Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. N.

N
DENGAN KOLESTROL DUSUN 3 DESA POOWO BARAT
KEC. KABILA

NAMA : ATIKA PARWATI KAHARU

NIM : 711490122089

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI

NERS LANJUTAN

2023
Laporan Pendahuluan

A. Pengertian Kolestrol

Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total
kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti
kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita
disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan
salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu
sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh (Cory, 2008).

B. .   Etiologi

Kadar kolesterol darah bisa dipengaruhi oleh apa yang kita makan. Jika kolesterol yang
ada lebih banyak dibanding mekanisme alami tubuh untuk menghadapinya, kolesterol bisa
menempel dinding dalam pembuluh darah, membuatnya jadi lebih sempit. Karena digunakan
oleh hati untuk menghasilkan kolesterol, konsumsi lemak jenuh dalam jumlah berlebihan bisa
meningkatkan kadar kolesterol darah secara signifikan. Daging merah berlemak dan produk susu
merupakan sumber utama kolesterol dan lemak jenuh dari makanan. Selain itu, lemak jenuh yang
telah digunakan atau telah digoreng, diasap, diawetkan, atau disimpan, juga tepung telur dan
moldly cheese (sering ditemukan pada makanan siap saji), mengandung jumlah oksi-kolesterol
yang tinggi dan meningkatkan kadar kolesterol darah (Santi, 2001).

C. Patologi

Kolesterol adalah komponen dari membran sel dan merupakan prekursor untuk hormon
steroid dan asam empedu yang disintesis oleh sel-sel tubuh dan diserap dengan makanan.
Kolesterol diangkut dalam plasma melalui lipoprotein, yaitu kompleks antara lipid dan
apolipoproteins (Trina, 2005).
Ada empat kelas lipoprotein : lipoprotein densitas tinggi (HDL), lipoprotein densitas
rendah (LDL), lipoprotein densitas sangat rendah (VDRL) dan kilomikron. Sementara LDL
terlibat dalam transportasi kolesterol ke sel perifer, HDL bertanggung jawab atas penyerapan
kolesterol dari sel.  Empat kelas lipoprotein yang berbeda menunjukkan hubungan yang berbeda
untuk aterosklerosis koroner. LDL-kolesterol (LDL-C) memberikan kontribusi untuk
pembentukan plak aterosklerotik dalam arteri intima dan sangat terkait dengan penyakit jantung
koroner (PJK) dan mortalitas (Trina, 2005).

D. Pencegahan

Mengatasi kadar kolestrol tinggi dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup dan
pendekatan obat resep. Perubahan gaya hidup yang mempengaruhi kadar kolestrol anda adalah
dengan mengontrol berat badan, olahraga dan diet (Muniati, 1998)

E. Pengobatan

Berdasarkan penelitian, di dalam kulit manggis terdapat senyawa xanthone yang


merupakan antioksidan tertinggi dan bahkan antioksidannya melebihi vitamin C dan E. Xanthone
adalah senyawa berkhasiat untuk penangkal radikal bebas dan dapat menetralisir zat beracun
yang ada di dalam tubuh. Radikal bebas berbahaya bagi tubuh karena bisa menimbulkan endapan
pada pembuluh darah yang akhirnya bisa menyebabkan penyumbatan dan sangat beresiko dalam
menyebabkan penyakit jantung (Michael, 1990).
Dengan anti-oksidan, radikal bebas yang berperan dalam penyumbatan tersebut akan
ditangkap dan dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, xanthone bermanfaat untuk kesehatan
kardiovaskuler semisal mengatasi penyakit jantung, hipertensi dan juga trombosis. Xanthone
berfungsi melebarkan pembuluh darah dan melancarkan peradaran darah sehingga mengurangi
penumpukan lemak yang menjadi penyebab jantung koroner. Dengan aktivitas antioksidan yang
dimiliki kulit manggis, manggis mampu mencegah terjadinya oksidasi pada LDL (Low Density
Lipoprotein) yang merupakan kolesterol jahat sehingga LDL tidak dapat menyebabkan
kerusakan atau penyumbatan pada pembuluh darah (Michael, 1990).
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. 2007. Biologi Jilid 2. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.


Anton. 2010. Psikologi Komunikasi. CV Remaja Karya. Bandung.
Cori, 2008. Struktur Glukosa. Dikutip dari tulisan Ananda. Hormon Pengatur Glukosa. 1999.
Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Darwin, 2000. Gout diet isn't a treatment. Dikutip dari tulisan Ikhsan. Gout is a type of arthritis.
2002. Universitas Indonesia. Jakarta.
(http://journal.ui.ac.id/index.php/science/article/download/474/470).
Fayaz, 2007. Management of Diabetes Mellitus. Springer Publishing Company LLC. New York.
(http://anyleite.wordpress.com/2013/02/13/pengujian-sifat-biokimia/).
Hariyati, 1995. Uji kualitas darah. Dikutip dari tulisan Taufik. Uji gula darah. 2000. Universitas
Indonesia. Jakarta. (http://staff.ui.ac.id/internal/1308050290/material/konsepkolesterol.pdf)
Jetz, 1991. Monosakarida. Erlangga. Jakarta.
Karati, 2000. Blood cholesterol. Dikutip dari tulisan Putri. Cholesterol drug. 2001. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1935/1/09E01452.pdf)
Lim, 2009. Analisis kesehatan. Dikutip dari tulisan Sudirman. Diabetes melitus. 2007.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. (http://digilib.ugm.ac.id/public/UGM-Undergraduate-
13440-Paper.pdf).
Michael, 1990. Gout disease of kings. East Sussex : Brunner-Routledge.
(http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/JIPK/article/download/390/401)
Muniati, 1998. Gout Is Diagnosed. Dikutip dari tulisan Monika. Characterized gout. 2009.
Bandung. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-farikhatul-5689-2-babii.pdf)
Olive, 2006. About Cholestrol. John Wiley & Sons. New York.
(http://eprints.unika.ac.id/221/1/LAPORAN_Penelitian_DM.pdf)
Santi, 2001. Gula Monosakarida. Dikutip dari tulisan Handri Putra. Gula Darah Alami. 2003.
Universitas Airlangga. Surabaya.
Sarni, 1999. Analisis kesehatan. PT Grasindi. Jakarta.
Supriadi, 2006. Biologi 1. PT gramedia. Jakarta.
Susisno. 2000. Analisis Penyakit. Dikutip dari tulisan Ardiansyah. Glukosa Darah. 2005.
Universitas Padjajaran. Bandung.
Trina, 2005. Gout Symptoms. Dikutip dari tulisan Arif Maulana. Gout including. 2005.
Universitas Indonesia. Jakarta.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES MANADO
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
TAHUN 2023

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa : Atika Parwati Kaharu


Tempat Praktik : Desa Poowo Barat
Tanggal Praktik : 3 Mei – 27 Mei 2023
Tanggal Pengkajian : 14 Mei 2023

A. DATA UMUM KELUARGA

a. Nama kepala keluarga: Tn. N.N

b. Umur : 64 Tahun

c. Agama : Islam

d. Pendidikan : SD

e. Pekerjaan : Tukang

f. Suku / Bangsa : Gorontalo/Indonesia

g. Alamat : Desa Poowo Barat, Kec. Kabila

h. Komposisi keluarga :

No Nama Umur Sex Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Ket.

Ny. F.M 61 Tahun P 30/07/1962 SD IRT


1.
Ny. R.S 24 tahun L 21/12/1999 SMP Belum
2
bekerja
i. Tipe keluarga :

Keluarga Inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang masih

tanggungannya

j. Genogram :

Ket : : Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

k. Sifat Keluarga

1). Pengambilan Keputusan

Kepala keluarga bapak/suami

2). Kebiasaan Hidup Sehari-hari

a) Kebiasaan tidur / istirahat

Tidur 7-9 Jam/hari, Istirahat 1-2 Jam

b) Kebiasaan rekreasi
Tidak ada rekreasi namun keluarga hanya bekerja, namun jika keluarga

berkumpul sudah menjadi hiburan mereka

c) Kebiasaan makan keluarga

Makan bersama dirumah

l. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Menengah

m. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)

Sudah mengetahui dan menyadari kesehatan yang baik

n. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)

Agama selaras dengan pengetahuan kesehatan

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga dengan anak dewasa

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Anak belum menikah

c. Riwayat keluarga inti : Kolestrol dan Hipertensi

d. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)

Tn. N.N mengatakan ada anggota lainnya yang mengalami riwayat kolestrol

C. LINGKUNGAN

a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan) : Semi permanen


b. Ventilasi dan penerangan : Ada
c. Persediaan air bersih : PAM
d. Pembuangan sampah : Dibakar
e. Pembuangan air limbah : Selokan
f. Jamban / WC (tipe, jarak dari sumber air) : Ada 1
g. Lingkungan sekitar rumah : Ada taman 1-2 meter, bersih
h. Sarana komunikasi dan transportasi : Handphone dan motor
i. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll.) : TV dan radio
j. Fasilitas pelayanan kesehatan : Puskesmas Kabila
D. SOSIAL

a. Karakteristik tetangga dan komunitas : Akur dan Harmonis


b. Mobilitas geografis keluarga : Keluarga penduduk asli desa senduk dan tidak pernah
berpindah
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Harmonis
E. STRUKTUR KELUARGA

a. Pola Komunikasi Keluarga : Harmonis


b. Struktur Kekuatan Keluarga : Keputusan diambil oleh kepala keluarga
c. Struktur Peran (formal dan informal) : Suami berperan sebagai kepala keluarga dan
pengambil keputusan dalam keluarga, istri berperan sebagai pendukung keputusan dalam
keluarga dan pengasuh dalam keluarga,
d. Nilai dan Norma Keluarga

Keluarga mempercayai fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada untuk kesehatan

keluarga dan individu.

F. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi afektif
Keluarga selalu berkomunikasi tentang kebutuhan setiap anggota

b. Fungsi sosialisasi
Keluarga berkomunikasi terhadap masukan dari orang lain

c. Fungsi perawatan kesehatan


Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:

1). Mengenal masalah kesehatan


Keluarga menganggap kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan karena
berkaitan dengan kehidupan dan apabila salah satu anggota keluarga ada yang sakit
keluarga segera mengatasi dan membawa ke puskesmas terdekat, namun karena
keterbatasan pendidikan keluarga keluarga kurang mengenal dan tanda gejala yang
diderita.

2). Memutuskan untuk merawat


Saat sakit perawatan dilakukan sesuai keadaan sakitnya anggota keluarga, jika berat
maka akan dibawa ke fasilitas kesehatan namun, jika keadaan memungkinkan hanya
dirawat di rumah

3). Mampu merawat


Semua anggota keluarga mengambil bagian dalam merawat anggota keluarga jika ada
yang sakit

4). Modifikasi lingkungan


Keluarga selalu menerima saran dari pemerintah desa dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungan rumah.

5). Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada


Keluarga selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan ada yang ada dalam mengontrol

dan mengobati kesehatan anggota keluarga.

c. Fungsi reproduksi
Tn. N.N dan Ny.F.M memiliki 1 orang anak yang berumur 24 tahun

d. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarga makanan, pakaian dan obat utuk
kesehatan.
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA

a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

1). Stresor jangka pendek

Keluarga mampu menerima keadaan kesehatan


2). Stresor jangka panjang

Jika ada anggota keluarga yang sakit seluruh anggota keluarga akan membantu

merawat hingga sembuh

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor

Keluarga mampu merespon situasi dan stressor dengan baik

c. Strategi koping yang digunakan

Jika ada stressor akan dikomunikasikan dalam keluarga untuk jalan keluar

d. Strategi adaptasi disfungsional

Harapan keluarga yaitu mengetahui tingkat kesehatan keluarganya dan diharapkan lebih

mengetahui tentang penyakit yang dialami oleh anggota keluarganya dan kesehatan

keluarga menjadi lebih baik

H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

a). Ayah : Hipertensi

b). Ibu : Kolestrol

c). Anak : Anak tidak menderita penyakit apapun. Hanya batuk, demam, flu

b. Keluarga berencana

Istri tidak menggunakan KB karena sudah memasuki manopouse

c. Imunisasi

Semua anggota keluarga menerima imunisasi lengkap.

d. Tumbuh kembang

a). Pemeriksaan tumbuh kembang anak


- Anak I : Anak dalam usia dewasa

b). Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak

I. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

a. Pemeriksaan fisik Bapak

1). Keadaan umum : Baik

2). Kesadaran : CM

3). Tanda-tanda vital :

a) TD : 150/70mmHg

b) N : 86x/m

c) RR : 22x/m

d) Suhu : 36,2℃

4). Kepala :

a) Rambut : warna hitam dan beruban

b) Mata : (-)gangguan, (+)sclera ikterik, (+)Konjungtiva Ananemis

c) Hidung : (-)Sekret, (-) Peradangan, penciuman baik

d) Telinga : (-)Serumen, (-)Peradangan, (-)Gangguan pendengaran

e) Mulut : Gigi tanggal gerahang belakang, (-) Bau mulut, Indera

pengecap baik

5). Dada / Thorax :

- Inspeksi : Expansi paru normal, expansi simetris

- Palpasi : (-) nyeri tekan

- Auskultasi : Vesikuler, bunyi denyut jantung normal

6). Perut / Abdomen :


- I : Bentuk buncit

- P : (-) Nyeri tekan

- P : Bunyi timpani

- A : Bising usus 16x/m

7). Genetalia / Anus : Jenis kelamin laki-laki

8). Ekstremitas : atas dan bawah : Kekuatan otot 5/5, tidak ada kekakuan sendi dan

tidak nyeri

b. Pemeriksaan fisik Ibu

1). Keadaan umum : Baik

2). Kesadaran : CM

3). Tanda-tanda vital :

a) TD : 140/70mmHg

b) N : 88x/m

c) RR : 18x/m

d) Suhu : 36℃

4). Kepala :

a) Rambut : Hitam

b) Mata : Mata sismetris dan tidak menggunakan alat kacamata

c) Hidung : (-)Sekret, penciuman baik, penciuman baik

d) Telinga : (-)Serumen, pendengaran baik

e) Mulut : Gigi lengkap, (-)Bau mulut

5). Dada / Thorax :

- I : Expansi paru normal, expansi simetris


- P : (-) nyeri tekan

- A : Vesikuler, bunyi denyut jantung normal

6). Perut / Abdomen :

- I : Bentuk normal

- P : (+) Nyeri tekan

- P : Bunyi timpani

- A : Bising usus 12x/m

7). Genetalia / Anus : Berjenis kelamin perempuan

8). Ekstremitas : Kekuatan otot 5/5

c. Pemeriksaan fisik Anak (1)

1). Keadaan umum : Baik

2). Kesadaran : CM

3). Tanda-tanda vital :

a) TD : 110/70 mmHg

b) N : 80x/m

c) RR : 16x/m

d) Suhu : 36℃

4). Kepala :

a) Rambut : warna hitam, bersih

b) Mata : (-)gangguan, (+)sclera ikterik, (- )Konjungtiva Ananemis

c) Hidung : (-)Sekret, (-) Peradangan, penciuman baik

d) Telinga : (-)Serumen, (-)Peradangan, (-)Gangguan pendengaran


e) Mulut : Gigi lengkap, (-) Bau mulut, Indera

pengecap baik

5). Dada / Thorax :

 Inspeksi : Expansi paru normal, expansi simetris

 Palpasi : (-) nyeri tekan

 Auskultasi : Vesikuler, bunyi denyut jantung normal

6). Perut / Abdomen :

 I : Bentuk normal

 P : (-) Nyeri tekan

 P : Bunyi timpani

 A : Bising usus 12x/m

7). Genetalia / Anus : Jenis kelamin laki-laki

8). Ekstremitas : atas dan bawah : Kekuatan otot 5/5, tidak ada kekakuan sendi

J. HARAPAN KELUARGA

Keluarga berharap mahasiswa dapat membantu masalah kolestrol dan hipertensi yang

dirasakan Tn. NN dan Tn. FM cara keluarga tidak mengetahui cara perawatan penyakit yang

diderita
ANALISA DATA

No. DATA Etiologi Problem

1. 15 Mei 2023 Penurunan koping Penurunan koping


keluarga keluarga
DS : berhubungan
- Klien mengatakan belum dengan kurang
mengerti dengan penyakit terpapar informasi
yang dialaminya tentang upaya
mengatasi kolestrol
DO : dan hipertensi

- Klien tampak ingin tahu


tentang penyakit yang
dialaminya
- Tanda-tanda vital Tn. N.N :

a) TD :

140/70mmHg

b) N : 88x/m

c) RR : 18x/m

d) Suhu : 36℃

- Tanda-tanda vital :

a) TD :

150/70mmHg

b) N :

86x/m

c) RR :

22x/m

d) Suhu :
36,2℃
SKALA PRIORITAS MASALAH

KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN

Keluarga memerlukan
1. Sifat masalah tindakan segera untuk
 Aktual: 3 1
2/3x1=2/3 memperoleh perawatan
 Resiko: 2
dan pengobatan
 Potensial: 1

1/2x2=1
2. Kemungkinan Sumber-sumber dan
masalah dapat diubah
2 tindakan dapat
 Mudah: 2
dijangkau oleh keluarga
 Sebagian: 1
 Tidak dapat: 0

3. Kemungkinan 2/3x1=2/3 Memberikan


masalah dapat dicegah penyuluhan kesehatan
1
 Tinggi: 3 adalah cara sementara
 Cukup: 2 untuk bisa dilakukan
 Rendah: 1

4Menonjolnya masalah Keluarga menyadari


 Segera: 2 adanya masalah yang
 Tidak segera: 1 1 2/2x1= 1 harus di tangani
 Tidak dirasakan: 0

Skor 2 4/3
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Implementasi Evaluasi


1 (D.0089) Setelah dilakukan - Anjurkan klien untuk 1. Menganjurkan klien untuk S:
memeriksakan kesehatan memeriksa kesehatan ke
Penurunan koping kunjungan rumah 3x - Klien bersedia untuk
ke puskesmas puskesmas untuk memeriksa
keluarga diharapkan keluarga - Cek kadar kolestrol pada Hasil : klien akan kesehatan
klien memeriksakan kesehatan ke
berhubungan Tn. N.N mengatasi - Klien mengatakan
- Demonstrasi pembuatan puskesmas mengerti yang diajarkan
dengan kurang masalah kesehatan jus pisang untuk 2. Mengecek kadar kolestrol
penurunan kolestrol pada klien O:
terpapar informasi secara mandiri pada
- Berikan pendidikan
Hasil : Hasil Kolestrol : 230
tentang upaya pasien akan meningkat kesehatan tentang - Klien tampak paham
mg/dl dan klien
kolestrol dan hipertensi dengan dengan materi
mengatasi kolestrol KH : mengatakan sudah pernah
dan hipertensi - Kepuasaan memeriksakan cek kolestrol yang diajarkan
2 bulan lalu
terhadap perilaku 3. Mendemonstrasikan - Klien tampak paham
bantuan anggota pembuatan jus pisang untuk pembuatan jus
Hasil : bersedia untuk
keluarga anggur yang di ajarkan
diajarkan pembuatan jus
meningkat anggur untuk penurunan A : masalah teratasi
kolestrol
- Kemampuan
4. Memberikan pendidikan
memenuhi kesehatan tentang kolestrol P : hentikan intervensi
kebutuhan anggota Hasil : klien bersedia untuk
diberikan pendidikan
keluarga kesehatan tentang kolestrol
meningkat
Nama Jurnal Konsumsi pisang dalam menurunkan kadar kolesterol darah

P (Population) Literature review dari 32 artikel yang ditemukan melalui


database NCBI, PubMed, Portal Garuda dan Google Scholar
dengan kata kunci “hiperkolesterolemia”, “kolesterol”, dan
“pisang” yang dianalisis dari tahun 1999 hingga 2021 dan hanya
19 artikel terpilih
I (Intervention) Artikel yang didapatkan kemudian dianalisis dengan cara
diidentifikasi, dinilai, dan diinterpretasikan semua temuan
penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian (review
question) dengan cara meringkas hasil penelitian
(summarizing).

C (Comparison) Dari literature review yang dilakukan,


menunjukkan bahwa konsumsi pisang dapat menurunkan
kadar kolesterol darah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Cressey dkk pada tahun 2014 didapatkan adanya pengaruh
konsumsi pisang pada pasien hiperkolesterolemia. Konsumsi
500 gr pisang setiap hari akan menurunkan kadar kolesterol
total, LDL, dan meningkatkan HDL secara
signifikan setelah 4 minggu konsumsi pisang. Konsumsi
pisang 250 gr setiap hari pada pasien Diabetes Mellitus tipe
II juga dapat menurunkan kadar kolesterol secara signifikan
setelah 4 minggu konsumsi (Cressey et al., 2014).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dikshit dkk pada


tahun 2015, menunjukkan adanya pengaruh pisang dalam
menurunkan kadar kolesterol dengan sampel tikus wistar
hiperkolesterolemia. Pada penelitian tersebut ekstrak metanol
pada pisang memiliki efek hipokolesterolemik dan antioksidan
yang signifikan, dengan dosis efektif yang ditemukan yaitu 20
mg/kg. Ketika sampel diberikan intervensi dengan dosis
tersebut bersamaan dengan pemberian kolesterol tersuspensi
dalam minyak, berhasil mencegah kenaikan kolesterol total,
LDL, VLDL, dan trigliserida dalam hati (Dikshit et al., 2016).

O (Outcome) Konsumsi pisang dapat menurunkam


kadar kolesterol darah, terutama pada pasien
hiperkolesterolemia. Karena di dalam buah pisang
mengandung serat dan flavonoid yang berfungsi untuk
mengurangi tingginya kadar kolesterol di hati dan juga
saluran pencernaan, sehingga kadar kolesterol darah
berkurang.
Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Volume 3 Nomor 3, Agustus 2021
e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

KONSUMSI PISANG DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL


DARAH

Dyah Cahya Prameswari

Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. DR. Ir. Sumatri Brojonegoro No.1, Gedong
Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia 35145

dyahcahya1812@gmail.co m (+6282282411598)

ABSTRAK

Kolesterol termasuk golongan lemak yang di dalam sel terbagi atas LDL, HDL, dan trigliserida.
Kadar kolesterol yang tinggi akan meningkatkan risiko terjadinya arteroskeloris sehingga dapat
menyebabkan komplikasi serebrovaskuler, vaskuler perifer, dan koroner, seperti
hipertensi,

penyakit jantung, dan stroke. Diet yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar
kolesterol

darah adalah salah satunya adalah konsumsi pisang. Literature review ini bertujuan untuk
membahas konsumsi pisang dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Metode yang digunakan
adalah metode literature review dari 32 artikel yang ditemukan melalui database NCBI,
PubMed, Portal Garuda dan Google Scholar dengan kata kunci “hiperkolesterolemia”,
“kolesterol”, dan “pisang” yang dianalisis dari tahun 1999 hingga 2021 dan hanya 19 artikel
terpilih. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa konsumsi
pisang dapat menurunkan kadar kolesterol darah.

Kata kunci: hiperkolesterolemia; kolesterol; pisang

BANANA CONSUMTION TO REDUCE BLOOD CHOLESTEROL LEVELS

ABSTRACT
Cholesterol is a type of fat in the cells divided into LDL, HDL, and triglycerides. High
cholesterol

levels will increase the risk of atherosclerosis so that it can cause cerebrovascular,
peripheral

vascular, and coronary complications, such as hypertension, heart disease, and stroke. One of
the diets that can be use to reduce blood cholesterol levels is the consumption of bananas. The
literature review aims to discuss banana consumption to reduce blood cholesterol levels. The

511
method used is the literature review method from 32 articles found through the NCBI database,
PubMed, Portal Garuda and Google Scholar with the keywords "bananas", "cholesterol", and
“hypercholesterolaemia” who analyzed from 1999 to 2021 and only 19 articles were selected.
From several studies that have been conducted, the results showed that there was the effect of
banana consumption to reduce blood cholesterol levels.

Keywords: banana; cholesterol; hypercholesterolaemia

PENDAHULUAN dengan kadar kolesterol tinggi mencapai


≥ 240 mg/dl. Kadar kolesterol tinggi akan
Kolesterol merupakan suatu molekul
meningkatkan risiko kejadian penyakit
penting pada manusia, dengan
kelebihan dan kekurangan kadarnya yang dapat menyebabkan kematian (Adi,
dalam tubuh dapat menyebabkan 2014).

berbagai penyakit. Kolesterol mudah Kadar kolesterol tinggi dapat


terakumulasi dalam tubuh ketika 2020). disebabkan oleh faktor makanan. Faktor
menular konsumsi makanan makanan yang berpengaruh terhadap
berkolesterol atau penyakit degeneratif kadar kolesterol adalah lemak total,
(Schade et al.tinggi, kurang lemak jenuh, dan energi total. Sumber
aktivitas ,fisik, merokok, dan lain lain. utama lemak jenuh adalah lemak daging
Hal ini jika tidak dikendalikan dengan dan lemak susu yang terdapat pada
baik akanmenyebabkan penyakit tidak produk seperti susu, krim, mentega,
Kadar kolesterol telah menjadi keju, margarin, kuning telur, dan
perhatian khusus pada masyarakat usia minyak (Yulianti dkk., 2015). Di
dewasa hingga usia lanjut. Menurut Indonesia sendiri proporsi kebiasaan
Riskesdas 2018, proporsi pendudu konsumsi makanan berlemak ≥ 1 kali
per hari pada penduduk umur ≥ 3 tahun
mencapai 47,1% (Riskesdas, 2018)

512
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021
Indonesia berusia ≥ 15 tahun dengan kadar kolesterol total di atas kadar normal sebesar
21,2%. WHO menyatakan tingginya kadar kolesterol diperkirakan menyebabkan 2,6 juta
kematian pada tahun 2016. Sedangkan pada tahun 2008, prevalensi global peningkatan
kadar kolesterol total pada orang dewasa adalah 39%, peningkatan ini merupakan
penyebab utama beban penyakit baik di negara maju maupun berkembang (WHO, 2016).

Kolesterol termasuk golongan lemak yang di dalam sel terbagi atas LDL (Low
Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), dan trigliserida. Kolesterol
merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama dalam pembentukan
dinding sel, sintesis hormon, sintesis vitamin, dan sebagai sumber energi. Menurut NCEP
ATP III, kadar kolesterol normal dalam tubuh yaitu < 200 mg/dl, kadar kolesterol
borderline sekitar 200-239 mg/dl

Asupan kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan efek terhadap profil lipid,

yaitu meningkatkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan penurunan HDL. Diet
banyak mengandung lemak jenuh akan meningkatkan produksi kolesterol, jika
produksinya berlebihan akan disimpan pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan
tersumbatnya aliran darah dan bahkan dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah
(Yulianti dkk., 2015). Peningkatan konsumsi lemak sebanyak

100 mg/hari dapat meningkatkan kolesterol total sebanyak 2-3 mg/dl. Keadaaan tersebut
dapat berpengaruh pada proses biosintesis kolesterol, sehingga meningkatkan kadar
kolesterol darah (Yani, 2015).

Dalam upaya mengurangi faktor risiko yang diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol,
selain adanya terapi farmakologis, kombinasi antara diet dan latihan juga sangat penting.
Salah satu diet yang dapat dilakukan yaitu konsumsi makanan yang mengandung serat,
seperti buah pisang. Konsumsi pisang yang langsung dimakan dalam bentuk buah segar
dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Namun, selama ini pisang
masih belum dimanfaatkan sebagai diet untuk kolesterol tinggi (Carson et al., 2020).

Pisang yang lebih sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah jenis pisang kepok (Musa
paradisiaca L.), karena memiliki rasa yang lebih enak, dan dapat dijadikan berbagai
macam olahan. Kandungan gizi dalam pisang meliputi protein, karbohidrat, serat, vitamin
dan mineral (Nurmin dkk., 2018).

Pisang yang lebih sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah jenis pisang kepok (Musa
paradisiaca L.), karena memiliki rasa yang lebih enak, dan dapat dijadikan berbagai
macam olahan. Kandungan gizi dalam pisang meliputi protein, karbohidrat, serat,
vitamin dan mineral (Nurmin dkk., 2018)

karena berperan langsung pada saluran pencernaan dalam menurunkan kolesterol.


Sedangkan flovanoid memiliki efek antioksidan yang dapat menghambat aktivitas enzim
yang terlibat pada sintesis kolesterol di hati (Dikshit et al., 2016). Literature review ini
dilakukan bertujuan untuk membahas pengaruh konsumsi buah pisang terhadap kadar

513
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021
kolesterol darah. Hal ini dapat digunakan untuk pertimbangan pengelolaan pasien dalam
mengendalikan kadar kolesterol agar tidak berujung pada komplikasi yang ditimbulkan.

METODE

Penulisan artikel ini menggunakan


metode studi literature review dari berbagai jurnal nasional maupun internasional.
Penelusuran awal literatur dilakukan melalui database NCBI, PubMed, Portal Garuda dan
Google Scholar dengan kata kunci “pisang”, “kolesterol”,dan “hiperkolesterolemia”.
Artikel yang didapatkan sekitar 32 artikel yang dianalisis dari tahun 1999 hingga
2021 dan hanya 19 artikel terpilih. Artikel yang didapatkan kemudian dianalisis dengan
cara diidentifikasi, dinilai, dan diinterpretasikan semua temuan penelitian untuk
menjawab pertanyaan penelitian (review question) dengan cara meringkas hasil penelitian
(summarizing).

HASIL

Dari literature review yang dilakukan,


menunjukkan bahwa konsumsi pisang dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Cressey dkk pada tahun 2014 didapatkan adanya
pengaruh konsumsi pisang pada pasien hiperkolesterolemia. Konsumsi 500 gr pisang
setiap hari akan menurunkan kadar kolesterol total, LDL, dan meningkatkan HDL
secara signifikan setelah 4 minggu konsumsi pisang. Konsumsi pisang 250 gr setiap hari
pada pasien Diabetes Mellitus tipe II juga dapat menurunkan kadar kolesterol secara
signifikan setelah 4 minggu konsumsi (Cressey et al., 2014).

514
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dikshit dkk pada tahun 2015, menunjukkan
adanya pengaruh pisang dalam menurunkan kadar kolesterol dengan sampel tikus wistar
hiperkolesterolemia. Pada penelitian tersebut ekstrak metanol pada pisang memiliki efek
hipokolesterolemik dan antioksidan yang signifikan, dengan dosis efektif yang ditemukan
yaitu 20 mg/kg. Ketika sampel diberikan intervensi dengan dosis tersebut bersamaan
dengan pemberian kolesterol tersuspensi dalam minyak, berhasil mencegah kenaikan
kolesterol total, LDL, VLDL, dan trigliserida dalam hati (Dikshit et al., 2016).

Hasil penelitian yang sama oleh Hidayati dan Syauqy pada tahun 2015 juga
didapatkan adanya pengaruh konsumsi pisang terhadap kadar kolesterol yang dilakukan
pada sampel tikus spargue dawley pra-sindrom metabolik. Adanya penurunan kadar
kolesterol total sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan. Hasil uji one
way anova menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada kadar kolesterol total antara
sebelum dan sesudah perlakuan dengan signifikansi sebesar p=0,000 (p<0,05). Kelompok
dengan buah pisang dosis 4,5 g/200gBB dapat menurunkan kolesterol total sebesar
20.06% dan kelompok perlakuan dengan dosis 9g/200gBB dapat menurunkan kadar
kolesterol total sebesar 30,81% (Hidayati & Syauqy,

2015).

PEMBAHASAN

Kolesterol adalah salah satu lemak


tubuh yang berada dalam bentuk bebas dan ester dengan asam lemak dan merupakan
sterol utama tubuh manusia, serta merupakan komponen utama selaput sel otak dan saraf.
Kolesterol memiliki sifat tidak larut dalam air, oleh karena itu kolesterol ditemukan di
membran dan kompleks lipid. Di dalam membran, kolesterol berinteraksi dengan
fosfolipid dan rantai sphinolipid untuk meningkatkan kekakuan membran dan
mengurangi permeabilitas membran (Cortes et al., 2014).

Delapan puluh persen kolesterol dibentuk didalam tubuh oleh hati, dan dua puluh persen
sisanya dari luar tubuh termasuk makanan yang dikonsumsi. Kolesterol yang diperoleh
dari sumber makanan akan diserap pada permukaan apikal enterosit di usus, yang
kemudian melepaskannya sebagai kilomikron di dalam hati (Ibrahim et al., 2021). Hati
yang merupakan tempat biosintesis utama kolesterol akan mengirimkan kolesterol yang
disintesis secara endogen ke aliran darah yang kemudian diterima secara eksogen
sebagai VLDL (very low-density lipoprotein). VLDL menghasilkan LDL yang
bersikulasi di aliran darah dan dapat diserap oleh sel perifer dengan proses endositosis.
Kolesterol yang berlebih akan diubah menjadi lemak bebas yang diproduksi oleh hati,
usus, dan pankreas melalui mekanisme aktif-pasif untuk menghasilkan HDL. HDL akan
bersirkulasi ke jaringan perifer dan kembali ke hati dan usus untuk didaur ulang kembali
(Luo et al., 2020).

515
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021

Sel dan jaringan tubuh memerlukan kolesterol untuk tumbuh dan berkembang. Sel dan
jaringan tersebut menerima kolesterol dari LDL yang bersirkulasi dalam darah.
Jumlah

kolesterol yang diserap oleh tubuh memiliki batas tertentu, sehingga jika terlalu banyak
mengonsumsi makanan tinggi kolesterol atau lemak jenuh, kadar LDL dalam darah
juga akan meningkat. Seorang yang mempunyai kadar kolesterol tinggi, akan
meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan
pembuluh darah (Rader, 2012).

Risiko utama dari tingginya kadar kolesterol adalah timbulnya akumulasi kolesterol
pada dinding pembuluh darah, terutama pada tunika intima pembuluh arteri. Akumulasi
tersebut akan membentuk plak dan dapat menyebabkan penyempitan pada arteri sehingga
akan menurunkan perfusi darah ke jaringan. Terbentuknya plak pada dinding pembuluh
darah disebut dengan arterosklerosis. Adanya arteroskeloris dapat menyebabkan
komplikasi serebrovaskuler, vaskuler perifer, dan koroner, seperti hipertensi, penyakit
jantung, serta stroke (Melendez et al., 2017).

Pisang merupakan buah yang sering dijumpai di Indonesia, dan memiliki banyak
kandungan senyawa kimia yang sangat berpengaruh bagi manusia. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Forster dkk pada tahun 2002 menunjukkan bagian batang, jantung, dan
kulit pisang memiliki manfaat terserdiri. Pada buah pisang mengandung serat, protein,
karbohidrat, kalium, fosfor, besi, vitamin A, B, C dan beberapa metabolit sekunder.
Temuan senyawa kimia lain pada buah pisang termasuk inulin, serotonin, ectin,
dopamine, noradrenalin dan 5-hidroksitriptamin. Dalam 100 g pisang dapat mengandung
inulin 126,5 mg, antioksidan 12,35%, serat kasar

1,14%, air 65,94%, abu 0,72%, lemak

0,1%, protein 1,76% dan karbohidrat sebesar 31,48% (Forster et al., 2002).

516
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021

Pada penelitian yang dilakukan oleh Cressey dkk pada tahun 2014 pisang memiliki
kapasitas antioksidan yang baik. Pisang matang memiliki kapasitas antioksidan jauh lebih
tinggi daripada pisang mentah. Selain itu, buah pisang juga mengandung serat, inulin, dan
pati resisten yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah (Cressey et al., 2014). Pisang
memiliki kapasitas pengikatan asam empedu yang sebanding dengan oatmeal (sereal
gandum yang telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) untuk
menurunkan kolesterol darah. Flavonoid dari pisang juga telah terbukti dalam
menurunkan kadar kolesterol, fosfolipid, asam lemak bebas, dan trigliserida dalam
serum, hati, ginjal dan otak (Kongkachuichai et al., 2010).

Senyawa flavonoid mengandung banyak antioksidan. Antioksidan


didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menghambat atau mencegah
oksidasi dari pengkoksidan dengan menentralkan radikal bebas dan
mengurangi stres oksidatif (Vercruysse et al., 2005). Flavonoid yang terdapat dalam
pisang salah satunya adalah quercetine. Mekanisme senyawa flavonoid
menurunkan kadar kolesterol total dengan cara menurunkan absorbsi kolesterol di
saluran pencernaan, menurunkan aktivitas enzim ACAT (acyl-CoA cholesterol
acyltransferase), dan menghambat HMG-CoA (3- Hydroxy-3-Methyl-Gluratyl-
Coenzyme A) reduktase. HMG-CoA reduktase berperan dalam
pembentukan mevalonat yang merupakan produk utama dalam pembentukan
kolesterol, jika aktivitasnya dihambat maka tidak terbentuk mevalonat sehingga
tidak terbentuk pula kolesterol. Enzim tersebut menyebabkan penurunan
sintesis kolesterol dan meningkatkan

jumlah reseptor LDL yang terdapat di dalam membran sel hepar dan jaringan
ekstrahepatik sehingga kadar kolesterol total akan menurun. Dengan penurunan kadar
kolesterol total tersebut, maka LDL yang berfungsi sebagai pengangkut lipid dalam
sirkulasi darah akan menurun kadarnya (Luo et al.,2020).

Penurunan kadar kolesterol total juga disebabkan adanya kandungan serat dalam buah
pisang. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia dan usus kecil, namun
dapat dihidrolisis oleh bakteri di dalam kolon. Salah satu komponen serat larut air yaitu
inulin yang mempunyai efek positif bagi kesehatan sebagai prebiotik yang baik untuk
pertumbuhan bakteri sehingga dapat meningkatkan proliferasi bifidobacteria di usus
(Hidayati & Syauqy, 2015). Peningkatan jumlah tersebuh akan meningkatkan proses
fermentasi di dalam kolon, hasil fermentasi di kolon berupa SCFA (Short Chain
Fatty Acid) dan gas – gas seperti CO2, CH4, dan H2. SCFA berpengaruh positif dalam
menurunkan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan glukosa darah serta obesitas.
SCFA dapat menekan sintesis kolesterol di hati maupun di usus, sehingga kadar
kolesterol dalam darah menurun (Hara et al., 1999).

517
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021
Sifat serat pangan dapat mengikat kolesterol yang berasal dari makanan secara langsung.
Asupan serat larut air memiliki efek menurunkan kadar kolesterol total. Asupan tinggi
serat larut air dapat menurunkan kolesterol melalui beberapa mekanisme, kolesterol yang
diekskresikan tubuh melalui sekresi empedu dalam bentuk tidak teresterifikasi akan
dikonversi menjadi asam empedu. Asam empedu primer di dalam kantung empedu
aka membentuk garam empedu setelah berikatan dengan glisin dan taurin. Asam
empedu primer selanjutnya diseksresikan ke dalam usus untuk diabsorbsi kembali di dalam
hati. Asam empedu primer sebagian akan diubah menjadi asam empedu sekunder oleh
bakteri. Kedua asam empedu tersebut akan bergabung di kolon sebagai kolesterol feses.
Kemampuan serat mengikat cairan empedu dalam usus akan memberikan efek pada hati
untuk menyerap kolesterol dari darah secara terus menerus dan berkelanjutan untuk
metabolisme dan seksresi di dalam kantung empedu. Akibatnya, kadar kolesterol dalam
darah akan berkurang (Amalia & Syauqy, 2014).

518
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021

SIMPULAN

Konsumsi pisang dapat menurunkam


kadar kolesterol darah, terutama pada pasien hiperkolesterolemia. Karena di dalam buah
pisang mengandung serat dan flavonoid yang berfungsi untuk mengurangi tingginya
kadar kolesterol di hati dan juga saluran pencernaan, sehingga kadar kolesterol darah
berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, PR. (2014). Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Edisi 6. Jakarta: Interna Publishing.

Amalia, R. F., & Syauqy, A. (2014).

Perbedaan kadar kolesterol total sebelum dan sesudah pemberian jus kacang hijau
(phaseolus radiatus linn) pada pria hiperkolesterolemia. Journal of Nutrition
College, 3(4), 791–797. https://doi.org/10.14710/jnc.v3i4.

6882.

Carson, J. A. S., Lichtenstein, A. H., Anderson, C. A. M., Appel, L. J., Kris-Etherton, P.


M., Meyer, K. A., Van Horn, L. (2020). Dietary

519
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021
cholesterol and cardiovascular risk: A science advisory from the American heart
association. Circulation, E39–E53. https://doi.org/10.1161/CIR.00000

00000000743

Cortes, V. A., Busso, D., Maiz, A., Arteaga, A., Nervi, F., & Rigotti1, A. (2014).
Physiological and pathological implications of cholesterol. Biochimica et
Biophysica Acta - Molecular and Cell Biology of Lipids, 1851(4),

416–428. Retrieved from https://www.sciencedirect.com/sci


ence/article/pii/S13881981140016

56?via%3Dihub

Cressey, R., Kumsaiyai, W., & Mangklabruks, A. (2014). Daily

consumption of banana
marginally improves blood

glucose and lipid profile in hypercholesterolemic subjects and increases serum


adiponectin in type 2 diabetic patients. Indian Journal of Experimental Biology,

52(12), 1173–1181.

Dikshit, P., Tyagi, M. K., Shukla, K., Gambhir, J. K., & Shukla, R. (2016).
Antihypercholesterolemic and antioxidant effect of sterol rich methanol extract
of stem of Musa sapientum (banana) in

Technology, 53(3), 1690–1697. https://doi.org/10.100 7/s13197-fed


cholesterol wistar rats.
Journal of Food Science and
015-2096-5.

Hara, H., Haga, S., Aoyama, Y., & Kiriyama, S. (1999). Short-chain fatty acids
suppress cholesterol synthesis in rat liver and intestine. Journal of Nutrition,
129(5), 942–

948.

https://doi.org/10.1093/jn/129.5.9

42.

Hidayati, S. N., & Syauqy, A. (2015).

520
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021
Pengaruh pemberian pisang kepok (Musa paradisiacal forma typical)terhadap
kadar kolesterol total tikus sprague dawley pra sindrom metabolik. Journal of
Nutrition College, 4(2), 526–569.

Ibrahim, M., Asuka, E., & Jialal, I. (2021). Hypercholesterolemia Pathophysiology.


Treasure Island (FR): StatPearls Publishing, 6–11.

Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.

Kongkachuichai, R., Charoensiri, R., & Sungpuag, P. (2010). Carotenoid, flavonoid


profiles and dietary fiber contents of fruits commonly consumed in Thailand.
International Journal of Food Sciences and Nutrition, 61(5),

536–548. https://doi.org/10.3109/09637481

003677308

Luo, J., Yang, H., & Song, B. L. (2020).

Mechanisms and regulation of cholesterol homeostasis. Nature


Reviews Molecular Cell Biology, 21(4), 225–245. https://doi.org/10.1038/s41580-

019-0190-7.

Melendez, Q. M., Krishnaji, S. T., Wooten, C. J., & Lopez, D. (2017).


Hypercholesterolemia: The role of PCSK9. Archives of Biochemistry
and Biophysics,

625–626, 39–53. https://doi.org/10.1016/j.abb.2017


.06.001.

Nurmin, N., Sabang, S. M., & Said, I. (2018). Penentuan Kadar Natrium

521
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021
(Na) dan Kalium (K) dalam Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) Berdasarkan
Tingkat Kematangannya. Jurnal Akademika Kimia, 7(3), 115.
https://doi.org/10.22487/j2477518

5.2018.v7.i3.11906.

Schade, D. S., Shey, L., & Eaton, R. P. (2020). Cholesterol review: A


metabolically important molecule. Endocrine Practice, 26(12),

1514–1523. https://doi.org/10.4158/EP-2020-

0347.

Vercruysse, L., Van Camp, J., & Smagghe, G. (2005). ACE inhibitory peptides derived
from enzymatic hydrolysates of animal muscle protein: A review. Journal of
Agricultural and Food Chemistry, 53(21), 8106–8115.
https://doi.org/10.1021/jf0508908.

World Health Organization (WHO). (2016). Raised Cholesterol.WHO. Retrieved


from https://www.who.int/data/gho/indi cator-metadata-registry/imr-
details/3236%0Ahttps://www.who

.int/data/gho/indicator-metadata- registry/imr-details/3236%0.

Yani, M. (2015). Mengendalikan Kadar Kolesterol Pada Hiperkolesterolemia. Jurnal


Olahraga Prestasi, 11(2), 115737. https://doi.org/10.21831/jorpres.v

11i2.5749.

Yuliantini, E., Sari, A. P., & Nur, E. (2015). Hubungan asupan energi, lemak dan serat.
Nutrition and Food Research, 38(2), 139–147

522
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 3 Hal 511 - 518, Agustus
2021

Anda mungkin juga menyukai