Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA
DENGAN HIPERTENSI

Anik Supriani

Program Studi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada


Email : aniksupriani76@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi


di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi yang dialami oleh lansia di
Panti Werdha semakin meningkat karena selama ini penanganan hipertensi hanya
diberikan terapi farmakologi saja. Salah satu terapi non farmakologi adalah senam
Tai Chi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh senam Tai Chi terhadap
Penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto.
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy experiment Pre Test-Post Test
control group Design. Populasi seluruh lansia yang mengalami hipertensi di Panti
Werdha Mojopahit Mojokerto sebanyak 20 orang, besar sampel pada penelitian ini
berjumlah 20 responden dan dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol, dengan teknik total sampling. Data yang terkumpul melalui observasi
dianalisa deskriptif untuk mengetahui perbedaan perubahan rerata tekanan darah
dan di uji statistik Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
Hasil analisis didapatkan rerata tekanan darah sistolik pre-post pada kelompok
eksperimen sebesar 11 mmHg dan rerata tekanan darah diastolik pre-post kelompok
eksperimen sebesar 9 mmHg. Dari uji statistik diperoleh hasil ada pengaruh senam
Tai Chi terhadap penurunan tekanan darah dengan nilai signifikasi tekanan darah
sistolik pre-post pada kelompok eksperimen sebesar 0,007 dan tekanan darah
diastolik pre-post pada kelompok eksperimen sebesar 0,014.
Dari hasil penelitian di atas membuktikan bahwa senam Tai Chi dapat
menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi, maka petugas panti perlu
memberikan intervensi senam Tai Chi sebanyak 3 kali dalam seminggu sebagai
pendamping terapi farmakologi dalam mengatasi hipertensi pada lansia.

Kata Kunci : Senam Tai Chi, Hipertensi

Halaman | 31
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

LATAR BELAKANG yang didapat melalui pengukuran pada umur


Proses menua (lansia) adalah proses ≥18 tahun sebesar 26,2 persen.Menurut
alami yang disertai adanya penurunan kondisi penelitian Gilbert W. Setiawandkk (2012)
fisik, psikologis maupun sosial yang saling tentang Pengaruh Senam Bugar Lanjut Usia
berinteraksi satu sama lain. Penyakit yang (Lansia) Terhadap Kualitas Hidup Penderita
sering di alami oleh lansia adalah hipertensi. Hipertensi menunjukkan adanya pengaruh
Hipertensi merupakansalah satu masalah yang signifikan senam bugar lansia terhadap
kesehatan masyarakat yang terjadi di negara kualitas hidup penderita hipertensi.
maju maupun negaraberkembang. Hipertensi Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
menjadi masalah pada usia lanjut karena dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 oktober
sering ditemukan dan menjadi lebih dari 2014 di UPT Panti Werdha Mojopahit
separuh kematiandiatas usia 60 tahun Mojokerto jumlah lansia yang menderita
disebabkan oleh penyakit jantung dan hipertensi sebanyak 46 % dari 43 lansia dan
cerebrovaskuler. Nugroho (2008) hanya diberikan terapi farmakologi saja.
mengemukakan bahwa hipertensi menjadi Hipertensi merupakan salah satu
masalah pada lanjut usia karena ditemukan penyakit yang mempunyai hubungan yang
dan menjadi faktor utama payah jantung dan sangat erat dengan lansia. Hal ni terjadi akibat
penyakit jantung koroner. Modifikasi gaya perubahan fisiologis yang terjadi seperti
hidup sebagai langkah pertama dalam penurunan respons imunitas tubuh, katup
perawatan hipertensi, terapi obat-obatan anti jantung menebal dan menjadi kaku, penurunan
hipertensi bersamaan dengan terapi non kemampuan kontraktilitas jantung,
farmakologi dapat digunakan untuk berkurangnya elastisitas pembuluh darah,
menurunkan tekanan darah. Obat hanya serta kurangnya efektifitas pembuluh darah
membuat tekanan darah kembali normal tetapi perifer untuk oksigenasi. Perubahan-
tidak menjamin tekanan darah naik lagi. Pada perubahan inilah yang menyebabkan
lansia, kerja obat dalam tubuh dan peningkatan resistensi vaskuler sehingga
interaksinya dengan jaringan tubuh lansia cenderung lebih rentan mengalami
(farmakodinamika) berubah secara signifikan, hipertensi. Lansia sering terkena hipertensi
sehingga memberikan efek kerusakan organ disebabkan oleh kekakuan pada arteri
target seperti otak dan ginjal (Christensen, sehingga tekanan darah cenderung meningkat.
2006).Hipertensi yang dialami oleh lansia di Selain itu penyebab hipertensi pada lansia juga
Panti Werdha Mojopahit Mojokerto semakin disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan
meningkat karena selama ini penanganan yang lebih penting lagi kemungkinan terjadinya
hipertensi hanya diberikan terapi farmakologi peningkatan tekanan darah tinggi karena
saja. bertambahnya usia lebih
Hipertensi pada lansia di dunia besar pada orang yang banyak mengkonsumsi
didapatkan pada tahun 2013 di Amerika makanan yang banyak mengandung garam
menunjukkan penderita hipertensi di seluruh (Ritu Jain, 2011). Gejalanya berupa sakit
dunia berkisar satu miliar. Di bagian Asia kepala, nyeri atau sesak pada dada, pusing,
tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada gangguan tidur, terengah-engah saat
tahun 2013 dan diprediksi akan menjadi 67,4 beraktifitas, jantung berdebar-debar, mimisan,
juta orang pada tahun 2025 (Muhammadun, kebal atau kesemutan, gelisah dan mudah
2013).Menurut Riskesdas2013 menyatakan marah, keringat berlebihan, kram otot, badan
bahwa angka hipertensi di Indonesia yang lesu, pembekakan di bawah mata pada pagi
didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 hari (Ritu Jain, 2011). Komplikasi jangka
tahun sebesar 25,8 persen, sedangkan panjang tekanan darah tinggi berupa stroke,
prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan penyakit ginjal, gagal jantung, penyakit arteri
umur untuk kelompok umur 45-54 tahun koroner (Samuel Gardner, 2007).
sebesar 35,6 persen, kelompok umur 55-64 Peran perawat dalam pemberian asuhan
tahun sebesar 45,9 persen, kelompok umur 65- keperawatan adalah membantu penderita
74 tahun sebesar 57,6 persen, dan untuk hipertensi untuk mempertahankan tekanan
kelompok umur 75 tahun keatas sebesar 63,8 darah pada tingkat normal dan meningkatkan
persen, jadi dapat disimpulkan bahwa dengan kualitas kesehatannya secara
bertambahnya usia maka rentan terhadap maksimal. Salah satu penanganan
kejadian hipertensi.Prevalensi hipertensi di nonfarmakologis pada kejadian hipertensi
Jawa Timur
Halaman | 32
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

yaitu senam Tai Chi. Latihan Tai Chi kelompok kontrol. pemilihan kedua kelompok
merupakan fewlow-felocity dan low impact menggunakan teknik total sampling. Sebelum
exercise programs, yang mempunyai manfaat dilakukan perlakuan (pre-test) kedua kelompok
tinggi bagi lansia dan dapat dilakukan di mana akan dilakukan pengukuran tekanan darah,
saja. Latihan Tai Chi merupakan latihan kemudian setelah dilakukan perlakuan (post-
tradisional dari cina yang menggabungkan test) kedua kelompok kembali akan dilakukan
latihan pernafasan, rileksasi, dan struktur pengukuran tekanan darah. Dalam rancangan
gerakan yang pelan dan lembut penelitian ini kelompok eksperimen mendapat
(srisurini,2003). Gerakan Tai Chi yang meliputi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak.
body-mind-soul-breath secara teratur terbukti Populasi pada penelitian ini adalah semua
dapat meningkatkan pelepasan non adrenalin lansia yang ada di Panti Werdha Mojopahit
melalui urin, menurunkan kadar cortisol, serta Mojokerto berjumlah 43 lansia. Sedangkan
menurunkan aktivitas saraf simpatis yang populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
membawa dampak positif pada jantung lansia yang menderita hipertensi di Panti
(berupa denyut jantung yang stabil dan Werdha Mojopahit Mojokerto. Setelah
tekanan darah turun menuju normal). Ini disesuaikan dengan kriteria yang dibuat oleh
karena aktivitas saraf simpatis dan peneliti yaitu berjumlah 20 lansia. Sampel pada
parasimpatis menjadi seimbang dan harmonis. penelitian ini adalah Lansia yang ada di Panti
Latihan tersebut dapat pula Werdha Mojopahit Mojokerto yang memenuhi
meningkatkan antioksidan untuk kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun besar
menghilangkan radikal bebas dalam tubuh dan sampel dalam penelitian adalah 20 Lansia.
menstabilkan tekanan darah (Sutanto, 2013). Sampel dikatakan drop out bila sampel tidak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengikuti senam taichi lebih dari 3 kali.
mengetahui pengaruh terapi senam Tai Chi Pengambilan sampel pada penelitian ini
terhadap penurunan tekanan darah pada menggunakan nonprobability sampling dengan
lansia yang tinggal di Unit Pelaksana Teknis teknik total sampling. Variabel independent
Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. pada penelitian ini adalah senam Tai Chi.
Variabel dependent pada penelitian ini adalah
METODE PENELITIAN tekanan darah. Setelah data terkumpul melalui
Jenis penelitian ini adalah eksperimental, observasi, kemudian data ditabulasi dan
karena penelitian ini bertujuan untuk menguji dikelompokkan sesuai dengan variabel yang
pengaruh variabel independen terhadap diteliti untuk menganalisa terapi senam Tai Chi
variabel dependen, yaitu pengaruh senam Tai terhadap penurunan tekanan darah pada
Chi terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan menggunakan uji
lansia. Desain yang digunakan statistik Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan
adalah Quasy Experiment dengan pendekatan a=0,05 bila hasilnya diperoleh a<0,05 maka Ho
Pre Test-Post Test Control Group design yaitu ditolak berarti ada pengaruh senam Tai Chi
rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh terhadap penurunan tekanan darah pada
peneliti dengan cara peneliti membagi dua lansia hipertensi.
kelompok eksperimen dan

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden Kelompok Eksperimen
No Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Jenis kelamin :
Laki-laki 3 30
Perempuan 7 70
2 Usia responden :
45-59 tahun 1 10
60-74 tahun 1 10
75-90 tahun 7 70
> 90 tahun 1 10
Halaman | 33
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

3 Lama Menderita Hipertensi :


< 1 bulan 0 0
1-6 bulan 0 0
7-12 bulan 0 0
> 1 tahun 10 100
4 Cara Mengatasi Hipertensi :
Pola hidup sehat 0 0
Pola makan mengurangi konsumsi garam 0 0
Mengkonsumsi Obat-obatan 10 100
Tidak tahu (tidak memperdulikan penyakit) 0 0
Berdasarkan tabel 1. di atas, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagian
besar perempuan, yaitu sebanyak 7 responden (70%), sebagian besar berusia 75-90 tahun
sebanyak 7 responden (70%), seluruhnya menderita hipertensi > 1 tahun sebanyak 10 responden
(100%), dan cara mengatasi hipertensi yaitu 100% dengan cara minum obat-obatan.

2. Karakteristik Responden Kelompok Kontrol


No Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Jenis kelamin :
Laki-laki 3 30
Perempuan 7 70
2 Usia responden :
45-59 tahun 1 10
60-74 tahun 5 50
75-90 tahun 3 30
> 90 tahun 1 10
3 Lama Menderita Hipertensi :
< 1 bulan 0 0
1-6 bulan 0 0
7-12 bulan 0 0
> 1 tahun 10 100
4 Cara Mengatasi Hipertensi :
Pola hidup sehat 0 0
Pola makan mengurangi konsumsi garam 0 0
Mengkonsumsi Obat-obatan 10 100
Tidak tahu (tidak memperdulikan penyakit) 0 0
Dari tabel 2. diatas, sebagian besar responden adalah perempuan yaitu sebanyak 7
responden (70%), setengah responden berusia 60-74 tahun yaitu sebanyak 5 responden (50%),
seluruhnya menderita hipertensi > 1 tahun sebanyak 10 responden (100%), dan cara mengatasi
hipertensi yaitu 100% dengan cara minum obat-obatan.

3. Tekanan Darah Sebelum Senam Tai Chi


Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

TDS Pre Test TDD Pre Test TDS Pre Test TDD Pre Test
Mean 147 93 151 92
Nilai Maksimum 160 100 160 100
Nilai Minimum 140 80 140 80
Standard Deviasi 8,23 6,74 8,75 7,88
N 10 10 10 10
Pada Kelompok eksperimen, menunjukkan bahwa nilai rerata tekanan darah sistolik yaitu
sebesar 147 mmHg dengan standart deviasi 8,23 mmHg, rerata tekanan darah diastolik adalah
93 mmHg dengan standart deviasi 6,74 mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol, menunjukkan
bahwa nilai rerata tekanan darah sistolik yaitu sebesar 151 mmHg dengan standart deviasi 8,75
mmHg, rerata tekanan darah diastolik adalah 92 mmHg dengan standart
Halaman | 34
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

deviasi 7,88 mmHg.

4. Tekanan Darah Setelah Senam Tai Chi


Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

TDS Post Test TDD Post Test TDS Post Test TDD Post Test
Mean 136 84 144 90
Nilai Maksimum 140 100 160 100
Nilai Minimum 160 80 130 80
Standard Deviasi 6,58 6,99 8,43 8,16
N 10 10 10 10
Pada kelompok eksperimen, menunjukkan bahwa nilai rerata tekanan darah sistolik yaitu
sebesar 136 mmHg dengan standart deviasi 6,58 mmHg, rerata tekanan darah diastolik adalah
84 mmHg dengan standart deviasi 6,99 mmHg. Sedangkan pada kelompok Kontrol, menunjukkan
bahwa nilai rerata tekanan darah sistolik yaitu sebesar 144 mmHg dengan standart deviasi 8,43
mmHg, rerata tekanan darah diastolik adalah 90 mmHg dengan standart deviasi 8,16 mmHg.

5. Pengaruh Senam Tai Chi Terhadap Perubahan Tekanan Darah


Kelompok Eksperimen
Perub TDS Pre-Post Perub TDD Pre-Post
Mean -11 -9
Nilai Maksimum 0,00 0,00
Nilai Minimum -20 -20
Standard Deviasi 6,99 7,37
N 10 10
Uji Wilcoxon
TDS – Post Eksperimen – TDD – Post Eksperimen –
TDS Pre Eksperimen TDD Pre Eksperimen
Z -2.701a -2.460a
Asymp. Sig. (2-tailed) .007 .014
Pada kelompok eksperimen, menunjukkan bahwa nilai rerata perubahan tekanan darah
sistolik yaitu sebesar -11 mmHg dengan standart deviasi 6,99 mmHg, rerata tekanan darah
diastolik adalah -9 mmHg dengan standart deviasi 7,37 mmHg. Dari hasil uji Wilcoxon didapatkan
nilai signifikasi tekanan darah sistolik pre-post pada kelompok eksperimen sebesar 0,007 dan
tekanan darah diastolik pre-post pada kelompok eksperimen sebesar 0,014.

PEMBAHASAN diantaranya adalah genetik, stress


1. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sebelum lingkungan, jenis kelamin, usia, gaya hidup
Senam Tai Chi yang kurang sehat dan obat-obatan
Nilai mean (rerata) tekanan darah (Sutanto, 2010). Dengan faktor-faktor
pada kelompok eksperimen sebelum di tersebut tekanan darah pada seseorang
berikan intervensi di dapatkan tekanan antara yang satu dengan yang lainnya tidak
darah sistolik yaitu sebesar 147 mmHg, sama. Menurut Asyiyah (2009) Tekanan
rerata tekanan darah diastolik adalah 93 darah cendrung meningkat seiring
mmHg. Sedangkan nilai mean (rerata) bertambahnya usia, terjadinya peningkatan
tekanan darah pada kelompok kontrol di tekanan darah ini dipengaruhi oleh
dapatkan tekanan darah sistolik yaitu pelebaran pembuluh darah serta hilangnya
sebesar 151 mmHg, rerata tekanan darah elastisitas jaringan seiring dengan
diastolik adalah 92 mmHg. Variasi tersebut bertambahnya usia sehingga semakin tua
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seseorang resiko terjadinya hipertensi akan
Halaman | 35
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

semakin meningkat. sistolik maupun diastoliknya. Berdasarkan


Berdasarkan penelitian yang telah teori bahwa senam Tai Chi dapat
dilakukan, menunjukkan bahwa pada menurunkan tekanan darah apabila
kelompok eksperimen maupun kelompok dilakukan 3 kali seminggu selama 1 bulan,
kontrol setengahnya berusia 75 - 95 tahun karena senam Tai Chi dapat menurunkan
sebanyak 10 responden (100%). Tekanan aktivitas saraf simpatis yang membawa
darah cenderung meningkat seiring dampak positif pada jantung (berupa denyut
bertambahnya usia. Ternyata angka jantung yang stabil dan tekanan darah turun
kejadian hipertensi meningkat dengan menuju normal). Ini karena aktivitas saraf
bertambahnya usia. Terjadinya peningkatan simpatis dan parasimpatis
tekanan darah ini dipengaruhi oleh menjadi seimbang dan harmonis.
pelebaran pembuluh darah serta hilangnya Sedangkan responden tersebut tidak
elastisitas jaringan seiring dengan mengikuti senam Tai Chi selama 2 kali
bertambahnya usia sehingga semakin tua dalam 1 bulan dan selama mengikuti senam
seseorang resiko terjadinya hipertensi akan Tai Chi responden menampakkan sikap
semakin meningkat. Selama ini tidak kooperatif, jadi tidak terjadi penurunan
penanganan hipertensi di Panti Werdha tekanan darah baik sistolik maupun
hanya di berikan terapi farmakologi saja, diastoliknya.
pengobatan dengan farmakologi saja masih 3. Analisa Pengaruh Senam Tai Chi terhadap
kurang efektif selama pemberian terapi perubahan tekanan darah.
hipertensi, oleh karena itu penanganan Pada kelompok eksperimen,
hipertensi selain dengan terapi pengobatan menunjukkan bahwa nilai rerata perubahan
juga harus didukung dengan terapi non tekanan darah sistolik yaitu sebesar -11
farmakologi diantaranya dengan senam Tai mmHg dengan standart deviasi 6,99 mmHg,
Chi, sehingga penanganan bisa lebih efektif. tekanan darah diastolik, nilai rerata adalah -
2. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Setelah 9 mmHg dengan standart deviasi 7,37
Senam Tai Chi mmHg. Dari hasil uji Wilcoxon didapatkan
Nilai mean (rerata) tekanan darah nilai signifikasi tekanan darah
pada kelompok eksperimen setelah di sistolik pre-post pada kelompok eksperimen
berikan intervensi di dapatkan tekanan sebesar 0,007 dan tekanan darah diastolik
darah sistolik yaitu sebesar 136 mmHg, pre–post pada kelompok eksperimen
rerata tekanan darah diastolik adalah 84 sebesar 0,014.
mmHg. Sedangkan nilai mean (rerata) Dari hasil penelitian menunjukkan
tekanan darah pada kelompok kontrol di bahwa terjadi penurunan tekanan darah
dapatkan tekanan darah sistolik yaitu baik sistolik maupun diastolik. Adanya
sebesar 144 mmHg, rerata tekanan darah penurunan tekanan darah dikarenakan
diastolik, adalah 90 mmHg. Senam Tai Chi pada kelompok perlakuan di berikan senam
adalah olah raga tradisional Cina dengan Tai Chi, dengan senam Tai Chi dapat
gerakan lambat, pernafasan yang dalam, membantu mengendalikan stres yang
dan pemusatan pikiran dengan unsur merupakan salah satu faktor risiko
meditasi. Senam Tai Chi dikenal dapat hipertensi dengan cara latihan pernafasan
membantu mengendalikan stress yang yang tepat dikombinasikan dengan latihan
merupakan salah satu faktor risiko otot ringan sehingga membuat seseorang
hipertensi dengan cara latihan pernafasan menjadi rileks. Teknik pernafasan dalam
yang tepat dikombinasikan dengan latihan dan gerakan yang lambat dapat
otot ringan sehingga membuat seseorang meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam
menjadi rileks. Teknik pernafasan yang darah, memperlancar aliran darah, dan
dalam dan gerakan yang lambat dapat menurunkan denyut jantung. Gerakan Tai
meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam Chi yang meliputi body-mind-soul-breath
darah, memperlancar aliran darah, dan secara teratur terbukti dapat meningkatkan
menurunkan denyut jantung (Istifa, 2011). pelepasan nonadrenalin melalui urin,
Berdasarkan hasil penelitian terdapat menurunkan kadar cortisol, serta
seorang responden yang tidak mengalami menurunkan aktivitas saraf simpatis yang
penurunan tekanan darah baik tekanan membawa dampak positif pada jantung
(berupa denyut jantung yang stabil dan
tekanan darah turun menuju normal).
Halaman | 36
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

Ini karena aktivitas saraf simpatis dan memberikan terapi pada lansia yang
parasimpatis menjadi seimbang dan menderita hipertensi sebagai pendamping
harmonis. Latihan tersebut dapat pula terapi farmakologi.
meningkatkan antioksidan untuk 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
menghilangkan radikal bebas dalam tubuh dengan melibatkan subyek yang lebih
dan menstabilkan tekanan darah banyak dan pengaruh senam Tai Chi
(Sutanto,2013). terhadap masalah-masalah kesehatan
Senam Tai Chi merupakan salah satu selain hipertensi.
bentuk cara untuk menurunkan tekanan 3. Lansia perlu melakukan senam Tai Chi
darah pada lansia yang menderita sebagai terapi non farmakologi, agar tidak
hipertensi, karena dengan senam Tai Chi ketergantungan terhadap obat-obatan
secara rutin dapat menjadikan otot rileks farmakologi.
dan mengurangi stress sehingga 4. Untuk peneliti selanjutnya supaya
menurunkan produksi hormone katekolamin menyertakan lansia dalam setiap kegiatan
dan kortisol serta dapat sehingga kehadiran lansia bisa 100%.
menurunkan produksi renin dan
angiostensin yang merupakan faktor utama
pemicu terjadinya hipertensi. Dengan DAFTAR PUSTAKA
gerakan yang lembut dari Tai Chi dapat
menjadi pilihan olahraga yang baik terutama Anggraini, A.D. (2009). Faktor-Faktor Yang
pada lansia. Senam Tai Chi juga merupakan Berhubungan Dengan Kejadian
bentuk terapi pengobatan hipertensi yang Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat Di
aman, efektif, dan tanpa efek samping. Poliklinik Dewasa Puskesmas
Bangkinang Periode Januari Sampai Juni
SIMPULAN 2008. Riau : Fakultas Kedokteran
1. Nilai rerata pre-test pada kelompok Universitas Riau. (Diakses tanggal 20
eksperimen di dapatkan tekanan darah November 2014).
sistolik sebesar 147 mmHg, pada rerata
tekanan darah diastolik sebesar 93 mmHg. Arjatmo T, Hendra U. (2001). Ilmu Penyakit
Sedangkan kelompok kontrol di dapatkan Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
rerata tekanan darah sistolik sebesar 151
mmHg, dan rerata pada tekanan darah Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut
diastolik sebesar 92 mmHg. Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
2. Nilai rerata post-test pada kelompok
eksperimen di dapatkan tekanan darah Bare BG., Smeltzer SC. (2001). Buku Ajar
sistolik sebesar 136 mmHg, pada rerata Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
tekanan darah diastolik sebesar 84 mmHg. EGC
Sedangkan kelompok kontrol di dapatkan
rerata tekanan darah sistolik sebesar 144 Brunner, Suddarth. (2006). Keperawatan
mmHg, dan rerata pada tekanan darah Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC.
diastolik sebesar 90 mmHg.
3. Ada pengaruh senam Tai Chi terhadap Christensen, B. (2006). Adult Health Nursing.
penurunan tekanan darah pada lansia 3nd. Edition. Philadelphia: mosby
hipertensi. Didapatkan nilai signifikasi uji
wilcoxon pada tekanan darah sistolik pre- Darmojo, Boedhi dan Martono. (2006).
post pada kelompok eksperimen sebesar Geriatri. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit
0,007 dan tekanan darah diastolik pre-post Fakultas Kedokteran Universitas
kelompok eksperimen sebesar 0,014. Indonesia (FKUI)
SARAN
1. Bagi petugas UPT Panti Werdha Mojopahit Elsanti, S. (2009). Hidup Sehat Bebas
perlu melaksanakan kegiatan senam Tai Kolesterol, Stroke, Hipertensi &
Chi selama 3 kali dalam seminggu oleh Serangan Jantung. Yogyakarta : Araska.
instrukstur yang berkompeten dalam
Gardner, Samuel. (2007). Panduan Sehat
Halaman | 37
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Diterjemahkan oleh Renata Komalasari


Jakarta : Prestasi Pustakaraya dkk. Jakarta : EGC

Goldsten, John. (1997). Sirkulasi dalam Pudjiastuti, Sri Surini. (2003). Fisioterapi Pada
Konteks Mobilitas Total di Asia Lansia. Jakarta : EGC.
Tenggara. Yogyakarta : Pusat Penelitian
dan Studi Kependudukan Universitas Puspita W.R. (2009). Gaya hidup pada
Gajah Mada mahasiswa penderita hipertensi [skripsi].
Surakarta: Fakultas Psikologi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Guyton, Arthur C Hall, John E. (2007). Buku (Diakses tanggal 17 November 2014).
Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta : EGC Rahyani. (2007). Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Hipertensi Pada Pasien Yang
Hadibroto Iwan, Syamsir Alam. (2006). berobat dipoliklinik dewasa puskesmas
Pengobatan Alternatif dan Bangking Periode Januari-Juni 2007.
Komplementer. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Sumatra Utara : USU (Diakses tanggal
Populer. 10 November 2014).

Hanns Peter, W. (2009). Hipertensi. Riskesdas. (2013). Data Depkes.


Diterjemahkan oleh Lily Endang Joelani. Http://www.riskesdas.go.id (Diakses
Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer. tanggal 10 November 2014).

Kuntjoro, H . (2002). Dukungan Sosial pada Ritu Jain. (2011). Pengobatan Alternatif untuk
Lansia. Di buka pada website Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta :
http://www.e-psikologi.com (Diakses Gramedia.
tanggal 20 November 2014)
Rohaendi. (2003). Hipertensi dan Faktor
Lanny Sustrani dkk. (2004). Hipertensi. Resiko. Sumatera Utara : USU
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mansjoer, Arif, dkk. (2001). Kapita Selekta Rokhaeni, H. (2001). Buku Ajar Keperawatan
Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Kardiovaskuler. Jakarta : Bidang Diklat
FKUI. RS

Marliani L, S Tantan. (2007). 100 Questions & Rusdi (2009). Awas! Bisa mati cepat akibat
Answer Hipertensi. Jakarta: Elex Media Hipertensi dan Diabetes. Jogjakarta :
Komputindo. Power Books (IHDINA)

Mubarak, W. I. (2007) Promosi Kesehatan. Santoso, Djoko. (2010) . Membonsai


Jogyakarta : Graha Ilmu. Hipertensi. Surabaya : Jaring pena

Muhammadun. (2013). Hidup Bersama Suheni Y. (2007). Hubungan antara kebiasaan


Hipertensi : Seringai Darah Tinggi Sang merokok dengan kejadian hipertensi
Pembunuh Sekejap. Yogyakarta : In pada laki-laki usia 40 tahun ke atas di
Books badan Rumah Sakit Daerah Cepu
[skripsi]. Semarang: Fakultas Ilmu
Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan Keolahragaan, Universitas Negeri
Keperawatan Klien dengan Gangguan Semarang. (Diakses tanggal 24
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: November 2014)
Salemba Medika.
Suroto. (2004). Pengertian Senam, Manfaat
Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik & Senam dan Urutan Gerakan, Unit
Geriatrik, Ed.3. Jakarta: EGC. Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum
Olahraga Fakultas Diponegoro,
Potter, P.A., Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Semarang.
Fundamental Keperawanan : Konsep.
Proses dan Praktik Ed. 4, Vol.2.
Halaman | 38
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

Sustrani, L. (2005). Informasi Lengkap Untuk Tortora, G. J, and N. P. Anagnostakos. (1990).


Lansia Hipertensi. Jakarta : Principle Of Anatomy and Phisiologi,
Pustaka 6tahun ed., Harper and Row Publ., New
Utama. York, 120

Sutanto, Jusuf. (2013). The Dancing Leader Wahdah Nurul. (2011). Menaklukkan
3.0 Tai Chi untuk Perawat Membangun Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta :
Keluarga dan Rumah Sakit. Jakarta : PT Multi Press.
Kompas Media Nusantara.
Wolff, Hanns P. (2008). Hipertensi. Jakarta PT
Buana Ilmu Populer

Halaman | 39

Anda mungkin juga menyukai