Anda di halaman 1dari 58

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Susilo (2011) Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu

kondisi tekanan darah seseorang berada di atas angka normal yaitu 120/80 mmHg.

Hipertensi adalah faktor penyebab timbulnya penyakit berat seperti serangan

jantung,gagal ginjal,dan stroke.

Hipertensi ikut andil dalam peningkatan proporsi kematian penyakit tidak

menular, serta menjadi masalah yang besar dan serius. Di samping prevalensi yang

tinggi dan cenderung meningkat, juga karena kejadian komplikasi penyakit yang

diakibatkan sangat berbahaya, seperti stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal.

Komplikasi ini sering kali menimbulkan kecacatan permanen atau kematian

mendadak.

Data World Health Organization (WHO) tahun 2000 menunjukkan di seluruh

dunia sekitar 972 juta orang (26,4%) penghuni bumi mengidap hipertensi dengan

perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini akan meningkat menjadi

29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara

maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia. Hasil

riset kesehatan dasar tahun 2008 di Indonesia memperlihatkan stroke, hipertensi, dan

penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, bahwa stroke

1
menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4%, kedua hipertensi 6,8%, penyakit

jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6%. Prevalensi hipertensi di Indonesia

(berdasarkan pengukuran tekanan darah) sangat tinggi, yaitu rata-rata 31,7% dari total

penduduk dewasa. Artinya adalah 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia menderita

hipertensi. Pre-valensi ini lebih tinggi dari Singapura yang 27,3%, Thailand 22,7%,

dan Malaysia 20%. Sementara Jepang 36,7, Cina 17%-40%.

(http://jurnal.ugm.ac.id/index.php/bkm/article/download/3388/2937)

Adapun data yang diperoleh peneliti dari puskesmas Meranti Kabupaten

Asahan dimana penyakit hipertensi pada tahun 2011 berjumlah 473 orang, 2012

sebanyak 380 orang, 2013 sebanyak 409, dan tahun 2014 sebanyak 1491 orang

kunjungan hipertensi dan 1 menduduki peringkat ke 2 dari distribusi penyakit di

Puskesmas Meranti Kabupaten Asahan.

Peningkatan jumlah angka penderita hipertensi ini disebabkan oleh berbagai

faktor yang dapat dikontrol antara lain obesitas, stress, aktivitas fisik, kurang

olahraga, merokok, menderita diabetes mellitus, mengkonsumsi garam berlebihan,

minum alkohol, diet, minum kopi, pil KB, stress emosional dan sebagainya.

Disamping itu penyebab hipertensi yang sering kali terjadi disebabkan oleh beberapa

hal seperti aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang menyebabkan hilangnya

elastisitas pembuluh darah), keturunan, bertambahnya jumlah darah yang dipompa ke

jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal dan sistem saraf simpatis sedangkan pada

ibu-ibu hamil kejadian hipertensi bisa disebabkan oleh kelebihan berat badan, tekanan

psikologis, stress, dan ketegangan akibat kehamilan

2
Melihat kompleksnya permasalahan hipertensi dan adanya hambatan

pengobatan hipertensi secara farmakologis akibat daya beli masyarakat yang semakin

menurun dan mempunyai harga yang cukup mahal, sehingga antisipasi dari

permasalahan tersebut perlu diberikan terobosan baru kepada masyarakat, Pengobatan

tekanan darah tinggi dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan

nonfarmakologis. Salah satu cara pengobatan nonfarmakologis ialah dengan gaya

hidup sehat, pola makan sehat, dan terapi obat tradisional yang diyakini mampu

menurunkan tekanan darah tinggi. Beberapa contoh olahraga secara teratur,

makanan sayuran hijau, dan terapi herbal (mengkudu, belimbing, mentimun, seledri)

yang berkhasiat menurunkan tekanan darah yang menjadi pilihan alternatif yang

bagus, untuk menurunkan tekanan darah tinggi, baik dari segi ekonomis maupun

manfaatnya.

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala yang

khusus. Meskipun secara tidak sengaja, beberapa gejala terjadi bersamaan dan di

percaya berhubungan dengan hipertensi padahal sesungguhnya bukan hipertensi

.gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,perdarahan dari hidung (mimisan), migren

atau sakit kepala sebelah, wajah kemerahan, mata berkunang kunang,sakit tengkuk

,dan kelelahan. (Susilo 2011,hal 25)

Sesuai pengamatan hasil wawancara pada 10 kk penderita hipertensi dan

asumsi peneliti masyarakat di desa meranti dsn IV ditemukan bahwa adanya gaya

kebiasaan makan tertentu dari Para penderita penyakit hipertensi. Makan pokok

mereka terutama adalah nasi. Mereka sering mengkonsumsi makanan yang banyak

3
mengandung lemak seperti daging, santan dan makanan siap saji. Cara pengolahan

makanan yang sering mereka lakukan adalah gulai dan goreng. Penulis juga

menemukan Faktor gaya hidup seperti kurang beraktivitas karena telah lanjut usia dan

tidak bekerja lagi, kebiasaan merokok terutama laki-laki, kebiasaan minum kopi, dan

stress, merupakan faktor resiko munculnya penyakit hipertensi pada lansia. Hal inilah

yang menimbulkan atau meningkatkan terjadinya hipertensi

Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan ini, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengetahuan Keluarga Tentang Upaya Dalam

Menurunkan Hipertensi Di Dusun IV, Desa Meranti, Kecamatan Meranti,

Kabupaten Asahan”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengetahuan keluarga terhadap upaya dalam menurunkan

hipertensi, di Desa Meranti, kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui sejauh manakah pengetahuan keluarga terhadap upaya

menurunkan hipertensi, di Desa Meranti, kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan keluaraga terhadap upaya menurunkan hipertensi

berdasarkan aspek gaya hidup sehat.

4
2. Untuk mengetahui pengetahuan keluaraga terhadap upaya menurunkan hipertensi

berdasarkan aspek pola makan.

3. Untuk mengetahui pengetahuan keluaraga terhadap upaya menurunkan hipertensi

berdasarkan aspek obat tradisional

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang hipertensi,

dan menurunkan hipertensi untuk diaplikasikan kepada masyarakat.

1.4.2 Bagi Responden

Khususnya bagi kepala kepala keluarga untuk meningkatkan pengetahuan

terhadap upaya menurunkan hipertensi, agar dapat diaplikasikan kehidupan sehari-

hari.

1.4.3 Bagi Instituti Pendidikan

 Sebagai bahan bacaan untuk menambah informasi bagi Mahasiswa/I tentang

upaya menurunkan hipertensi dan dapat menjadi data dasar untuk penelitian lebih

lanjut.

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, dan literatur Progam

Studi Ilmu Keperawatan sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya

dan untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang upaya menurunkan

hipertensi.

1.4.4 Bagi Keluarga

5
 Diharapkan dapat menambah motivasi keluarga untuk menjaga kesehatan dan

meningkatkan pengetahuan terutama dalam upaya menurunkan hipertensi

1.4.5. Bagi Masyarakat

 Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam upaya

menurunkan hipertensi berupa pengetahuan.

 Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan

kepada masyarakat khususnya keluarga dengan mempunyai penyakit hipertensi

6
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca

indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo 2007,hal 143).

1.2 Tingkatan Pengetahuan

Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif,

yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

7
tentang apa yang dipelajari antara: lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

8
dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan,

dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada (Notoatmodjo, 2007, hal 145).

2.2 Keluarga

2.2.1 Defenisi keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang dihubungan dengan

hubungan darah, perkawinan, adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling

berinteraksi dan mempertahankan budaya dalam keluarga (Bailon dan Maglaya,

dalam Susanto, 2012).

Keluarga merupakan salah satu eleman terkecil dari masyarakat, menjadi

sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu, sehingga keluarga menjadi

salah satu aspek terpenting dari keperawatan. (lancaster, dalam Susanto 2012)

2.3 Hipertensi

2.3.1 Defenisi Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah

seseorang berada di atas angka normal yaitu 120/80 mmHg. Hipertensi adalah factor

penyebab timbulnya penyakit berat seperti serangan jantung,gagal ginjal,dan stroke

(Susilo 2011, hal21)

9
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak

pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia,

sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. (Corwin 2009, hal

484)

2.3.2 klasifikasi tekanan darah

Sesuai dengan kesepakatan JNC7, yaitu tujuh panduan dalam klasifikasi dan

jenis terpai hipertensi versi internasional, maka pengelompokan tekanan darah

sebagai berikut:

Tabel 1 : Klasifikasi tekanan darah

Kategori Sistole Diastole


Normal <120 <80
Pre-hipertensi 120-139 85-89

Hipertensi stage 1 140-159 90-99

Hipertensi stage 2 >160 >100

2.3.3 Tanda dan gejala

Pada sebagian besar penderita,hipertensi tidak menimbulkan gejala yang

khusus. Meskipun secara tidak sengaja, beberapa gejala terjadi bersamaan dan di

percaya berhubungan dengan hipertensi padahal sesungguhnya buka hipertensi .gejala

yang dimaksud adalah sakit kepala,perdarahan dari hidung (mimisan), migren atau

sakit kepala sebelah, wajah kemerahan, mata berkunang kunang,sakit tengkuk ,dan

kelelahan. (Susilo 2011, hal 25)

Banyak pasien dengan hipertensi tidak mempunyai tanda-tanda yang

menunjukan tekanan darah meninggi dan hanya akan terdeteksi pada saat

10
pemeriksaan fisik. Sakit kepala tengkuk merupakan ciri yang sering terjadi pada

hipertensi berat. Gejala lainnya adalah pusing, palpitasi (berdebar-debar), dan mudah

lelah. Namun, gejala gejala tersebut kadang muncul pada penderita ,bahkan pada

beberapa kasus penderita tekanan darah tinggi biasanya tidak merasakan apa-apa.

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila

demikian, gejala baru akan muncul setelah terjadi komplikasi pada

ginjal,mata,otak,atau jantung.(Nurrahmi 2014,hal 370)

Menurut Elizabeth J. Corwin, sebagian besar tanpa disertai gejala yang

mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-tahun

berupa:

 Sakit kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan darah intrakranium.

 Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.

 Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

 Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerulus.

 Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

(Corwin 2009, hal 487).

2.3.4 Penyebab hipertensi

Hipertensi di sebabkan oleh berbagai factor yang sangat mempengaruhi satu

sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak sama sehingga factor penyebab

hipertensi pada setiap orang berlainan.

11
Berikut ini factor-faktor menyebabkan terjadinya hipertensi secara umum.

Salah satu saja mengenai tubuh kita maka dengan mudah kita akan menderita

hipertensi.

1) Stress

Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung

sehingga akan menstimulasi aktifitas saraf simpatik. Adapun stress ini dapat

berhubungan dengan pekerjaan, social, ekonomi, dan karasteristik personal. Stress

merupakan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban

atasnya. Terdapat beberapa jenis penyakit yang berhunbungan dengan stress yang

dialami sesorangnya. Di antaranya hipertensi atau peningkatan tekanan darah sistolik

lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmHg.

2) Berat badan

Kegemukan atau obesitas berkontribusi besar terhadap terjadinya hipertensi

pada populasi umum, obesitas menduduki peringkat kelima dalam factor resiko

masalah kardiovaskular dan juga dapat memacu timbulnya penyakit coroner yang

dapat menyebabakan kematian. Ada bukti nyata bahwa obesitas pada usia anak-anak

dan remaja merupakan indicator untuk hipertensi pada usia mendatang .( Nurrahmi

2014,hal 392)

3) Kurang olahraga atau kurang gerak

Zaman sekarang ini, banyak kegiatan yang dapat dilakukan dengan cara cepat

dan praktis. Manusia pun cenderung mencari segala sesuatu yang mudah dan praktis

sehingga secara otomatis tubuh tidak banyak bergerak. Selain itu ,dengan adanya

kesibukan yang luar biasa, manusia pun merasa tidak punya waktu lagi untuk

12
berolahraga. Akibatnya, kita menjadi kurang gerak dsn kursng olahraga. Kondisi

inilah yang memicu kolesterol tinggi dan juga adanya tekanan darah yang terus

menguat sehingga memuculkan hipertensi. (Susilo, 2011 hal 61)

4) Kebiasaan merokok

Sesorang disebut memiliki kebiasaan merokok apabila ia melakukan aktivitas

merokok setiap hari dengan jumlah satu batang atau lebih sekurang kurangnya selama

setahun, penelitian terakhir menyatakan bahwa merokok menjadi salah satuh factor

resiko terjadinya hipertensi yang dapat di cegah. Merokok meningkatkan tekanan

darah melalui mekanisme pelepasan norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergic

yang dipacu oleh nikotin. Resiko merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang di

hisap perhari. (Nurrahmi 2014,hal;370)

5) Alkohol

Penggunan alkohol secara berlebihan juga akan memicu tekanan darah

sesorang. Selain tidak bagus bagi tekanan darah kita. Alkohol juga membuat kita

kecanduan yang akan sangat menyulitkan untuk lepas. Menghentikan kebiasaan

menkonsumsi alkohol sangatlah baik, tidak hanya bagi hipertensi kita tetapi juga

untuk kesehatan kita secara keseluruhan. (Susilo, 2011 hal 60)

6) Narkoba

Mengkonsumsi narkoba jelas tidak sehat. Komponen – komponen zat aditif

dalam narkoba juga akan memicu peningktan tekanan darah. Sangatlah penting untuk

menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi. Penyakit kecanduan

narkoba kelihatannya sepele tetapi sangat mematikan. Efek buruk yang

ditimbulkanya sangatlah besar. Itulah sebabnya mendeteksi keberadaan hipertensi

13
sejak dini sangatlah diperlukan. Tentu saja juga harus diimbangi dengan pola hidup

sehat. Narkoba tidak ada sedikitpun kebaikan. Ada banyak pihak, terutama generasi

muda yang beralasan mengunakan narkoba dengan alasan life style dan pergaulan.

Akan tetapi,mereka tidak mengerti bahwa life style dan pergaulan sebenarnya adalah

hidup sehat dan terbebas kematian yang sia- sia.

2.3.5 Upaya menurunkan hipertensi

A. Gaya hidup

a) 10.000 langkah per hari

Berjalan merupakan aktifitas yang paling bisa dilakukan semua orang. Tidak

perlu mengeluarkan banyak biaya dan kemampuan khusus untuk bisa sukses

melakukanya. Beberapa penelitian sudan menunjukkan manfaatnya sehingga tidak

ada alasan untuk menolak aktivitas jenis ini.

Bagi beberapa orang yang menjalani gaya hidup santai bertahun-tahun dan

terutama yang gemuk, berkonstultasillah dengan dokter sebelum memulai program

latihan sehingga bisa tahu porsi aktivitas fisik seperti apa yang harus dijalani. Porsi

latihan fisik yang baik adalah dengan berjalan cepat selama 30 menit atau lebih

sebanyak tiga kali dalam seminggu. Untuk menurunkan atau mempertahankan berat

badan, tingkatkan menjadi lima atau enam dalam seminggu.

b) Mengurangi Stres

Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Dalam hidupnya, setiap

orang dihadapkan pada berbagai masalah baik dari lingkungan sosial maupun

keluarga. Kemampuan seseorang dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi tentu

saja tidak sama, sehingga adanya tuntunan melebihi batas kemampuan individu dapat

14
menyebabkan seseorang merasa tertekan dalam hidupnya. Pada tingkat tertentu, stress

adalah stimulasi yang baik bagi seseorang untuk berkembang. Namun stres bias

menjadi awal malapetakah jika tingkatanya sangat tinggi dan seseorang tidak dapat

lagi menghadapinya, apalagi jika dibarengi dengan sebuah vonis penyakit mematikan.

Dalam penatalaksanaan penyakit fisik, ketika factor psikis pasien luput dari

perhatian pihak medis dan keluarga tidak memberikan dukungan yang baik, sangat

mungkin penderita akan semakin tenggelam dalam pikiran dan kesakitanya sendiri.

Kondisi tersebut akan membawa dampak pada absennya kontrol ke dokter dan

mungkirnya aturan-aturan perubahan gaya hidup yang telah dirumuskan. Selera

makan akan menghilang dan kualitas tidur juga akan menurun. Hal itu menunjukan

bahwa kebutuhan akan kasih sayang dan perlindungan dari stres merupakan

kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi dengan baik.

c) Berdamai dengan emosi

Ada banyak cara yang bias dipilih untuk bisa berdamai dengan emosi dalam diri

terutama emosi negatif. Tidak seperti obat dari resep dokter yang harus dibeli sesuai

dengan resep yang diberikan, tiap orang memiliki hak untuk menentukan dengan cara

apa ia mau menenangkan diri. Mengapa ? Karena memang hanya dirinya sendiri

yang tau apa yang ada dalam dirinya dan paling tau alternatif apa yang paling nyaman

untuk mengendalikan emosi negatifnya.

Ada pun cara yang dipilih untuk mengelola emosi, tetap berdisiplinlah

dalam mengelola emosi. Teknik pengendalian emosi seperti teknik nafas dalam, yoga,

meditasi, atau yang lainya, hanyalah salah satu cara dari pihak luar untuk mencoba

mengendalikan emosi dalam diri kita. Namun, yang bisa mengendalikan dan

15
mendisiplinkan emosi itu tetaplah diri kita sendiri. Jika yoga menjadi satu model

pengendalian emosi, maka proses pengendalian emosi tetap menjadi pengelolaan diri

sendiri, yaitu dengan cara:

 Mulailah dengan tahapan pertama, yaitu mengenali cause (penyabab) atau

kejadian yang menimbulkan perasaan, apakah ia termasuk the important

cause atau tidak dan pantaslah hal itu dianggap sebagai important cause

karena banyak orang mempermasalahkan hal yang tidak penting. Upaya

pembesaran masalah kecil terkadang menjadi hal yang menyenangkan sebagai

cara untuk menarik perhatian orang lain.

 Mengenali letak sensasi tubuh atas kejadian yang menyenangkan dan yang

tidak, entah itu berupa keluar keringat dingin, nyeri di dada, atau sesak nafas.

Hal ini sangat mudah ditemukan bagi para penderita hipertensi. Ketika emosi

sedang naik, maka segera ambil spgymomanometer dan lakukan pemeriksaan

tekanan darah. Setiap orang memiliki kecendrungan yang berbeda untuk

memunculkan tanda dan gejala yang khas ketika emosi.

 Mengenali keyakinan pikiran yang menyertai perasaan emosi karena pikiran

dan perasaan akan saling memengaruhi. Setiap jenis perasan yang muncul

dalam diri pasti ada keyakinan dalam pikiran yang melatarbelakanginya.

Pikirkan lebih mudah untuk di re-thinking ketimbang melakukan revolusi

perasaan, sehingga penting sekali untuk mengenali pikiran yang tepat atau

tidak. Untuk mengetahui tepat-tidaknya akan lebih mudah jika ditanyakan

16
kepada orang lain yang dipercaya untuk memberi masukan dan sudut pandan

yang berbeda.

 Mengenali spirit/motivasi yang tersembunyi dan yang terungkap. Motivasi ini

penting untuk di ketahui karena berhubungan dengan niat dan sikap yang akan

muncul kepermukaan. Motivasi akan bisa di-recharge kapan saja. Jadi perlu

tau apa dan bagaimana jenis motivasi yang ada dalam diri sendiri sehingga

bisa memperbaharuinya jika motivasi dalam diri sendiri menipis.

 Memiliki tindakan dan reaksi terkait perasaan tersebut; apakah perlu untuk

meredam, mengungkapkan, atau menyalurkan perasan tersebut kepada hal

lain?

d) Senam yoga

Mekanisme yang di capai dengan berlatih yoga sehingga dapat mengurangi

hipertensi adalah sebagai berikut:

 Tekanan darah meningkat oleh aktivasi berkelanjutan respon ’flight &

fight’ dari tubuh. Yoga efektif mematikan respons dan menurunkan

tingkat adrenalin sehingga mengurangi tekanan darah. Kesimpulan ini

di dukung oleh sejumlah bukti yang baik.

 Stress kronis yang di sebabkan kontraksi otot yang berkelanjutan

mengurangi diameter lumen pembuluh darah di otot. Hal ini pada

gilirannya meningkatkan tekanan darah (seperti menekan pipa air

meningkat kekuatan aliran air), perengangan otot dan santai sama

seperti yang di lakukan dalam latihan yoga.

17
e) Terapi music

Musik adalah sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisir yang terdiri atas

melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk, dan gaya. Music memiliki kekuatan untuk

mengobati penyakit dan ketidakmampuan yang di alami oleh setiap orang. Ketika

musik di aplikasikan menjadi sebuah terapi, music dapat meningkatkan, memulihkan,

dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, social, dan spiritual dari setiap

individu. Hal ini dikarenakan music memiliki beberapa kelebihan seperti bersifat

universal, nyaman dan menyenangkan, serta berstruktur. Perlu diingat bahwa banyak

dari proses dalam hidup kita yang berakar dari irama, misalnya nafas, detak jantung,

dan populasi.

f) Humor

Humor telah memberikan kontribusi yang segnifikan bagi kesehatan fisik dan

mental. Manfaat humor bagi kesehatan fisik yaitu meningkatkan fungsi imun tubuh,

mengoptimalkan system kardiovaskular, meruduksi hormone stress, mengurangi

nyeri, dan menjadikan otot lebih rilek. Tertawa memiliki efek yang sama dengan

latihan aerobi; meningkatkan aliran darah dan menstimulasi jantung dan aliran darah.

Frekuensi tertawa dapat menurunkan ketegangan otot atau merelaksasikan

sekumpulan otot setelah 45 menit dan dapat mengatur episode nafas dalam. Menurut

dan lengancer, hal itu bermanfaat dalam upaya peningkatan level saturasi oksigen

pada penderita penyakit paru-paru kronis.

B. Makanan

1. Menulis buku harian diet

18
Bagi beberapa orang, solusi dengan membuat buku harian untuk terapi

penurunan berat badan mungkin merupakan hal mustahil. Namun jika mampu

mewujudkannya, membuat buku harian justru akan menjadi solusi paling manjur

yang pernah ada.

Buku itu tidak hanya sekedar catatan kualitatif namun juga matematis

sederhana yang menghitung jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari. Setelah

seminggu dicatat dengan cermat, bacalah dan keritik kebiasaan makan dan minum

anda sendiri. Kemudian amatilah hasil tulisan anda sendiri dan bertindak sendirilah

sebagai pengamat dan pengambil keputusan tentang makanan dan pola yang bisa

dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Mungkin memang bukan hal yang menyenangkan jika harus mengatur diri

sedemikian rumit. Namun, ketahuilah bahwa hanya anda yang bisa memutuskan

hidup diri anda sendiri. Perubahan sekecil apa pun akan memberika dampak luar

biasa bila dilakukan secara perlahan dan bertahap.

Langkah menghilangkan gula dalam kopi yang bisa dikonsumsi sebanyak

lima cangkir perhari. Satu sendok the mengandun 16 kalori. Jika satu cangkir kopi

berisi tiga sendok teh gula maka aka nada 48 kalori lalu kalikan lima cangkir.

Semuanya ada 240 kalori sehari dan 7200 kalori sebulan. Jumlah kalori tersebut

setara dengan penambahan atau penurunan 1 kg berat badan, sehingga dalam enam

bulan akan menurunkan berat badan 6 kg. Luar biasa, bukan ?

2. Penurunan Kolestrol

Pola makan rendah kolestrol dan lemak terbatas, dilakukan dengan

meningkatkan asupan makanan nabati. Dengan demikian, asupan protein nabati

19
meningkat sehingga menurunkan kadar kolestrol berlebihan. Di samping itu, apabila

penderita hipertensi terlalu gemuk, kelebihan berat badannya akan menurun.

Penerapan diet rendah kolestrol dan lemak terbatas perlu memerhatikan hal-hal

berikut:

 Hindari mengonsumsi bahan makanan sumber lemak jauh seperti kelapa

beserta produk olahannya (minyak kelapa), lemak hewan, margarin, dan

mentega,

 Batasi konsumsi daging dan jeroan seperti hati, limpa, ginjal,

 Ganti susu penuh (full cream) dengan susu rendah lemak seperti susu slim,

 Batasi konsumsi kuning telur. Dalam sehinggu, konsumsi kuning telur tidak

boleh lebih dari tiga kali,

 Tingkatkan konsumsi tahu, tempe, dan jenis kacan-kacangan lainnya,

 Kurangi penggunaan gula dan makanan manis,

 Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan,

 Perhatikan kombinasi makanan yang dikonsumsi agar sesuai dengan kolestrol

darah.

3. Diet DASH-Natrium

Pembatasan asupan natrium 1500 mg per hari dilakui para peneliti cukup sulit

diterapkan, mengigat banyaknyabahan makanan yang kadar natriumnya cukup tinggi

terlebih melihat kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka dengan banyak bumbu

dan tinggi natrium. Angka 1500 sebenarnya berada di antara rentang kadar natrium

yang dibutuhkan tubuh (500 mg) dan kadar yang disarankan WHO (2400mg).

20
Namun, diet DASH ini bias menjadi jalan tengah sehingga penderita masih bisa

menikmati makanan sehat dengan rasa yang lebih nikmat.

Diet DASH natrium dapat lebih mudah dilakukan dengan mengikuti beberapa

prinsip berikut ini:

 Padi-padian,umbi-umbian, tepung-tepungan dan golongan olahannya:3-4

sajian per hari. Bahan makanan yang termasuk golongan ini roti, sereal, nasi,

pasta macaroni, mi, oat, tepung jagung, singkong, ubi. Pilihan bahan makanan

segar yang lebih kaya serat, karbohidrat, rendah lemak dan zat gizi lain

dibandingkan produk olahannya.

 Buah-buahan dan sayuran: 4-5 sajian per hari. Selain kaya serat dan mineral

penting, kelompok makanan ini mengandung zat fitokimia yang bermanfaat

mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler dan kanker. Tidak ada

pembahasan dalam jumlah konsumsi.

 Susu dan produk susu, 2-3 sajian per hari. Selain sumber kalsium dan vitamin

D yang baik, susu dan semua produk susu kaya protein. Pilihan susu dan

produk olahannya yang rendah lemak seperti susu skim, susu kedelai, atau

youghert.

 Daging sapi, ayam, dan ikan: 2 sajian ataukurang (170 gram atau kurang per

hari). Sumber protein hewan ini kaya vitamin B, magnesium, zat besi, dan

seng. Di antara ketiga makanan ini, ikaan merupakan pilihan paling sehat.

Kandungan asam lemak omega 3 dalam ikan mampu mengurangi risiko

timbulnnya ritem jantung yang abnormal yang memicu kematian mendadak.

21
 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian: 4-5 sajian per minggu. Kelompok

makanan ini mengandung magnesium, kalium, fitokimia, dan serat. Ini adalah

sumber protein nabati yang rendah lemak dan tidak mengandung kolestrol,

seperti kacang merah, kacang tanah, buncis, kedelai. Sebagian lemak dalam

kacang-kacangan dan biji-bijian menyehatkan kerana merupakan lemak tak

jenuh tunggal.

4. Diet Tinggi Serat

Pola makan tinggi serat terbukti efektif mencegah dan mengobati berbagai

penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi. Journal of Hypertension edisi Maret

memuat hasil penelitian tentang pengaruh serat terhadap tekanan darah tinggi.

Kesimpulan yang diambil dari 25 penelitian, penambahan serat dalam pola makan

menunjukkan penurunan angka sistolik dan dianstolik yang signifikan pada penderita

tekanan darah tinggi.

Hasil tersebut menjadi anjuran bagi penderita tekanan darah tinggi untuk

mengonsumsi makanan berkadar serat tinggi. Bahan makanan yang mengandung

serat kasar cukup tinggi bias diperoleh dari sumber berikut:

o Buah-buahan: jambu biji, belimbing, Jmbu bol, kedonndong, anggur, nangka

masak, markisa, papaya, jeruk, apel, semangka, dan pisang.

o Sayuran: kacang panjang, buncis, tomat, kangkung, wortel, pare, tauge, daun

bawang, bawang putih, daun, dan kulit melinjo, kecipir, jamur segar, kemangi

dan katuk, lobak, paria, kol, bayam, sawi, dan buah kelor.

22
o Protein nabati: kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, dan

biji-bijian (havermut, beras merah, jagung).

o Makanan lain seperti agar-agar dan rumput lain.

Tips Sukses Diet HIpertensi

 Hindari penggunaan garam dapur, baik untuk penyedap masakn atau dimakan

langsung,

 Hindari bahan makanan yang diawetkan menggunakan garam dapur,

 Hindari makanan yang diolah dengan menggunakan bahan tambahan atau

penyedap rasa,

 Batasi penggunaan penyedap rasa untuk menambah kelejatan makanan.

Sebagai gantinya, gunakan bumbu-bumbu segar agar cita rasa makanan lebih

enak,

 Hindari penggunaan baking soda atau obat-obatan yang mengandum sodium,

 Batasi konsumsi makanan hewani maupun nabati yang tinggi kadar

natriumnya seperti ikan asin dan telur asin,

 Batasin minuman bersoda seperti soft drink,

 Kurangi konsumsi kafein dan alcohol,

 Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran segar yanh kaya kandungan

kalium. Kalium ini bersifat diuretic sehingga kelebihan garam bias

dikeluarkan dari tubuh,

 Perbanyak minum air putih agar kelebihan garam dapat larut dan terbuang

bersama urine. (Nurrahmi 2014,hal 383-446)

23
C. Obat tradisional

a. Seledri/celery (apium graveolens)

Seledri terbukti berhasil menurunkan tekanan darah tinggi karena aktivitasnya

sebagai calcium anatgonis yang berpengaruh pada tekanan darah. Ini artinya senyawa

aktif dalam seledri bekerja pada reseptor pembuluh darah yang akhirnya memberi

efek relaksasi. Pada pasien hipertensi saat tekanan darah naik maka pembuluh darah

akan mengencang/menegang. Padahal normalnya hanya berdenyut saja. Karena

memberi efek relaksasi, konsumsi seledri bisa mengurangi ketegangan pembuluh

darah.

b. Mengkudu (morindo citrifolia)

Kandungan scopoletin dalam bentuk buah buruk rupa ini mampu menurunkan

tekanan darah. Uji preliknisnya dilakukan oleh departemen farmasi universitas

indonesia terhadap mengkudu bentuk pil. Mengkudu biasanya di konsumsi dalam

bentuk jus, tetapi sekarang sudah tersedia juga dalam bentuk pil.

c. Blimbing wuluh

Hipertensi bisa terjadi salah satunya karena konsumsi garam berlebih.

Konsumsi garam berlebihan bisa menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh,

karena garam menarik cairan di luar sel agar tidak di keluarkan, sehingga akan

meningkatkan volume dan tekanan darah. Akibatnya tekanan darah naik. Buah

blimbing wuluh paling tidak memenuhi syarat sebagai dieretik, menghilangkan rasa

sakit (analgetik), memperbanyak mengeluarkan empedu, antiradang, dan astrigent.

Kandungan kalium sitrat didalam buahnya merangsang pengeluaran cairan dalam

24
tubuh yang tadinya diikat oleh garam. Jika proses pengeluaran kemih lancar otomatis

tekanan darah turun.

d. Mentimun

universitas airlangga melakukan penelitian terhadap mentimun, terbukti

mentimun dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan air yang mencapai 90% di

dalam mentimun, serta kalum yang tinggi akan mengeluarkan garam dari tubuh.

Dengan cara, 300gram ketimun di jus, airnya di minum.

e. anggur

sebaiknya anggur di makan dengan bijinya. Mengigat di dalam biji anggur

terdapat senyawa polifenol yang dapat melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan

darah membaik. Anggur juga mengandung vitamin e, flavonoid, asam linoleat dan

prosianidin yang di duga dapat membantu menyeimbangkan tekanan darah.

f. bawang putih

selain di gunakan untuk keperluan memasak, bawang putih juga memiliki

khasiat yang sangat banyak. Bawang putih dapat mencegah atherosklerosis,

antikoagulan (menghacurkan pengumpalan darah), menurunkan hipertensi,

menurunkan kolesterol tinggi, dan menambah sisitem kekebalan tubuh.

g. bawang merah

minyak esensial pada bawang merah di anggap paling efektif untuk

menurunkan tekanan darah.

h. Tomat

kandungan asam amino Gamma-amino butyric (GABA) pada tomat

bermanfaat menurunkan tekanan darah.

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian


3.1.1 lokasi penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di Dusun IV, Desa meranti,

Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, karena belum pernah dilakukan penelitian.

26
Lokasi yang dipilih ini sudah menjadi suatu pertimbangan bagi penulis, sebagai

berikut:

1. Dusun IV, Desa meranti, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, yang dapat

dijangkau penulis (peneliti) karena tempat tingal peneliti dekat sehinga efisien

waktu dan biaya karena dilakukan pada masa studi.

2. Dusun IV, Desa meranti, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, belum pernah

dilakukan penelitian terutama pada masyarakat terhadap upaya menurunkan

hipertensi.

3. Berdasarkan observasi pada 10 KK sementara masih banyak keluarga yang tidak

mengetahui apa saja yang dapat menurunkan hipertensi.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan mulai bulan Mei 2015 sampai dengan juni

2015

3.2 Desain penelitian

Desain penelitian yang akan dilakukan bersifat ”deskriptif survey” yang

berarti penulis akan memaparkan atau mengambarkan sejauh manakah pengetahuan

keluarga terhadap upaya dalam menurunkan hipertensi berdasarkan gaya hidup sehat,

pola makan sehat,dan obat tradisional di Dusun IV, Desa Meranti, Kecamatan

Meranti, Kabupaten Asahan.

Metode yang digunakan adalah ”Cross Sectional" yang artinya penulis

menekankan pada waktu dimana faktor resiko / penyebab dan efeknya diambil pada

saat yang bersamaan. (Supardi 2013, hal 54).

27
3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

peneliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga Dusun IV,

Desa meranti, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan yang berjumlah 157 KK

(Riduwan 2007, Hal 237).

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sejumlah tertentu anggota himpunan yang dipilih dengan cara

tertentu agar mewakili populasi. Wakil populasi yang di teliti adalah Kepala keluarga

di Dsn IV Desa meranti, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan.

Apabila jumlah populasi kecil dan dapat diketahui, maka dapat digunakan rumus

berikut.

Ket : n = jumlah sampel


N
n= 2
(1+ N d ) N = jumlah populasi

d2 = nilai presisi yang ditetapkan (0,1)

157
n=
(1+157. 0,12)

157
n=
(1+157.0,01)

157
n=
(1+1,57)

157
n=
2,57

n = 60 KK

28
Berdasarkan pertimbangan penulis bentuk sampel yang akan dipilih dalam

penelitian ini menggunakan “Random sampling” artinya cara pengambilan sampel

yang di lakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi

memiliki kesempatan yang sama besar untuk di pilih sampel penelitian. (Supardi

2013, hal 64-68).

Dari jumlah keseluruhan populasi sebanyak 157 KK, maka yang akan

dijadikan sampel sebanyak 60 KK, Berdasarkan pertimbangan dan keterbatasan

penulis dengan kretria sebagai berikut :

a. Keluarga yang tinggal Dusun IV, Desa meranti, Kecamatan Meranti, Kabupaten

Asahan

b. Yang bersedia menjadi responden

3.4 Kerangka Konsep

Menurut dari judul yang telah di tentukan oleh peneliti “Pengetahuan

Keluarga Tentang Upaya Dalam Menurunkan Hipertensi Di Dusun IV, Desa

Meranti, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan”, maka kerangka konsep yang

telah dirancang dan permasalahannya adalah sebagai berikut:

INPUT PROSES OUTPUT


PENURUNAN
KELUARGA PENGETAHUAN
HIPERTENSI

GAYA HIDUP

MAKANAN

OBAT TRADISIONAL

29
Gambar 1 : Kerangka Konsep

Keterangan:

Variabel Independen : Pengetahuan

Variabel Dependen : Hipertensi

Sub Variabel : Gaya Hidup

Makanan

Obat Tradisional

3.5 Defenisi Konseptual

1) Keluarga merupakan salah satu eleman terkecil dari masyarakat, menjadi sentral

bagi pertumbuhan dan perkembangan individu, sehingga keluarga menjadi salah

satu aspek terpenting dari keperawatan. (Stanhope & lancaster, dalam Susanto

2012)

2) Pengetahuan adalah hasil dari ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca

indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo 2007, hal 143).

3) Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah seseorang

berada di atas angka normal yaitu 120/80 mmHg. Hipertensi adalah factor

penyebab timbulnya penyakit berat seperti serangan jantung,gagal ginjal,dan

stroke (Susilo 2011, hal 21)

30
4) Gaya hidup sehat adalah melakukan aktifitas yang akan membuat kita sehat secara

keseluruhan, termasuk terhindar dari penyakit hipertensi. (Susilo 2011, hal 89)

5) Makanan sehat adalah makanan-makanan yang mengandung kalori dari kebutuhan

nutrisi sesuai dengan keperluan kita. (Susilo 2011, hal 83)

6) Obat tradisional adalah pengobatn terhadap hipertensi yang mengunakan bahan-

bahan alami yang ada di sekitar kita. Pengobatan seperti ini biasa tidak bias secara

langsung, perlu sabar, ketelatenan, dan manfaatnya akan baru kelihatan dalam

jangka panjang. (Susilo 2011, hal 94)

3.6 Definisi Operasional

a. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga

karena adanya hubungan darah, perkawinan dan adopsi.

b. Pengetahuan adalah serangkaian atau kemampuan masyarakat untuk mengungkap

hal – hal yang berhubungan dengan pengetahuan terhadap upaya menurunkan

hipertensi

c. Hipertensi adalah kondisi umum di mana cairan darah dalam tubuh menekan

dinding arteri dengan cukup kuat hingga akhirnya menyebabkan masalah

kesehatan, seperti penyakit jantung.

d. Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukan dalam aktifitas, minat dan

opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk mereflisikan status

sosialnya.

e. Makanan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis

makanan dengan maksud tertentu seperti Mempertahankan kesehatan, status

nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit

31
f. Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun temurun,

berdasarkan resep nenek moyang,adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan

setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Data Primer

Data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber data atau

responden. Data yang diperoleh peneliti melalui kusioner yang diberikan dan diisi

langsung oleh responden.

3.7.2 Data Skunder

Data yang telah tersedia hasil pengumpulan data untuk keperluan tertentu,

yang dapat digunakan sebagai atau seluruhnya sebagai sumber data dan penelitian.

Data yang diperoleh dari instansi terkait tempat dilakukan penelitian, yaitu jumlah

keluarga yang ada dilokasi peneliti. (Supardi 2013, hal 109).

3.8 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dengan model

pertanyaan tertutup sebanyak 20 pertanyaan yang diuraikan berdasarkan sub

variabel antara lain : kuisioner untuk pengetahuan gaya hidup hipertensi sebanyak 8

32
pertanyaan dan pengetahuan pola makan 6 pertanyaan dan obat tradisional sebanyak

6 pertanyaan.

3.9 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara :

1. Penyunting Data (Editing)

Pemeriksaan kembali jawaban respoden pada kuisioner yang mencakup

kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, keseragaman ukuran, dan sebagainya

sebelum diberi kode.

2. Membuat lembaran kode (cooding sheet)

Kegiatan merubah data dalam bentuk huruf pada kuisioner tertutup atau semi

tertutup menurut macamnya menjadi bentuk angka untuk pengolahan data untuk

komputer.

3. Memasukkan Data (data file)

Pembuatan program pengolahan data komputer.

4. Tabulasi (entry data)

Pengetikan kode jawaban respoden pada kuisioner ke dalam program

pengolahan data.

5. Bersihkan data (cleaning data)

Pembersihan data hasil entry data agar terhindar dari ketidaksesuaian dengan

koding jawaban respoden pada kuisioner. (Supardi 2013, hal 110-111)

3.10 Aspek Pengukuran

33
Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap upaya menurunkan

hipertensi., peneliti memberi pertanyaan/quesioner kepada responden, dengan

menggunakan skala gutman, yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat

jelas (tegas) dan konsisten misalnya: yakin-tidak yakin, ya-tidak, benar-salah, positif-

negatif, pernah-belum pernah, setuju-tidak setuju dan lain sebagainya. (Ridwan 2007

hal 20).

Pengukuran Sub-Variabel Penelitian

a. Gaya Hidup

Jumlah pertanyaan 6 dengan total skor 6

Setiap uraian pertanyaan mempunyai 2 pilihan sebagai berikut:

Jawaban benar, nilainya 1.

Jawaban salah, nilainya 0

Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan baik, jika responden menjawab pertanyaan dan memperoleh nilai

3,6-6 dengan persentase 60% – 100%.

b. Pengetahuan tidak baik, jika responden menjawab pertanyaan dan

memperoleh nilai 0-3,5 dengan persentase 0% - 58.33%.

b. Makanan

Jumlah pertanyaan 6 dengan total skor 6

Setiap uraian pertanyaan mempunyai 2 pilihan sebagai berikut:

Jawaban benar, nilainya 1.

Jawaban salah, nilainya0.

34
Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan baik, jika responden menjawab pertanyaan dan memperoleh nilai

3,6-6 dengan persentase 60% – 100%.

b. Pengetahuan tidak baik, jika responden menjawab pertanyaan dan

memperoleh nilai 0-3,5 dengan persentase 0% - 58.33%.

c. Obat tradisional

Jumlah pertanyaan 6 dengan total skor 6

Setiap uraian pertanyaan mempunyai 2 pilihan sebagai berikut:

Jawaban benar, nilainya 1.

Jawaban salah, nilainya 0.

Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan baik, jika responden menjawab pertanyaan dan memperoleh nilai

3,6-6 dengan persentase 60% – 100%.

b. Pengetahuan tidak baik, jika responden menjawab pertanyaan dan

memperoleh nilai 0-3,5 dengan persentase 0% - 58.33%.

Tabel 2 : Pengukuran Sub-Variabel Penelitian

35
N Variabel Jumlah Nilai 1 Nilai % Kriteria Kategor
o Kuision Indikato Interval i
er r
1. Gaya 6 1 3.6-6 60 - 100% Benar Baik
hidup 0 0-3.5 0 – 58.3% Salah T .baik
2. Makanan 6 1 3.6-6 60 - 100% Benar Baik
0 0-3.5 0 – 58.3% Salah T .baik
3. Obat 6 1 3.6-6 60 - 100% Benar Baik
tradisional 0 0-3.5 0 – 58.3% Salah T .baik

36
3.11 Jadwal kegiatan

Tabel 3.2 : Jadwal Kegiatan

NO KEGIATA FEBRUA MARET APRIL MEI JUNI JULI


N RI
1 Pengajuan
judul
2 Survey
awal
3 Menyusun
proposal
4 Pembuatan
quisioner
5 Persentase
proposal
6 Menyiapka
n izin risert
7 Pengumpul
an data
8 Analisa
data /
quisioner
9 Menyusun
hasil dan
pembahasa
n
10 Persentase
laporan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

37
4.1 Profil Lokasi Penelitian

4.1.1. Deskripsi Wilayah

Desa Meranti merupakan wilayah yang terletak di Kecamatan Meranti Kabupaten

Asahan. Desa Meranti Dusun IV memiliki jumlah penduduk sebanyak 713jiwa, dan terdiri

dari 157 kepala keluarga. Masyarakat Desa Meranti mayoritas memiliki suku Jawa sebanyak

70%, dan seluruhnya beragama Islam, dan mayoritas masyarakat Desa Meranti memiliki

pekerjaan sebagai petani sebanyak 60%.

Desa Padang sari memiliki batas – batas wilayah sebagai berikut :

1. Utara berbatasan dengan Desa Sei Beluru

2. Selatan berbatasan dengan Area Kebun

3. Timur berbatasan dengan Desa Serdang

4. Barat berbatasan dengan Desa Sei Beluru

4.2. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian yang telah di lakukan terhadap 60 KK di Dusun IV Desa

Meranti Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan dengan menggunakan kuisioner maka

diketahui karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia


No Usia f %

38
1 25 – 35 8 13,3
2 36 – 45 34 56,7
3 46 – 55 16 26,7
4 56 –65 2 3,3
Jumlah 60 100%

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berusia 36-45

tahun yaitu sebanyak 34 KK (56,7%) dan minoritas responden berusia 56-65 tahun yaitu

sebanyak 2 KK (3,3%). Menurut argumentasi penulis bahwa usia sangat rentan mengalami

penyakit hipertensi karena masa aktif beraktivitas dan mengalami penurunan fungsi sistem

organ dalam tubuh sehingga mudah terserang berbagai jenis penyakit.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan f %
1 SMP 32 53.3
2 SMA 24 40
3 Perguruan Tinggi 4 6,7
Jumlah 60 100%

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan

SMP yaitu sebanyak 32 KK (53.3%) dan minoritas berpendidikan perguruan tinggi sebanyak

4 KK (6,7%). Menurut argumentasi penulis bahwa pendidikan sangat berpengaruh penting

terhadap status kesehatan keluarga misalnya orang yang bependidikan rendah lebih rentan

mengalami suatu penyakit karena kurangnya pengetahuan dalam menjalankan pola hidup

sehat dari pada orang yang berpendidikan tinggi.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Suku

No Suku f %

39
1 Jawa 42 70
2 Batak 18 30
Jumlah 60 100%

Berdasarkan hasil penelitian dikethui bahwa mayoritas responden memiliki suku

Jawa sebanyak 42 KK (70%) dan minoritas responden memiliki suku Batak sebanyak 14 KK

(30%). Menurut argumentasi penulis bahwa suku merupakan salah satu faktor penyebab

masalah kesehatan seseorang yang berhubungan dengan adat istiadat seperti kebiasaan suku

Batak yang sering meminum minuman keras contohnya tuak aren, menkonsumsi asin-asin.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan f %
1 Petani 23 38.33
2 Pengusaha 15 25
3 wiraswasta 18 30
4 Pegawai Negri Sipil 4 6.67
Jumlah 60 100%

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden yang

memiliki pekerjaan sebagai Petani sebanyak 23 KK (38.33%) dan minoritas

responden memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negri Sipil sebanyak 4 KK (6.67%).

Menurut argumentasi penulis bahwa pekerjaan sangat berpengaruh terhadap status

kesehatan seseorang misalnya seorang petani yang sibuk kerja seharian dan istirahat

yang tidak cukup akan sangat rentan terkena penyakit . Hal ini didukung oleh waluyo

(2001 : 3) karena mereka hidupnya tidak teratur, kurag istirahat, makannya

amburadul. Kemungkinan juga minum minuman keras atau min um obat-obat kuat

disaat stamina tubuh menurun lantaran lelah bekerja yang tak kenal waktu.

4.2.1. Distribusi frekuensi Kuisioner

40
a. Aspek Gaya Hidup

Tabel 4.5.Distribusi frekuensi responden berdasarkan gaya hidup hipertensi melalui


berjalan 10.000 langkah perhari

No Uraian f %

1 Benar 38 63.3
2 Salah 22 36.7
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian bahwa mayoritas responden menyatakan “Benar”

sebanyak 38 KK (63.3%). Mayoritas tahu bahwa dengan kebiasaan berjalan / gerak jalan pagi

dan sore hari dapat membantu penurunan hipertensi.

Menurut argumentasi penulis bahwa 10.000 langka perhari merupakan aktifitas fisik

yang paling bisa dilakukan semua orang dan beberapa penelitian sudah menunjukkan

manfaatnya sehingga tidak ada alasan untuk menolak aktivitas jenis ini. Hal ini di dukung

oleh Nurrahmi, (2014 : 400) bahwa 10.000 langka perhari dapat menurunkan

hipertensi/tekana darah.

Tabel 4.6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan gaya hidup hipertensi melalui
mengurangi diri dari stress dan emosi negatif

No Uraian f %
1 Benar 26 43.3
2 Salah 34 56.7
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Salah” sebanyak 34 KK (56.7%). Mayoritas tidak tahu dikarenakan respoden tidak pernah

41
mendapatkan informasi bahwa dengan mengurangi emosi dan stress berlebihan dapat

membantu penurunan hipertensi.

Menurut argumentasi penulis bahwa stress dan emosi negatif dapat menyebabkan

seseorang merasa tertekan dalam hidupnya. Pada tingkat tertentu, stress adalah stimulasi yang

baik bagi seseorang untuk berkembang. Namun stres bias menjadi awal malapetakah jika

tingkatanya sangat tinggi dan seseorang tidak dapat lagi menghadapinya, apalagi jika

dibarengi dengan sebuah vonis penyakit mematikan. Hal ini di dukung oleh Nurrahmi,

(2014 : 382) bahwa berdamai dengan emosi terutama emosi negatif dapat mencegah

kekambuhan hipertensi, adapun teknik pengendalian emosi seperti teknik nafas dalam, yoga,

meditasi,atau yang lainya.

Tabel 4.7. Distribusi frekuensi responden berdasarkan gaya hidup hipertensi melalui
manfaat senam atau olahraga

No Uraian f %
1 Benar 42 70
2 Salah 18 30
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Benar” sebanyak 42 KK (70%) Mayoritas tahu bahwa dengan kebiasaan senam dan

olahraga pagi dan sore hari dapat membantu penurunan hipertensi.

Menurut argumentasi penulis bahwa senam atau olahraga dapat menjaga kesehatan

fisik dan dapat menurunkan kinerja jantung atau menurunkan tekanan darah. Hal ini di

dukung oleh Nurrahmi, (2014 : 410) bahwa senam dan olahraga bermanfaat untuk kesehatan

fisik dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

Tabel 4.8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan gaya hidup hipertensi melalui
mendengarkan musik

42
No Uraian f %
1 Benar 20 33,3
2 Salah 40 66,7
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Salah” sebanyak 40 KK (66.7%) Mayoritas tidak tahu dikarenakan respoden tidak pernah

dengar informasi bahwa mendengarkan musik dapat membantu menurunkan hipertensi.

Menurut argumentasi penulis bahwa terapi musik adalah sebuah rangsangan

pendengaran yang terorganisir yang terdiri atas melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk, dan

gaya. Music memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan ketidakmampuan yang di

alami oleh setiap orang. Ketika musik di aplikasikan menjadi sebuah terapi, music dapat

meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, social, dan

spiritual dari setiap individu. Hal ini di dukung oleh Nurrahmi, (2014 : 416) bahwa terapi

musik dapat memulihkan dan memelihara kesehatan fisik, adapun contoh musik klasik dan

musik instrumental.

Tabel 4.9. Distribusi frekuensi responden berdasarkan gaya hidup hipertensi melalui
humor memberikan kesehatan fisik

No Uraian f %
1 Benar 26 43.3
2 Salah 34 56.7
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Salah” sebanyak 34 KK (56.7%). Mayoritas tidak tahu dikarenakan respoden tidak pernah

dengar informasi bahwa lulucon ataupun tertawa dapat menjaga kesehatan fisik dan

membantu menurunkan hipertensi.

43
Menurut argumentasi penulis bahwa Manfaat humor bagi kesehatan fisik yaitu

meningkatkan fungsi imun tubuh, mengoptimalkan system kardiovaskular, meruduksi

hormone stress, mengurangi nyeri, dan menjadikan otot lebih rilek. Tertawa memiliki efek

yang sama dengan latihan aerobi; meningkatkan aliran darah dan menstimulasi jantung dan

aliran darah. Frekuensi tertawa dapat menurunkan ketegangan otot atau merelaksasikan

sekumpulan otot setelah 45 menit dan dapat mengatur episode nafas dalam. Hal ini di dukung

oleh Nurrahmi, (2014 : 418) bahwa humor merupakan salah satu untuk menurunkan tekanan

darah tinggi.

Tabel 4.10. Distribusi frekuensi responden berdasarkan gaya hidup hipertensi dengan
cara mengurangi kebiasaan merokok dan minuman keras

No Uraian f %
1 Benar 54 90
2 Salah 6 10
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Benar” sebanyak 54 KK (90%). Mayoritas tahu bahwa dengan mengurangi kebiasaan buruk

seperti meminum-minuman alkohol, merokok secara berlebihan dapat menjaga kesehatan

tubuh dan dapat mencegah terjadinya tekanan darah yang lebih tinggi.

Menurut argumentasi penulis bahwa merokok meningkatkan tekanan darah melalui

mekanisme pelepasan norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergic yang dipacu oleh

nikotin, Alkohol juga membuat kita kecanduan yang akan sangat menyulitkan untuk lepas.

Menghentikan kebiasaan menkonsumsi alkohol sangatlah baik, tidak hanya bagi hipertensi

kita tetapi juga untuk kesehatan kita secara keseluruhan. Hal ini di dukung oleh Susilo, (2011

: 60) bahwa mengurangi kebiasaan merokok dan minuman keras dapat menjaga kesehatan

kita secara keseluruhan.

44
b. Aspek Makanan

Tabel 4.11. Distribusi frekuensi responden berdasarkan makanan hipertensi dengan


cara mengurangi konsumsi garam dan penyedab berlebihan

No Uraian f %
1 Benar 35 58.3
2 Salah 25 41,7
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Benar” sebanyak 35 KK (58.3%). Mayoritas tahu bahwa dengan mengurangi konsumsi

garam dalam makanan dapat mencegah hipertensi yang lebih tinggi.

Menurut argumentasi penulis bahwa konsumsi garam dan penyedab dengan melebehi

batas normal, maka garam akan menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh sehingga

dapat meningkatkan volume dan tekanan darah. Hal ini di dukung oleh Susilo, (2011 : 78)

bahwa mengurangi konsumsi garam dan penyedab berlebihan untuk dapat menjaga kesehatan

kita secara keseluruhan.

Tabel 4.12. Distribusi frekuensi responden berdasarkan makanan hipertensi dengan


cara membatasi makanan berlemak

No Uraian f %
1 Benar 33 55
2 Salah 27 45
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

45
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Benar” sebanyak 33 KK (55%). Mayoritas tahu bahwa dengan membatasi makanan yang

mengandung kolesterol/lemak tinggi dapat mencegah terjadinya hipertensi.

Menurut argumentasi penulis bahwa makanan berlemak yang berlebihan dalam darah

dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah, hal ini dapat

membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Hal ini

di dukung oleh Susilo, (2011 : 62) bahwa membatasi makanan berlemak dapat menjaga

kesehatan dan mencegah terjadinya hipertensi lebih tinggi.

Tabel 4.13. Distribusi frekuensi responden berdasarkan makanan hipertensi melalui


mengkonsumsi buahan segar

No Uraian f %
1 Benar 54 90
2 Salah 6 10
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Benar” sebanyak 54 KK (90%). Mayoritas tahu bahwa dengan menkonsumsi buah-buahan

yang segar dapat menjaga kesehatan tubuh dan menurunkan hipertensi.

Menurut argumentasi penulis bahwa menkonsumsi buah-buahan segar selain kaya

serat dan mineral penting, kelompok makanan ini mengandung zat fitkomia yang bermanfaat

mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler dan kanker.. Hal ini di dukung oleh Nurahhmi,

(2014 : 444) bahwa menkonsumsi buah-buahan segar sangat bermaanfaat untuk kesehatan

jantung.

Tabel 4.14. Distribusi frekuensi responden berdasarkan makanan hipertensi melalui


mengkonsumsi sayuran hijau

No Uraian f %

46
1 Benar 28 46.7
2 Salah 32 53.3
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Salah” sebanyak 32 KK (53.3%). Mayoritas tidak tahu dikarenakan bahwa respoden tidak

mengetahui sayuran hijau dapat mengurangi hipertensi.

Menurut argumentasi penulis bahwa mengkonsumsi sayuran hijau selain kaya serat

dan mineral yang bermanfaat untuk menurunkan tekan darah, kalium bekerja mengatur

keseimbangan jumlah natrium dalam sel, kalsium dan magnesium bermanfaat secara tidak

langsung untuk membantu mengendalikan hipertensi. Hal ini di dukung oleh Nurahhmi,

(2014 : 443) bahwa menkonsumsi sayuran hijau sangat bermaanfaat untuk kesehatan jantung.

Tabel 4.15. Distribusi frekuensi responden berdasarkan makanan hipertensi melalui


menghidari makanan siap saji

No Uraian f %
1 Benar 28 46.7
2 Salah 32 53.3
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Salah” sebanyak 32 KK (53.3%) Mayoritas tidak tahu dikarenakan bahwa respoden tidak

pernah mendengar informasi tentang dampak makanan siap saji.

Menurut argumentasi penulis bahwa makanan siap saji mengandung sodium dan

natrium yang berpengaruh terhadap tubuh, ketika mengkonsumsi sodium dan natrium

berlebihan, maka tingkat garam dan cairan dalam tubuh tidak seimbang sehingga terjadi

penumpukan mineral dalam darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat. Hal ini di

dukung oleh Nurahhmi, (2014 : 445) bahwa makanan siap saji dapat terjadi kekambuhan

47
tekanan darah tinggi. Adapun contoh makanan siap saji: kecap, mie instan, sup kalengan, dan

macam-macam snack.

Tabel 4.16. Distribusi frekuensi responden berdasarkan makanan hipertensi dengan


membatasi minuman bersoda

No Uraian f %
1 Benar 37 61.7
2 Salah 23 38.3
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Benar” sebanyak 37 KK (61.7%). Mayoritas tahu bahwa dengan cara mengurangi

kebiasaan minuman bersoda dapat menjaga kesehatan fisik.

Menurut argumentasi penulis bahwa minuman bersoda mepunyai kandungan gula

yang tinggi dalam minuman bersoda bisa membahayakan kesehatan hipertensi dan bisa

menyebabkan tensi darah dan membuat mengalami serangan jantung. Hal ini di dukung oleh

Nurahhmi, (2014 : 445) bahwa membatasi minuman bersoda sangat penting bagi penderita

hipertensi.

c. Aspek Obat Tradisional

Tabel 4.17. Distribusi frekuensi responden berdasarkan obat tradisional hipertensi


melalui daun seledri

No Uraian f %
1 Benar 37 61.7
2 Salah 23 38.3

48
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Benar” sebanyak 37 KK (61.7%). Mayoritas tahu di karenakan respoden pernah dengar

tentang informasi tentang khasiat daun seledri yang dapat membantu menurunkan hipertensi.

Menurut argumentasi penulis bahwa Seledri terbukti berhasil menurunkan tekanan

darah tinggi karena aktivitasnya sebagai calcium anatgonis yang berpengaruh pada tekanan

darah. Ini artinya senyawa aktif dalam seledri bekerja pada reseptor pembuluh darah yang

akhirnya memberi efek relaksasi. Hal ini di dukung oleh Nurrahmi, (2014 : 430) bahwa daun

seledri berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Tabel 4.18. Distribusi frekuensi responden berdasarkan obat tradisional hipertensi


melalui buah mengkudu

No Uraian f %
1 Benar 19 31.7
2 Salah 41 68.3
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Salah” sebanyak 41 KK (68.3%). Mayoritas tidak tahu dikarenakan bahwa respoden tidak

pernah mendengar tentang khasiat buah mengkudu.

Menurut argumentasi penulis bahwa buah mengkudu mempunyai kandungan

scopoletin yang mampu terbukti berhasil menurunkan tekanan darah tinggi. Hal ini di

dukung oleh Nurrahmi, (2014 : 431) bahwa buah mengkudu berkhasiat untuk menurunkan

tekanan darah tinggi.

Tabel 4.19. Distribusi frekuensi responden berdasarkan obat tradisional hipertensi


melalui buah blimbing wuluh

49
No Uraian f %
1 Benar 16 26.7
2 Salah 44 73.3
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Salah” sebanyak 44 KK (73.3%) Mayoritas tidak tahu dikarenakan bahwa respoden cuma

hanya pernah mendengar tentang khasiat daunnya saja.

Menurut argumentasi penulis bahwa buah blimbing wuluh paling tidak memenuhi

syarat sebagai dieretik, menghilangkan rasa sakit (analgetik), memperbanyak mengeluarkan

empedu, antiradang, dan astrigent. Kandungan kalium sitrat didalam buahnya merangsang

pengeluaran cairan dalam tubuh yang tadinya diikat oleh garam. Jika proses pengeluaran

kemih lancar otomatis tekanan darah turun. Hal ini di dukung oleh Nurrahmi, (2014 : 434)

bahwa blimbing wuluh berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Tabel 4.20. Distribusi frekuensi responden berdasarkan obat tradisional hipertensi


melalui buah mentimun

No Uraian f %
1 Benar 39 65
2 Salah 21 35
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

50
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Benar” sebanyak 39 KK (65%). Mayoritas tahu di karenakan respoden pernah mendapatkan

penyuluhan tentang khasiat buah mentimun yang dapat membantu menurunkan hipertensi.

Menurut argumentasi penulis bahwa buah mentimun terbukti mentimun dapat

menurunkan tekanan darah. Kandungan air yang mencapai 90% di dalam mentimun, serta

kalum yang tinggi akan mengeluarkan garam dari tubuh. Hal ini di dukung oleh Nurrahmi,

(2014 : 435) bahwa mentimun berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Tabel 4.21. Distribusi frekuensi responden berdasarkan obat tradisional hipertensi


melalui buah anggur di makan dengan bijinya

No Uraian f %
1 Benar 36 60
2 Salah 24 40
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Benar” sebanyak 36 KK (60%). Mayoritas tahu di karenakan respoden pernah melihat di

salah satu stasiun televisi tentang khasiat buah anggur dimakan dengan bijinya yang dapat

menurunkan hipertensi dan menjaga kesehatan.

Menurut argumentasi penulis bahwa buah anggur di makan dengan bijinya, Mengigat

di dalam biji anggur terdapat senyawa polifenol yang dapat melebarkan pembuluh darah

sehingga tekanan darah membaik. Anggur juga mengandung vitamin e, flavonoid, asam

linoleat dan prosianidin yang di duga dapat membantu menyeimbangkan tekanan darah. . Hal

ini di dukung oleh Nurrahmi, (2014 : 435) bahwa buah anggur di makan dengan bijinya

berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Tabel 4.22. Distribusi frekuensi responden berdasarkan obat tradisional hipertensi


melalui khasiat buah tomat, bawang putih, dan bawang merah

51
No Uraian f %
1 Benar 16 26.7
2 Salah 44 73.3
Jumlah 60 100%
Sumber : Hasil Penelitian Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan

“Salah” sebanyak 44 KK (73.3%) dan minoritas menyatakan “Benar” sebanyak 16 KK

(26.7%). Mayoritas tidak tahu dikarenakan bahwa respoden belum pernah mendengar

informasi tentang khasiat buah tomat, bawang putih, dan bawang merah yang dapat

menurunkan hipertensi.

Menurut argumentasi penulis bahwa buah tomat mempunyai kandungan asam amino

Gamma-amino butyric (GABA) pada tomat bermanfaat menurunkan tekanan darah, Bawang

putih dapat mencegah atherosklerosis, antikoagulan (menghacurkan pengumpalan darah),

menurunkan hipertensi, menurunkan kolesterol tinggi, dan menambah sisitem kekebalan

tubuh, minyak esensial pada bawang merah di anggap paling efektif untuk menurunkan

tekanan darah. Hal ini di dukung oleh Nurrahmi, (2014 : 437) bahwa buah tomat, bawang

putih, dan bawang merah berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

4.3. Kategori Gaya Hidup

Tabel 4.23. Aspek pengukuran berdasarkan upaya menurunkan hipertensi melalui


gaya hidup
No
T.Skor Responden Hasil Keterangan
kuis
1 38 60 0,63 Rumus
2 26 60 0,43 Hasil Total Skor
3 42 60 0,7 Responden
4 20 60 0,33 Total hasil x 100%
5 26 60 0,43 Bobot Maximal
Maka :
6 54 60 0,9

52
3.42 x 100% = 57%
6
(Kategori TIDAK BAIK)
Ʃ 3.42
Hasil Perhitungan Agustus 2015
Dari tabel Aspek pengukuran terhadap aspek gaya hidup di Dusun IV Desa Meranti

Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan diperoleh hasil kuantitatif sebanyak 3.42 (57%),

sehingga dapat diartikan bahwa pengetahuan keluarga tentang proses upaya menurunkan

hipertensi dari aspek gaya hidup termasuk dalam kategori “Tidak Baik” yang mencakup :

1. 56.7% responden tidak mengetahui bahwa upaya menurunkan hipertensi dapat

terjadi melalui mengurangi diri dari stress dan emosi negatif

2. 66.7% responden tidak mengetahui bahwa upaya menurunkan hipertensi dapat

terjadi melalui terapi musik.

3. 56.7% responden tidak mengetahui bahwa upaya menurunkan hipertensi dapat

terjadi melalui gaya hidup humor memberikan kesehatan fisik.

4.3. Kategori Makanan

Tabel 4.24. Aspek pengukuran berdasarkan upaya menurunkan hipertensi


melalui makanan

No
T.Skor Responden Hasil Keterangan
kuis
1 35 60 0,58 Rumus
2 33 60 0,55 Hasil Total Skor
3 54 60 0,9 Responden

53
4 28 60 0,46 Total hasil x 100%
5 28 60 0,46 Bobot Maximal
6 37 60 0.61 Maka :

9.56 x 100% = 59.33%


6
(Kategori BAIK)
Ʃ 3.56
Hasil Perhitungan Agustus 2015
Dari tabel Aspek pengukuran terhadap aspek makanan di Dusun IV Desa Meranti

Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan diperoleh hasil kuantitatif sebanyak 3.56 (59.33%),

sehingga dapat diartikan bahwa pengetahuan keluarga tentang proses upaya menurunkan

hipertensi dari aspek makanan termasuk dalam kategori “Baik” yang mencakup :

1. 58.3% responden mengetahui bahwa upaya menurunkan hipertensi dapat terjadi

melalui makanan dengan cara mengurangi konsumsi garam dan penyedab

berlebihan.

2. 55%% responden mengetahui bahwa upaya menurunkan hipertensi dapat terjadi

melalui makanan dengan cara membatasi makanan berlemak.

3. 90% responden mengetahui bahwa upaya menurunkan hipertensi dapat terjadi

melalui makanan dengan cara menkonsumsi buah-buahan segar.

4. 61.7% responden mengetahui bahwa upaya menurunkan hipertensi dapat terjadi

melalui makanan dengan cara menbatasi minuman bersoda.

4.3. Kategori Obat Tradisional

Tabel 4.25. Aspek pengukuran berdasarkan upaya menurunkan hipertensi


melalui obat tradisional

54
No
T.Skor Responden Hasil Keterangan
kuis
1 37 60 0,61 Rumus
2 19 60 0,31 Hasil Total Skor
3 16 60 0,26 Responden
4 39 60 0,65 Total hasil x 100%
5 36 60 0,6 Bobot Maximal
Maka :
6 16 60 0,26
8.68 x 100% = 44,83%
12
(Kategori TIDAK BAIK)
Ʃ 2.69
Hasil Perhitungan Agustus 2015
Dari tabel Aspek pengukuran terhadap aspek obat tradisional di Dusun IV Desa Meranti

Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan diperoleh hasil kuantitatif sebanyak 2.69 (44.83%),

sehingga dapat diartikan bahwa pengetahuan keluarga tentang proses upaya menurunkan

hipertensi dari aspek obat tradisional termasuk dalam kategori “Tidak Baik” yang mencakup :

1. 68.3% responden tidak mengetahui bahwa upaya menurunkan hipertensi dapat

terjadi melalui obat tradisional dengan cara menkonsumsi buah mengkudu.

2. 73.3% responden tidak mengetahui bahwa upaya menurunkan hipertensi dapat

terjadi melalui obat tradisional dengan cara menkonsumsi blimbing wuluh

3. 73.3% responden tidak mengetahui bahwa upaya menurunkan hipertensi dapat

terjadi melalui obat tradisional dengan cara menkonsumsi buah tomat, bawang

putih, dan bawang merah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

55
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengetahuan

Keluarga Tentang Upaya Menurunkan Hipertensi Di Dusun IV Desa Meranti

Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

a. Pengetahuan keluarga tentang proses gaya hidup hipertensi termasuk dalam

kategori tidak baik, dimana diperoleh hasil kuantitatif sebesar 3.42 (57%),

Mayoritas responden tidak mengetahui tentang upaya menurunkan hipertensi

melalui melalui melalui mengurangi diri dari stress dan emosi negatif, melalui

terapi musik., melalui gaya hidup humor memberikan kesehatan fisik.

b. Pengetahuan kelurga tentang proses makanan hipertensi termasuk dalam

kategori baik dimana diperoleh hasil kuantitatif sebesar 9.56 (79.66%).

Mayoritas responden mengetahui tentang upaya menurunkan hipertensi

melalui makanan dengan cara mengurangi konsumsi garam dan penyedab

berlebihan, melalui makanan dengan cara membatasi makanan berlemak,

melalui makanan dengan cara menkonsumsi buah-buahan segar, melalui

makanan dengan cara menbatasi minuman bersoda.

c. Pengetahuan kelurga tentang proses obat tradisional hipertensi termasuk

dalam kategori tidak baik dimana diperoleh hasil kuantitatif sebesar 2.69

(44.83%), Mayoritas responden tidak mengetahui tentang upaya menurunkan

hipertensi melalui obat tradisional dengan cara menkonsumsi menkonsumsi

buah mengkudu, buah blimbing wuluh, buah tomat, bawang putih, dan

bawang merah.

5.2. Saran

56
Dari kesimpulan diatas, dapat disarankan kepada beberapa pihak antara lain :

a. Bagi Responden

Diharapkan agar responden dapat menambah informasi kesehatan khususnya tentang

upaya menurunkan hipertensi, baik melalui petugas kesehatan setempat maupun media

informasi lain, seperti media cetak maupun media elektronik.

b. Bagi Instansi Kesehatan

Diharapkan pada petugas kesehatan setempat (Tim Tenaga Puskesmas) dapat

memberikan informasi berupa penyuluhan kesehatan, khususnya tentang proses menurunkan

hipertensi

c. Bagi Instituti Pendidikan

Diharapkan kepada mahasiswa/I untuk lebih mendalami penelitian tentang hepatitis

dengan adanya hasil penelitian ini sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, 2009, Buku Saku Patofisiologi, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

57
Nurrahmani, 2014, Stop Diabetes Hipertensi Kolesterol Tinggi Jantung Koroner,
Yogyakarta, Istana Media
Notoatmodjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta, Rineka Cipta
Riduwan, Dkk, 2007, Rumusan Dan Data Analisa Statistik, Bandung, Alfabeta.
Supardi, 2013, Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta, CV.trans info media
Susanto, 2012, Buku Ajar Keperwatan Keluarga, Jakarta, CV.trans info media
Susilo, 2011, Cara Jitu Mengatasi Hipertensi, Jogyakarta, CV.Andi ofsse

58

Anda mungkin juga menyukai