Kep
DENGAN HIPERTENSI
OLEH :
KELOMPOK 3
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Kami berharap semoga
makalah ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya.
Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini, karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….
A. Latar belakang…………………………………………………………
B. Tujuan …………………………………………………………………
A. Pengertian……………………………………………………………..
B. Etiologi………………………………………………………………..
C. Tanda dan gejala………………………………………………………
D. Klasifikasi……………………………………………………………..
E. Patofisiologi (PHATWAY)…………………………………………...
F. Penatalaksanaan ……………………………………………………...
A. Karakteristik demografi………………………………………………
B. Pola hidup sehari-hari………………………………………………...
C. Status Kesehatan …………………………………………………….
D. Hasil pengkajuan khusus …………………………………………….
E. Data focus dan Analisa data………………………………………….
F. Intervensi…………………………………………………………….
G. Implementasi………………………………………………………...
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan upaya kesehatan untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pemerintah dalam bidang medis
mampu meningkatkan kualitas kesehatan penduduk dan Usia Harapan Hidup
(UHH). Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah penduduk dengan usia
lanjut di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular
yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini. Hipertensi yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke,
6 kali lebih besar terkena penyakit jantung kongestif, dan 3 kali lebih besar
terkena serangan jantung. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat
dilakukan pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering
disebut sebagai silent killer. Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat
perhatian dari semua kalangan masyarakat, sehingga membutuhkan
penanggula-ngan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. [ CITATION
Ime20 \l 1033 ]
Menurut WHO memperkirakan lebih dari satu dari setiap tiga orang
dewasa atau sekitar satu miliar orang di dunia menderita tekanan darah
tinggi. Secara keseluruhan, WHO melaporkan negara-negara berpendapatan
tinggi punya jumlah penderita hipertensi yang lebih rendah di
bandingkan negara-negara berpendapatan rendah dan menengah yaitu yang
paling banyak terdapat di Afrika, dimana hampir separuh orang
dewasa mengalami hipertensi dan yang terendah dibenua Amerika. [ CITATION
Iva19 \l 1033 ]
B. Tujuan
Untuk mengetahui terkait hipertensi yang sering terjadi pada lansia
BAB II
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas,
Proses menua (aging) adalah suatu proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologi maupun sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain. Lansia akan mengalami perubahan yang terkait dengan
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang kecepatan perubahan
tersebut berbeda untuk setiap individu. Jenis kelamin, rasa, kelas sosial,
dan keimanan menciptakan interaksi yang komplek yang berkontribusi
dalam proses penuaan setiap individu.[ CITATION Van19 \l 1033 ]
Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih
besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
Keefektifan terapi pasien hipertensi ditentukan oleh kepatuhan, dan
dukungan keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh.
[ CITATION Fit16 \l 1033 ]
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan
sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial
150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun
memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia.[ CITATION Van19 \l 1033 ]
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg.Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. [ CITATION Van19 \l
1033 ]
B. Etiologi
Adapun faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu
faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah :
1. Faktor yang dapat diubah
a. Gaya hidup modern
Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup masa
kini menyebabkan stres berkepanjangan. Kondisi ini memicu
berbagai penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung
dan hipertensi. Gaya hidup modern cenderung membuat
berkurangnya aktivitas fisik (olah raga). Konsumsi alkohol tinggi,
minum kopi, merokok. Semua perilaku tersebut merupakan
memicu naiknya tekanan darah.
b. Pola makan tidak sehat
Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan
dan mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan,
tekanan darah akan meningkat akibat adanya retensi cairan dan
bertambahnya volume darah. Kelebihan natrium diakibatkan dari
kebiasaan menyantap makanan instan yang telah menggantikan
bahan makanan yang segar. Gaya hidup serba cepat menuntut
segala sesuatunya serba instan, termasuk konsumsi makanan.
Padahal makanan instan cenderung menggunakan zat pengawet
seperti natrium berzoate dan penyedap rasa seperti monosodium
glutamate (MSG). Jenis makanan yang mengandung zat tersebut
apabila dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah karena adanya natrium yang berlebihan
di dalam tubuh.
c. Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat
membuangnya melalui air seni. Tetapi proses ini bisa terhambat,
karena kurang minum air putih, berat badan berlebihan, kurang
gerak atau ada keturunan hipertensi maupun diabetes mellitus.
Berat badan yang berlebih akan membuat aktifitas fisik menjadi
berkurang. Akibatnya jantung bekerja lebih keras untuk memompa
darah.Obesitas dapat ditentukan dari hasil indeks massa tubuh
(IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya
berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan.[ CITATION SAK19 \l 1033 ]
2. Faktor yang tidak dapat diubah :
a. Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan kadar Sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara Potassium terhadap Sodium, individu
dengan orang tua yang menderita hipertensi mempunyai resiko dua
kali lebih besar daripada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan riwayat hipertensi.
b. Usia
Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin bertambah
usia seseorang maka resiko terkena hipertensi semakin meningkat.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan– perubahan pada, elastisitas dinding aorta
menurun, katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan
elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer .
c. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, akan
tetapi wanita pramenopause (sebelum menopause) prevalensinya
lebih terlindung daripada pria pada usia yang sama. Wanita yang
belum menopause dilindungi oleh oleh hormone estrogen yang
berperan meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL).
Kadar kolestrol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung
dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis yang dapat
menyebabkan hipertensi.[ CITATION SAK19 \l 1033 ]
C. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
Gejala yang lazim yakni Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
- Mengeluh sakit kepala, pusing
- Lemas, kelelahan
- Sesak nafas
- Gelisah
- Mual
- Muntah
- Epitaksis
- Kesadaran menurun
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-
tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain. [ CITATION SAK19 \l 1033 ]
D. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil ukur tekanan darah menurut
Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High
Bloods 1Preassure (JNC) ke-VIII dalam Smeltzer & Bare (2010) yaitu <
130 mmHg untuk tekanan darah systole dan < 85 mmHg untuk tekanan
darah diatole.
Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas tidak
sedang memakai obat antihipertensi dan tidak sedang sakit akut.
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan gerontologis
dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer. Pada usia lanjut perlu
diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan
kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer. [ CITATION Van19 \l 1033 ]
PHATWAY
F. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi.
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
obat ini meliputi :
a. Diet Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5
gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah
yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis
dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-
lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada
dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan
paling baik 5 x perminggu.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
- Tehnik Biofeedback Biofeedback adalah suatu tehnik yang
dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda
mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama
dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
- Tehnik relaksasi Relaksasi adalah suatu prosedur atau
tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau
kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
- Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan ) Tujuan pendidikan
kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga
pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah
komplikasi lebih lanjut. [ CITATION SAK19 \l 1033 ]
BAB II
A. Karakteristik Demografi
1. Indentitas Diri Klien
Nama Lengkap : Ib.A
Usia : 80 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Minang , jambak
Pendidikan Terakhir : D3 Bidan
Diagnosa Medis : Hipertensi
Alamat : Sukarno Hatta 33c Bukittinggi
2. Keluarga atau orang lain yang penting / dekat yang dapat dihubungi
Nama : Tn.S
Alamat : Sukarno Hatta 33 c Bukittinggi
No. telepon :-
Hubungan dengan Klien : Adik kandung
3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
a) Pekerjaan saat ini Ib.A mengatakan pekerjaan saat ini tidak ada, Ib.A
hanya mengerjakan kegiatan yang terjadwal dari panti sosial tresna
werdha kasih sayang ibu.
b) Pekerjaan sebelumnya Ib.A mengatakan pekerjaan sebelumnya
sebagai bidan, Ib.A mengatakan PNS tetapi semenjak d panti sosial
tersna werdha kasih sayang ibu batu sangkar uang pensiunan Ib.A di
ambil oleh anakanaknya.
c) Sumber pendapatan Ib.A mengatakan sumber pendapatan saat ini yaitu
hanya dari panti sosial tresna werdha kasih sayang ibu yang di berikan
sekali sebulan oleh pengasuh.
d) Kecukupan pendapatan Ib.A mengatakan pendapatan yang diterima
dari panti sosial tresna werdha kasih sayang ibu dan uang yang di
dapatkan dari PSTW dicukup-cukupakan untuk sebulan
4. Aktifitas rekreasi
a) Hobi Ib.A mengatakan tidak mempunyai hobi.
b) Berpergian / wisata Ib.A mengatakan semenjak di Panti sosial tresna
werdha tidak ada berpergian karena tidak ada anak-anak yang
mengunjungi Ib.A.
c) Keanggotaan organisasi Ib.A mengatakan tidak ada ikut serta dalam
anggota organisasi
5. Riwayat keluarga
Semua sehat
B. Pola Kebiasaan Sehari – hari
1. Nutrisi
a) Frekuensi makan
Ib.A mengatakan makan sehari 3x yang di sediakan oleh Panti social
tresda werdha kasih sayang ibu batu sangkar.
b) Nafsu makan
Ib.A mengatakan nafsu makan kadang-kadang ada.
Ib.A mengatakan jika kepala sakit, pusing ,Pundak berat-berat nafsu
makan menurun dan kadang hanya menghabiskan ½ porsi yang
disediakan PSWT.
c) Jenis makanan
Ib.A mengatakan jenis makanan beragam seperti nasi dengan ikan,
telur, sayur, ayam dan terkadang sesekali daging..4. Kebiasaan
sebelum makan
Ib.A mengatakan sebelum makan mencuci tangan dan berdoa.
d) Makanan yang takdisukai
Ib.A mengatakan menyukai semua makanan.
e) Alergi terhadap makanan
Ib.A mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan.
f) Pantangan makanan
Ib.A mengatakan tidak ada pantangan terhadap makanan tetapi Ib.A
sudah mengurangi makan yang bergaram dan mengantung lemak dan
santan.
g) Keluhan yang berhubungan Dengan makanan
Ib.A mengatakan juga mengeluhkan makanan yang ambar karena
garam yang sedik.
2. Eliminasi
a) BAK
Ib.A mengatakan biasa BAK kurang lebih 5x dan waktu yang berubah
ubah. Ib.A mengatakan biasanya BAK sebelum tidur dan tidak
keluhan berhubungan dengan BAK
b) BAB
Ib.A mengatakan BAB 1-2 x/ hari dengan konsistensi lunak berwarna
kuning dan tidak ada keluhan yang di rasakan dalam BAB>
c) Personal hygiene
- Mandi
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari yaitu pada pagi dan
sore hari, ib.A mengatakan mandy memakai sabun. Tetapi
selam 2 minggu mahasiswa melakukan praktek di PSTW
Ib.A terlihat jarang mandy
- Oral hygiene
Ib.A mengatakan menggosol gigi 2 kali sehari yaitu pada
pagi hari dan malam sebelum tidur, Ib.A mengatakan
menggosok gigi menggunakan pasta gigi.
- Cuci rambut
Ib. A mengatakan cuci rambut 1x dalam dua hari
menggunaan shampo.
- Kuku dan tangan
Ib.A mengatakan gunting kuku 1x seminggu dan Ib.A
mengatakan mencuci tangan dengan sabun.
3. Istirahat dan tidur
Ib.A mengatakan tidur malam pada jam 22.00 wib dan bangun jm 05.00
wib, Ib.A mengatakan seringterbangun saat tidur. Ib.A mangatan tidur
siang 1 jam/ hari. Ib.A mengatakan susah tidur
4. Kebiasaan mengisi waktu luang
a) Olahraga
Ib.A mengatakan olahraga yaitu meraton sekitar panti sosial trena
werdha kasih sayang ibu di pagi hari. Ib.A juga mengatakan dulu
jarang olahraga karena sibuk bekerja.
b) Nonton TV
Ib.A mengatakan melepas penat dengan menonton tv di wisma.
c) Berkebun / memasak
Ib.A mengatakan tidak ada berkebun dan memasak karena memasak
sudah ada penanggung jawab dari panti sosial tresna werdha kasih
sayang ibu.
5. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis / frekuensi / jumlah /
lama pakai)
a) Merokok
Ib.A mengatakan tidak pernah merokok.
b) Minuman keras
Ib.A mengatakan tidak ada meminum minuman kerasa
c) Ketergantungan terhadap obat
Ib.A mengatakan tidak ada ketergantungan dengan obat
C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a) Keluhan utamadalam satu tahun terakhir
Ib.A mengatakan keluhan utama dalam satu tahun terakhir sakit
kepala, sering pusing dan tengguk terasa berat, badan terasa berat
b) Gejala yang dirasakan
Ib.A mengatakan gejala yang dirasakan saat tekanan darah tinggi yaitu
kelapa sakit, pusing, tengguk terasa berat, badan terasa berat dan susah
tidur.
c) Faktor keluhan
Ib.A mengatakan keluhan dirasakan mendadak.
d) Waktu mulai timbulnya keluhan
Ib.A mengatakan merasakan timbulnya keluhan di mualai saat bangun
tidur.
e) Upaya mengatasi
Ib.A mengatakan jika merasa sakit kepala, pusing dan tengguk berat
biasanya langsung ke poli klinik PSWT untuk memeriksa tekanan
darah.
5. Telinga berdenging √
C Fungsi paru
6. Batuk lama disertai
√
keringat malam
7. Sesak napas √
8. Berdahak/ sputum √
Fungsi jantung
9. Jantung berdebar-
√
debar
D
10. Cepat lelah √
11. Nyeri dada √
Fungsi pencernaan
12. Mual/muntah √
13. Nyeri ulu hati
14. Makan dan minum
E banyak berlebihan
15. Perubahan kebiasaan
buang air besar
√
(mencret atau
sembelit)
Fungsi pergerkana
16. Nyeri kaki saat
√
berjalan
Fungsi persyarafan
19. Lumpuh/ kelemahan
√
pada kaki atau tangan
G
20. Kehilangan rasa √
21. Gemetar/ tremor √
22. Nyeri / pegal pada
√
daerah lekuk
Analisis Hasil
Skor
<25 : tidak ada masalah kesehatan kronis
26 – 50 : masalah kesehatan kronis sedang
>51 : masalah kesehatan kronis berat
2. Fungsi kognitif
Jumlah 0
Analisis Hasil
Skore Benar : 8 – 10 : tidak ada gangguan
Skore Benar : 0 – 7 : ada gangguan
3. Status fungsional
Mandiri Tergantung
No Aktifitas
(nilai 1) (nilai 0)
Mandiri dikamar mandi (mengosok,
1 √
membersihkan dang mengeringkan badan)
Menyiapkan pakaian, membuka, dan
2 √
mengenakannya
3 Memakan makanan yang telah disiapkan √
Memilihara kebersihan diri untuk penampilan
4 diri ( menyisir rambut, mencuci rambut, √
mengosok gigi, mencukur kumis)
Buang air besar di WC (membersihkan dan
5 √
mengiringkan daerah bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran fases (tinja) √
Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan
7 √
dan mengiringkan daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih √
Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar
9 √
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
Menjalankan ibadah sesuai agama dan
10 √
kepercayaan yang dianut
Melakukan pekerjaan rumah sesuai seperti
11 merapikan tanpa tidur mencuci pakain, √
memasak, dan membersihkan ruangan
Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau
12 √
kebutuhan keluarga
Mengelola keuangan (mennyimpan dan
13 √
menggunakan uang sendiri
Mengunakan saran tranprtasii umum untuk
14 √
berpergian
Menyiapkan obat dan meminum obat sesuai
15 dengan aturan (takaran obat dan waktu minum √
obat tepat)
Merencanakan dan mengambil keputusan untuk
kepentingan keluarga dalam hal pengunaan uang,
16 √
aktifitas social yang dilakukan dan kebutuhan
akan pelayanan kesehatan
Melakukan aktifitas di waktu luang (kegiatan
17 keagamaan, social, rekreasi, olahraga, dan √
menyalurkan hobbi)
Jumlah poin mandiri 17
Analisis Hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri
Point : 0 – 12 : Ketergantungan
Terganggu Nilai 1
Normal Nilai 0
Nilai 6-15 : defresi ringan sampai sedang
5. Dukungan keluarga
Ib.A mengatakan tidak ada dukungan dari keluarga karena semenjak di
panti sosial tresna werdha kasih sayang ibu ,Ib.A tidak pernah di jenguk
anak-anak nya karena anak-anak nya sibuk bekerja dan anak-anaknya
jarang untuk menelvon Ib.A.
6. Lingkungan Tempat Tinggal
a) Kebersihan dan kerapian ruangan
Kamar Ib.A kurang rapi karena bayak kain yang di gantung-gantung di
kamar, di bawah tempat tidur banyak debu, kain kotor bercampur
dengan kain bersih, piring kotor di letakan di bawah tempat tidur.
b) Penerangan
Penerangan di dalam kamar baik.
c) Sirkulasi udara
Sirkulasi udara di kamar baik dan mempunyai 2 jendela dan 2 pentilasi
d) Keadaan kamar mandi dan wc
Keadaan kamar mandy bersih karena di bersihkan setiap pagi oleh
yang piket.
e) Pembuangan air kotor
Untuk pembuangan air kotor ada saluran khusus untuk saluran kotor
f) Sumber air minum
Sumber air minum yaitu air masak di dapur umum
g) Pembuangansampah
Pembuangan sampah ke bak sampah depan panti yang telah di
sediakan
h) Sumber pencemaran
Tidak ada sumber pencemaran di dekat wisma.
i) Penataan halaman ( kalau ada )
Dihalaman wisma ti tanam bunga
j) Privasi
Ib.A mengatakan tidak ada yang di sembunyikan.
k) Risiko injuri
Ib.A mengatakan berjalan menggunakan tongkat dan ibu juga
mengatakan mata kabur yang bisa menyebabkan resiko jatuh pada
Ib.A
E. Data focus dan Analisa data
1. Data focus
2. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Gangguan perfusi Nyeri
- Klien mangatakan jaringan selebral
sering pusing
- Klien mengatakan mata
kabur
Do :
- Skala nyeri 3
- Nyeri hilang timbul
- Lama nyeri sekitar 1
sampai 2 menit
- TD : 170/90 mmHg
- Nadi : 90 x /menit
2 Ds : Nyeri Gangguan
- Klien mengatakan aktivitas
susah berjalan karna
kakinya sakit
Do :
- Ekspresi tampak datar
- Klien tampak
memegang kaki saat di
kaji
3 Ds : Penurunan melakukan Defisit
- Klien mengatakan perawatan
mandi 1 kali sehari diri
karna sulit untuk
beraktivitas
Do :
- Klien tampak susah
berjalan
- Aktivitas di bantu
pengasuh
- Mandi terkadang masih
di ingatkan.
3. Diagnosa keperawatan
a) Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular
serebral.
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum.
c) Kurang perawatan diri berhungan dengan intoleransi aktivitas,
menurunnya daya tahan dan kekuatan ditandai dengan penurunan
kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA