
mempengaruhi pemilihan
strategi belajar.
G. Tindakan (IMPLEMENTASI DAN EVALUASI)

HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL
18 April Nyeri (akut) 1. mengkaji nyeri meliputi S : klien mengatakan nyeri
2019 10.00 berhubungan lokasi pada kepala dan tengkuk
wib dengan karekteristik,durasifreku
peningkatan ensi ,intensitas,atau O : skala nyeri 3, ekspresi
tekanan vaskular keparahan nyeri . normal, TD 170/90 mmHg
serebral. 2. mengkaji tingkat skala
nyeri (0-10) A : masalah belum teratasi
3. menciptakan lingkungan
yang nyaman seperti P : intervensi dilanjutkan
menguragi kebisigan
suara I : Intervensi 2, 3, 4, 5, 6, 7
4. mengajarkan klien posisi
nyaman semi fowler E : diharapkan nyeri klien
5. mengajarkan teknik berkuran
relaksasi napas dalam
untuk mengurangi nyeri
6. memberikan penkes
tentang nyeri kepada
klien
7. kolaborasikan dengan
pemberian analgetik
sesuai anjuran dokter
8. mengajarkan latihan slow
deep breathing
18 April Intoleransi 1. kaji tingkat kemampuan S : pasien mengatakan kalau
2019 10.00 aktivitas pasien untuk berpindah berjalan kakinya terasa sakit
wib berhubungan dari tempat tidur,berdiri.
dengan adanya 2. kaji respon emosi , O : pasien tanpak meringis
kelemahan umum sosial, dan spiritual kesakitan saat berjalan
terhadap aktivitas .
3. pantau asupan nutrisi A : masalah belum teratasai
untuk memastikan
sumber energi yang P : intervensi dilanjutkan
adekuat
4. pantau pola tidur pasien I : intervensi 1,2,3, 4, 5,6,7
dan lamanya waktu tidur
dam jam . E : diharapkan klian bisa
5. bantu pasien untuk beraktivitas seperti biasa
mengubah posisi tidur
secara berkala
6. anjurkan periode untuk
istirahat dan aktivitas
secara bergantian .
7. bantu pasien untuk
mengidebtifikasi pilihan
aktivitas
18 April Kurang perawatan 1. Identifikasi kesulitan S : klien mengatakan mandi
2019 Jam diri berhungan dalam kadang 1 kali dalam 1 hari
14.00 wib dengan intoleransi berpakaian/perawatan
aktivitas, diri, seperti: keterbatasan O : klien banyak diam, duduk
menurunnya daya gerak fisik, diteras dan tidur dikamar
tahan dan apatis/depresi, penurunan
kekuatan ditandai kognitif seperti apraksia.
dengan penurunan 2. Identifikasi kebutuhan A : masalah belum teratasi
kemampuan kebersihan dari dan
melakukan berikan bantuan sesuai P : intervensi dilanjutkan
aktivitas sehari- kebutuhan dengan
hari peraatan I : intervensi 2. 3, 4
rambut/kuku/kulit,
bersihkan kaca mata, dan E : diharapkan pasien mampu
gosok gigi melakukan aktivitas seperti
3. Perhatikan adanya tanda- biasa
tanda nonverbal yang
fisiologis.
4. Beri banyak aktu untuk
melakukan tugas

HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL
19April Nyeri (akut) 1. mengkaji nyeri meliputi S : klien mengatakan nyeri
2019 10.00 berhubungan lokasi pada kepala dan tengkuk
wib dengan karekteristik,durasifre hilang timbul
peningkatan kuensi ,intensitas,atau
tekanan vaskular keparahan nyeri . O : skala nyeri 2, ekspresi
serebral. 2. mengkaji tingkat skala normal,
nyeri (0-10) A : masalah teratasi sebagian
3. menciptakan lingkungan
yang nyaman seperti
menguragi kebisigan P : intervensi dilanjutkan
suara
4. mengajarkan klien posisi I : Intervensi 2, 3, 5, 6, 7
nyaman semi fowler
5. mengajarkan latihan slow E : diharapkan nyeri klien
deep breathing berkurang dan hilang
19 April Intoleransi 1. kaji tingkat kemampuan S : pasien mengatakan pada
2019 10.00 aktivitas pasien untuk berpindah saat berjalan kakinya masih
wib berhubungan dari tempat tidur,berdiri. terasa sakit
dengan adanya 2. kaji respon emosi ,
kelemahan umum sosial, dan spiritual O : pasien tanpak meringis
terhadap aktivitas . kesakitan saat berjalan
3. pantau asupan nutrisi
untuk memastikan A : masalah belum teratasai
sumber energi yang
adekuat P : intervensi dilanjutkan
4. pantau pola tidur pasien
dan lamanya waktu tidur I : intervensi 1,2,3, 5,6,
dam jam .
5. bantu pasien untuk E : diharapkan klian bisa
mengubah posisi tidur beraktivitas seperti biasa
secara berkala
6. anjurkan periode untuk
istirahat dan aktivitas
secara bergantian .
7. bantu pasien untuk
mengidebtifikasi pilihan
aktivitas
19 April Kurang perawatan 1. Identifikasi kesulitan S : klien mengatakan mandi 2
2019 Jam diri berhungan dalam kali dalam 1 hari
14.00 wib dengan intoleransi berpakaian/perawatan
aktivitas, diri, seperti: keterbatasan O : klien banyak diam, duduk
menurunnya daya gerak fisik, diteras dan tidur dikamar
tahan dan apatis/depresi, penurunan
kekuatan ditandai kognitif seperti apraksia. A : masalah teratasi sebagian
dengan penurunan 2. Identifikasi kebutuhan
kemampuan kebersihan dari dan P : intervensi dilanjutkan
melakukan berikan bantuan sesuai
aktivitas sehari- kebutuhan dengan I : intervensi 2. 3, 4
hari peraatan
rambut/kuku/kulit, E : diharapkan pasien mampu
bersihkan kaca mata, dan melakukan aktivitas seperti
gosok gigi biasa
3. Perhatikan adanya tanda-
tanda nonverbal yang
fisiologis.
4. Beri banyak aktu untuk
melakukan tugas
HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL
20April Nyeri (akut) 1. mengkaji nyeri meliputi S : klien mengatakan nyeri
2019 10.00 berhubungan lokasi kepala berkurang
wib dengan karekteristik,durasifreku
peningkatan ensi ,intensitas,atau O : skala nyeri 2, ekspresi
tekanan vaskular keparahan nyeri . normal,
serebral. 2. mengkaji tingkat skala
nyeri (0-10) A : masalah teratasi
3. menciptakan lingkungan
yang nyaman seperti P : intervensi dilanjutkan
menguragi kebisigan
suara I : Intervensi 2,5,7
4. mengajarkan klien
posisi nyaman semi E : diharapkan nyeri klien
fowler hilang
5. mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
untuk mengurangi nyeri
6. mengajarkan latihan
slow deep breathing
20 April Intoleransi 1. kaji tingkat kemampuan S : pasien mengatakan kalau
2019 10.00 aktivitas pasien untuk berpindah berjalan kakinya terasa sakit
wib berhubungan dari tempat tidur,berdiri.
dengan adanya 2. kaji respon emosi , O : pasien tanpak meringis
kelemahan umum sosial, dan spiritual kesakitan saat berjalan
terhadap aktivitas .
3. pantau asupan nutrisi A : masalah belum teratasai
untuk memastikan
sumber energi yang P : intervensi dilanjutkan
adekuat
4. pantau pola tidur pasien I : intervensi 1,2,3, 4, 5,6,7
dan lamanya waktu tidur
dam jam . E : diharapkan klian bisa
5. bantu pasien untuk beraktivitas seperti biasa
mengubah posisi tidur
secara berkala
6. anjurkan periode untuk
istirahat dan aktivitas
secara bergantian .
7. bantu pasien untuk
mengidebtifikasi pilihan
aktivitas
20 April Kurang perawatan 1. Identifikasi kesulitan S : klien mengatakan mandi
2019 Jam diri berhungan dalam kadang 2 kali dalam 1 hari
14.00 wib dengan intoleransi berpakaian/perawatan
aktivitas, diri, seperti: O : klien banyak diam, duduk
menurunnya daya keterbatasan gerak fisik, diteras dan tidur dikamar
tahan dan kekuatan apatis/depresi,
ditandai dengan penurunan kognitif A : masalah belum teratasi
penurunan seperti apraksia.
kemampuan 2. Identifikasi kebutuhan P : intervensi dilanjutkan
melakukan kebersihan dari dan
aktivitas seharihari berikan bantuan sesuai I : intervensi 2,4
kebutuhan dengan
peraatan
rambut/kuku/kulit, E : pasien bisa melakukann
bersihkan kaca mata, aktivitas seperti biasa seperti
dan gosok gigi mandi sendiri
3. Perhatikan adanya
tanda-tanda nonverbal
yang fisiologis.
4. Beri banyak waktu
untuk melakukan tugas

DAFTAR PUSTAKA

Fitra Yeni, D. (2016). DUKUNGAN KELUARGA MEMENGARUHI KEPATUHAN PASIEN.


Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.3, 8.
Imelda, D. (2020). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
pada Lansia. Jurnal Heme, Vol II No 2, 10.
IvanKhidlir, D. (2019). PENINGKATAN KEPATUHAN PENGOBATAN HIPERTENSI
MELALUIKONSELING BERBASIS HUMANISTIK. urnal Penelitian Perawat
ProfesionalVolume 1 Nomor 1, 10.
MULYANI, S. S. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN HIPERTENSI. Jurnal
kesehatan, 106.
Putra, V. J. (2019). Asuhan Keperawatan Hipertensi dengan Pemberian Slow. Jurnal
kesehatan, 11.

Anda mungkin juga menyukai