Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH REBUSAN BIJI KETUMBAR (CORIANDUM SATIVUM) TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI


DI DESA KUJUNG KECAMATAN WIDANG KABUPATEN TUBAN

Vivin Mustofiyah* Arifal Aris** H. Alifin***


Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Lamongan

ABSTRAK

Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan
penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh rebusan biji ketumbar (Coriandum Sativum) terhadap penurunan tekanan darah
tinggi pada lansia penderita hipertensi di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.
Desain penelitian ini adalah pra eksperiment dengan pendekatan one group pretest-posttest design
dengan teknik sampling simple random. Sampel yang digunakan adalah lansia penderita hipertensi
yang berada di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban sebanyak 31 orang. Pengumpulan
data dan analisa data: Editing, Coding, Entry, Tabulating, Scoring kemudian di analisis dengan Uji
Wilcoxon.
Dari penelitian menunjukkan nilai Z sebesar -3,400 dengan nilai signifikansi P = 0,001 (p<0,05).,
sehingga dapa disimpulkan ada Pengaruh rebusan biji ketumbar (Coriandum Sativum) terhadap
penurunan tekanan darah tinggi pada lansia penderita hipertensi di Desa Kujung Kecamatan Widang
Kabupaten Tuban.
hendaknya pemberian air rebusan biji ketumbar dapat dijadikan sebagai alternatif untuk pengobatan
hipertensi pada lansia yng tidak ingin mengonsumsi obat antihipertensi

Kata kunci: Rebusan biji ketumbar, hipertensi, lansia

ABSTRACT

Hypertension is a disease that receives the attention of all members of the community, considering the
impact it causes both short and long term so that it requires comprehensive and integrated long-term
countermeasures. The purpose of this study was to determine the effect of boiled coriander seeds
(Coriandum Sativum) on the reduction of high blood pressure in the elderly with hypertension in
Kujung Village, Widang Subdistrict, Tuban Regency.
The design of this study was pre-experiment with one group pretest-posttest design approach with
simple random sampling technique. The sample used was elderly patients with hypertension who
were in the village of Kujung District Widang District of Tuban as many as 31 people.
Data collection and data analysis: Editing Coding Entry Tabulating, Scoring and then analyzed with
Wilcoton Lji From the study showed a Z value of -3.400 with a significant value of 0.001 (p <0.05),
so it can be concluded that there is an influence of the decoction of coriander seeds (Coriandum
Sativum) to reduce high blood pressure in the elderly with hypertension in Kujung Village, Widang
Subdistrict, Tuban Regency,
The administration of coriander seeds boiled water can be used as an alternative for the treatment of
hypertension in the elderly who do not want to take antihypertensive drugs

Key words: Coriander seed decoction, hypertension, elderly

PENDAHULUAN menimbulkan berbagai macam masalah


Lanjut usia merupakan suatu proses kesehatan, sosial, ekonomi, psikologis
terjadinya kemunduran sel-sel karena proses (Depkes, 2010).
penuaan yang berakibat pada kelemahan Lanjut usia merupakan periode dimana
organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai organisme telah mencapai kematangan, fungsi
macam penyakit degeneratif. Hal ini akan dan telah menunjukkan perubahan sejalan

1
dengan waktu. Beberapa pendapat mengenai ditahun 2025 nanti. Dari data 972 juta
usia yaitu tahap akhir dari proses penuaan pengindap hipertensi 333 juta berada di negara
menetapkan 60 tahun,65 tahun dan 70 tahun. berkembang, termasuk Indonesia. Hipertensi
World Health Organitation (WHO) atau badan essensial atau hipertensi primer adalah tipe
kesehatan dunia menetapkan 65 tahun sebagai paling umum dan termasuk 35%-95% populasi
usia yang menunjukkan proses menua yang hipertensi.
berlangsung secara nyata dan seseorang Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
disebut lansia. Lansia banyak menghadapi (RISKESDAS) tahun 2018 terdapat lebih dari
berbagai masalah kesehatan yang perlu 63 juta penduduk Indonesia yang menderita
penanganan segera terintgrasi (Akhmadi, penyakit hipertensi. Prevalensi berdasarkan
2009) hasil pengukuran penduduk yang menderita
Salah satu masalah kesehatan yang terjadi hipertensi usia lebih dari 18 tahun sebesar
pada lanjut usia adalah tekanan darah tinggi 34,1%, Dari 8,59% penderita hipertensi yang
atau disebut hipertensi. Tekanan darah tinggi terdiagnosis, proporsi penderita yang tidak
atau hipertensi merupakan suatu kondisi medis mengkomsumsi obat sebesar 56,07%, yang
yang ditandai dengan meningkatnya kontraksi mengkomsumsi obat secara tidak rutin sebesar
pembuluh darah arteri sehingga terjadi 29,23% dan yang mengkomsmsi obat secara
resistensi aliran darah yang meningkatkan rutin hanya 14,7%. Adapun alasan penderita
tekanan darah tehadap dinding pembuluh hipertensi yang tidak mengkonsumsi obat
darah (Junaedi, 2013). WHO (Word Health secara rutin adalah sering lupa sebesar 10,3%,
Organization) menyatakan bahwa hipetensi tidak tersedianya obat sebesar 1,38%, minum
merupakan penyebab kematian nomor satu obat tradisional sebesar 11,74%, tidak tahan
didunia (Prasetyaningrum, 2014). ESO sebesar 4,5%, tidak mampu membeli
Hipertensi merupakan penyakit yang obat sebesar 7,4%, tidak rutin berobat sebesar
mendapat perhatian dari semua kalangan 28,52%, merasa sudah sehat sebesar 64,14%,
masyarakat, mengingat dampak yang dan alasan yang lain sebesar 12,37%.
ditimbulkannya baik jangka pendek maupun Berdasarkan data dari dinas kesehatan
jangka panjang sehingga membutuhkan jawa timur, presentasi penderita propinsi
penanggulangan jangka panjang yang hipertensi jawa timur mencapai sebesar 2,43%
menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi atau 1.828.669 penduduk. Sedangkan menurut
menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) hasil riskesdas tahun 2018 kabupaten Tuban
dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi. prevalensi sebesar 32 %. (Dinkes Tuban,
Hipertensi seringkali disebut sebagai 2018)
pembunuh gelap (silent killer), karena Sedangkan data dari hasil survey awal di
termasuk penyakit yang mematikan, tanpa Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten
disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu Tuban dari 10 penderita hipertensi, 6 (60%)
sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun penderita tidak mengkomsumsi obat
muncul, gejala tersebut seringkali dianggap farmakolgi dan 4 (40%) penderita
gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat mengkonsumsi obat farmakologi. Sehingga
menyadari akan datangnya penyakit (Junaedi, masalah dalam penelitian ini adalah masih
2013). banyaknya penderita hipertensi yang tidak
Menurut Nurrahmani (2012) dalam mengkomsumsi obat farmakologis.
bukunya menjelaskan bahwa hipertensi Terdapat banyak faktor penyebab
berbahaya karena berhubungan dengan terjadinya hipertensi, diantaranya yaitu faktor
kardiovaskuler, yaitu sistem peredaran darah usia, obesitas, genetik, merokok kurang
yang berfungsi memberikan dan mengalirkan olahraga, dan stress. Seiring bertambahnya
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan usia, maka fungsi kardiovaskuler berubah,
dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses terjadi peningkatan tahanan pembuluh
metabolisme. Seiring dengan bertambahnya darahdan kekakuan arterimerupan efek dari
umur dan berbagai macam faktor. proses menua. Obesitas juga merupakan faktor
Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia/ yang sangat menentukan untuk terjadinya
World Health Organization (WHO) tahun hipertensi dikarenakan kelebihan lemak tubuh
2015, di seluruh dunia sekitar 972 juta orang akibat berat badan naik, diduga akan
atau atau 26,4% mengidap hipertensi, angka meningkatkan volume plasma, menyempitkan
ini kemungkinan meningkat menjadi 29,2% pembuluh darah dan memacu jantung untuk

2
bekerja lebih berat. Adapun riwayat keluarga tradisional dapat menjadi alternatif pendukung
atau pengaruh genetik pada hipertensi juga dengan efek samping yang lebih minimal.
telah di buktikan dengan penelitian.Selain itu Salah satu bahan alam yang digunakan untuk
kebiasaan merokok, kurangnya olahraga dan menurunkan tekanan darah adalah biji
stress juga sangat berpengaruh pada ketumbar.
peningkatan tekanan darah.Komplikasi Biji ketumbar (Coriandrum sativum L)
hipertensi dapat menyebabkan penyakit juga merupakan salah satu jenis tanaman
jantung koroner, infark miokard, strok, dan bumbu-bumbuan yang sejak lama digunakan
gagal ginjal. Penderita hipertensi mempunyai dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat
faktor resiko 3-5 kali lipat untuk terkena atau untuk meningkatkan cita rasa bahan
serangan jantung dibandingkan dengan dengan pangan. Zat yang terkandung pada minyak
bukan penderita hipertensi (Kowalak, 2011). atsiri selain fenol adalah flavonoid. Flavonoid
Apabila tekanan darah selalu tinggi akan bersifat antibakteri dan antioksidan mampu
menimbulkan dampak yang dapat merusak meningkatkan kerja sistem imun karena
beberapa organ tubuh seperti kerusakan ginjal, leukosit sebagai pemakan benda asing lebih
serangan jantung, stroke, glaukoma, disfungsi cepat dihasilkan dan sistem limfa lebih cepat
ereksi, demensia dan alzheimer, PJK, aritmia, diaktifkan Beberapa tipe senyawa flavonoid
kematian mendadak, dan serangan iskemik yang terdapat di dalam biji ketumbar adalah
sepintas atau transient ischemic attack, kuersetin, asam ferulat, rutin, koumarat, asam
terbentuknya benjolan abnormal pada dinding proto katekuat dan asam vanilat. Tipe-tipe
arteri yang membawa darah dari jantung ke tersebut merupakan derivat dari asam sinamat
organ tubuh sehingga aliran darah menjadi dan flavonol (Wikipedia, 2019).
tidak lanca, pecahnya pembuluh daerah mata Biji ketumbar juga mengandung berbagai
(Lingga, 2012). Banyak cara untuk macam mineral. Mineral yang banyak
mengendalikan tekanan darah, penderita terkandung pada biji ketumbar adalah kalsium,
hipertensi umumnya minum obat setiap hari. fosfor, magnesium, potasium, dan besi.
Tetapi, rutinitas ini sering tidak disukai Kalsium selain berperan sebagai mineral
penderita. Selain membuat bosan dan tulang, juga berperan menjaga tekanan darah
harganya relatif mahal, konsumsi obat dalam agar tetap normal (Wikipedia, 2019).
jangka panjang membuat penderita takut pada Penelitian tentang ketumbar meunjukkan
efek sampingnya (Sutomo, 2009). bahwa salah satu kandungan biji ketumbar
Menurut Marlia (2009) hipertensi dapat adalah senyawa Flavonoid yang memiliki efek
ditangan dengan berbagai cara, secara umum menguntungkan terhadap sel-sel sebagai
yaitu secara farmakologis dan non antihipertensi dan deuretik (Momin, Acharya,
farmakologis. Penanganan secara & Gajjar, 2012).
farmakologis terdiri atas pemberian obat yang Berdasarkan latar belakang diatas,
bersifat diuretik, simpatetik, betabloker, dan menujukkan bahwa masih tingginya tingkat
vasodilator dengan memperhatikan tempat, angka kejadian hipertensi. Salah satu
mekanisme kerja dan tingkat kepatuhan. pengobatan untuk menurunkan tekanan darah
Sedangkan penanganan nonfarmakologis yaitu yaitu dengan menggunakan rebusan air
meliputu penurunan berat badan, olahraga ketumbar. Oleh karena itu penulis tertarik
secara teratur, diet rendah lemak, diet rendah melakukan penelitian mengenai Pengaruh
garam, mengurangi konsumsi alkohol, pola rebusan biji ketumbar (Coriandum Sativum)
hidup sehat, merokok dan terapi terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada
komplementer. lansia penderita hipertensi di Desa Kujung
Kemajuan dalam pembuatan obat-obatan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.
antihipertensi, pengobatan alternatif menjadi Tujuan penelitian untuk mengetahui
pilihan beberapa orang untuk mengatasi Pengaruh rebusan biji ketumbar (Coriandum
hipertensi. Salah satunya melakukan terapi Sativum) terhadap penurunan tekanan darah
herbal yang telah diakui kalangan medis untuk tinggi pada lansia penderita hipertensi di Desa
mengobati gangguan hipertensi dengan Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.
pemakaian yang tepat dan benar, kandungan .
obat herbal dalam tanaman bisa membantu
proses pengendalian tekanan darah (Sutomo,
2009). Penggunaan bahan alami sebagai obat

3
METODELOGI PENELITIAN No Umur Frekuensi (%)
Desain yang dipakai dalam penelitian ini 1. < 60 Tahun 10 32,3
Desain penelitian yang akan digunakan dalam 2. 60-70 Tahun 21 67,7
penelitian ini adalah pra eksperiment dengan 3. > 70 Tahun 0 0
pendekatan one group pretest-posttest design,
yaitu jenis penelitian yang di lakukan dengan Jumlah 31 100,0
cara sebelum di berikan treatmen/ pelakuan, Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan
variabel diobservasi /diukur terlebih dahulu bahwa dari 31 responden sebagian besar
(pre test) setelah itu dilakukan treatmen berumur 60-70 Tahun yaitu sebanyak 21
/pelakuan dan setelah treatmen /pelakuan responden (67,7%), dan tidak satupun
dilakukan pengukuran itu dilakukan berumur > 70 Tahun yaitu sebanyak 0
pengukuran observasi (post-test) responden (0%).
(Notoatmodjo, 2012).
Penelitian ini dilakukan pada bulan (2) Jenis kelamin
Februari sampai Maret 2020 di Desa Kujung Tabel 2 Distribusi karakteristik responden
Kecamatan Widang Kabupaten Tuban. berdasarkan jenis kelamin di Desa
Populasi yang digunakan adalah seluruh Kujung Kecamatan Widang
Lansia penderita hipertensi yang berada di Kabupaten Tuban Tahun 2020.
Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Jenis
No. Frekuensi (%)
Tuban berjumlah 34 orang. Kelamin
Sampel pada penelitian ini adalah 1. Perempuan 13 41,9
sebagian Lansia penderita hipertensi yang 2. Laki-laki 18 58,1
berada di Desa Kujung Kecamatan Widang Jumlah 31 100,0
Kabupaten Tuban berjumlah 31 orang Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan
Teknik sampling yang digunakan teknik bahwa dari 31 responden sebagian besar
sampel yang digunakan adalah simple random berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 18
sampling, yang mana pengambilan anggota responden (58,1%), dan hampir sebagian
sampel dari populasi dilakukan secara acak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 13
tanpa memperlihatkan strata yang ada dalam responden (41,9%).
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen. (3) Pendidikan
Pengambilan sampel acak sederhana dilakukan Tabel 3 Distribusi karakteristik responden
dengan cara undian (Sugiyono, 2011). berdasarkan pendidikan di Desa
Kujung Kecamatan Widang
Kabupaten Tuban Tahun 2020.
HASIL PENELITIAN No. Pendidikan Frekuensi (%)
Data Umum 1. SD 6 19,4
1) Gambaran umum lokasi penelitian 2. SMP 6 19,4
Secara geografis Desa Kujung merupakan
3. SMA 16 51,6
wilayah dari Kecamatan Widang Kabupaten
Tuban. Desa ini memiliki luas wilayah ±20 4. Perguruan Tinggi 3 9,7
Hektar. Adapun batas wilayah Desa Kujung Jumlah 31 100,0
berikut : (1) Sebelah barat, berbatasan dengan Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan
Desa Mlangi, (2) Sebelah timur, berbatasan bahwa dari 31 responden sebagian besar
dengan Desa Kadutan (3) Sebelah selatan, berpendidikan SMA yaitu sebanyak 16
berbatasan dengan Desa Mlangi. Mayoritas responden (51,6%), dan sebagian kecil
penduduk Desa Kujung Kecamatan Widang berpendidikan Perguruan Tinggi yaitu
Kabupaten Tuban bekerja sebagai petani. sebanyak 3 responden (9,7%).

2) Karakteristik responden (4) Pekerjaan


(1) Umur Tabel 4 Distribusi karakteristik responden
Tabel 1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Desa
berdasarkan umur di Desa Kujung Kujung Kecamatan Widang
Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Kabupaten Tuban Tahun 2020.
Tahun 2020.

4
No. Pekerjaan Frekuensi (%) Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan
1. Tani/ IRT 14 45,2 bahwa dari 31 responden setelah diberikan
3. Swasta 4 35,5 rebusan biji ketumbar sebagian besar
4. Wiraswasta 11 37,0 responden menderita hipertensi stadium I yaitu
5. PNS/ POLRI/ TNI 2 6,5 sebanyak 16 responden (51,6%) dan sebagian
kecil responden menderita hipertensi stadium
Jumlah 31 100,0
III yaitu sebanyak 4 responden (12,9%).
Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan
bahwa dari 31 responden hampir sebagian 3) Tabulasi silang sebelum dan sesudah
responden bekerja sebagai Tani/ IRT yaitu diberikan rebusan biji ketumbar
sebanyak 14 responden (45,2%), dan sebagian (Coriandum Sativum) terhadap penurunan
kecil bekerja sebagai PNS/ POLRI/ TNI yaitu tekanan darah tinggi pada lansia penderita
sebanyak 2 responden (6,5%). hipertensi di Desa Kujung Kecamatan
Widang Kabupaten Tuban.
Data Khusus Tabel 7 Tabulasi Silang sebelum dan sesudah
1) Tekanan darah sebelum diberikan rebusan diberikan rebusan biji ketumbar
biji ketumbar (Coriandum Sativum) terhadap
Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan penurunan tekanan darah tinggi pada
tekanan darah sebelum diberikan lansia penderita hipertensi di Desa
rebusan biji ketumbar di Desa Kujung Kujung Kecamatan Widang
Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Kabupaten Tuban.
Tahun 2020. Tekanan Tekanan Darah Post
Tekanan Darah Hipertensi Hipertensi Hipertensi Total
No. Frekuensi (%)
Darah Pre Stadium I Stadium II Stadium III
1. Hipertensi 2 6,5 Hiperten 2 0 0 2
Stadium I si 100% 0,0% 0,0% 100%
2. Hipertensi 18 58,1 Stadium
Stadium II I
3. Hipertensi 11 35,5 Hiperten 8 8 2 18
si 44,4% 44,4% 11,1% 100%
Stadium III
Stadium
Jumlah 31 100,0 II
Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan Hiperten 6 3 2 11
bahwa dari 31 responden sebelum diberikan si 54,5% 27,3% 18,2% 100%
rebusan biji ketumbar sebagian besar Stadium
responden menderita hipertensi stadium II III
yaitu sebanyak 18 responden (58,1%) dan Total 16 11 4 31
sebagian kecil responden menderita hipertensi 51,6% 35,5% 12,9% 100%
stadium I yaitu sebanyak 2 responden (6,5%). Z = -3,400 P = 0,001
Berdasarkan tabel 4.7 di atas
2) Tekanan darah setelah diberikan rebusan menunjukkan bahwa dari 18 responden yang
biji ketumbar menderita hipertensi stadium II sebelum
Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan diberikan rebusan biji ketumbar, hampir
tekanan darah setelah diberikan sebagian tekanan darah menjadi hipertensi
rebusan biji ketumbar di Desa Kujung stadium I setelah diberikan rebusan biji
Kecamatan Widang Kabupaten Tuban ketumbar yaitu 8 responden (44,4%), dan
Tahun 2020. sebagian kecil menjadi hipertensi stadium III
Tekanan yaitu 2 responden (11,1%). Sementara dari 11
No. Frekuensi (%) responden yang menderita hipertensi stadium
Darah
1. Hipertensi 16 51,6 III sebelum diberikan rebusan biji ketumbar
Stadium I sebagian besar berubah menjadi hipertensi
2. Hipertensi 11 35,5 stadium I setelah diberikan rebusan biji
Stadium II ketumbar yaitu sebanyak 6 responden (54,5%)
3. Hipertensi 4 12,9 dan sebagian kecil tetap hipertensi stadium III
Stadium III yaitu 4 responden (12,9%).
Jumlah 31 100,0

5
Dari hasil analisa uji Wilcoxon dengan usia 60-70 tahun cenderung takut akan
menggunakan Software SPSS (versi 22) terkena penyakit degenerative, salah satunya
menunjukkan nilai Z sebesar -3,400 (tanda adalah hipertensi. Mereka akan lebih sering
negatif (-) tidak relevan, karena hanya datang ke pelayanan kesehatan, bahkan tidak
menunjukkan arah) dengan nilai signifikansi P jarang mereka baru mengetahui setelah periksa
= 0,001 (p<0,05). Hasil Z hitung menjauhi dengan penyakit penyerta, karena pada
angka kritis Z, ±1,96 dengan menjauhi ke arah faktanya banyak yang sebelumnya
kiri dan taraf signifikansi p=0,001 mengabaikan adanya tanda dan gejala
menunjukkan bahwa taraf signifikansi hasil hipertensi. Rata- rata pada usia 60-70 tahun
pengujian hipotesis sebesar 0,1% dimana nilai kesadaran akan menurun oleh karena itu
ini masih kurang dari 5 %, sehingga hal ini pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan
menunjukkan bahwa ada Pengaruh rebusan itu lebih tinggi bila dibandingkan dengan usia
biji ketumbar (Coriandum Sativum) terhadap 65 tahun keatas yang cenderung kurang peduli
penurunan tekanan darah tinggi pada lansia untuk melakukan pemeriksan kesehatan
penderita hipertensi di Desa Kujung karena mereka berfikir sakit yang dirasakan
Kecamatan Widang Kabupaten Tuban. merupakan sesuatu hal yang wajar dan biasa
terjadi sesuai dengan bertambahnya usia. Hal
PEMBAHASAN ini sesuai dengan pendapat Yulianti (2016),
1. Tekanan Darah Sebelum Diberikan walaupun penyakit hipertensi bisa terjadi pada
Rebusan Biji Ketumbar di Desa Kujung segala usia, tetapi paling sering menyerang
Kecamatan Widang Kabupaten Tuban pada usia dewasa dengan usia 35 tahun atau
Berdasarkan table 5 dapat disimpulkan lebih. Hal ini disebabkan karena adanya
bahwa dari 31 responden sebelum diberikan perubahan alami pada jantung yaitu penebalan
rebusan biji ketumbar sebagian besar dinding otot jantung, pembuluh darah, dan
responden menderita hipertensi stadium II perubahan hormone. Sehingga dengan
yaitu sebanyak 18 responden (58,1%) dan semakin bertambahnya usia resiko untuk
sebagian kecil responden menderita hipertensi terserang penyakit hipertensi semakin tinggi.
stadium I yaitu sebanyak 2 responden (6,5%). Faktor lain yang berpengaruh terhadap
Hipertensi merupakan penyakit yang hipertensi adalah jenis kelamin. Berdasarkan
mendapat perhatian dari semua kalangan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 31
masyarakat, mengingat dampak yang responden sebagian besar berjenis kelamin
ditimbulkannya baik jangka pendek maupun perempuan yaitu sebanyak 18 responden
jangka panjang sehingga membutuhkan (58,1%), dan hampir sebagian berjenis
penanggulangan jangka panjang yang kelamin laki-laki yaitu sebanyak 13 responden
menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi (41,9%). Penderita yang berjenis kelamin
menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) perempuan mempunyai banyak factor resiko
dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi. terjadinya hipertensi seperti
Hipertensi seringkali disebut sebagai ketidakseimbangan hormonal sehingga wanita
pembunuh gelap (silent killer), karena lebih cenderung terkena tekanan darah tinggi.
termasuk penyakit yang mematikan, tanpa Dari fakta diatas hampir sebagian besar
disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu penderita perempuan yang dijadikan sampel
sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun penelitian yaitu seseorang dengan pola makan
muncul, gejala tersebut seringkali dianggap yang kurang baik. Hal ini juga dijelaskan pada
gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat journal of clinical hypertension, menurut
menyadari akan datangnya penyakit (Junaedi, Miller (2010) menyatakan bahwa perubahan
2013). hormonal yang sering terjadi pada wanita
Berdasarkan fakta diatas faktor yang menyebabkan wanita lebih cenderung
mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan memiliki tekanan darah tinggi.
darah pada penderita hipertensi yaitu umur,
jenis kelamin, dan pekerjaan. Berdasarkan
tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 31
responden sebagian besar berumur 60-70
Tahun yaitu sebanyak 21 responden (67,7%),
dan tidak satupun berumur > 70 Tahun yaitu
sebanyak 0 responden (0%). Mereka yang

6
2. Tekanan Darah Setelah Diberikan 3. Pengaruh rebusan biji ketumbar
Rebusan Biji Ketumbar di Desa Kujung (Coriandum Sativum) terhadap
Kecamatan Widang Kabupaten Tuban penurunan tekanan darah tinggi pada
Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan lansia penderita hipertensi di Desa
bahwa dari 31 responden setelah diberikan Kujung Kecamatan Widang Kabupaten
rebusan biji ketumbar sebagian besar Tuban.
responden menderita hipertensi stadium I yaitu Berdasarkan tabel 7 di atas menunjukkan
sebanyak 16 responden (51,6%) dan sebagian bahwa dari 18 responden yang menderita
kecil responden menderita hipertensi stadium hipertensi stadium II sebelum diberikan
III yaitu sebanyak 4 responden (12,9%). rebusan biji ketumbar, hampir sebagian
Menurut Nurrahmani (2012) dalam tekanan darah menjadi hipertensi stadium I
bukunya menjelaskan bahwa hipertensi setelah diberikan rebusan biji ketumbar yaitu 8
berbahaya karena berhubungan dengan responden (44,4%), dan sebagian kecil
kardiovaskuler, yaitu sistem peredaran darah menjadi hipertensi stadium III yaitu 2
yang berfungsi memberikan dan mengalirkan responden (11,1%). Sementara dari 11
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan responden yang menderita hipertensi stadium
dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses III sebelum diberikan rebusan biji ketumbar
metabolisme. Seiring dengan bertambahnya sebagian besar berubah menjadi hipertensi
umur dan berbagai macam faktor. stadium I setelah diberikan rebusan biji
Berdasarkan hasil penelitian ketumbar yaitu sebanyak 6 responden (54,5%)
menunjukkan bahwa setelah diberikan rebusan dan sebagian kecil tetap hipertensi stadium III
biji ketumbar selam 7 hari dengan dosis 1 yaitu 4 responden (12,9%).
gelas setiap pagi hari terjadi penurunan tkanan Dari hasil analisa uji Wilcoxon
darah pada penderita hipertensei di desa menggunakan Software SPSS (versi 22)
Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban. menunjukkan nilai Z sebesar -3,400 (tanda
Biji ketumbar (Coriandrum sativum L) juga negatif (-) tidak relevan, karena hanya
merupakan salah satu jenis tanaman bumbu- menunjukkan arah) dengan nilai signifikansi P
bumbuan yang sejak lama digunakan dan = 0,001 (p<0,05). Hasil Z hitung menjauhi
dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat atau angka kritis Z, ±1,96 dengan menjauhi ke arah
untuk meningkatkan cita rasa bahan pangan. kiri dan taraf signifikansi p=0,001
Zat yang terkandung pada minyak atsiri selain menunjukkan bahwa taraf signifikansi hasil
fenol adalah flavonoid. Flavonoid bersifat pengujian hipotesis sebesar 0,1% dimana nilai
antibakteri dan antioksidan mampu ini masih kurang dari 5 %, sehingga hal ini
meningkatkan kerja sistem imun karena menunjukkan bahwa ada Pengaruh rebusan
leukosit sebagai pemakan benda asing lebih biji ketumbar (Coriandum Sativum) terhadap
cepat dihasilkan dan sistem limfa lebih cepat penurunan tekanan darah tinggi pada lansia
diaktifkan Beberapa tipe senyawa flavonoid penderita hipertensi di Desa Kujung
yang terdapat di dalam biji ketumbar adalah Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.
kuersetin, asam ferulat, rutin, koumarat, asam Kemajuan dalam pembuatan obat-obatan
proto katekuat dan asam vanilat. Tipe-tipe antihipertensi, pengobatan alternatif menjadi
tersebut merupakan derivat dari asam sinamat pilihan beberapa orang untuk mengatasi
dan flavonol (Wikipedia, 2019). hipertensi. Salah satunya melakukan terapi
Manfaat ketumbar adalah dapat herbal yang telah diakui kalangan medis untuk
mengendalikan tekanan darah. Hal ini mengobati gangguan hipertensi dengan
dikarenakan ketumbar memiliki kandungan pemakaian yang tepat dan benar, kandungan
sejumlah fitokimia yang bekerja obat herbal dalam tanaman bisa membantu
mengendalikan tekanan darah. Asam proses pengendalian tekanan darah (Sutomo,
klorogenik, kandungan lemonede dan 2009). Penggunaan bahan alami sebagai obat
beberapa jenis asam dan anti oksidan tradisional dapat menjadi alternatif pendukung
membantu mengatasi endapan kolesterol dengan efek samping yang lebih minimal.
dalam darah, memperbaiki sirkulasi darah, Salah satu bahan alam yang digunakan untuk
membesarkan ukuran pembuluh darah yang menurunkan tekanan darah adalah biji
akan penting untuk menetralkan tekanan ketumbar.
darah.

7
Biji ketumbar (Coriandrum sativum L) juga Muntilan, serta penelitian yang dilakukan oleh
merupakan salah satu jenis tanaman bumbu- Vina Nurul Utami (2016) Disimpulkan bahwa
bumbuan yang sejak lama digunakan dan ekstrak ketumbar dosis 30 mg/kg BB tidak
dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat atau berbeda signifikan dengan dosis 20 mg/kg BB
untuk meningkatkan cita rasa bahan pangan. terhadap penurunan tekanan darah sistolik
Zat yang terkandung pada minyak atsiri selain tikus pasca melahirkan.
fenol adalah flavonoid. Flavonoid bersifat
antibakteri dan antioksidan mampu PENUTUP
meningkatkan kerja sistem imun karena Kesimpulan
leukosit sebagai pemakan benda asing lebih 1) Sebelum diberikan rebusan biji ketumbar
cepat dihasilkan dan sistem limfa lebih cepat sebagian besar responden menderita
diaktifkan Beberapa tipe senyawa flavonoid hipertensi stadium II sebagian kecil
yang terdapat di dalam biji ketumbar adalah responden menderita hipertensi stadium I.
kuersetin, asam ferulat, rutin, koumarat, asam 2) Setelah diberikan rebusan biji ketumbar
proto katekuat dan asam vanilat. Tipe-tipe sebagian besar responden menderita
tersebut merupakan derivat dari asam sinamat hipertensi stadium I dan sebagian kecil
dan flavonol (Wikipedia, 2019). Biji ketumbar responden menderita hipertensi stadium III.
juga mengandung berbagai macam mineral. 3) Terdapat Pengaruh rebusan biji ketumbar
Mineral yang banyak terkandung pada biji (Coriandum Sativum) terhadap penurunan
ketumbar adalah kalsium, fosfor, magnesium, tekanan darah tinggi pada lansia penderita
potasium, dan besi. Kalsium selain berperan hipertensi di Desa Kujung Kecamatan
sebagai mineral tulang, juga berperan menjaga Widang Kabupaten Tuban.
tekanan darah agar tetap normal (Wikipedia,
2019). Saran
Dari hasil penelitian dapat diambil 1) Bagi masyarakat/ responden
kesimpulan bahwa terdapat Pengaruh rebusan Hasil penelitian ini diaharapkan dapat
biji ketumbar (Coriandum Sativum) terhadap menambah pengetahuan masyarakat di Desa
penurunan tekanan darah tinggi pada lansia Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban
penderita hipertensi di Desa Kujung tentang biji ketumbar untuk mengobati
Kecamatan Widang Kabupaten Tuban, ini tekanan darah tinggi dengan harapan agar
disebabkan biji ketumbar mengandung masyarakat dapat menerapkannya dalam
senyawa Flavonoid yang memiliki efek kehidupan sehari-hari dan bisa menjadikan
menguntungkan terhadap sel-sel sebagai obat herbal.
antihipertensi dan deuretik. Flavonoid bersifat 2) Bagi profesi keperawatan
antibakteri dan antioksidan, mampu Dari hasil penelitian ini dapat digunakan
meningkatkan kerja sistem imun karena sebagai bahan pertimbangan dalam
leukosit sebagai pemakan benda asing lebih mengembangkan rencana asuhan keperawatan
cepat dihasilkan dan sistem limfa lebih cepat pada pasien hipertensi dalam menurunkan
diaktifkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapt tekanan darah.
Astawan (2009) bahwa beberapa tipe senyawa 3) Bagi peneliti
flavonoid yang terdapat di dalam biji ketumbar Merupakan proses pembelajaran dan
adalah kuersetin, asam ferulat, rutin, koumarat, pengalaman ilmiah dalam mengembangkan
asam proto katekuat dan asam vanilat. Tipe- pengetahuan khususnya tentang efektifitas
tipe tersebut merupakan derivat dari asam rebusan biji ketumbar (Coriandum Sativum)
sinamat dan flavonol. untuk menurunkan tekanan darah.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa 4) Bagi peneliti selanjutnya :
pemberian air rebusan biji ketumbar yang Hasil penelitian ini dapat digunakan
diberikan kepada 31 pada lansia hipertensi sebagai refrensi atau pembanding bagi peneliti
memberikan efek penurunan tekanan darah selanjutnya, khususnya dalam penanganan
meskipun lansia tidak mengonsumsi obat penurunan tekanan darah pada penderita
antihipertensi. Penelitian yang sejalan hipertensi dengan menggunakan pengobatan
dilakukan oleh Ayuk Yunia (2018) herbal.
menunjukkan hasil Rebusan ketumbar lebih
efektif dalam menurunkan tekanan darah pada
lansia hipertensi di Desa Sukorini Kecamatan

8
DAFTAR PUSTAKA Nurrahmani, U. (2012). Stop ! Hipertensi.
Yogyakarta: Familia.
AgroMedia, R. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode
Hipertensi. Jakarta: Agromedia Pustaka Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Arikunto, P. D. (2014). Prosedur Penelitian Salemba Medika.
Praktek Suatu Pendekatan Praktik. Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu
Jakarta: PT Rineka Cipta. Keperawatan : Pendekatan Praktis. Edisi
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian 3. Jakarta: Salemba Medika.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Prasetyaningrum, Y. I. (2014). Hipertensi
Renika Cipta. Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta: FMedia.
Asriwati. (2017). Fisika Kesehatan Dalam Ramayulis, R. (2010). Menu dan Ressep untuk
Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish. penderita Hipertensi. Jakarta.
Astawan, M. (2009). Ketumbar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018.
http://cybehealt.cbn.net.id. Diakses 20 Badan Penelitian dan Pengembangan
November 2019. Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
Azwar, A & Prihartono, J. (2014). Metodologi Jakarta
Penelitian Kedokteran & Kesehatan
Masyarakat. Tanggerang Selatan: Ronny, d. (2010). Fisiologi Kardiovaskuler :
Binarupa Aksara. Berbasis Masalah Keperawatan. Jakarta:
Berman, K. &. (2009). Buku Ajar Praktik EGC.
Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC. Shanty, M. (2011). Silent Killer Diseases.
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Yogyakarta: Java Litena.
Jakarta : EGC. Susanto, d. D. (2014). Jus Dahsyat Tumpas
Dinas Kesehata Jawa Timur. (2015). Penyakit, Sehat, dan Awet Muda.
http://Dinkes.jatimprov.go.id Yogyakarta: Cemerlang Publishing.
Hidayat, A. A. (2010). Metode Penelitian Sutomo, B. (2009). Menu Sehat Penakluk
Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Hipertensi. Jakarta: DeMedia Pustaka.
Surabaya: Health books Publishing.
Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Utami, Vina Nurul. (2016). Pengaruh Ekstrak
Menular. Yogyakarta: Salemba Medika. Ketumbar (Coriandum Sativum)
Juanaedi, E. (2013). Hipertensi Kandas Berkat Terhadap Perubahan Tekanan Darah
Herbal. Jakarta: Fmedia. Pasca Melahirkan. Jurnal Keperawatan
Juniarti, Eqi Rosyana; Handayani, Prima Soedirman (The Soedirman Journal of
Astuti (2012). "Ekstraksi Minyak Nursing), Volume 11, No.3 November
Ketumbar (Coriander Oil) Dengan 2016)
Pelarut Etanol Dan N-heksana". Jurnal Wijaya, Cindy (2019). Singkap 13 manfaat
Bahan Alam Terbarukan ketumbar untukkesehatan Anda.http”://
Kowalak, J. P. (2011). Buku Ajar deherba. Com. Diakses 12 November
Patofisiologi. Jakarta : EGC. 2019
Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa Yulianti, S. (2011). 30 Ramuan Penakluk
Obat. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka. Hipertensi. Depok: PT Agro Media
Marlia. (2009). Cegah Hipertensi Anak untuk Pustaka.
Generasi Masa Depan Berkualitas. Yunia, Ayuk. (2018). Perbedaan Efektivitas
Retrieved 23 Oktober, 2019, from Rebusan Ketumbar Dengan Rebusan
http:www.unpad.ac.id/archive/16429 Kunyit Terhadap Tekanan Darah Pada
Momin, AH., Acharya, S and Gajjar A. Lansia Hipertensi Di Desa Sukorini
(2012). Review of advances in Kecamatan Muntilan. Skripsi Universitas
phytopharmacology coriandrum sativum Muhammadiyah Magelang.
2012. Retrieved 20 Oktober 2019 from
http://www.ijpsr.com/V3I5/2%20Vol.%2
03.pdf
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan.Ed Riv. Jakarta:
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai