Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI

Disusun Oleh:

Poniyem

G1B120046

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin


meningkatnya angaka harapan hidup penduduk. Angka harapan hidup (AHH)
dari 61,3 tahun pada tahun 1992 (BPS) menjadi 73,6 tahun pada tahun 2022. 1
Kondisi ini menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari
tahun ke tahun. Menurut PBB Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah
penduduk lansia terbanyak ke-8 di dunia.2 World Health Organisation (WHO)
mengatakan lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas.
Lansia dibagi dalam beberapa kategori yaitu 45-59 usia pertengahan (middle
age), lanjut usia 60-74 (elderly), lanjut usia tua 75-90 (old), dan 90 ke atas (very
old).3

Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki


tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia akan
terjadi suatu proses yang disebut aging process atau poses penuaan. Seiring
betambahnya usia, lansia akan mengalami perubahan fungsi fisiologis,
fungsional, kognitif dan psikologis.3 Peruahan-perubahan ini bisa menimbulkan
permasalahan pada lansia terutama masalah fisik sering dihubungkan dengan
masalah kardiovaskuler antara lain: hipertensi, angina pektoris, infarj
miokardium, dan cedera serebrovaskuler.4

Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu


kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah
sistolik >140 mmhg atau tekanan darah diastolic >90 mmhg) yang menetap. 5
Hipertesi merupakan penyakit yang banyak diderita di seluruh dunia, hipertensi
termasuk satu diantara penyakit tidak menular (PTM) dan sebagai pembunuh
diam-diam (silent killer). Hipertensi pada lansia merupakan hal yang sering
ditemukan karena sebagian besar lansia berisiko hipertensi. 6 WHO mencatat ada
1,13 miliar orang yang ada di seluruh dunia terkena hipertensi. 7 Kurang lebih ada
60 juta orang yang terkena hipertensi di Amerika Serikat atau 1: 6 juta orang
yang terkena hipertensi. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, menunjukkan jumlah
keseluruhan kasus hipertensi di Indonesia adalah 63.309.620 orang. 8 Di Provinsi
Jambi sendiri, hipertensi masuk ke dalam 10 penyakit terbanyak di puskesmas
provinsi jambi pada tahun 2018. Yang mana untuk datanya sendiri yaitu
hipertensi berada di posisi ke 3 dengan nilai (14,47%). Nilai ini dibawah penyakit
nasopharingitis akut (20,57%) dan infeksi saluran napas atas (15,43%). 9
Sedangkan di Kota Jambi, hipertensi termasuk penyakit urutan pertama dari 17
jenis penyakit di Kota Jambi. Menurut hasil survey data awal pada tanggal 04
Oktober 2023 di Panti Sosial Tresna Werda Budi Luhur Jambi bahwa populasi
lansia berjumlah 66 orang, kemudian dari hasil wawancara didapatkan jumlah
pasien hipertensi pada tahun 2023 yaitu 25 orang lansia, dari total kesekuruhan
jumlah pasien hipertensi yang ada di Panti Sosial Tresna Werda Budi Luhur
Jambi. Dimana diantaranya berkisaran usia 60-74 tahun sebanyak 12 pasien, usia
75-90 tahun 11 pasien, dan di atas usia 91 tahun sebanyak 2 pasien.

Hipertensi apabila tidak segera ditangani akan mengakibat banyak organ


tubuh yang akan mengalami komplikasi, seperti penyakit jantung koroner, gagal
jantung, stroke, penyakit ginjal kronis, gangguan retina, serta penyakit pembuluh
darah perifer.10 Agar tidak terjadi komplikasi pada penderita hipertensi, perlu
adanya pengontrolan tekanan darah serta perubahan perilaku gaya hidup. Secara
umum pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu farmakologis dan non-
farmakologis. Farmakologis yaitu dengan obat-obatan anti hipertensi, dalam
laporan Duthie dan Katz menyebutkan penggunaan obat terus menerus dapat
menimbulkan beberapa kerugian, seperti efeksamping obat, efek ketergantungan,
dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Untuk pengobatan non-farmakologis
ada beberapa metode terapi yang disarankan guna untuk menurunkan tekanan
darah pada pasien lansia seperti terapi modalitas termasuk terapi otot progresif,
latihan yoga, terapi musik, terapi rendam air hangat, dan terapi tertawa.11

Terapi tertawa adalah salah satu dari sekian banyak metode pengobatan non-
farmakologis yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi. Terapi tertawa mudah diaplikasikan, terbilang terapi yang
sederhana, aman, dan sangat mudah di pelajari. Manfaat terapi tertawa dapat
meningkatkan sirkulasi darah dengan meningkatkan oksigenasi paru-paru dan
menghasilkan endorfin serta serotonin, yang mirip dengan morfin dan melatonin
alami tubuh (system kekenalan alami dalam tubuh). Ketiga senyawa ini
mengakomodasi otak merasa lebih tenang karena bermanfaat untuk memberikan
ketenangan serta kenyamanan. Senyum di wajah atau tertawa yang diwujudkan
melalui mulut akan memperlihatkan kesan perasaan hati yang gembira, yang
akan mengakomodasi pelebaran pembuluh darah, meningkatkan elastisitas
pembuluh darah, serta memperlancar aliran darah.10

Terapi tertawa, menjadi pengobatan alternatif non-farmakologis, yang


memiliki efek positif pada kesejahteraan fisiologis. Terapi tertawa 5-10 menit
secara fisiologis mengurangi tingkat hormon stress, meningkatkan tingkat
hormon kesehatan seperti endorfin dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Adapun efek mental dari terapi tertawa, membantu mengurangi perasaan tidak
menyenangkan seperti ketegangan, kecemasan, kebencian dan kemarahan. 12

Penelitian yang dilakukan oleh Dominggas Bete, Mizam Ari Kurniyanti, dan
Senditya Indah Mayasari pada tahun 2022 yaitu tentanng “Terapi Tertawa
Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi” ditemukan hasil
bahwa terdapat penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi sebelum
dan sesudah diberi intervensi terapi tertawa pada lansia dengan nilai kemaknaan
p=0,000(p<0,05).10
Penelitian yang dilakukan oleh Diah Jerita Eka Sari, Dkk pada tahun 2022
yaitu membahas tentang “Pemerapan Terapi Tertawa Pada Lansia dengan
Hipertensi Di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya” ditemukan bahwa terapi
tertawa menunjukkan hasil yang efektif untuk menurunkan tekanan darah pada
lansia baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolok.13

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini “Adakah Hubungan Terapi Tertawa Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Pada penelitian ini bertujuan untuk menerapkan terapi tertawa sebagai


terapi komplementer hipertensi pada lansia dan mengetahui apakah ada
Hubungan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Penderita Hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui rata-rata tekanan darah sistolik sebelum (pre) dan


sesudah (post) setelah dilakuakan terapi tertawa pada lansia penderita
hipertensi
2. Untuk mengetahui rata-rata tekanan darah diastolik sebelum (pre) dan
sesudah (post) setelah dilakukan terapi tertawa pada lansia penderita
hipertensi
3. Untuk mengetahui hubungan terapi tertawa terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan


sumber referensi tentang hubungan terapi tertawa terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Penelitian ini juga dapat
menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti dan peneliti selanjutnya

Penelitian ini mempunyai manfaat yaitu salah satu ilmu yang didapat
oleh peneliti tentang hipertensi, serta menambah wawasan dan pengalaman
dibidang penelitian lain yang dilakukan baik yang sejenis dan lebih khusus.

2. Bagi Institusi

Menambah wawasan pada mahasiswa untuk mengetahui hubungan


terapi tertawa terhadap tekanan darah pada lansia pederita Hipertens.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi atau


acuan untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.
Dafrat Pustaka :

1. Badan pusat statistic,2022. Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia.


https://dataindonesia.id/varia/detail/angka-harapan-hidup-penduduk
indonesia-meningkat-pada-2022
2. Dinas Sosial. Hari Lanjut Usia Nasional Tahun 2021. (Menjadi Lanjut
Usia Bahagia Sejahtera Dimanapun Kapanpun). Dinas Sosial Provinsi
Riau
3. World Health Organization. 2017. A Global Brief on Hypertension : Silent
Killer Global Public Health Crisis.
4. Raudhoh, S., & Pramudiani, D. (2021). Lansia Asik, Lansia Aktif, Lansia
Poduktif. Medical Dedication (Medic): Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat FKIK UNJA, 4(1), 126-130.
5. Guidelines Subcommittee. World Health Organization-International
Society of hypertension guidelines for the management of hypertension. J
Hypertens 1999;17:151-83.
6. Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Kementrian
Kesehatan RI, 1-5.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/
infodatin-hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf
7. WHO.World Health Statistic Resport 2015 : World Health
Organization;2015
8. Kementerian Kesehatan RI. Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap
masyarakat. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI.
2019. (diakses pada tanggal 5 November 2020) dilihat pada URL:
https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-
paling-banyak-diidap-masyarakat.html
9. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Profil Kesehatan Provinsi Jambi. 2018;
10. Bete, D., Kurniyanti, M. A., & Mayasari, S. I. (2022). Terapi Tertawa
terhadap Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi. Jurnal
Keperawatan, 14(3), 719-730.
11. Wahyudi, W. T., Aprianti, Y., & Hermawan, D. (2021). Pemberian Terapi
Tertawa Terhadap Klien Hipertensi Untuk Menurunkan Hipertensi Di
Desa Blambangan Umpu Kabupaten Waykanan Lampung. Jurnal
Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 4(4), 832-837.
12. Rohma, N. M., Sari, R. M., & Andayani, S. (2023). Terapi Tawa pada
Lansia. Journal of Telenursing (JOTING), 5(1), 254-262.
13. Sari, D. J. E., Chasana, T. A., Agustin, T. C., & Putri, N. N. D. (2022).
Penerapan Terapi Tertawa Pada Lansia Dengan Hipertensi di Panti
Werdha Hargo Dedali Surabaya. VOLUNTEER, 1(2), 85-94.

Anda mungkin juga menyukai