Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. A.

M
DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DUSUN 3
DESA POOWO BARAT KEC. KABILA

NAMA : ATIKA PARWATI KAHARU

NIM : 711490122089

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI

NERS LANJUTAN

2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau
morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah
(frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85% wanita
mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Dari hasil penelitian Lecasse
(2009) dari 367 wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama,
dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3%
mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat. Pada
trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah dengan rincian 63,3%
mengalami mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang dan 0,8%
mengalami mual muntah berat. (Irianti, dkk 2014)
Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut kembung dan badan
terasalemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang dari
5 kaBYli sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kesehatan RI, 2013).

B. Perbedaan Tingkatan Mual Muntah


Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah
morning sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum. Dibawah ini
dijabarkan perubahan dan berbagai keluhan yang meyertainya.
a. Morning Sickness Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif
akibat turunnya alirandarah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf
pusat berkurang. Cara mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur,
duduk dengan tenang sambilberadaptasi pada posisi duduk sehingga pusing
berkurang, minum teh hangat agak manis, setelah pusing hilang baru
kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa.
b. Emesis Gravidarum Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari,
tidak menyebabkan gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya
sama dengan morning sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual,
mengganti cairan yang keluar dengan minuman elektrolit. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi emesis gravidarum yaitu :
1) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang meliputi takut terhadap
kehamilan dan persalinan, rumah tangga retak, atau takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dapat mengakibatkan konflik mental yang
memperberat mual muntah sebagai ekspresi terhadap keengganan menjadi
hamil. Masalah psikologis dapat menjadi predisposisi beberapa wanita
untuk mengalami mual muntah dalam kehamilan, atau memperburuk
gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi
gejala normal. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan
ditemukan kembar, atau kehamilan yang terjadi dalam waktu berdekatan,
juga dapat menjadi faktor emosional yang membuat mual muntah menjadi
lebih berat.
2) Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan juga turut menjadi faktor yang
memengaruhi perkembangan janin. Contoh sederhananya, polusi udara
dari kendaraan bermotor. Menurut studi dari Amerika Serikat dalam jurnal
Epidemiologi dan Kesehatan Komunitas, tingginya paparan polusi dari
asap kendaraan bermotor pada awal dan akhir kehamilan bisa
menyebabkan janin tidak tumbuh dengan baik, sehingga lahir dengan berat
yang rendah.
3) Faktor Sosial dan Budaya Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan
seorang wanita hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan
kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan
kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
c. Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis Gravidarum Mual dan muntah
berlebihan sehingga menggangu aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya
dengan terapi intensif, dan terminasi kehamilan (Manuaba, 2012).

C. Penyebab Mual Muntah


Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi faktoral. Teori
yang berkaitan adalah faktor hormonal, sistem vestibular, pencernaan, psikologis,
hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi prospektif pada
9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan hasil risiko mual
muntahmeningkat pada primigravida, wanita yang berpendidikan kurang, merokok,
kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual muntah pada
kehamilan sebelumnya. Emesis gravidarum (morning sickness) berhubungan
dengan level hCG. hCG menstimulasi produksi esterogen pada ovarium. Esterogen
diketahui meningkatkan mual dan muntah. Peningkatan esterogen dapat
memancing peningkatan keasaman lambung yang membuat ibu merasa mual.
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis) yang
menempel padadinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap benda
asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual.
Perubahan metabolik glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai
penyebab mual dan muntah. Ada beberapa peneliti yang menyebutkan penyebab
mual muntah disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kehamilan yang tidak
direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban pekerjaan akan
menyebabkan penderitaan batin dan konflik. Perasaan bersalah, marah, ketakutan,
dan cemas dapat menambah tingkat keparahan mual dan muntah.(Iriana, 2014).

D. Tingkatan mual muntah


Batasan yan jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan
dengan hiperemesis tidak ada tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh
sebaiknya diangap sebagai hiperemesisi gravidarum (Prawirohardjo, 2012).
Menurut berat dan ringannya gejadala, dibagi menjadi tiga gejala
a. Stadium pertama Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak
enak di belakang tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah.
Terdapat berbagai aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti
meningkatnya saliva, menurunnya tonus lambung dan peristaltik.
b. Stadium kedua Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah,
sering kali menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan
pernafasan spasmodikmelawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan
diafragma.
c. Stadium ketiga Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan
ekspirasi isi lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari
korteks serebal, organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Prawirohardjo,
2012).

E. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester
pertama. Pengaruh fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari
sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi
pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat
berlangsung berbulanbulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak seimbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa
gejalagejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang
sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka
makan dan mual,akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat
(Prawirohardjo,2012).

F. Penanganan
a. Farmakologi
1) Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah memberikan tablet
vitamin B6 1,5 mg/hari untuk meningkatkan metabolisme serta mencegah
terjadinya enchepalopaty.
2) Ondansentron 10 mg pada 50 ml intravena memiliki efektifitas yang hampir
sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan pemberian
antiistamin Promethazine 50 mg dalam 50 ml intravena. Studi Ferreira (2010)
menunjukkan bahwa tidak terjadi efek teratogenik akibat penggunaan
Ondansentron. (Irianti, 2014).
3) Bila perlu berikan 10 mg doksilamin dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4
tablet/hari(misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1 tablet saat
siang).
4) Bila belum teratasi tambahkan demenhidrinat 50-100 mg per oral atau
supositoriaberikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4
tablet doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral
atau supositoria (Kemenkes., 2016).
b. Non Farmakologi
1) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi jumlah dan
ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang
mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengkonsumsi makanan
yang tinggi protein dapat mengurangi mual dan melambatkan aktivitas
gelombang dysrhytmic pada lambung terutama pada trimester pertama
dibandingkan dengan 12 makanan yang didominasi oleh karbohidrat atau
lemak.
2) Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan mengganggu
istirahat tidur.
3) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara signifikan
karena dapat meningkatkan mortilitas saluran cerna, yaitu dengan
menggunakan 1gr jahesebagai minuman selama 4 hari.
4) Melakukan akupuntur atau hypnosis yang dapat menurunkan mual dan
muntah secara signifikan.
5) Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena selain
dapatmenimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang
merugikan untuk embrio, serta menghambat sintesis protein (Irianti, dkk,
2014: 58)
DAFTAR PUSTAKA

Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum, Penerapan
Konsep dan Teori Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES MANADO
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
TAHUN 2023

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa : ATIKA PARWATI KAHARU


Tempat Praktik : Desa Poowo Barat
Tanggal Praktik :
Tanggal Pengkajian : Senin 22 Mei 2023

A. DATA UMUM KELUARGA

a. Nama kepala keluarga: Ny.A.M

b. Umur :33 tahun

c. Agama : Islam

d. Pendidikan : SMA

e. Pekerjaan : Swasta

f. Suku / Bangsa : Gorontalo/ Indonesia

g. Alamat : Desa Poowo Barat, Kec. Kabila

h. Komposisi keluarga :

No Nama Umur Sex Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Ket.

1 Tn. M.A 38 Tahun L 19/05/1985 S1 Honorer

2 An. S.M 2 Tahun P 07/01/2021 Belum Sekolah Belum Bekerja

i. Tipe Keluarga:

Nuclear Family (keluarga inti), yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
j. Genogram :

k. Sifat Keluarga

1). Pengambilan Keputusan

Dalam keluarga pengambilan keputusan dilakukan dengan berunding atau

berdiskusi yang di pimpin oleh suami klien sebagai kepala keluarga

2). Kebiasaan Hidup Sehari-hari

a) Kebiasaan tidur / istirahat

Rata – rata kebiasaan tidur anggota keluarga 6 – 7 jam sehari dan tidak ada

gangguan tidur

b) Kebiasaan rekreasi

Keluarga biasa berekreasi kadang-kadang

c) Kebiasaan makan keluarga

Terpenuhi 3 kali sehari, makan bersama

l. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Penghasilan tidak menetap, sebulan kurang lebih Rp. 1.000.000

m. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)

Gorontalo
n. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)

Keluarga Ny.AM menganut agama islam, keluarga sering mengikuti pengajian di


sekitar komplek rumahanya, sholat rutin 5 waktu, keluarga sangat menjunjung tinggi
agamanya.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga saat ini masuk kedalam tahap 3 yaitu dimulai saat anak berusiah 2,5 tahun

hingga 5 tahun di fase ini keluarga juga mulai memiliki anak ke dua

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahap yang belum terpenuhi

c. Riwayat keluarga inti

Istri klien memiliki riwayat emesis gravidarumdari anak pertama

d. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami).

Dari pihak bapak dan ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular dan tidak menular

C. LINGKUNGAN

a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)

Rumah semi permanen dengan luas bangunan rumah 10 x 15 meter, 3 kamar tidur, 1

ruang tamu, dan dapur.

b. Ventilasi dan penerangan

Rumah memiliki ventilasi yang baik

c. Persediaan air bersih

Sumur

d. Pembuangan sampah

Menggunakan BLH (jasa pengangkutan sampah)


e. Pembuangan air limbah

Pembuangan air limbah melalui selokan

f. Jamban / WC (tipe, jarak dari sumber air)

Mempunyai jamban pribadi dan jarak sepitank dengan air bersih kurang lebih 10

meter

g. Lingkungan sekitar rumah

Lingkungan sekitar rumah bersih, bangunan rumah berada di pinggir jalan,

lingkungan sekitar rumah bersih, jarak antara rumah antara rumah satu dengan rumah

yang lain kurang lebih 3 meter.

h. Sarana komunikasi dan transportasi

Keluarga beromunikasi secara langsung ketika berada dirumah dan berkomunikasi

tidak langsung menggunakan telepon genggam ketika salah satu anggota keluarga

tidak berada dirumah. Sarana transportasi adalah kenderaan pribadi yaitu motor

i. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll.)

Keluarga memiliki smartphone untuk berkomunikasi dan hiburan, serta 1 unit TV

yang digunakan bersama.

j. Fasilitas pelayanan kesehatan

Keluarga mendapatkan pelayanan kesehatan di dipuskesmas dan pergi ke dokter

untuk berobat.

D. SOSIAL

a. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga tinggal di lingkungan yang padat penghuni, lokasi bangunan rumah berada

di pinggir jalan ,dapat dilewati oleh roda dua dan roda empat, keluarga saling bertegur

sapa dan berinteraksi antar warga


b. Mobilitas geografis keluarga

Ny AM dan keluarga sudah menempati rumah tersebut lebih dari 5 tahun

c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga selalu aktif dan baik dalam kegiatan dalam masyarakat

d. Sistem pendukung keluarga

System pendukung Keluarga Ny. A.M beruba PKH

E. STRUKTUR KELUARGA

a. Pola Komunikasi Keluarga

Ny. A.M dan keluarga berkomunikasi secara langsung, atau secara verbal dengan

tidak melupakan nilai–nilai moral dalam penerapannya.

b. Struktur Kekuatan Keluarga

Struktur keluarga yang dimiliki keluarga Ny. A.M adalah kekeluargaan, dibuktikan
dengan setiap mengambil keputusan selalu didiskusikan bersama-sama terlebih
dahulu sebelum mencapai kesepakatan.

c. Struktur Peran (formal dan informal)

Ny. A.M sebagai istri Tn M.A selalu mengikuti semua keputusan dari Tn MA sebagai

kepala keluarga yang membimbing istri dan anak – anak dalam menjalani kehidupan

sebagai anggota keluarga dengan peran Informal

d. Nilai dan Norma Keluarga

Anggota keluarga sangat menghargai nilai dan norma dalam bermasyarakat sesuai

dengan keyakinan yang dianut yaitu islam dan budaya asal yaitu gorontalo.
F. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif dalam keluarga terjalin dengan baik. Ny. A.M dan keluarga saling

menghargai, saling mencintai dan saling menghargai hak dan kwajiban masing

masing anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi terjalin dengan baik. Seluruh anggota keluarga mampu

bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitar tempat tinggal dan lingkungan

kerja

c. Fungsi perawatan kesehatan

Anggota keluarga mampu mempertahankan kesehatan anggota keluarga. Keluarga

sudah mampu menerapkan 4 dari 5 tugas perawatan sampai poin ke lima.

Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:

1). Mengenal masalah kesehatan

2). Memutuskan untuk merawat

3). Mampu merawat

4). Modifikasi lingkungan

5). Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada

c. Fungsi reproduksi

Ny. A.M tinggal bersama suami dan anaknya di dalam rumah.

d. Fungsi ekonomi

Ny. A.M beserta suaminya selalu bekerjasama untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA

a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

1). Stresor jangka pendek

Ny. A.M mengatakan selama 6 bulan terakhir mampu menyelelesaikan masalah

yang dialai keluarga secara bersama– sama

2). Stresor jangka panjang

Ny. A.M mengatakan saat ini tidak mencemaskan apapun.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor

Keluarga mampu merespon stresor yang muncul dengan bersama secara positif

c. Strategi koping yang digunakan

Keluarga selalu berdiskusikan masalah untuk mendapatkan solusi. Namun lebih

sering mengandalakan stategi koping eksternal seperti dengan mendekatkan diri ke

Tuhan atau beribadah.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Strategi adaptasi disfungsional yang pernah dilakukan anggota keluarga dalam

menyelesaikan masalah yaitu dengan berdiskusi.

H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

a) Suami

Tn M.A tidak memiliki keluhan

b). Ibu

Ny. A.M mengatakan memliki riwata emesis gravidarum di kehamilan pertama

c). Anak

An S.M tidak memiliki keluhan.


b. Keluarga berencana

Klien menggunakan KB. suntik

c. Imunisasi

Anaknya mendapatkan imunisasi lengkap

d. Tumbuh kembang

a). Pemeriksaan tumbuh kembang anak

anaknya memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangan yang baik dan normal,

dapat melakukan aktivitas dan berpikir sesuai dengan usianya.

b). Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak

Ny. A.M mengatakan bahwa anak mereka tidak mengalami penyimpangan saat

masa pertumbuhan dan perkembangannya.

I. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

a. Pemeriksaan fisik Ibu

1). Keadaan umum : Baik

2). Kesadaran : Compos Mentis

3). Tanda-tanda vital :

a) TD : 100/ 60mmHg

b) N : 80x/m

c) RR : 18x/m

d) Suhu : 36,6̊ C

4). Kepala : Bentuk kepala bulat, tidak ada ketombe, tidak ada nyeri tekan.

a) Rambut : Warna rambut putih, rambut tidak rontok,tidak berbau

b) Mata : Fungsi mata normal dapat melihat jelas, tidak menggunakan

alat bantu kacamata


5). Dada / Thorax

- Inspeksi : dada simetris, tidak ada jejas

- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

- Perkusi : Area jantung menimbulkan bunyi redup sampai sisi kiri

sternum mulai dari sela iga 3 sampai sela iga 5 terdengar pekak

- Auskultasi : tidak ada suara napas tambahan

6). Perut / Abdomen :

- I : warna kulit simetri, tidak ada jejas.

- P : tidak terdapat nyeri tekan

- P : normal

- A : bising usus 8x/m

7). Genetalia / Anus : tidak ada kelainan

8). Ekstremitas : kekuatan otot ekstremitas atas masih 5/5 tidak ada nyeri,

ekstremitas bawah 5/5 tidak ada nyeri

- HARAPAN KELUARGA

Harapan keluarga Ny. A.M adalah kesehtanya membaik, dan semga mual muntah
klien berkurang berharap kehamilannya tetap sehat dan seluruh anggota keluarga dapat
menerapkan perilaku yang sehat di dalam keluarganya.
ANALISA DATA

No. DATA Etiologi Problem

1. Senin 22 Mei 2023 Ketidakmampuan Ketidakefektifan

DS : Keluarga merawat manajemen


kesehatan keluarga
anggota yang sakit
- Ny. A.M mengatakan mual

muntah dirasakan saat klien

makan, mencium bau amis

dalam sehari mual muntah

± 7 kali.

- Ny. A.M mengakatan sering

mengkonsumsi makanan pedas dan

mempunyai kebiasaan minum


kopi di malam hari

-Keluarga Ny.A.M mengatakan

belum mengetahui secara pasti

tentang pengelolaan

dan perawatan pada ibu hamil

mual muntah

DO :

-Klien tampak lemah

-Klien tampak tidak nyaman

-Keluarga tampak bingung saat

di tanya tentang perawatan pada ibu


hamil mual muntah
- Tanda-Tanda Vital :

TD : 100/60 mmHg

N : 88x/menit
R : 18x/menit

SB : : 36,6̊ C

Lila : 24cm

BB (sekarang) 53 kg
BB (sebelum hamil) 57 kg

SKALA PRIORITAS MASALAH

KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN

Ny. A.M mengeluh


1. Sifat masalah mual muntah yang
 Aktual: 3 1 merupakan keadaan
 Resiko: 2 2/3 x1=2/3 tidak sehat.
 Potensial: 1

Ada keinginan dari


2. Kemungkinan
keluarga untuk
masalah dapat diubah
 Mudah: 2 2 2/2x2=2 mematuhi pantangan-
 Sebagian: 1 pantangan yang harus
 Tidak dapat: 0 dihindari

1 3/3x1=1 Terjadinya penyakit


diakibatkan
3. Kemungkinan ketidaktahuan akan hal-
masalah dapat
dicegah hal yang tidak
 Tinggi: 3 dianjurkan dilakukan
 Cukup: 2
 Rendah: 1
4. Menonjolnya masalah
Keluarga menyadari
 Segera: 2
keluhan ini sangat
 Tidak segera: 1
1 2/2x1=1 mengganggu
 Tidak dirasakan:
0

Skor 4 2/3
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Implementasi Evaluasi


1 Ketidakefektifan Setelah 1. Kaji pengetahuan keluarga - Mengkaji pengetahuan S:
Manajemen dilakukan
Ny A.M keluarga klien mengataka sudah paham
kesehatan keluarga tindakan
keperawatan 2.Jelaskan kepada keluarg Hasil : tentang apa yang dialaminya
selama 5 kali x 1
tentang hiperemesis Keluarga ny A.M belum
jam,
keluarga dapat : gravidarum dengan mengetahui tentang kehamilan O:
a. Mengenal - keluarga klien
menggunakan leaflet hiperemesis gravidarum
masalah
kesehatan, 3.Berikan informasi yang diberikan penyuluhan
b. Memutuskan -Menjelaskan kepada keluarg kesehatan mengenai
tepat tentang cara mengatasi
untuk merawat
anggota keluarga ketidakefektifan manajemen tentang hiperemesis gravidarum hiperemesis gravidarum
yang mengalami
kesehatan pada hiperemesis dengan menggunakan leaflet -Keluarga mampu
hiperemesis
gravidarum gravidarum Hasil : menerima informasi yang
Klien dan keluarga mendengar diberikan hiperemesis
-
penjelasan gravidarum

- Memberikan informasi yang A : masalah teratasi


tepat tentang cara mengatasi
ketidakefektifan manajemen P : hentikan intervensi
kesehatan pada hiperemesis
gravidarum

Hasil :
Keluarga klien paham
dengan penjelasan tersebut
-
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Emesis Gravidarum


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien NY A.M

Tempat :Dusun 3 Desa Poowo Barat

Waktu : 30 menit

I. Analisa Situasi
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang kurang pengetahuan
mengenai emesis gravidarum

Penyuluh : Mahasiswa yang sedang melakukan sedang praktek keperawatan


keluargadi Desa Poowo Barat yang mampu menyampaikan materi
penyuluhan dengan baik

Ruangan : Rumah pasien dan keluarga pasien yang dilakukan kunjungan.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien
dapat memahami tentang emesis gravidarum.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat:

1. Menjelaskan pengertian emesis gravidarum


2. Menyebutkan tanda dan gejala emesis gravidarum
3. Menyebutkan penyebab emesis gravidarum
4. Menyebutkan cara penanganan emesis gravidarum
5. Menyebutkan syarat diet emesis gravidarum
6. Menyebutkan makanan selingan yang dianjurkan untuk emesis gravidarum
IV. Pokok-pokok Pembahasan
1. Pengertian emesis gravidarum
2. Tanda dan gejala emesis gravidarum
3. Penyebab emesis gravidarum
Cara penanganan emesis gravidarum
Syarat diet emesis gravidarum
Makanan selingan yang dianjurkan untuk emesis gravidarum

Metode
Ceramah
Tanya jawab

Media
Leaflet

VII.Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan
Kegiatan TIK Kegiatan Peserta Waktu
Penyuluhan
Pembukaan 1. Mengucapkan 1. Mengucapkan 1. Menjawab 5 menit
salam salam salam
2. Memperkenalkan 2. Menyampaikan 2. Memperhatikan
diri identitas diri dan
mendengarkan
3. Menjelaskan 3. Menanyakan 3. Mendengarkan
tujuan kilas pengetahuan dan menjawab
peserta
4. Kontrak waktu 4. Membandingkan 4. Mendengarkan
pendapat peserta
dengan kenyataan
5. Menjelaskan 5. Mendengarkan
tujuan dan memahami
tujuan
6. Menyampaikan 6. Mendengarkan
kontrak waktu dan
menyepakati
kontrak waktu
Pelaksanaan 1. Pengertian 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan 15
emesis pengertian emesis dan menit
gravidarum gravidarum memperhatikan
materi yang
diberikan
2. Memberikan 2. Mengajukan
kesempatan pada pertanyaan
peserta untuk
bertanya

2. Tanda dan gejala 1. Menyebutkan 1. Mendengarkan


emesis tanda dan gejala dan
gravidarum emesis memperhatikan
gravidarum materi yang
diberikan
2. Memberikan 2. Mengajukan
kesempatan pada pertanyaan
peserta untuk
bertanya

3. Penyebab emesis 1. Menyebutkan 1. Mendengarkan


gravidarum penyebab emesis dan
gravidarum memperhatikan
materi yang
diberikan
2. Memberikan 2. Mengajukan
kesempatan pada pertanyaan
peserta untuk
bertanya

4. Cara penanganan 1. Menyebutkan 1. Mendengarkan


emesis cara penanganan dan
gravidarum emesis memperhatikan
gravidarum materi yang
diberikan
2. Memberikan 2. Mengajukan
kesempatan pada pertanyaan
peserta untuk
bertanya

5. Syarat-syarat diet 1. Menyebutkan 1. Mendengarkan


emesis syarat- syarat diet dan
gravidarum emesis memperhatikan
gravidarum materi yang
diberikan
2. Memberikan 2. Mengajukan
kesempatan pada pertanyaan
peserta untuk
bertanya
6. Makanan 1. Menyebutkan 1. Mendengarkan
selingan yang makanan selingan dan
dianjurkan untuk yang dianjurkan memperhatikan
emesis untuk emesis materi yang
gravidarum gravidarum diberikan
2. Memberikan 2. Mengajukan
kesempatan pada pertanyaan
peserta untuk
bertanya

Penutup 1. Evaluasi 1. Memberikan 1. Menjawab 5 menit


pertanyaan pertanyaan
2. Kesimpulan 2. Menyimpulkan 2. Mendengarkan
hasil penyuluhan kesimpulan
bersama peserta
3. Tindak lanjut 3. Menyampaikan 3. Memperhatikan
tindak lanjut tindak lanjut
4. Salam penutup 4. Menyampaikan 4. Menjawab
salam salam

VIII. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan
2) Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan
2. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan jadwal yang direncanakan
2) Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
1) Jelaskan pengertian emesis gravidarum?
2) Sebutkan tanda dan gejala emesis gravidarum?
3) Jelaskan penyebab emesis gravidarum?
4) Sebutkan cara penanganan emesis gravidarum?
5) Sebutkan syarat-syarat diet emesis gravidarum?
6) Sebutkan beberapa makanan selingan yang dianjurkan untuk emesis
gravidarum?
LAMPIRAN

I. Pengertian Emesis Gravidarum


Emesis gravidarum yang sering juga disebut morning sickness adalah
gejala mual biasanya disertai muntah yang umumnya terjadi pada awal
kehamilan, biasanya pada trimester pertama (kehamilan 3 bulan pertama).

II. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum


1. Rasa mual, bahkan bisa muntah
2. Nafsu makan berkurang
3. Mudah lelah
4. Emosi yang cenderung tidak stabil.

III. Penyebab Emesis Gravidarum


1. Kadar hormon kehamilan tinggi (esterogen)
2. Kehamilan pertama (primigravida)
3. Stres psikologis seperti cemas
4. Kelelahan fisik
5. Kurang tidur atau istirahat.

IV. Cara Penanganan Emesis Gravidarum


1. Anjuran diet emesis gravidarum, makan dengan porsi kecil tetapi sering
2. Menghindari makanan berlemak dan berminyak untuk menekan rasa mual
3. Sebaiknya pemberian makan dan minum diberi rentang waktu
4. Minum sesering mungkin terutama air putih
5. Hindari bau tidak sedap dan polutan, seperti dekat pembuangan sampah,
saluran got, limbah pabrik, dan asap rokok
6. Istirahat cukup dan mengurangi aktivitas yang terlalu berat
7. Mengurangi stres psikologis seperti terlalu cemas
8. Check up rutin ke pelayanan kesehatan jika merasakan keluhan semakin
bertambah.
V. Syarat Diet Emesis Gravidarum
1. Karbohidrat tinggi, sebesar 75-80% dari kebutuhan energi total
2. Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total
3. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
4. Makanan diberikan dalam bentuk kering
5. Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan klien yaitu 7-10 gelas per
hari
6. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan
diberikan dalam porsi kecil tapi sering
7. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalakan pada
makan malam dan selingan pada malam hari
8. Pemberian makanan ditingkatkan secara bertahap dalam porsi dan nilai
gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi klien.

VI. Makanan Selingan yang Dianjurkan untuk Emesis Gravidarum


Makanan yang dianjurkan untuk diet emesis gravidarum adalah sebagai
berikut menurut Runiari, 2010:

1. Roti panggang, biskuit, dan krekers


2. Buah segar dan sari buah
3. Sirup, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer.
DAFTAR PUSTAKA

Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis


Gravidarum, Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai