BAB 1
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu masalah besar dan serius diseluruh dunia,
stroke dan tuberkulosis (Arora, 2008. Dari seluruh populasi yang terserang
hipertensi hanya 1/3nya saja yang sudah terdiagnostik, sedangkan 2/3nya tidak
kongestif, bila mengenai otak terjadi stroke, ensevalopati hipertensif, dan bila
mengenai ginjal terjadi gagal ginjal kronis, sedangkan bila mengenai mata akan
penderita karena kualitas hidupnya rendah terutama pada kasus stroke, gagal
Menurut WHO (2013), di kawasan Asia Tenggara populasi lansia pada tahun 2000
sebesar 7,4% dari total populasi atau sekitar 5.300.000 jiwa, mengalami
peningkatan menjadi 9,77% dari total populasi atau sekitar 24.000.000 jiwa pada
tahun 2010, dan diperkirakan jumlah lansia terus meningkat mencapai 11,34% atau
sekitar 28.800.000 jiwa pada tahun 2020. Demikian halnya yang terjadi di
22.4 juta jiwa atau setara dengan 8,69% dari seluruh penduduk Indonesia, dan pada
2
tahun 2013 adalah hipertensi (57,6%), artritis (51.9%), Stroke (46,1%), masalah
gigi dan mulut (19,1%), penyakit paru obstruktif menahun (8,6% dan diabetes
melitus (4,8%).
yang tidak menular, yaitu sebesar 262.327 atau 58,29% (Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah 2017). Berdasarkan surve data awal peneliti yang dilakukan pada
tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik >90 mmHg, upaya untuk
obat anti hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi sendiri dapat dilakukan dalam dua
kategori yaitu farmakologis dan non farmakologis, salah satu terapi non
tertawa, tindakan ini mampu merangsang pelepasan opiat endogenous atau yang
3
sering disebut dengan endorfin. Manfaat endorfin yaitu membuat relaksasi yang
dengan kondisi relaks juga akan membuat denyut jantung menjadi normal. Terapi
humor dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan melihat film lucu,
mendengarkan kelompok lawak, melihat kartun, komik dan karikatur yang lucu
serta membaca kumpulan cerita lucu (Doulau, 2004). Humor pada dasarnya
(tension) serta berkurangnya perasaan cemas (anxiety). Hal tersebut akhirnya akan
bahwa individu mengalami healing dalam menjalani proses terapi (Martin, 2010).
darah pada pasien yang akan menjalani hemodialisa. (Mostag At All 2016) Terapi
humor efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada klien dengan hipertensi.
Terapi humor juga tergolong terapi yang murah dan aman karena penggunaannya
dapat dilakukan bersamaan dengan terapi farmakologis dan tidak akan menggangu
Berdasarkan latar belakang di atas, terapi humor dengan media film komedi
negatif. Terapi Humor dengan melihat film komedi untuk menurunkan tingkat
tekanan darah belum terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia yang
tinggal di panti, oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian untuk
pengaruh terapi humor dengan media film komedi terhadap perubahan tekanan
Apakah ada pengaruh terapi humor dengan media film komedi terhadap
film komedi .
1.4.1. Teoritis
1.4.2. Praktis
1. Lansia
2. Perawat Panti
3. Panti
pada lansia.
4. Peneliti Selanjunya
BAB 2
TUJUAN PUSTAKA
Lansia (lanjut usia) merupakan suatu proses alamiah yang harus dilalui
perkembangan dalam kehidupan manusia yang merupakan proses alami yang tidak
DNA atau RNA dan proses translasi RNA protein atau enzim. Kesalahan
2. Teori Imunologi
2009). Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan apabila radikal
nukleat. Reaksi kimia ini menyebabkan ikatan yang kuat pada jaringan
Ismail, 2009):
Perubahan kondisi fisik pada lansia meliputi perubahan dari tingkat sel
lansia mudah jatuh, mudah lelah, nyeri pada dada, berdebar-debar, sesak
bawah, nyeri pinggang atau punggung, nyeri sendi pinggul, sulit tidur,
dan situasi lingkungan. Dalam segi mental dan emosional lansia sering
bersangkuatan.
penyerta.
kehidupannya.
Menurut Potter and Perry (2009) tugas perkembangan lansia yaitu sebagai
berikut :
darah berfungsi agar darah dapat dialirkan keseluruh tubuh. Tanpa tekanan darah,
darah tidak bisa mencapai organ tubuh yang letaknya lebih tinggi dari jantung
seperti otak dan bagian paling jauh dari jantung seperti akral kaki. Darah mengalir
melalui pembuluh darah dan memiliki kekuaan untuk menekan dinding pembuluh
Secara umum ada dua komponen tekanan darah menurut Martuti (20090,
yaitu:
1. Tekanan sistolik (angka atas) yaiu tekanan yang timbul akibat pengerutan
darah ini normal sepanjang tidak melampaui atau kurang dari batas
normal tekanan darah. Kelainan tekanan darah terdiri dari dua macam
yaitu hipertensi dan hipotensi. Hipertensi jika tekanan darah berada lebih
11
dari batas normal tekanan darah dan hipotensi adalah tekanan darah yang
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2012). Sedangkan
darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode.
interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga
akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan
oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh
darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik
meningkat sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung
pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik.
Pengaturan tekanan darah yaitu reflex baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya
sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah
vaskuler perifer sebagai hasil temuan akhir tekanan darah meningkat karena
12
merupakan hasil temuan kali curah Jantung (HR x Volume sekuncup) x Tahanan
terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum ada satu teori
Kurang dari 10% pasien menderita jenis hipertensi ini. Pada kebanyakan
risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang
2. Obesitas
Health USA (NIH,1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32%
untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17%
untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut
(Cortas, 2008).
3. Jenis Kelamin
satunya adalah penyakit jantung coroner (Cortas, 2008). Wanita yang belum
kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai
4. Stres
Stress fisik dan emosional juga dapat meningkatkan tekanan darah (Jaret,
2008). Stress emosional atau mental bisa menurunkan kualitas hidup, selain
5. Kurang Olahraga
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang
akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung
jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada
setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin
6. Diit
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.
7. Rokok
merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam
median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian
8. Usia
elastis ketikan tekanan melalui dinding arteri meningkat. Hal ini sering
9. Ras
Hipertensi primer lebih sering terjadi pada kulit hitam dari pada etnis yang
nilai renin yang lebih rendah dan penurunan eksresi natrium di ginjal pada
Dua per tiga orang dewasa yang mengalami diabetes mellitus jiga
menderita diabetes dan obesitas menjadi 2-6 kali lebih besar dari pada tidak
Insiden hipertensi meningkat pada orang yang minum 3 ons etanol setiap
hari. Konsumsi alkohol dua gelas ayau lebih setiap hari meningkatkan
(Muttaqin, 2012).
denyut jantung. Kafein meningkatkan tekanan darah secara akut tetapi tidak
kompleks dan hormonal yang saling berhubungan satu sama lain dalam
mempengaruhi curah jantung dan tahanan vaskular perifer. Hal lain yang ikut dalam
oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan perifer ditentukan oleh
(Muttaqin, 2012).
1. Payah Jantung
lagi mampu memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kerusakan ini dapat
2. Stroke
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang lemah
menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak, maka terjadi
3. Kerusakan ginjal
(proteinuria).
19
4. Kerusakan penglihatan
1. Urin
1. Terapi Farmakologi
dicampur dengan obat lain. Klasifikasi oabt anti hipertensi di bagi menjadi
20
a. Deuretik
b. Simpatolitik
lambat (bradikardi).
c. Vasodilator Atrial
untuk pengobatan hipertensi sedang dan berat. Efek samping yang bisa
renin serum yang tinggi. Efek samping obat ini adalah mual, muntah,
2. Terapi Non-Farmakologi
Lippman & Dunn (2000) menyatakan bahwa humor adalah segala sesuatu
yang dapat meningkatkan rangsangan dan mengarahkan pada perasaan senang dan
nyaman. Humor adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan respon tertawa.
Menurut Ross (1999), humor adalah sesuatu yang membuat orang tertawa ataupun
tersenyum dan digunakan sebagai alat untuk menarik perhatian. Richman (2000)
22
Taber, dkk (2007) menyatakan bahwa humor dapat dilihat dari beberapa
cara, yaitu:
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa humor ialah segala
Humor berbeda dengan komedi. Humor adalah suatu respon untuk tertawa
naskah yang dibuat untuk membuat orang lain tertawa. Pelakunya disebut
1. Parodi
hingga yang bersifat menyindir. Parodi terdiri dari dua rentang, yaitu ironi
(bersifat sindiran halus) hingga satire (bersifat sindiran yang lebih kasar).
a. Fonologi, yaitu bunyi yang menyusun bahasa. Fonologi terbagi atas dua,
d. Lexis merujuk pada kata-kata dalam bahasa inggris yang diadaptasi dari
bahasa lain.
terlepas dari hal-hal yang dianggap suci ataupun dilarang. Hal ini tergantung
pada budaya masyarakat. Humor ini meliputi seks, kematian, agama, dll.
24
Tipe humor ini menggunakan hal-hal yang sepele yang mungkin sama
sekali tidak menjadi pusat perhatian seseorang dan biasanya dialami oleh
semua orang sehingga semua orang tanpa terkecuali menjadi bagian dari
humor tersebut.
akibat adanya ketidaksesuaian pada apa yang diharapkan dengan apa yang
Menurut Deshefy & Longhi (2004) humor terbagi atas 4 dimensi yaitu
1. Survival Humor
mengandung ancaman.
2. Bonding Humor
3. Celebatory Humor
Humor ini digunakan ketika mengalami sukacita atau kesenangan dan ingin
celebatory humor.
4. Coping Humor
Humor berperan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari
fungsi yang diberikan humor. Nilsen (dalam Munandar, 1996) membagi humor
1. Fungsi Fisiologik
akibat yang sangat besar terhadap sistem tubuh seseorang, termasuk sistem
2. Fungsi Psikologik
untuk melihat humor dalam suatu situasi merupakan salah satu yang dapat
terhadap perubahan.
3. Fungsi Pendidikan
merupakan alat belajar yang penting. Selain itu humor merupakan alat yang
4. Fungsi Sosial
Humor tidak saja dapat digunakan untuk mengikat seseorang atau kelompok
yang disukai tetapi juga dapat menjauhkan seseorang dari orang atau
tindakan ini mampu merangsang pelepasan opiat endogenous yang disebut dengan
relaks juga akan membuat denyut jantung menjadi normal (Dolau, 2004).
Terapi humor adalah penggunaan humor untuk mengurangi rasa sakit fisik
atau emosional dan stres. Tujuannya adalah mengurangi stress dan meningkatkan
Hal tersebut dapat mengurangi tingkat stress dan depresi pada individu. Secara
yang tidak diterima secara social atau secara pribadi, dengan memfokuskan pada
unsur menggelikan dari sebuah situasi (McCloskey & Bulecheck, 2000, dalam
Humor akan menghasilkan tawa yang secara fisiologis dan psikologis akan
berkembang secara baik, menurunkan ketegangan otot. Pemberian terapi humor ini
dapat diberikan dalam berbagai bentuk media seperti tayangan humor, cerita lucu,
atau meragakan sesuatu yang menggelikan (Ariana, 2006, dalam Fahruliana, 2011).
28
emosi, dan relaksasi kejiwaan. Sekaitan dengan fungsi ini, Deddy Mulyana, seorang
Guru Besar dan pakar ilmu komunikasi Unpad, mengintrodusir pendapat Thorson,
Mc Dougall, Leiber, Shurcliff, Lucas dan Frank Caprio. Dalam fungsi medikal,
(tension). Ending-nya, humor bisa menjadi alat perawat diri (self-care) yang sangat
ditengah berbagai masalah yang sedang kita hadapi. Apresiasi seseorang terhadap
Berbagai macam jenis humor dapat digunakan untuk terapi. Salah satunya
yaitu humor lawak. Humor lawak biasanya dikenal dengan segala sesuatu yang
Humor lawak ini memiliki seni tradisi yang berupa seni suara dan
ketoprak. Ketoprak adalah salah satu jenis teater tradisional yang terdapat di daerah
Jawa, yang dahulu dikenal dengan ketoprak ongklek, ketoprak barangan. Ketoprak
29
menyebabkan seseorang tertawa. Ketoprak terdiri atas aspek pelaku, lakon dan
sebagai berikut :
lansia saling berkaitan satu sama lain serta ruang lingkup kesejahteraan
sebagian besar masalah yang terjadi pada lansia disebabkan oleh adanya
faktor risiko.
fungsional negatif.
setiap fungsinya walaupun efek perubahan usia dan faktor risikonya dapat
komponen, yaitu :
resiko, dan perubahan terkait usia yang mempengaruhi kualitas hidup atau
3. Age Related Changes yaitu perubahan yang progresif dan irreversible yang
atau patologis.
Tidak terbatas pada fungsi fisiologis tetapi meliputi fungsi psikologis dan
Nursing Assesment
1. Age-related changes
2. Risk factors
3. Fungtional consequences
Risk Factors
Age Related Chages Negative Funcional Consequences 1. Pathological conditions
1. ↓ Physiologic 1. ↑ Vulnerability to risk factors 2. Physiologic and
function 2. ↓ Health and functioning psychological stressor
↑ Potential for 3. ↓ Quality of life 3. Enviromental barriers
psychosocial and 4. Adverse medication effects
Spiritual growth 5. Ageist attitudes
6. Lack of information
Nursing Interventions
1. Addressing risk factors
2. Teaching abouth health promotion
3. Referring for additional care
Wellness Outcomes
(Positive Functional Consequences)
1. ↑ Safety and functioning
2. ↑ Quality of life and well-being
Teori yang dipopulerkan oleh Carol A. Miller ini menjelaskan bahwa lansia
dan faktor risiko tambahan. Tidak adanya intervensi yang dilakukan dapat
merupakan efek dari tindakan, faktor risiko, dan perubahan yang mempengaruhi
kualitas kehidupan atau kegiatan sehari-hari lansia berkaitan dengan usia. Faktor
negatif biasanya terjadi karena kombinasi dari perubahan yang berkaitan dengan
Keyword Development
Hipertension
Hipertensi
Humor Therapy
Terapi Humor
Elderly
Lansia
tabel di atas digunakan tiga database yaitu Scopus, Proquest, dan Google Scholar
35
pendukung utama dalam penelitian ini. Hasil yang ditemukan kemudian dipilih
berdasarkan judul, abstrak, dan hasil penelitian dengan cara memasukkan kata
kunci, full text, dan publication date time yang diinginkan. Hasil pencarian
Kepuasan, Dan
Mengurangi Kesepian
Di Lansia Dengan
Nyeri Kronis.
4 Humor Therapy Is D: Quasy-Experiment Hasil penelitian ini
Effective To Reduce S: 4 Penderita Hipertensi menjukan bahwa terapi
Headache V: Sakit Kepala humor efffektif dalam
Related To Hypertension I: Skala Pengukuran menunkan tingkat sakit
(Awaludin, Et Al, 2018) Nyeri Numerik kepala pad pebderita
A: Mann- Whitney hipertensi
5 Humour Therapy D :Quasy-Experiment Terapi humor dapa
Intervention To Reduce S: 10 Anak digunakan sebagai
Stress And Anxiety In V: Stres dan kecemasan srategi efektif untuk
Paediatric I: STAIC-E, Test parker, mengatasi effek
Anaesthetic Induction, A Skala Weisz kecemasan pada anak
Pilot Study A: Mann Whitney U test pasca induksi anastesi
6 Perbedaan Memori Jangka D: Pra- Experiment Penelitian ini
Pendek Lansia Sebelum S: 57 lansia menunjukan terdapat
Dan Sesudah Terapi V: Memori perbedaan memori
Humor Melalui Media I: MMSE jangka pendek sebelum
Dagelan A: Wilcoxon Main Pairy dan sesudah terapi
Jawa Di Unit Pelayanan test humor melalui media
Terpadu (Upt) Panti dagelan Jawa
Werdha
Budhi Dharma Yogyakarta
7 Efektifitas terapi humor D :Pra- experiment Kesimpulan dari
(humor therapy) terhadap S: 30 orang penelitian ini adalah
penurunan tingkat stress V: Stres terapi humor efektif
pada mahasiswa baru I: ICSRLE, STT untuk menurunkan
fakultas psikologi A: Colmogorow Smirnov tingkat stress pada
universitas Airlangga Test mahasiswa baru
Surabaya fakultas psikologi
(atika dian, 2005) Universitas Airlangga.
8 Efektivitas Terapi Humor quasi experiment Hasil penelitian ini
Dengan Media Film S : 18 Orang menyebutkan bahwa
Komedi Untuk V: Kecemasan terapi humor efektif,
Menurunkan Tingkat I: HRS-A dalam menurunkan
Kecemasan Pada Lansia A: Wilcoxon. Mann tingkat kecemasan pada
(Deliyani, Ett All 2015) Whitney Test lansia.
9 Pengaruh Terapi Musik D: True experiment Menurut hasil
Kombinasi Humor S: 40 Orang penelitian terapi music
(Sikkomo) Terhadap kombinasi humor
37
BAB 3
3.1.Kerangka Konseptual
Pengkajian Keperawatan
1. Age Related Change
2. Risk Factor
3. Fungional Consequence
Nursing Intervension
Fisiologis Terapi Humor dengan media Film Komedi Psikologis
10 s.d 15 menit
disebabkan karena adanya age related changes dan risk factors. Risk factors yang
dimaksudkan dalam tabel diatas yaitu hipertensi pada lansia yang tinggal di panti
disebabkan stress karena kesepian, fakor genetik, Obesitas dan merokok atau
perubahan kondisi fisik akibat proses penuaan dan penurunan fungsi fisiologis pada
lansia.
menggunakan pendekatan aspek humor yaitu Terapi Humor dengan media Film
komedi. Melihat film komedi selama kurang lebih 10 s.d 15 menit dapat
merangsang pelebaran pembuluh darah sehingga peredaran darah lebih bagus dan
hipertensi berkurang.
H1: Ada pengaruh Terapi Humor dengan Media Film Komedi Terhadap
BAB 4
METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah suatu hal yang penting guna mencapai tujuan
penelitian yang telah diterapkan, desain penelitian berperan sebagai pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam., 2016). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan rancangan pre-
post test control group design. Pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan pretest
perlakuan.
Keterangan:
4.1.1. Populasi
Populasi penelitian adalah semua objek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan (Nursalam., 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia
darah tinggi.
4.1.2. Sample
mengurangi bias hasil penelitian. Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua
42
bagian yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik
umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan diteliti.
1. Kriteria Inklusi
a. Lansia
Katz
2. Kriteria Eklusi
dengan bantuan kalkulator Statistik Raosof hingga didapatkan jumlah sample untuk
sample.
Rumus:
x = Z(c/100)2r(100-r)
43
n = N x/((N-1)E2+x)
E = Sqrt [(N-n)x/n(N-1)]
Keterangan:
N : Populasi
r : Kriteria Inklusi
N : Sample
E : Margin eror
4.1.4. Sampling
Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara acak (Nursalam, 2016).
independen adalah Terapi Humor dengan media Film komedi. Variabel dependen
yaitu variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam,
2016). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat tekanan darah lansia.
44
replikasi agar memberikan pemahaman yang sama kepada setiap orang mengenai
3. Setelah
menonton
film komedi
tekanan
darah klien
kembali
diukur
Dilakukan 6 x
dalam 2 minggu.
Variabel Definisi Parameter Intrument Skala Skor
Operasional
Dependent: peningkatan Spignomano Interval 1. Pra
Tingkat tekanan darah 1. Pra meter Hiperten
Hipertensi sistolik lebih Hipertensi si sistol:
dari 140 sistolik 120- 20-139,
mmHg dan 139, Diastolik Diastol:
tekanan darah 80-90 mmHg 80-90
diastolik lebih 2. Hipertensi mmHg
dari 90 mmHg derajad 1, 2. Hiperte
Sistolik: 140- nsi
159, Diastolik derajad
90-99 mmHg 1,
3. Hipertensi Sistol:
derajad 2, 140-
Sistolik : 159,
>160, Diastol
Diastolik l90-99
>100 mmhg mmHg
3. Hiperte
nsi
derajad
2,
Sistol :
>160,
Diastol
46
>100
mmhg
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
penelitian ini adalah Satuan Acara Kegiatan (SAK), proyektor dan alat pengukur
Terapi Humor dengan Media Film Komedi pada lansia yang mengalami hipertensi.
Satuan Acara Kegiatan (SAK) ini berisi tentang topik, sasaran, tempat, waktu,
tujuan, materi, metode, media, pelaksanaan dan evaluasi dari Terapi Humor dengan
laptop. Lcd proyektor akan menampilkan gambar menjadi lebih besar sehingga
responden. Tensi meter yang digunakan dalam penelitian ini adalah tensi meter
semi mone specific automatique (Reister) ukuran orang dewasa yang sudah
dikalibrasi.
PSLU Pucang Gading Semarang dan Griya Werda Banyumanik Semarang. Peneliti
lulus kaji etik, peneliti memulai untuk melakukan pengambilan data. Teknik
48
dengan hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi serta bersedia
lansia sebagai kelompok perlakuan dan lansia kelompok kontrol. Responden yang
kepada responden sekaligus melakukan pretest untuk menilai tingkat tekanan darah
berlangsung, peneliti dibantu oleh tim peneliti yang terdiri dari 1 orang yang juga
yang sebelumnya diberikan penjelasan tentang penelitian ini agar tidak terjadi
Media Film Komedi selama 10 s.d 15 menit selama 3 hari dalam 2 minggu.
1. Analisis Deskripif
49
2. Analisis Bivariat
dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk mengetahui perubahan pretest
dan posttest pada kelompok perlakuan dan kelompok Kontrol, Jika hasil
tekanan darah lansia dengan tekanan darah antara sebelum dan sesudah
terapi humor dengan media film komedi pada kelompok perlakuan dan
Populasi :
Lansia yang tinggal dipanti PSLU Pucang Gading dan Griya Werdha Banyumanik
Semarang
48 Responden 48 Responden
Hasil Penelitian
51
untuk ikut serta dalam penelitian, juga dijelaskan bahwa sudah terdapat
Prinsip ini bertumpu pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian
optimal.
4. Pemerataan beban
5. Bujukan/Indocement
Tidak ada bujukan berupa pemberian uang atau barang yang akan
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, dkk. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien yang
Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari sampai Juni 2008. c2009
[cited 2011 Oct 7]. Available from : http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009 //.
Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robn and Cotran Pathologic
Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier Saunders, 2005.p 528- 529.
Bowman ST et al. Clinical Research Hypertension. A Prospective Study of Cigarette Smokey And
Risk of Inciden Hypertension In Bringham And Women Hospital Massachucetts, 2007.p 1-3.
Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and
Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal of
Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p: 397.
Yunis Tri, dkk. Blood Presure Survey Indonesia Norvask Epidemiology Study. Medika Volume
XXXIX 2003; 4: 234-8.
Cortas K, et all. Hypertension. Last update May 11 2008. [cited 2015 Jan 10]. Available from:
http//:www.emedicine.com.
Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robn and Cotran Pathologic
Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier Saunders, 2005.p 528- 529
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun
2006. Bangkinang 2007.
Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi.
2007 Bagian Epidemiologi FKM UNHAS. [cited 2014 Dec 12]. Available from:
http;//www.CerminDuniaKedokteran.com/in dex.php?option=com_content&task=view&id
=38&Itemid=12).
JNC VII. 2003. The seventh report of the Joint National Committee on
prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure.
Hypertension, 42: 1206-52.
http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/42/6/1206, 8 Oktober 2018
Kozier, B., et al, 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier Erb.
Jakarta: EGC.
Nugroho (2012) Keperawatan Gerontik & Geriatrik. 3rd edn. Edited by M. Ester
& E. Tiar. Jakarta: EGC.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1.
Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1385674881&sid=5%Fmt=3&cli
ent Id=63928&RQT=309&VName=PQD.
WHO (2012) Global Health and Aging. USA: U.S Departement of Health and
Human Services.
Yogiantoro, M., 2009. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., et al eds. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam 5th ed. Jilid II. Jakarta: Interna Publishing,
1079-1085.
Yogiantoro. 2006. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I. Edisi IV. Jakarta: FKUI.
57
LAMPIRAN
PENJELASAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :Menjelakan pengaruh terapi humor dengan media film
komedi terhadap penurunan tekanan darah lansia dengan
hipertensi.
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
sebelum dan sesudah diberikan terapi humor dengan media film komedi.
2. Menganalisis pengaruh terapi humor terhadap penurunan tekanan darah
lansia dengan hipertensi pada lansia sebelum dan sesudah intervensi.
1. Jika subjek menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian ini, peneliti akan
membagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan.
2. Pada tahap awal, kelompok kontrol maupun kelompok intervensi diminta
untuk mengisi data demografi lansia dan mendapat perlakuan post test
berupa pengukuran tekanan darah.
3. Lansia kelompok intervensi akan mendapat tontonan berupa video film
komedi dengan durasi 10 s.d 15 menit.
4. Pada tahap akhir setiap sesi, kelompok control mapupun perlakuan akan
mendapat post test berupa pengukuran tekanan darah.
5. Kegiatan akan dilakukan dalam 6 sesi atau 6 kali pertemuan dengan hari
yang berbeda.
Pernyataan kesediaan
Apabila lansia telah memahami penjelasan dan setuju sebagai responden
dalam penelitian ini, mohon menandatangani surat pernyataan bersedia
berpartisipasi sebagai responden penelitian.
Dewi Masruroh
60
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Alamat :
No Telp/Hp :
Kode ** :
Sebagai responden dari penelitian tersebut, persetujuan ini saya buat dengan
sadar dan tanpa paksaaan dari siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat untuk
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
KUISIONER
Petunjuk pengisian:
Pertanyaan:
1 Usia Responden:
1. 60 – 69 tahun
2. 70 – 79 tahun
3. ≥ 80 tahun
2 Jenis kelamin responden
1. Laki-laki
2. Perempuan
3 Status perkawinan
1. Tidak menikah
2. Menikah
3. Janda atau duda
4 Pendidikan terakhir responden
1. Tidak sekolah
2. SD ( Sekolah Dasar)
3. SMP ( Sekolah Menengah Pertama)
4. SMA (Sekolah Menengah Atas)
5. Sarjana
5 Pekerjaan sebelum menghuni panti
1. Tidak bekerja
2. Petani
3. Guru
4. Wiraswasta
5. Lain-lain
6 Riwayat hipertensi
1. Sedang
2. Ringan
3. Berat
Obat yang di konsumsi:………..
62
1. Ceramah
Angkringan
V. Media
1. LCD Proyektor
2. Pengeras Suara
VI. Kegiatan
No Waktu Kegiatan
1 5 Menit Pembukaan:
- Mengucapkan Salam
- Menanyakan Kabar
disampaikan
3 15 Menit Pelaksanaan:
Pertemuan 1:
Pertemuan 2:
Pertemuan 3:
Pertemuan 4:
Pertemuan 5:
Pertemuan 6:
VII. Pengorganisasian
VIII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
Fahruliana, 2011
Sekaitan dengan fungsi ini, Deddy Mulyana, seorang Guru Besar dan
2012)
adalah salah satu jenis teater tradisional yang terdapat di daerah Jawa,
2013)