Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

TELAAH JURNAL KEPERAWATAN


HIPERTENSI

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


DI RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

Disusun Oleh:
PURWANTO
NIM 15149014004141

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN 2016
TELAAH JURNAL DEMAM HIPERTENSI

a. Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada
tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap
diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun, secara umum seseorang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada 160mmHg sistolik atau
90mmHg diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000)

b. Penyebab

Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan), bertambahnya usia dan
lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat menyebabkan hipertensi, yakni
makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.

Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit endokrin (hipertensi
endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan

Penyebab hipertensi antara lain adalah :

§ Stres,
§ Usia,
§ Merokok,
§ Obesitas (kegemukan),
§ Alkohol,
§ Faktor keturunan,
§ Faktor lingkungan (gaduh/bising)

c. Jenis-jenis hipertensi

Jenis-jenis hipertensi adalah:

1. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau tekanan
diastolik antara 90 – 95 mmHg
2. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan atau tekanan
diastolik antara 100 – 109 mmHg
3. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau tekanan diastolik
antara 110 – 120 mmHg
d. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :

§ Pusing
§ Rasa berat di tengkuk
§ Mudah marah
§ Telinga berdenging
§ Sukar tidur
§ Sesak nafas
§ Mudah lelah
§ Mata berkunang-kunang

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

a. sakit kepala
b. kelelahan
c. mual
d. muntah
e. sesak nafas
f. gelisah
g. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal.
e. Komplikasi

Komplikasi hipertensi antara lain:

a. Penyakit jantung (gagal jantung)


b. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
c. Penyakit otak (stroke)
PENGARUH PEMBERIAN MEDITASI TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI
DI UNIT SOSIAL REHABILITASI
PUCANG GADING SEMARANG

Jeri Hermanto
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2014

ABSTRCT
Hypertension is health problems experienced by many elderly. One of the complementary
therapies that can be used to lower blood pressure is meditation therapy. Meditation can make
arrangements and manage emotions and stress in patients with hypertension, so that will help the
management of hypertension.

The purpose of this study is to determine the effect of therapy meditation toward blood pressure
on elderly with hypertention at Pucang Gading Semarang Social Rehabilitation Unit
Rehabilitation Unit . This research used a quantitative approach, was quasy experiments non
equivalent control group design . The population is elderly with which history of hypertension at
Pucang Gading Semarang Social Rehabilitation Unit wich amount to 90 people. The sampling
method used accidental sampling with a sample of 30 people divided in two groups, 15
intervention group and 15 control group.
The result show that there is effect of giving meditation to decrease systolic and diastolic
blood pressure in the elderly with hypertension at Pucang Gading Semarang Social
Rehabilitation Unit (p-value 0.000 and p-value 0.004). Based on the results of this study,
meditation may be an hypertension alternative therapy for the elderl. For health professionals,
therapeutic meditation can be used as a complementary therapy for the treatment of lowering
blood pressure in elderly with hypertension.

Keywords ; meditation therapy, blood pressure, hypertension, geriatric

PENDAHULUAN

Seiring meningkatnya drajat diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun (


kesehatan dan kesejahteraan penduduk dengan persentase populasi lansia 2045
akan berpengaruh pada peningkatan UHH adalah 28,68%), begitu pula dengan
di Indonesia. Berdasarkan laporan laporan Badan Pusat Statistik (BPS)
perserikatan Bangsa ± Bangsa 2011, pada terjadi peningkatan UHH. Pada tahun
tahun 2000 ± 2005 UHH adalah 66,4 2000 UHH di Indonesia adalah di
tahun (dengan persentase populasi lansia Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan
tahun 2000 adalah 7,74 %), angka ini akan persentase populasi lansia adalah 7,18%).
meningkat pada tahun 2045 ± 2050 yang Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun
Jurnal Keperawatan

pada tahun 2010 ( dengan persentase menciptakan keadaan rileks seperti


populasi lansia adalah 7,56%) dan pada meditasi, yoga, atau hypnosis yang
tahun 2011 menjadi 69,65 (dengan mengeontrol sisttem syaraf untuk
persentase lansia adalah 7, 58%). mengendalikan tekanan darah, melakukan
olah raga secara rutin, berhenti merokok,
Prevalensi hipertensi diperkirakan dan berhenti mengkonsumsi alkohol.
akan terus meningkat, dan diprediksi pada
tahun 2025 sebanyak 2025 sebanyak 29% Meditasi adalah latihan olah jiwa
orang dewasa diseluruh dunia menderita yang dapat menyeimbangkan fisik, emosi,
hipertensi, sedangkan di Indonesia mental, dan spiritual seseorang (Iskandar,
angkanya mencapai 31,7%. Hipertensi 2008). Meditasi adalah pemfokusan
dikenal dengan tekanan darah tinggi dan pikiran menuju status kesadaran yang
VHULQJ GLVHEXW VHEDJDL ³VLOOHQW NLOOHU´membawa status ketenangan, kejelasan,
karena terjadi tanpa tanda dan gejala, dan kebahagiaan yang merupakan media
sehingga penderita tidak mengetahui jika dari NSR (Sukmono, 2009). Dari
dirinya terkena hipertensi, dari hasil pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian mengungkapkan sebanyak meditasi adalah latihan olah jiwa yang
76,1% tidak mengetahui dirinya terkena dapat menyeimbangkan fisik, emosi,
hipertensi.(KEMENKES, 2013) mental, dan spiritual seseorang yang dapat
menagarahkan pikiran menuju status
Jika dilihat dari sebaran penduduk kesadaran yang membawa ketenangan,
lansia menurut provinsi, persentase kejelasan, dan kebahagiaan.
penduduk lansia di atas 10% sekaligus
paling tinggi ada di provinsi DI Berdasarkan penelitian Anderson,
Yogyakarta (13, 04%), Jawa Timur Liu & Kryscio (2007) yang diterbitkan
(10,40%) dan Jawa Tengah (10,34%). oleh American Journal Of Hypertension
(Suesenas Tahun 2012,). Hipertensi dapat yang berjudul Blood Pressure Response
didefinisikan sebagai tekanan darah To Trancedental Meditation, berdasarkan
persisten dimana tekanan sistoliknya di ppenelitian tersebut dapat disimpulkan
atas 140 mmHG dan tekanan diastolic bahwa dengan latihan meditasi
diatas 90 mmHG. Pada populasi manula, transedental dengan teratur memiliki
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan potensi untuk mengurangi tekanan darah
systolic 160 mmHG dan tekanan diastolic systole dan diastole 4,7 mmHg dan 3,2
90 mmHg. (Smeltzer & suzanne, 2002). mmHg.

Selain terapi farmakologis juga Tujuan umum dari penelitian ini


terdapat terapi non farmakologis untuk adalah untuk mengetahui pengaruh
pengobatan hipertensi. Susilo & wulandari meditasi terhadap penurunan tekanan
(2011) menyatakan pengobatan non darah pada lansia dengan hipertensi di
farmakologis hipertensi adalah mengatasi Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
obesitas atau menurunkan berat badan, 6 HPDUDQJ´
mengurangi asupan garam ke dalam darah,

2
Jurnal Keperawatan

ini adalah : 1).Lansia dengan hipertensi di


Unit Rehabilitsi Sosial Pucang Gading
METODE PENELITIAN Semarang. 2).Lansia yang memiliki
Jenis penelitian ini adalah riwayat hipertensi. 3). Lansia yang tidak
penelitian dengan menggunakan desain mengonsumsi obat anti hipertensi . 4).
quasi-eksperiment Design yaitu suatu Sadar dan dapat berkomunikasi dengan
desain penelitian yang tidak mempunyai baik. 5). Bersedia menjadi responden. 6).
pembatasan yang ketat terhadap Mampu melakukan posisi duduk selama
randomisi, pada saat yang saat yang sama latihan meditasi. 7). Tidak mempunyai
dapat mengontrol ancaman- ancaman komplikasi penyakit penyerta lainnya.
validitas dan tidak memiliki ciri ± ciri Sedangkan Kriteria ekslusi dalam
rancangan yang sebenarnya karena penelitian ini adalah sebagai berikut : 1).
variable ± variable yang seharusnya Penderita hipertensi yang rajin melakukan
dikontrol (Notoatmodjo 2010). Rancangan olah raga ( olah raga kardio seperti
penelitian yang digunakan Non Equivalent aerobik), 2). Penderita hipertensi yang
Control Group. Penelitian dilakukan di sedang mengkonsumsi obat hipertensi.
Unit Sosial Rehabilitasii Pucang Gading 3).Batas tekanan darah lansia TDS > 190
Semarang. Populasi dalam penelitian ini dan TDD > 110.
adalah lansia dengan riwayat hipertensi
yang ada di Unit Sosial Rehabilitasii Pengolahan data dilakukan dengan
Pucang Gading Semarang. Adapun menggunakan program komputer dan
tekhnik pengambilan sampelnya dengan untuk analisa data menggunakan uji
menggunakan purposive sampling yaitu statistik parametris yaitu analisa compare
tehnik yang digunakan dengan means dengan uji paired sample T test atau
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh uji T dependen untuk menguji perbedaan
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat- hasil pre test dan pos tet tekanan darah.
sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoatmojo, 2010). Penelitian ini merupakan salah satu upaya
untuk menurunkan tekanan darah pada
Berdasarkan hasil perhitungan di
atas, maka didapatkan jumlah sampel lansia dengan riwayat hipertensi
menggunakan tekhnik meditasi yang
untuk kelompok kontrol dan kelompok
dilakukan selama satu minggu dengan
intervensi sebanyak 15 responden,
sehingga total seluruh sampel adalah lama latihan 2 x 15 menit dengan
sejumlah 30 orang, dalam pelaksanaan frekuensi 3 kali/seminggu. Eksperimen
penelitian tidak ada responden yang masuk penelitian ini dilakukan mulai tanggal 13
dalam kategori drop out. Pebruari sampai 15 Pebruari 2014 di Unit
Rehabilitsi Sosial Pucang Gading
Kriteria insklusi adalah karakteristik Semarang. Dallam waktu tersebut
umum subjek penelitian dari suatu diperoleh sebanyak 30 respponden yang
populasi target yang terjangkau yang akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 15 orang
diteliti. Kriteria inklusi dalam penelitian kelompok eksperimen dan 15 orang

3
Jurnal Keperawatan

kelompok kontrol (tidak diberi perlakuan). Proses menua merupakan suatu proses
Oleh karena itu dalam dalam analisa hasil menghilangnya secara perlahan-perlahan
penelitian ini didasarkan dari jumlah kemampuan jaringan untuk memperbaiki
responden yang mengikuti perlakuan yaitu diri (mengganti ) diri dan mempertahankan
n = 15 responden kelomppok eksperimen. struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (
HASIL DAN BAHASAN termasuk infeksi ) dan memperbaiki
Gambaran Umum Responden kerusakan yang didHULWD ³.
Responden dalam penelitian ini adalah (Constantinides, 1994).
lansia yang berada di Unit Rehabilitsi Proses menua sudah mulai berlangsung
Sosial Pucang Gading Semarang dengan sejak seseorang mencapai dewasa,
kriteria usia antara 60 ± 76 tahun, misalnya dengan terjadinya kehilangan
mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, jaringan pada otot, susunan syaraf dan
mengikuti terapi meditasi dengan durasi 2 MDULQJDQ ODLQ VHKLQJJD WXEXK µPDWL¶ VH
kali sehari pagi dan soore hari selama 15 demi sedikit. Proses menua merupakan
menit dalam 1 mainggu, jumlah responden proses sepanjang hidup, yang ditandai
yang diteliti sebesar 15 orang, dimana dengan kegagalan tubuh dalam
responden yang diteliti rata ± rata berumur mempertahankan homeostasis tubuh
68,8 ttahun dengan umur yang paling terhadap tekanan fisiologis yang
muda 60 tahun dan tertua 76 tahun. menyebabkan terjadinya perubahan
Lansia merupakan fenomena baru struktur tubuh dan perubahan fungsional
dinegara yang sedang berkkembang yang sehingga menyebabkan adanya gangguan,
mau menuju kearah proses kemajuan pada ketidakmampuan, dan sering menjadi
berbagai bidang, sungguhpun indonesia penyakit. Lanjut usia diharapkan dapat
masih banyak masalah akibat krisis yang menyesuaikan diri terhadap penurunan
berkepanjangan, namun fenomena yang kekuatan dan kesehatan secara bertahap.
tampak untuk lansia justru berbeda, Mereka diharapkan mencari kegiatan
dimana kemajuan dalam bidang pelayanan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu
kesehatan, ekonomi justru memicu yang menghabiskan sebagian besar waktu
permasalahan baru dimana angka harapan mereka saat mereka masih muda ( Wahit
hidup meningkat, terutama untuk wanita Iqbal Mubarak, 2006). Salah satu
yang jauh dibandingkan dengan laki ± laki, perubahan yang menonjol pada adalah
rata ± rata umur lansia berkisar 60 ± pada sistem kardiovaskuler dimana massa
sampai 76 tahun dengan rata ± rata 68,8 jantung bertambah, ventrikel kiri
tahun, usia termasuk kategori lanjut usia mengalami hipertrhofi dan kemampuan
(WHO dalam Azizah, 2011), dengan peregangan jantung berkurang karena
demikian berdasarkan kategori ini maka perubahan jaringan ikat dan penumpukan
konsekuensi kesehatan, psikologi dan lipofusin, hal ini akan mempengaruhi
sosial juga harus dipertimbangkan dalam elastisitas dan permeabilitas, sehingga
proses pembinaannya. menyebabkan peningkatan tekanan sistolik

4
Jurnal Keperawatan

dan perfusi jaringan (Pudjiastuti & Utomo, prevalensi hipertensi meningkat (Hayens
2003), dengan demikian tekanan darah et all, 2006).
akan meningkat, inilah yang menyebabkan
Pengaruh Terapi Meditasi Terhadap Tekanan Darah

Tabel 1. Perbedaan Tekanan Darah pada lansia sebelum dan sesudah diberikan terapi
Meditasi pada Kelompok Intervensi pada Lansia Penderita Hipertensi

Mean SD
Variabel Intevensi N t p-value
(mmHg) (mmHg)

TD Sebelum 15 158,93 11,78 7,899 0,000


Sistole
Setelah 15 146,00 9,31

TD Sebelum 15 88,67 9,41 1,726 0,106


Diastole
Setelah 15 84,87 6,98

Berdasarkan tabel 5.3, <  (0,005) maka ada perbedaan yang


menunjukkan bahwa pada kelompok signifikan tentang tekanan darah sistole
intervensi, sebelum melakukan meditasi, sebelum dan sesudah pemberian terapi
rata-rata tekanan darah sistole responden meditasi. Terlihat pada tekanan darah
sebesar 158,93 mmHg, kemudian turun diastole p-value (0,106) > (0,005) maka
menjadi 146,00 mmHg setelah melakukan tidak ada perbedaan yang signifikan
meditasi, sedangkan tekanan darah tentang tekanan darah diastole pada
diastolenya juga mengalami penurunan kelompok intervensi sebelum dan sesudah
dari 88,67 mmHg sebelum melakukan pemberian terapi meditasi
meditasi menjadi 84,87 setelah melakukan Pada kelompok intervensi
meditasi. menunjukkan adanya penurunan tekanan
Berdasarkan uji t, didapatkan nilai t darah sistole yang signifikan karena
hitung untuk TD sistole 7,899 dengan p- meditasi akan menekan sistem saraf
value sebesar 0,000 dan untuk TD diastole otonom. Dengan meditasi akan
t hitung sebesar 1,726 dengan p-value menstimulus sistem parasimpatik sehigga
0,106. Terlihat pada tekanan darah sistole menimbulkan keadaan tenang (rileks).
pada kelompok intervensi p-value (0,000) Dengan terstimulusnya saraf parasympatik

5
Jurnal Keperawatan

dapat memperlambat denyut jantung Kelemahan pada penelitian ini


memperlebar diameter pembuluh arteri anatara lain adalah tidak dilakukan
sehingga dalam keadaan rileks atau tenang pemeriksaan responden sebelum perlakuan
dapat menurunkan tekanan darah, guna mengetahui adanya ada tidaknya
sedangkan pada diastole mengalami aterosklerosis pada sistem kardiovaskuler
penurunan yang tidak begitu yang mempengaruhi tekanan darah. Proses
signifikan.Tekanan darah sistole intervensi pada penelitian ini, para perawat
merupakan tekanan darah yang terukur guna membantu jalannya penelitian.
pada saat ventrikel kiri jantung Sedangkan responden juga dilakukan
berkontraksi (sistole). Darah mengalir dari beberapa kali pelatihan terapi meditasi
jantung ke pembuluh darah sehingga sebelum perlakuan dengan harapan sudah
pembuluh darah teregang maksimal. menegrti dan bisa melakukan dengan
Tekanan darah diastole merupakan benar tekhnik meditasi yang akan
tekanan darah yang terjadi pada saat dilakukan pada penelitian ini. Namun hal
jantung berelaksasi (diastole). Pada saat itu tidak bisa menjamin para responden
diastole, tidak ada darah mengalir dari dapat melakukan meditasi dengan
jantung ke pembuluh darah sehingga sempurna karena tidak diamati secara
pembuluh darah dapat kembali ukuran khusus dalam proses meditasi tersebut,
normalnya sementara darah didorong apakah responden melakukan dengan
kebagian arteri yang lebih distal. Mengapa benar atau tidak.
tekanan darah diastole tidak mengalami
penurunan secara signifikan, menurut SIMPULAN DAN SARAN
Hayens, (2006), tekanan sistolik salah Rata ± rata tekanan darah sistolik
satunya dipengaruhi oleh psikologis sebelum meditasi sebesar 158,93 mmHg,
sehingga dengan relaksasi akan sedangkan diatoliknya 88,67 mmHg,
mendapatkan ketenangan dan tekanan setelah melakukan meditasi sistoliknya
sistolik akan turun, selain itu tekanan 146,00 mmHg dan diastoliknya
darah sistolik juga dipengaruhi sirkulasi 84,87mmHg setelah melakukan meditasi
sistemik dan sirkulasi pulmonal sehingga sistoliknya dapat diturunkan sebesar 12,93
dengan relaksasi meditasi yang berfokus mmHg, sedangkan diastoliknya 3,8
pada pengaturan pernapasan akan terjadi mmHg. Karakteristik lansia dengan rata ±
penurunan nadi dan penurunan tekanan rata umur 68,8 tahun sebanyak 15
darah sistolik. Sedangkan tekanan darah responden. Ada perbedaan secara statistik
diastolik terkait dengan sirkulasi koroner, pada penurunan tekanan darah sistolik
jika arteri koroner mengalami sebesar 12,23 mmHg dengan nilai P
aterosklerosis akan mempengaruhi tekanan (0,000), setelah melakukan terapi meditasi.
darah diastolik, sehingga dengan meditasi Untuk tekanan darah diastolik setelah
tidak mengalami penurunan tekanan darah melakukan terapi meditasi pada penurunan
diastolik yang berarti. sebesar 3,8 mmHg dengan nilai P (0,161)

6
Jurnal Keperawatan

yang berarti lebih besar dari nilai  hipertensi. 3). Bagi Unit Rehabilitasi
(0,005). Sosial Pucang Gading Semarang, terapi
Berdasarkan hasil penelitian yang meditasi dapat dignakan sebagai sebagai
telah dilakukan dan mengingat salah satu pengobatan alternatif yaitu
keterbatasan peneliti dalam penelitian ini, sebagai terapi nonfarmakologi atau
maka ada beberap saran yang perlu sebagai piñatalaksanaan pada lansia untuk
disampaikan peneliti sebagai berikut: menurunkan tekanan darah bagi penderita
1).Bagi Perawat, terapi meditasi dapat hipertensi. Diharapkan dapat membantu
dijadikan sebagai salah satu alternative dan membimbing penderita penderita
intervensi yang dapat dimanfaatkan oleh hipertensi dan menerapkan dengan benar
tenaga kesehatan, khususnya perawat terapi meditasi. 4). Bagi Peniliti Lain,
dipanti werda untuk digunakan sebagai untuk memperkuat validitas internal
terapi komplementer atau pelaksanaan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
nonfarmakologi untuk menurunkan pemberian meditasi terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan riwayat tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi. 2). Bagi Lansia dan hipertensi, sebaiknya dilakukan dengan
Masyarakat, terapi meditasi dapat menjadi sistem continue dengan sesi yang lebih
bahan pertimbangan untuk pada lansia dan intens, serta melakukan kontrol terhadap
masyarakat yang menderita hipertensi. faktor yang dapat mempengaruhi tekanan
Mengingat manfaat terapi meditasi yang darah.
dapat digunakan sebagai untuk
menurunkan tekanan darah, maka
diharapkan pada lansia dan masyarakat
dapat memanfaatkan terapi meditasi untuk
menurunkan tekanan darah bagi penderita

7
Jurnal Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, I. (2010). Hipertensi Pengenalan,
Pengenalan, Pencegahan, dan
Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pengobatan. Jakarta; PT. Bhuana Ilmu
Pendekatan Praktek . Jakarta : PT. Rineka Populer
Cipta
Kemenkes Ri.(2013). Data Dan Informasi
A]L]DK, /LOLN 0D¶ULIDWXO. (2011). Keperawatan Kesehatan, Gambaran Kesehatan Lanjut
Lanjut Usia ed. Pertama. Yogayakarta : Usia Di Indonesia Jakarta: kementrian
Graha Ilmu kesehatan RI

Aziz, A. H. (2008). Riset keperawatan dan teknik Kemenkes RI. (2013). Panduan Hari
penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Peringatan Hari Kesehatan Sedunia :
Waspadai Hipertensi Kendaikan
Bob Losyk, (2005). Cara Mengatasi Stress Dan Tekanan Darah. Jakarta : Kementrian
Sukses di Temppat Kerja. Jakarta PT Kesehatan RI
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta .
Margono. (2004). Metodologi Penelitian
Casey & Benson.(2011). Panduan Harvard Untuk Pendidikan. Jakarta. P.T Rineka
Medical School Menurunkan Tekanan Cipta
Darah. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Mary Baradero. (2008). Klien Gangguan
Dalimartha, et. al. (2008). Care Your Sakfe Kardiovaskular: seri asuhan
Hipertensi; Penebar Plus. keperawatan / Mary Baradero, Mary
Baradero, Mary Wilfrid Dayrit,
Darmodjo, et al.2006. Buku Ajar: Geriatrik (Ilmu Yakobus Siswadi, editor , Monica Ester
Kesehatan Usia Lnajut). Jakarta: FKUI ± Jakarta : EGC

Handoyo. (2004). Meditasi dan Muara Hati. Iskandar Munadjad.(2010). Health Triad
Jakarta: P.T Jakarta (Body, Mind, And System) Sehat,
Antusias, Energik Melalui Sinkronisasi
Hayens, B. dkk.(2003). Buku Pintar Menaklukkan Tubuh, Jakarta. Gramedia
Hipertensi. Alih bahasa: anugrah, P Jakarta ;
Lading Pustaka Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.
Indriana, Yeniar.(2012).Gerontology & Progeria. Jakarta: Rineka Cipta
Yogyakarta: Putaka Pelajar.
. (2005). Metodologi
Iskandar, alex et al Endi Novianto. (2008). Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.
Mediated And Growrich, Sehat, Kaya, Dan Jakarta: Rineka Cipta
Bahagia Duniawi Spiritual. Jakarta :
PT.Elex Media Komputindo Nugroho, W.2007. Keperawatan gerontik.
Jakarta: EGC
Joko Sukmono, et al.Rizki. (2009) Training
0HGLWDVL ³165¶ Natural Stress Reduction Prawita Sari,et al.E Johana. (2002).
ed.1 Jakarta: Muri Kencana Psikoterapi Pendekatan Konvensional

8
Jurnal Keperawatan

Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Sugiyono. (2008). Metode Penelitian


Pelajar Kualitatif Dan Kuantitatif dan R &
D.Bandung : Alfabeta W
Price, Silvia Anderson. Patofisiologi: Konsep
Klinisi Proses ± Proses Penyakit / Silvia Susilo & Wulandari. (2011). Cara Jitu
Anderson Price, Lorraine Maccarty Mengatasi Hipertensi.Yogyakarta.: CV
Wilson. Alih bahasa, Brahm U. Pendit. Andi Offset
Editor bahasa Indonesia, huriiawati
Hartanto. Ed 6. Jakarta : EGC. Sustrany, Lan, dkk. (2009). Hipertensi Dan
Diabetes Mellitus. Jakarta: PT.
Potter. P. A. at al Perry, A.G.(2006). Fundamental Gramedia Jakarta Utama
of nursing: concept, process,and practice.
4/E (Terj. Yasmin Asih, et al). Jakarta: EGC
Tjiptadinata Effendi. (2007). Meditasi Jalan
Ronny, Setiawan,. (2009). Fisiologi Meningkatkan Kehidupan Anda.
Kardiovaskuler: Berbasis Masalah Jakarta: Gramedia
Keperawatan. Jakarta : EGC
Wijaya Kusuma, H & Dalimartha, S. (2008).
Sheps. (2005). Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Ramuan Tradisional Untuk Pemgobatan
Alih bahasa: Hartono, Jakarta: Intisari Darah Tinggi. Jakarta : Niaga Swadaya
Mediatama
Yugiantoro Muhammad. (2006). Hipertensi
Smeltzer C Suzanne & Bare G. (2002). Buku Ajar Esensial, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Keperawatan Medical Bedah ed.8 vol 3. Dalam, Jilid I Edisi: 4. Jakarta: Pusat
Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC. Penerbit Ilmu Peenyakit Dalam FKUI

. (2002). Buku Ajar Yuliatri, N. (2009). A to Z food Supplement.


Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Ed.1 yogyakarta : ANDI
volume 2. Jakarta: EGC

Soeharto Imam (2004). Penyakit Jantung Koroner


Dan Serangan Jantung ed. 2 Jakarta.
Gramedia Jakarta

Stanley, M at al Beare, P.G.(2006). Buku Ajar


Keperawatan Gerontik Edisis 2. Jakarta :
EGC.

Suhardjono. 2006. Hipertensi Pada Usia Lanjut,


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III
Edisi: 4. Jakarta: Pusat Penerbit Ilmu
Peenyakit Dalam FKUI

Anda mungkin juga menyukai