Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ISU PENYAKIT TIDAK MENULAR “HIPERTENSI DIKALANGAN


ANAK MUDA”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas MK Kesehatan Global


Semester VII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2021
Disusun Oleh:

MAHASISWA PROGRAM S1 KEPERAWATAN


PRODI ILMU KEPERAWATAN STIKES BINA PUTERA BANJAR
SEMESTER VII

KELOMPOK 3 :

No NPM Nama

1 4002180013 LENI NURAENI

2 4002180015 NADIA DWI NINGTYAS

3 4002180016 NUNIK SA’ADATUL KAMILAH

4 4002180017 PUTRI RAHAYU FOURINA

5 400180018 RETNO WULANDARI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Isu Terkini Penyakit Tidak Menular
(Hipertensi Dikalangan Anak Muda)" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan Global. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang isu-isu terkait penyakit tidak menular yang
ada saat ini bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Dani F, S.KM., M.Epid selaku
dosen Mata Kuliah Kesehatan Global. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini khususnya kepada anggota kelompok 3.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Banjar , 12 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR KELOMPOK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1. Hipertensi Dikalangan Anak Muda


2. Peran Penyakit Hipertensi Terhadap Kesehatan Global
3. Beban Penyakit Hipertensi Diseluruh Dunia
4. Biaya Dan Konsekuensi Dari Hipertensi
5. Penilaian Secara Efektif (Cost-Effective) Untuk Mengatasi Beban Penyakit
Hipertensi
6. Contoh Keberhasilan Dalam Penanganan Hipertensi

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hipertensi meupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi
masalah serius belakangan ini dan masuk kedalah 10 penyakit kronis tertinggi di amerika.
Umumnya, hipertensi terjadi pada usia lanjut, tetapi penelitian menemukan hipertensi
dapat muncul sejak remaja dan prevalensiannya meningkat beberapa tahun terakhir.
Hipertensi yang tidak di sadari pada usia remaja dapat berlanjut hingga usia dewasa dan
meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas.
Hipertensi mempunyai angka kejadian tinggi di dunia begitu pula di Indonesia.
Kejadian hipertensi sudah mulai banyak terjadi pada usia remaja, di karenakan perubahan
pola hidup seperti pergaulan dengan teman-teman yang merokok dan kemajuan teknologi
seperti iklan rokok yang menarik kalangan remaja, sehingga kalangan remaja semakin tau
tentang rokok, dan semakin berkeinginan untuk mencobanya, karena rokok sangat mudah
di dapatkan dan murah, sehingga factor remaja menggunakan rokok menjadi semakin
besar di Indonesia. Identifikasi factor resiko pada penderita hipertensi menjadi penting
untuk mencegah hipertensi karena remaja merupakan generasi penerus.
Factor penyebab hipertensi ada yang dapat dimodifikasi seperti merokok,
konsumsi lemak berlebihan, obesitas, konsumsi kopi berlebihan,aktivitas fisik kurang,
porsi makan, uang saku yang tidak dapat dimodifikasi seperti umur, jenis kelamin,
genetik. Pencegahan melalui pengendalian berbagai faktor resiko hipertensi perlu
dilakukan untuk menghindari komplikasi yang akan terjadi.
Remaja zaman sekarang rentan mengalami masalah dan mempunyai gaya hidup
yang kurang baik seperti merokok, minum kopi, dan jarang berolahraga.
2. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yang terjadi yaitu
bagaimanakah hipertensi terjadi dikalangan remaja di Indonesia dan menjadi isu
kesehatan di masa kini?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah yaitu untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
hipertensi terjadi dikalangan remaja di Indonesia dan menjadi isu kesehatan di masa kini
BAB II

PEMBAHASAN

1. Hipertensi Di Kalangan Anak Muda


Hipertensi di kalangan anak muda adalah keadaan seseorang yang mengalami
tekanan darah diatas normal yang di tandai dengan kenaikan tekanan darah sistolik lebih
dari 90 mmHg dan tekanan darah distolik lebih dari 140 mmHg yang dapat menyebabkan
penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal atau bahkan
kematian. Penyebab hipertensi dikalangan usia remaja :
a. Usia, saemakin bertambahnya usia maka semakin tinggi pula resiko mendapatkan
hipertensi karena disebabkan oleh perubahan dalam tubuh yang dapat mempengaruhi
hormone, pembulu darah dan jantung.
b. Lingkungan (stress), stress juga memiliki pengaruh terhadap hipertensi apabila
seseorang setres akan meningkatkan aktivitas saraf simpatis sehingga dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
c. Gaya hidup tidak sehat
- Merokok
Merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan hipertensi, sebab
rokok mengandung nikotin, nikotin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah dan memaksa jantung bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih
tinggi. meroko dipengaruhi faktor sosial dan lingkungan, dewasa muda akan
mencari jati dirinya dan belajar menjalani hidup dengan melihat apa yang
dilakukan orang lain dan kemudian akan mencobanya termasuk kebiasaan
merokok.
- Kurangnya aktivitas fisik
Pada jaman sekarang seseorang dewasa muda lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk bekerja, sehingga sangat jarang untuk melakukan aktivitas fisik
seperti olahraga secara teratur.
- Pola makan tidak sehat
Pola makan dapat diartikan suatu system, cara kerja atau usaha untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan yang sehat dapat diartikan
sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola
makan yang sering dikonsumsi dewasa yaitu makanan siap saji, maupun makanan
yang banyak mengandung lemak dan minyak dan tinggi garam. Makin tinggi
lemak mengakibatkan kadar kolestrol dalam darah meningkat yang akan
mengendap dan menjadi plek yang menempel pada dinding arteri, plek tersebut
menyebabkan penyempitan arteri sehingga memaksa jantung bekerja lebih berat
dan tekanan darah menjadi lebih tinggi

2. Peran Penyakit Hipertensi Terhadap Kesehtan Global


Hipertensi merupakan masalah kesehatan global dan telah diakui sebagai
kontributor utama terhadap beban penyakit kardiovaskular. Hipertensi merupakan
keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih
dari 90 mmHg (Efendi & Larasati, 2017). Prevalensi hipertensi yang terus meningkat
sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, dan stress psikososial.
Hampir di setiap negara, hipertensi menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang
paling sering dijumpai di seluruh dunia.
Tingginya kasus hipertensi diatas dikarenakan kurangnya kesadaran mengenai
pentingnya pola hidup sehat. Selain mendapatkan pengobatan secara medis, penderita
hipertensi juga memerlukan pendampingan keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
dengan cara merubah life style seperti gaya makan, gaya hidup terutama dalam
mengelola stress sehingga perlu pemberdayaan masyarakat terutama penderita
didampingi keluarga tentang cara perawatan hipertensi.

3. Beban Penyakit Hipertensi Diseluruh Dunia


Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah seseorang di atas
normal yang dapat mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas) (Sumartini, Zulkifli, & Adhitya, 2019). Hingga saat ini hipertensi
masih menjadi masalah kesehatan yang cukup besar untuk tetap diatasi. WHO (World
Health Organization) menyebutkan bahwa hipertensi menyerang 22% penduduk dunia,
dan mencapai 36% angka kejadian di Asia Tenggara. Hipertensi juga menjadi penyebab
kematian dengan angka 23,7% dari total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun 2016
(Anitasari, 2019).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan tahun
2018 menghasilkan peningkatan kejadian hipertensi dibandingkan hasil pada tahun 2013.
Prevalensi kejadian hipertensi berdasarkan hasil riskesdas 2018 adalah 34,1%. Angka
tersebut lebih tinggI dibandingkan tahun 2013 yang menyentuh angka prevalensi 25,8%.
Hasil tersebut merupakan kejadian hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan
darah pada masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas (Kementerian Kesehatan RI,
2018).
Penyebab hipertensi hingga saat ini secara pasti belum dapat diketahui, tetapi
gaya hidup berpengaruh besar terhadap kasus ini. Terdapat beberapa faktor yang menjadi
risiko terjadinya hipertensi, seperti usia, jenis kelamin, merokok, dan gaya hidup kurang
aktivitas yang dapat mengarah ke obesitas. Mengurangi faktor resiko tersebut menjadi
dasar pemberian intervensi oleh tenaga kesehatan (Tirtasari & Kodim, 2019).
Prevalensi global hipertensi diperkirakan pada orang dewasa berusia 20 tahun
adalah 31,1%, dengan 31,9% pada pria dan 30,1% pada wanita (Mills KT et.al, 2016).
Prevalensi hipertensi standar usia dasar adalah 74,3% untuk pria dan 70,2% untuk wanita
berusia 45-83 tahun tahun (Lacruz ME et.al, 2016). Data epidemiologi Polandia
menunjukkan bahwa hipertensi mempengaruhi 42% orang antara usia 35 dan 64 tahun,
dan jumlahnya meningkat menjadi 60% pada mereka yang berusia di atas 60 tahun
(Kawecka-Jaszck K et.al, 2007). Prevalensi hipertensi meningkat seiring dengan usia,
tanpa memandang jenis kelamin, mempengaruhi 70% dari populasi umum di atas usia 80
(Gaziong Z, 2008; Gamrison SR et.al, 2017).
Menurut World Health Organization (2018) tercatat satu milyar orang di dunia
menderita hipertensi dan diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari
seluruh total kematian yang disebabkan oleh hipertensi. Kenaikan kasus hipertensi
terutama di negara berkembang diperkirakan sekitar 80,0% pada tahun 2025 dari
sejumlah 639 juta kasus ditahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun
2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan
penduduk saat ini (Eriana, 2017). Prevalensi 6,0%-15,0% pada orang dewasa, 50,0%
diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung
untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan mengetahui faktor
resikonya dan 90,0% merupakan hipertensi esensial. Orang yang memiliki bakat
hipertensi esensial harus berhati-hati, karena tekanan darahnya cenderung meningkat
secara tiba-tiba, misalnya setelah melakukan aktivitas berat atau akibat stres emosional
mendadak (Eriana, 2017).
Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan
prevalensi hipertensi di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta adalah 34,1%
27,8% pada RisKesDas tahun 2013 yaitu 27,8%. Dalam upaya menurunkan prevalensi
dan insiden penyakit kardiovaskular akibat hipertensi dibutuhkan tekad kuat dan
komitmen bersama secara berkesinambungan dari semua pihak terkait seperti tenaga
kesehatan, pemangku kebijakan dan juga peran keluarga serta masyarakat (Antoni et al.,
2019). Konsekuensi epidemiologis hipertensi tidak dapat disangkal dan mengarah pada
diskusi lebih lanjut dalam konteks perawatan kesehatan.
4. Biaya Dan Konsekuensi Dari Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit kronis yang membutuhkan terapi secara rutin
untuk mengontrol tekanan darah.
Pengobatan hipertensi membutuhkan biaya yang besar karena dilakukan dalam
jangka waktu yang panjang
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama /
Puskesmas, sebagai penanganan awal dan kontrol.
Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan seumur hidup,
pasien harus minum obat secara teratur seperti yang dianjurkan oleh Dokter meskipun tak
ada gejala. Pengobatan hipertensi dengan menggunakan obat antihipertensi merupakan
terapi yang dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas. Selain itu penggunaan obat
antihipertensi dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi penyakit lain (Saseen &
Maclaughlin, 2008). Pengobatan hipertensi merupakan terapi yang memerlukan biaya
dalam skala besar dan mahal (Athanasakis, 2013). Biaya terapi hipertensi paling tinggi
terdapat pada biaya obat dari biaya total pengobatan (Noor, 2014).
Mahalnya biaya pengobatan menjadi hal yang menarik karena biaya pengobatan
dari waktu ke waktu semakin meningkat. Maka, penerapan prinsip ilmu farmakoekonomi
dalam penggunaan obat menjadi hal yang penting (Almasdy, 2014). Ilmu
farmakoekonomi dapat dideskripsikan sebagai ilmu yang mengidentifikasi, mengukur,
dan membandingkan biaya dan hasil terapi suatu obat dan pelayanan kefarmasian. Ilmu
farmakoekonomi mengukur apakah tambahan dari suatu intervensi sepadan dengan
penambahan biaya pada intervensi tersebut. Ilmu farmakoekonomi menjadi penting
dalam menentukan suatu pengobatan dengan biaya yang tinggi (Rascati, 2009).
Pemerintah Indonesia telah menetapkan salah satu program khusus di bidang
kesehatan yaitu program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tujuan dari program JKN
adalah sebagai bentuk reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi masalah berkaitan
dengan kesehatan masyarakat yang mengakibatkan biaya kesehatan dan mutu pelayanan
yang tidak terkendali (Kemenkes RI, 2013). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
adalah badan hukum yang dibentuk untukmenyelenggarakan program JKN. Pelaksanaan
program BPJS pada pelayanan di rumah sakit menggunakan sistem INA-CBG’s
(Indonesia Case Based Groups). System INA-CBG’s berpedoman kepada tarif INA-
CBG’s, yaitu besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan
atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosispenyakitdan
prosedur (Permenkes RI, 2014).
Dengan diberlakukannya INA-CBG’s pada pembiayaan rumah sakit, maka
analisis biaya pengobatan rawat inap bagi penderita hipertensi sangatdibutuhkandalam
perencanaan pengobatan sehingga rumah sakit dapat melakukan efisiensi biaya
pengobatan. Penerapan analisis biaya pengobatan berdasarkan INA-CBG’s telah pernah
dilakukan di Indonesia oleh Rahajeng et al., pada tahun 2014.Pada penelitian yang
dilakukan oleh Rahajeng et al (2014) memaparkan bahwa rata-rata biaya medis langsung
terapi hipertensi pada semua kelas terapi lebih kecil dari pembiayaan kesehatan
berdasarkan Permenkes Nomor 69 Tahun 2013.
5. Contoh Keberhasilan Dalam Penanganan Hipertensi
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan mortalitas dan morbiditas.
Terapi non farmakologi dengan menerapkan gaya hidup sehat setiap orang sangat penting
untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus
melakukan perubahan gaya hidup. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-
pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya
tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi.
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan
Hipertensi pada remaja adalah kondisi peningkatan tekanan darah didefinisikan
sebagai tekanan darah sistolik 120 hingga 129 mmHg dan diastolik kurang dari 80
mm Hg, dan hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah 130/80 mmHg atau
lebih tinggi. Hipertensi dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler seperti
serangan jantung, stroke, gagal ginjal atau bahkan kematian.
Tingginya kasus hipertensi diatas dikarenakan kurangnya kesadaran mengenai
pentingnya pola hidup sehat. Selain mendapatkan pengobatan secara medis,
penderita hipertensi juga memerlukan pendampingan keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan dengan cara merubah life style seperti gaya makan, gaya
hidup terutama dalam mengelola stress sehingga perlu pemberdayaan masyarakat
terutama penderita didampingi keluarga tentang cara perawatan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20120507/073786/masalah-
hipertensi-di-indonesia/

https://www.ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/JKep/article/view/208
https://doi.org/10.32668/jkep.v3i2.208

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/26449

http://repository.unair.ac.id/93316/

http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/
VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2018/05/
Manajemen_Program_Hipertensi_2018_Subdit_PJPD_Ditjen_P2PTM.pdf

http://scholar.unand.ac.id/27583/6/BAB%20I.pdf

http://scholar.unand.ac.id/72022/4/TEXT%20%28BAB1%20PENDAHULUAN
%29.pdf

https://www.aafp.org/afp/2018/1015/afp20181015p486.pdf

Anda mungkin juga menyukai