Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH EKSTRAK JAHE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI RW 03 KELURAHAN


TAMBANGAN
Tamrin , Dwi Retno N2, Siti Muawanah3
1

1, 2
Dosen PSIK STIKES Widya Husada Semarang
3
Mahasiswa STIKES Widya Husada Semarang

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG
Annafairuuz@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi
masalah kesehatan utama terutama pada lansia. Semakin bertambahnya usia maka resiko
terjadinya hipertensi juga semakin tinggi. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan
farmakologi, salah satunya yaitu ekstrak jahe (Zingiber Officinale Rosc). Tujuan Penelitian :
untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi di RW 03, Kelurahan Tambangan. Metode : Jenis penelitian ini adalah
penelitian Quasi eksperimental. Desain penelitian menggunakan “one group pre test-post test
design without control group”. Jumlah populasi yaitu 36 responden. Cara pengambilan
sampel menggunakan Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar
observasi dan intervensi. Hasil : Mengetahui tingkat tekanan darah sebelum dan sesudah
diberikan ekstrak jahe menggunakan uji Wilcoxon dengan hasil p- value 0,007 (<0,05%) dan
nilai Z hitung -2,683. Kesimpulan : Ada pengaruh ekstrak jahe terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi di RW 03 Kelurahan Tambangan.
Kata Kunci: Ekstrak jahe, Lansia, Hipertensi.
ABSTRACT

Background : Hypertension is one of the cardiovascular diseases that become major health
problems especially in the elderly. The increasing age, the risk of hypertension is also higher.
Hypertension treatment can be done with pharmacology, one of which is ginger extract
(Zingiber Officinale Rosc). Research Purposes : To determine the effect of ginger extract on
blood pressure drop in elderly with hypertension in RW 03 Kelurahan Tambangan. Method :
This type of research is quasy experimental with research design “one group pre test-post test
design without control group”. The total population is 36 respondents. Sampling method
using Purposive Sampling. Data collection uses observation sheets and interventions. Results
: Knowing the level of blood pressure before and after given ginger extract using Wilcoxon
test with p- value 0,007 (<0,05%) and Z calculate -2,683. Conclusion : There is the effect of
ginger extract on blood pressure drop in elderly with hypertension in RW 03 Kelurahan
Tambangan. Keywords : Ginger Extract, Elderly, Hypertension.
PENDAHULUAN lebih keras memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan
Menurut WHO (2015) lanjut usia nutrisi ke seluruh tubuh. Hipertensi
(lansia) adalah sekelompok penduduk sebagai tekanan peristen dimana
yang berumur 60 tahun atau lebih. tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg
Lansia cenderung mengalami masalah dan tekanan diastoliknya di atas 90
kesehatan yang disebabkan oleh mmHg, hipertensi merupakan penyakit
penurunan fungsi tubuh akibat proses kedua yang banyak diderita oleh lanjut
penuaan. Salah satu gangguan usia setelah arthritis. Batas normal
kesehatan yang paling banyak dialami tekanan darah adalah 120-140 mmHg
oleh lansia adalah pada sistem tekanan sistolik dan 80-90 mmHg
kardiovaskuler khususnya hipertensi tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan
(Teguh, 2009). Hal ini terjadi akibat menderita hipertensi bila tekanan
perubahan fisiologis, katub jantung darahnya lebih dari 140/90 mmHg
menebal dan menjadi kaku, penurunan (Martha, 2012).
kemampuan kontraktilitas jantung, Faktor resiko yang dapat
berkurangnya elastisitas pembuluh menyebabkan terjadinya hipertensi
darah, serta kurangnya efektifitas dibagi dalam dua kelompok yaitu faktor
pembuluh darah perifer untuk resiko yang melekat atau tidak dapat
oksigenasi. Perubahan-perubahan inilah diubah (primer) seperti genetik, jenis
yang menyebabkan peningkatan kelamin, usia, ras dan faktor resiko
resistensi vaskuler sehingga lansia yang dapat diubah (sekunder) seperti
cenderung lebih rentan mengalami pola makan, kebiasaan olahraga, stress,
hipertensi (Ritu Jain, 2011). merokok, obesitas, alkoholisme. Untuk
Angka kejadian hipertensi terjadinya hipertensi perlu peran faktor
sangat tinggi terutama pada lanjut usia, resiko secara bersama-sama (common
usia diatas 60 tahun dengan prevalensi underlying risk factor), dengan kata lain
mencapai 60% sampai 80% dari satu faktor saja belum cukup
populasi lansia. Diperkirakan 2 dari 3 menyebabkan terjadinya hipertensi.
lansia mengalami hipertensi. Pada Hipertensi pada lansia selain
sebuah penelitian di SaoPaulo dikarenakan adanya faktor usia
didapatkan prevalensi hipertensi pada (primer), juga erat kaitannya dengan
lansia sebesar 70% dari jumlah perilaku dan gaya hidup (sekunder)
populasinya (Lacerdaa dkk, 2016). (Suhadak, 2010).
Di Indonesia, pada usia 25-44 Penatalaksanaan hipertensi
tahun prevalensi hipertensi sebesar pada lansia secara prinsip tidak
29%, pada usia 45-64 tahun sebesar berbeda dengan hipertensi pada
51% dan pada usia >65 tahun sebesar umumnya, yang terdiri dari terapi
65%. Dibandingkan usia 55-59 tahun, farmakologi dan non farmakologi.
pada usia 60-64 tahun terjadi Pilihan pertama untuk terapi
peningkatan risiko hipertensi sebesar farmakologi adalah obat-obatan kimia
2,18 kali, usia 65-69 tahun 2,45 kali dan ekstrak herbal. Pengobatan
dan usia >70 tahun 2,97 kali (Rahajeng farmakologi dengan menggunakan
E, 2013). ekstrak herbal sangat mudah didapat,
Hipertensi adalah suatu keadaan tidak membutuhkan biaya yang banyak
dimana terjadi peningkatan tekanan di dan rendah efek samping. Salah satu
jantung secara kronis karena adanya contoh alternatif pengobatan hipertensi
hambatan pada pembuluh darah menggunakan ektrak herbal adalah
sehingga menyebabkan jantung bekerja
ekstrak jahe (zingiber officinale Rosc) sendok makan, kemudian diberikan
(Susilo Y dan Wulandari, 2011). kepada responden selama 5 hari
Jahe putih (zingiber officinale berturut-turut (Palupi dkk, 2015).
var amarum) dapat digunakan sebagai Berdasarkan hasil studi
bahan untuk pengobatan tradisional, pendahuluan yang dilakukan oleh
karena jahe putih memiliki banyak peneliti di Puskesmas Mijen pada
sekali kandungan gizi dan senyawa tanggal 08 Maret 2017 secara global,
kimia yang sangat penting dan ditemukan data bahwa terdapat 559
bermanfaat terhadap kesehatan. lansia yang megalami tekanan darah
Disamping itu jahe putih memiliki efek tinggi selama tiga bulan terakhir di
samping yang lebih kecil dan mudah tahun 2016. Dari hasil wawancara yang
diolah sehingga cocok untuk peneliti lakukan dengan beberapa
digunakan sebagai bahan obat-obatan lansia yang menderita hipertensi di
terutama dalam mengatasi hipertensi wilayah RW 03 Kelurahan
(Gustiri, 2011). Tambangan, mereka mengatakan
Beberapa komponen kimia jahe bahwa menurut mereka salah satu
putih (zingiber officinale var amarum) penyebab hipertensi yang mereka
seperti gingerol, zingerone dan alami adalah akibat dari terlalu banyak
shogaol memberi efek farmakologi pikiran. Selain itu penyebab hipertensi
seperti antioksidan, anti inflamasi, anti yang terjadi didukung dengan pola
koagulan, analgestik, anti hidup yang kurang baik seperti
karsinogenik, non-toksik dan non- kebiasaan dari lansia terutama lansia
mutagenik meskipun pada konsentrasi laki-laki yang terbiasa minum kopi dan
tinggi (Stoilova et al, 2007). merokok. Sedangkan lansia perempuan
Komponen utama dari jahe putih di kelurahan ini kebanyakan adalah
adalah senyawa homolog fenolik keton sebagai ibu rumah tangga yang dalam
yang dikenal sebagai gingerol. kehidupan sehari-harinya kurang
Gingerol sangat tidak stabil dengan begitu menyukai aktivitas olahraga.
adanya panas dan pada suhu tinggi Berdasarkan data observasi dari
akan berubah menjadi shogaol. Pada hasil wawancara didapatkan pula
konsentrasi rendah ternyata gingerol bahwa pola makan lansia kurang baik,
dan shogaol dapat menurunkan hal tersebut ditunjukkan dengan
tekanan darah (Anonim, 2010). kurangnya pengetahuan tentang
Penelitian yang dilakukan oleh makanan yang dapat meningkatkan
Palupi dkk pada tahun 2015, tentang tekanan darah seperti makanan yang
“Manfaat pemberian air rebusan jahe mengandung garam, serta kurangnya
putih kecil (Zingiber Oficinale var pengetahuan dalam hal memilih bahan
amarum) terhadap perbedaan tekanan makanan yang aman untuk dikonsumsi
darah wanita dewasa penderita bagi penderita hipertensi. Adapun dari
hipertensi di Desa Sukawana”. Dalam segi pola tidur, beberapa lansia yang
penelitian ini responden penelitian mengalami hipertensi mengatakan
diberikan 100 cc air jahe yang dibuat sering terbangun saat tidur pada malam
dari 4 gram jahe dipotong kecil-kecil hari.
dan direbus dalam panci berisi air Pengetahuan lansia yang
mendidih sebanyak 200 cc selama ± 10 mengalami hipertensi di Kelurahan
menit sambil sesekali di aduk hingga Tambangan khususnya RW 03 tentang
volume air menjadi 100 cc. Setelah itu penyakit yang dideritanya masih
dituang dalam gelas takar sebanyak kurang baik, mereka belum
100 cc sambil disaring, tambahkan mengetahui betul penyebab timbulnya
madu dengan perbandingan 100 cc : 2 penyakit hipertensi serta bagaimana
cara mencegahnya. Saat peneliti Berdasarkan fenomena yang
menanyakan tentang obat tradisional ada, penulis tertarik untuk melakukan
apa saja yang dapat menurunkan penelitian dengan judul Pengaruh
tekanan darah, kebanyakan dari Ekstrak Jahe Terhadap Penurunan
mereka menyebutkan beberapa jenis Tekanan Darah Pada Lansia Dengan
obat tradisional seperti mentimun dan Hipertensi di RW 03 Kelurahan
seledri. Mereka tidak mengetahui Tambangan”.
bahwa ekstrak jahe khususnya jahe
putih dapat menurunkan tekanan darah.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengambilan sampel secara


Quasi eksperimental yaitu penelitian Purposive Sampling ini dilakukan
yang bertujuan untuk menguji dengan mengambil kasus atau
hipotesis sebab akibat dengan responden dengan kriteria yang
melakukan suatu intervensi. Desain sudah di tentukan serta tersedia
penelitian menggunakan one group disuatu tempat sesuai dengan
pre test-post test design without konteks penelitian (Notoatmodjo,
control group, yaitu rancangan ini 2010), sampel dalam penelitian ini
tidak ada kelompok pembanding berjumlah 36.
(kontrol), tetapi paling tidak sudah Instrumen yang di gunakan
dilakukan observasi pertama berupa tensimeter, stetoskop dan
(pretest) yang memungkinkan lembar observasi dengan penilaian
menguji perubahan-perubahan yang kategori hipertensi tingkat 1 (ringan)
terjadi setelah adanya eksperimen : 140-159/90-99 mmHg, hipertensi
(program) (Notoatmodjo, 2010). tingkat 2 (sedang) : (160-179/100-
Penelitian ini dilaksanakan di RW 03 109 mmHg) dan hipertensi tingkat 3
Kelurahan Tambangan, penelitian ini (berat) : ≥180/≥110 mmHg.
dilaksanakan bulan Agustus 2017.
Populasi dalam penelitian ini
adalah lansia yang menderita
hipertensi di RW 03 Kelurahan
Tambangan yang berjumlah 36.
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan
Purposive Sampling dimana

HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden n = 36
a. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Frekuensi Presentasi
Jenis Kelamin Kelamin (n) (%)
Tabel 4.1 Perempuan 19 52,8
Distribusi Frekuensi Responden Laki-laki 17 47,2
Berdasarkan Jenis Kelamin pada Total 36 100
Lansia dengan Hipertensi di RW
03 Kelurahan Tambangan
Agustus 2017
b. Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur Tingkat Tekanan
darah pada lansia Sebelum
Tabel 4.2 dengan hipertensi
Distribusi Frekuensi Responden di RW 03
Berdasarkan Umur pada Lansia kelurahan Jumlah Presentasi
Tambangan (n) (%)
dengan Hipertensi di RW 03
Ringan 9 25,0
Kelurahan Tambangan
Agustus 2017 Sedang 20 55,6
n = 36 Berat 7 19,4
Umur Frekuensi(n) Presentasi(%) Total 36 100
60-74 tahun 21 58,3
75-90 tahun 12 33,3
>90 tahun 3 8,3 1. Tekanan Darah Pada Lansia Sesudah
Total 34 100 diberikan Ekstrak Jahe di RW 03
Kelurahan Tambangan.
c. Karakteristik Responden Tabel 4.5
Berdasarkan Pendidikan Tekanan Darah Pada Lansia
Tabel 4.3 Sesudah diberikan Ekstrak Jahe
Distribusi Frekuensi Responden diRW 03 Kelurahan Tambangan
Berdasarkan Pendidikan pada Lansia Agustus 2017
dengan Hipertensi di RW 03 n = 36
Kelurahan Tambangan Tingkat Tekanan Sesudah
Agustus 2017 darah pada lansia
n = 36 dengan hipertensi Jumlah Presentasi
Pendidikan Frekuensi Presentasi di RW 03 (n) (%)
Terkahir (n) (%) kelurahan
Tambangan
SD 14 38,9 Ringan 19 52,8
SMP 7 19,4 Sedang 12 33,3
SMA 7 19,4 Berat 5 13,9
Tidak Sekolah 8 22,2
Total 36 100
Total 36 100
3. Analisa Bivariat
2. Analisa Univariat Pengaruh Ekstrak Jahe Terhadap
Gambaran Tingkat Tekanan Darah pada Penurunan Tekanan Darah pada Lansia
Lansia dengan Hipertensi di RW 03 dengan Hipertensi di RW 03 Kelurahan
Kelurahan Tambangan Tambangan.
a. Tekanan Darah Pada Lansia
Sebelum diberikan Ekstrak Jahe di Tabel 4.6
RW 03 Kelurahan Tambangan. Pengaruh ekstrak jahe terhadap
Tabel 4.4 penurunan tekanan darah pada
Tekanan Darah Pada Lansia lansia dengan hipertensi di RW 03
Sebelum di Berikan Ekstrak Jahe Kelurahan Tambangan
di RW 03 Kelurahan Tambangan Agustus 2017
Agustus 2017 n = 36
n = 36
Tingkat hipertensi dibandingkan laki-laki
Tekanan darah (Anggraini dkk,2009).
pada lansia b) Karakteristik responden berdasarkan
dengan Frekuen Z p Umur
hipertensi di si Hitung Value Hasil penelitian menunjukkan
RW 03
bahwa karakteristik responden
kelurahan
Tambangan berdasarkan umur presentase
Negative Rank 16 terbanyak terjadi pada umur 60-74
Positive Rank 4 tahun yaitu sebanyak 21 responden
Ties 16 (58,3%). Hipertensi merupakan
penyakit multifaktorial yang
Total 36 -2,683 0,007
munculnya dipengaruhi oleh
interaksi berbagai faktor. Pada
Berdasarkan tabel diatas ada umumnya penderita hipertensi
adalah orang-orang berusia diatas
pengaruh ekstrak jahe terhadap penurunan
45 tahun, namun saat ini tidak
tekanan darah pada lansia dengan menutup kemungkinan diderita
hipertensi di RW 03 Kelurahan oleh orang berusia muda.
Tambangan. Ditemukan kecenderungan
peningkatan prevalensi menurut
peningkatan usia pada usia ≥40
PEMBAHASAN tahun. Hal ini disebabkan seiring
meningkatnya usia sehingga terjadi
1. Karakteristik Responden perubahan dalam struktur dan
a) Karakteristik responden berdasarkan
fungsi sel, jaringan, serta sistem
Jenis Kelamin.
organ. Perubahan tersebut pada
Hasil penelitian menunjukkan
umumnya mempengaruhi pada
bahwa karakteristik responden
kemunduran kesehatan fisik dan
berdasarkan jenis kelamin
psikis yang pada akhirnya akan
presentase terbanyak terjadi pada
berpengaruh pada ekonomi dan
jenis kelamin perempuan yaitu
sosial lansia. Sehingga secara
sebesar 19 responden (52,8%). Hal
umum akan berpengaruh pada
ini terjadi karena menurut
activity of daily living (Fatmah,
Singalingging (2011) rata-rata
2010).
perempuan akan mengalami
peningkatan resiko tekanan darah
Perubahan pada lansia yang
tinggi (hipertensi) setelah
menyebabkan terjadinya hipertensi
menopause yaitu usia diatas 45
adalah pada perubahan sistem
tahun, dimana wanita akan
kardiovaskuler dimana jantung
mengalami arteriosklerosis, karena
mengalami penurunan kekuatan
salah satu sifat esterogen adalah
otot, katub jantung mengalami
menahan garam, selain itu hormon
penebalan dan menjadi lebih kaku,
esterogen juga menyebabkan
serta nodus sinoatrial yang
penumpukan lemak yang
bertanggung jawab terhadap
mendukung terjadinya
kelistrikan jantung menjadi kurang
arteriosklerosis. Hal inilah yang
efektif dalam menjalankan
menunjukkan bahwa wanita setelah
tugasnya dan impuls yang
berusia lebih dari 45 tahun atau
dihasilkan melemah (Suiraoka,
yang sudah mengalami menopause
2012).
lebih beresiko tinggi terkena
c) Karakteristik responden berdasarkan mengalami hipertensi tingkat ringan
Pendidikan sebanyak 9 responden (25,0%),
Hasil penelitian menunjukkan hipertensi tingkat sedang sebanyak 20
bahwa presentase tertinggi
responden (55,6%) dan hipertensi
terjadinya hipertensi terjadi pada
umur 60-74 tahun yaitu sebanyak tingkat berat sebanyak 7 responden
21 responden (58,3%). Pendidikan (19,4%).
secara umum adalah segala upaya
yang direncanakan untuk Menurut Suiraoka (2012) penyebab
mempengaruhi orang lain baik hipertensi dibagi menjadi dua golongan
individu, kelompok atau yaitu : hipertensi primer (essensial) dan
masyarakat sehingga mereka hipertensi sekunder. Hipertensi primer
melakukan apa yang diharapkan adalah hipertensi yang tidak dapat
oleh pelaku pendidikan diubah dan tidak diketahui pasti
(Notoatmodjo, 2010). Pendidikan
penyebabnya seperti keturunan, jenis
adalah suatu kegiatan atau usaha
manusia untuk meningkatkan kelamin, umur dan ras. Sedangkan
kepribadiannya dengan jalan hipertensi sekunder adalah hipertensi
membina potensi pribadinya, yang yang sudah diketahui pasti
berupa rohani (cipta, rasa dan penyebabnya dengan jelas dan dapat
karsa) dan jasmani (panca indra diubah seperti mengkonsumsi garam
dan ketrampilan) (Budioro, 2009). berlebihan, obesitas, merokok,
Tingkat pendidikan secara
tidak langsung mempengaruhi mengkonsumsi alkohol, stress dan
tekanan darah pada lansia karena kurang olahraga.
tingkat pendidikan berpengaruh
terhadap gaya hidup seseorang Pada lansia hipertensi terjadi akibat
yaitu seperti kebiasaan merokok, perubahan fisik khususnya pada sistem
kebiasaan mengkonsumsi alcohol, kardiovaskuler, dimana kekuatan otot
asupan makanan dan aktivitas fisik jantung menurun, katub jantung
(Anggara dan Prayitno, 2013). menebal dan menjadi kaku, dinding
Pendidikan yang kurang akan arteri menjadi kurang elastis, dinding
menghambat perkembangan sikap
kapiler menebal sehingga menyebabkan
seseorang terhadap nilai-nilai atau
informasi yang baru diperkenalkan, melambatnya pertukaran antara nutrisi
sebaliknya semakin tinggi tingkat dan zat sisa metabolisme antara sel dan
pendidikan seseorang, semakin darah, dinding pembuluh darah yang
mudah menerima informasi semakin kaku akan meningkatkan
sehingga semakin banyak pula tekanan darah sistolik maupun diastolik,
pengetahuan yang dimiliki volume darah menurun sejalan dengan
(Notoatmodjo, 2010).
penurunan volume cairan tubuh akibat
2. Analisa Univariat
Tekanan darah pada lansia dengan proses menua (Santoso, 2009).
hipertensi sebelum di berikan Tekanan darah pada lansia dengan
ekstrak jahe (pre test). hipertensi sesudah di berikan ekstrak
jahe (post test).
Hasil penelitian menyatakan bahwa
dari 36 responden sebelum dilakukan Hasil penelitian menyatakan bahwa
intervensi terdapat lansia yang dari 36 responden sesudah dilakukan
intervensi terdapat lansia yang
mengalami hipertensi tingkat ringan mempunyai khasiat sebagai anti-oksidan
menjadi 19 responden (52,8%), dan anti-koagulan sebagai anti kanker
hipertensi tingkat sedang menjadi 12 dan dapat mencegah penggumpalan
responden (33,3%), dan hipertensi darah, sehingga hal ini dapat
tingkat berat menjadi 5 responden menghambat tersumbatnya darah
(13,9%). Berdasarkan data tersebut sebagai penyebab utama stroke dan
menunjukkan bahwa ada penurunan serangan jantung. Jahe putih
tekanan darah setelah minum ekstrak mempunyai manfaat lain untuk
jahe selama 5 hari berturut-turut. kesehatan yaitu menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. Jahe putih
Menurut Mishra (2009), Jahe memegang peran penting dalam
adalah tanaman rimpang yang sangat menurunkan kadar trigliserida dan
popular sebagai rempah-rempah dan hyperlipidemia dalam darah karena
bahan obat. Rasanya dominan pedas obesitas sehingga mencegah terjadinya
disebabkan senyawa keton bernama penumpukan plak yang dapat
zingeron. Jahe sendiri mengandung mengakibatkan sumbatan pembuluh
sejumlah antioksidan dan komponen darah sehingga tekanan darah
bioaktif yaitu gingerol. meningkat (Koswara, 2011).
Hasil penelitian farmakologi 3. Analisa Bivariat
menyatakan bahwa senyawa antioksidan Pengaruh Ekstrak Jahe Terhadap
alami dalam jahe cukup tinggi dan Penurunan Tekanan Darah pada
sangat efisien dalam menghambat Lansia dengan Hipertensi di Rw 03
radikal bebas superoksida dan hidroksil Kelurahan Tambangan.
yang dihasilkan oleh sel-sel kanker dan Berdasarkan hasil penelitian yang
bersifat sebagai antikarsinogenik, non- dilakukan terhadap 36 responden
toksik dan non-mutagenik pada menunjukkan bahwa ada pengaruh
konsentrasi tinggi (Manju dan Nalini, ekstrak jahe terhadap penurunan
2009). Beberapa senyawa termasuk tekanan darah pada lansia dengan
gingerol, shogaol dan zingeron hipertensi, didapatkan hasil bahwa
memberikan aktivitas farmakologi dan lansia yang mengalami penurunan pada
fisiologis seperti efek antioksidan, tekanan darah sesudah diberikan ekstrak
antiinflammasi, antikoagulan, analgesik, jahe sebanyak 16 responden. Hal ini
antikarsinogenik dan kardiotonik terjadi karena jahe mempunyai sifat
(Masuda,et al. 2009). Pada konsentrasi alami yaitu merangsang hormon
rendah senyawa gingerol dan shogaol adrenalin dan memperlebar pembuluh
dapat menurunkan tekanan darah darah, akibatnya darah mengalir lebih
(Suekawa,et al. 2010). cepat dan lancar sehingga kerja jantung
untuk memompa darah menurun dan
Manfaat jahe (Koswara, 2011)
menyebabkan tekanan darah juga ikut
salah satunya adalah menurunkan
menurun. Lansia yang mengalami
tekanan darah. Hal ini karena jahe
peningkatan tekanan darah setelah
merangsang pelepasan hormon
diberikan ekstrak jahe sebanyak 4
adrenalin dan memperlebar pembuluh
responden. Hal ini terjadi karena
darah, akibatnya darah mengalir lebih
peningkatan tekanan darah dipengaruhi
cepat dan lancar, serta memperingan
oleh berbagai macam faktor seperti
kerja jantung memompa darah. Menurut
yang dialami oleh 4 responden tersebut
(Mirsha, 2009) jahe putih memiliki
bahwa mereka sering terbangun pada
kandungan gingerol yang lebih tinggi
malam hari saat tidur, mereka juga
dibandingkan dengan jahe lainnya.
mengatakan bahwa ada beberapa hal
Kandungan gingerol dalam jahe putih
yang sedang dipikirkan sehingga berbagai khasiat termasuk untuk
membuat lansia tersebut menjadi stress mengobati hipertensi, sebab jahe
sehingga peneliti tidak dapat mengandung sejumlah antioksidan dan
mengontrol sepenuhnya tekanan darah kemponen bioaktif yaitu gingerol. Jahe
yang di alami oleh responden. adalah salah satu bahan pangan yang
Sedangkan lansia yang tidak mengalami mengandung senyawa fenol yang
perubahan tekanan darah setelah berperan sebagai antioksidan. Inti jahe
diberikan ekstrak jahe yaitu sebanyak 16 yang disebut gingerol merupakan
responden. Hal ini terjadi karena tidak molekul radikal bebas yang kuat dan
semua responden memiliki respon tubuh dapat beraksi sebagai antioksidan yang
yang sama dan tidak semua tubuh dapat bermanfaat menetralkan efek merusak
menerima segala sesuatu yang masuk ke dari radikal bebas didalam tubuh
dalam tubuh responden tersebut. Semua (Koswara, 2010). Gingerol pada jahe
responden mendapatkan perlakuan yang juga bersifat antikoagulan yaitu
sama, akan tetapi karena adanya mencegah penggumpalan darah.
perbedaan respon tubuh menjadikan Gingerol dapat memperlebar pembuluh
sebagian intervensi tidak berhasil sesuai darah sehingga peredaran darah
kategori. Pemberian ekstrak jahe selama menjadi lancar dan tekanan darah
5 hari dari peneliti tidak berpengaruh menurun (Elkhishin, 2009).
terhadap tekanan darah responden. Hasil KESIMPULAN
uji Wilcoxon didapatkan hasil statistik
dengan nilai Z hitung -2,683 dan nilai p- 1. Tekanan darah pada lansia yang
value = 0,007 (<0,05) dengan demikian mengalami hipertensi sebelum di
maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berikan ekstrak jahe dengan hipertensi
artinya ada pengaruh ekstrak jahe tingkat ringan sebanyak 9 responden
terhadap penurunan tekanan darah pada (25,0), hipertensi tingkat sedang
lansia dengan hipertensi di RW 03 sebanyak 20 responden (55,6%) dan
Kelurahan Tambangan. Hal ini dapat hipertensi tingkat berat sebanyak 7
dijelaskan bahwa nilai Z hitung -2,683< responden (19,4%).
Z tabel 1,96 dan nilai p value = 0,007< 2. Tekanan darah pada lansia yang
0,05 menunjukkan bahwa pemberian mengalami hipertensi sesudah di
ekstrak jahe berpengaruh negatif berikan ekstrak jahe dengan hipertensi
terhadap penurunan tekanan darah pada tingkat ringan sebanyak 19 responden
lansia dengan hipertensi di RW 03 (52,8%), hipertensi tingkat sedang
Kelurahan Tambangan. sebanyak 12 responden (33,3%) dan
Penelitian yang dilakukan oleh hipertensi tingkat berat sebanyak 5
Yuliantari dkk (2014) tentang responden (13,9%).
Perbedaan Pengaruh Ekstrak 3. Ada pengaruh ekstrak jahe terhadap
Mentimun dan Air Jahe terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
Tekanan Darah Lansia dengan dengan hipertensi di RW 03 Kelurahan
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tambangan dengan nilai p value =
II Denpasar Barat didapatkan nilai p 0,007 < 0,05.
value = 0,001 (<0,05) yang artinya ada
pengaruh air jahe terhadap tekanan SARAN
darah lansia yang mengalami hipertensi.
1. Bagi Profesi Keperawatan
Hasil yang sama juga di dapatkan pada
Memberikan saran tentang tindakan
kelompok yang diberikan ekstrak
keperawatan holistik bagaimana
mentimun.
mengatasi keluhan seperti hipertensi
Mengkonsumsi ekstrak jahe dalam
yang terjadi pada responden
dosis yang sudah di anjurkan memiliki
2. Bagi Institusi Anonim, (2010). Informatorium Obat
Hasil penelitian ini kiranya dapat
Nasional Indonesia, DepKes RI,
digunakan sebagai salah satu bahan
masukan yang dapat dimanfaatkan Jakarta.
sebagai sumber referensi dari ilmu
pengetahuan tentang keperawatan Fatmah, (2010). Gizi Usia Lanjut.
komunitas
3. Bagi Penelitian Selanjutnya Erlangga : Jakarta.
Di harapkan dapat mengembangkan
penelitian yang serupa dalam Gustiri, (2011). Sehat dengan Ramuan
menangani masalah hipertensi terutama
Tradisional : Khasiat dan
pada lansia dengan menggunakan
ekstrak jahe Manfaat Jahe si Rimpang Ajaib.
4. Bagi Masyarakat
Jakarta Selatan : Agromedia
Hasil penelitian ini kiranya dapat
digunakan sebagai salah satu bahan Pustaka.
masukan mengenai pengobatan
farmakologis untuk menurunkan Koswara, sutrisno. (2011), Jahe Rimpang
hipertensi dengan menggunakan ekstrak
jahe Dengan Sejuta Khasiat.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta : Graha Ilmu.
Anggara, FHD dan Prayitno, N. (2013).
Martha, Karina, (2012). Panduan cerdas
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
mengatasi hipertensi,
Dengan Tekanan Darah Di
Yogyakarta: Araska.
Puskesmas Telaga Murni,
Cikarang Barat Tahun 2012. Mishra, D.S., maiti, R., Bera, S., Das, K.,
Program Studi S1 Kesehatan Ghosh, D. (2009), protective
Masyarakat STIKES MH. effect of composite ekstrack of
Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah withania somnifera, ocimum
Kesehatan. santum and zingiber officinale on
swimming-induced reproductive
Anggraini dkk, (2009). Faktor-Faktor
endrocrine dysfunctions in male
Yang Berhubungan Dengan
rat. Iranian journal of
Kejadian Hipertensi Pada Pasien
pharmacology and therapeutics.
Yang Berobat di Poliklinik
Dewasa Puskesmas Bangkinang Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Periode Januari-Juni 2008. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Fakultas Kesehatan. Universitas Rineka Cipta.
Riau.
Rahajeng E, (2013). Prevalensi Hipertensi
dan Determinannya di Indonesia.
Jakarta: Pusat Penelitian
Biomedis dan Farmasi Badan
Penelitian Kesehatan Departemen
Kesehatan RI.

Ritu Jain. (2011). Pengobatan Alternatif


untuk Mengatasi Tekanan Darah.
Jakarta : Gramedia.

Singalingging, G (2011). Karakteristik


Penderita Hipertensi di Rumah
Sakit Umum Herna Medan.
Suhadak, (2010). Pengaruh pemberian teh
rosella terhadap penurunan
tekanan darah tinggi pada lansia.
Di desa windu kecamatan
larangbinangan kabupaten
lamongan. Lamongan : BPPM
Stikes Muhammadyah Lamongan.

Suiraoka, IP. (2012). Mengenal, Mencegah


dan Mengurangi Faktor Resiko 9
Penyakit Degeneratif. Yogyakarta
: Nuha Medika.

Susilo, Y dan Wulandari. (2011). Cara


Jitu Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta : Andi.

Teguh, (2009). Manajemen Sumber Daya


Manusia dan Lansia. Yogyakarta
: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai