Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa kehamilan sistem tubuh banyak mengalami perubahan secara

fisiologis, salah satunya adalah perubahan pada istem gastrointestinal; estrogen

dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah (Aspiani & Yuli

2017) .

Sekitar 50-90% perempuan hamil mengalami keluhan mual muntah. Mual

dan muntah biasanya dimulai pada kehamilan minggu ke 9 sampai pada

minggu ke 10, memberat pada minggu ke 11 dan ke 13, dan berakhir pada

minggu ke 12 sampai ke 14. Hanya pada 1-10 % kehamilan berlanjut

melewati minggu ke 20 sampai ke 22 minggu. Terjadinya hiperemesis

gravidarum dimana keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari

dalam masa kehamilan dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan

berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-

hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Mual dan muntah berlebihan ini

dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan

berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan

kekurangan nutrisi. Salah satu cara farmakologis yang dapat digunakan untuk

mengatasi mual dan muntah pada kehamilan adalah dengan mengonsumsi

piridoksin (vitamin B6).2 Suplementasi multivitamin secara bermakna mampu

mengurangi kejadian mencegah insiden hiperemesis gravidarum. (Petik.,dkk

2005)

1
2

Vitamin B6 merupakan koenzim yang berperan dalam metabolisme lipid,

karbohidrat dan asam amino. Vitamin B6 merupakan ko-enzim berbagai jalur

metabolisme protein dimana peningkatan kebutuhan protein pada trimester I

diikuti peningkatan asupan vitamin B6. Vitamin B6 diperlukan untuk sintesa

serotonin dari tryptophan. Dosis vitamin B6 yang cukup efektif berkisar 12,5-

25 mg per hari tiap 8 jam. Defisiensi vitamin B6 akan menyebabkan kadar

serotonin rendah sehingga saraf panca indera akan semakin sensitif yang

menyebabkan ibu mudah mual dan muntah. Selain terapi yang

bersifatfarmakologis, keluhan hyperemesis gravidarum dapat diatasi dengan

menggunakan pendekatan non farmakologis diantara adalah dengan

mengonsumsi pisang yang banyak kandungan flavonoid serta vitamin B 6 yang

mampu mngatasi mual muntah pada kehamilan (Ehiowemwenguan.,dkk 2021)

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan

nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan

atau insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Indonesia ,

2019)

Jumlah kejadian hiperemesis gravidarum mencapai 12,5 % dari jumlah

seluruh kehamilan di dunia (WHO, UNICEF, 2015). Ibu hamil yang mengalami

hiperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari seluruh jumlah kehamilan di dunia

dengan angka kejadian yang beragam yaitu mulai dari 0,3% di Swedia, 0,5% di

California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di

Pakistan, dan 1,9% di Turki. Sedangkan angka kejadian hiperemesis gravidarum


3

di Indonesia adalah mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan (Masruroh &

Retnosari, 2016). Di Jawa Tengah terdapat 56,60% ibu hamil dari 121.000 dengan

hiperemesis gravidarum, dan di Kabupaten Jepara terdapat 50,21% ibu hamil

yang mengalami hiperemesis gravidarum dari jumlah ibu hamil 26.231 (Depkes

RI, 2018)

Selain mengkonsumsi obat-obatan untuk mengatasi mual muntah, para ibu

bisa mencoba berbagai buah yang dianjurkan seperti buah pisang yang dapat

mengatasi mual muntah. Yang mana buah tersebut mudah dicari dan jarang tidak

disukai oleh ibu hamil. Dalam pisang mengandung vitamin B6 adalah vitamin

yang larut didalam air. Vitamin B6 dapat membantu meningkatkan

pengembangan sel sistem syaraf pusat pada janin. Dengan jumlah yang tepat

vitamin B6 ini akan mengurangi morning sickness. Jumlah harian yang diperlukan

ibu hamil untuk memenuhi vitamin B6 adalah 1,9 miligram. Satu pisang ukuran

sedang dapat mengandung 4 miligram. (Ratih, dkk.,2017)

Berdasarkan permsalahan yang ditemukan, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Konsumsi Buah Pisang Terhadap

hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil di Puskesmas Ulu Siau Kecamatan Siau

Timur Kabupaten Sitaro”

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Pengaruh Konsumsi Buah Pisang Terhadap hiperemesis

Gravidarum Pada Ibu Hamil di Puskesmas Ulu Siau Kecamatan Siau Timur

Kabupaten Sitaro?

C. Tujuan Penelitian
4

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Konsumsi Buah Pisang

Terhadap hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil di Puskesmas Ulu Siau

Kecamatan Siau Timur Kabupaten Sitaro

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang penelitian

tentang terapi komlementer khususnya pemberian pisang terhadap hyperemesis

gravidarum pada ibu hamil.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan referensi di perpustakaan dalam bidang penelitian, terhadap

komplementer manfaat pisang terhadap hyperemesis gravidarum pada ibu hamil...

2) Bagi peneliti

Sebagai pengalaman yang berharga dalam upaya memperluas wawasan dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dalam bidang penelitian.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian

Menurut Varney, (2006) dalam Rukiyah & Yulianti (2010)

Hiperemesis Gravidarum adalah muntah berlebihan selama masa hamil

karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama

kehamilan trimester pertama. Winkjosastro (2008) mengatakan

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada

ibu hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang ibu

memuntahkan segala yang dimakan dan diminumnya hingga berat badan

ibu sangat turun, turgor kulit kurang, diurese kurang dan timbul aseton

dalam urine.

2. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak

ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti, ada beberapa

faktor predisposisi dan faktor penyebab hiperemisis gravidarum dalam

Rukiyah & Yulianti, 2010 yaitu :

a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,

mola hidatidosa, dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada

mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa

faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut

hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.


6

b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu

terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.

c. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga

disebut sebagai faktor organik.

d. Faktor psikologi memegang peranan yang penting pada penyakit ini,

rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan

dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan

muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi

hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

e. Faktor adaptasi dan hormonal, pada wanita hamil yang kekurangan

darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum.

3. Tingkatan dan Gejala

Batas antara mual dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan

heperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang

menimbulkan gangguan kehidupan sehari hari dan dehidrasi memberikan

petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.

Hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya gejala dapat dibagi

ke dalam 3 tingkatan yaitu:

a. Tingkat I Ringan di tandai dengan muntah terus menerus yang

mempengaruhi keadaan umum, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak

ada, berat badan menurun dan nyeri epigastrium, tekanan darah sistolik

menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung


7

b. Tingkat II sedang, mual muntah hebat, penderita terlihat lebih lemah

dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mongering dan tampak

kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang kadang naik dan mata sedikit

ikteris. Berat badan turun dan mata cekug, tensi turun,

hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam

hawa pernapasan dan dapat ditemukan dalam urine

c. Tingkat III berat, keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,

kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nai kecil dan cepat,

seuhu meningkat dan tensi turun. Kompliksi fatal terjadi pada susunan

saraf yag dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan geajal

nistagmus, diplopia dan perubahan mental (Setiyaningrum& Sugiarti,

2017).

4. Komplikasi

Hiperememsis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi selama

kehamilan, pada organ tubuh, diantaranya kelainan organ hepar, jantung,

otak dan ginjal. Adapun kelainan oragan pada hepar menyebabkan

degenarasi lemak sentribuler tanpa nekrosis, pada jantung menyebabkan

jantungatrofi, kecil dan biasa, pada otak menyebabkan perdarahan bercak

dan degenarasi lemak pada rubuh kontroli (Setiyaningrum& Sugiarti,

2017).

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum dimulai dengan

a. Pencegahan
8

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan

dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan

sebagai suatu proses yang fisiologi, memberikan keyakinan bahwa mual

dan kadang kadang muntah akan hilang setelah 16 minggu,

menganjurkan mengubah makanan sehari hari dengan makanan dalam

jumlah kecil tetapi sering.

b. Obat Obatan

Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan gejala tidak

mengurangi maka diperlukan pengobatan. Sedative yang sering

diberikan adalah pohenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin

B1 dan B2 yang berfungsi untuk mempertahankan kesehatan syaraf,

jantung, otot serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel dan

B6 berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah

bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk

pembentukan sel darah merah, antihistaminika juga dianjurkan.

c. Isolasi

Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran

udara yang baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk

kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau makan.

d. Terapi Psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi

pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat

menjadi latar belakang penyakit ini.


9

e. Diet

Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan pemberian karbohidart

kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang

berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah.

f. Cairan perenteral (jika ibu dirawat di Rumah sakit dan atas instruksi

dokter)

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan

protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter

sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin,

khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan

protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena, dibuat daftra

kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan, urine dapat diperiksa

sehari hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan

nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari.

g. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.

Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan

memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan

perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan

demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.

6. Komplikasi

Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin seperti ibu

akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi

lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan robekan mukosa pada


10

hubungan gastroesofagi yang menyebabakn peredaran ruptur esofagus,

kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi

atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah

janin berkurang. Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal

kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si

ibu menderita hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan bayinya

mengalami BBLR, Premtur hingga menjadi abortus (Rukiyah & Yulianti,

2010).

7. Prognosis

Sebagian besar emesis atau hiperemesis gravidarum dapat diatasi

dengan rawat jalan, sehingga kadang di bawah ke rumah sakit. Apabila

gejala menjadi lebih berat akan berpengaruh terhadap keadaan umum

pasien, penderita hiperemesis gravidarum dapat dirawat inap di rumah

sakit (Manuaba, 2009)

B. Kehamilan

1. Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Menurut Bobak 2005 kehamilan adalah suatu krisis maturasi yang dapat

menimbulkan stress tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan

diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang

lebih besar. Primigravida adalah ibu yang pertama kali hamil (Kuswanti,

2014).
11

2. Tanda Kehamilan

Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan

penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan :

a. Tanda Dugaan Hamil

Amenorea (berhentinya menstruasi), mual dan muntah (Nausea dan

emesis), mengidam, Syncope (pingsan), kelelahan (fatigue), payudara

tegang, sering miksi, konstipasi atau obstipasi, pigmentasi kulit, epulis

(hipertrofi dari papil guzi) dan varises

b. Tanda kemungkinan hamil (Probability sign)

Pembesaran perut, tanda hegar, tanda goodel, tanda Chadwick, tanda

piscaseck, kontraksi Braxton hicks, ballottement, Planotes positif

c. Tanda Pasti (Positive sign)

Dapat dilihat langsung oleh pemeriksa yaitu : gerakan janin dalam

rahim, denyut jantung janin, bagian bagian janin dan kerangka janin

(dilihat denagn foto rontgen maupun USG) (Walyani, 2015).

b. Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya

Tabel 2.1. Ketidaknyamanan Trimester I dan Cara Mengatasinya

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi


1 Mual dan Muntah 2. Melakukan pengaturan pola makan
3. Menghindari stress
4. Minum air jahe
5. Menghindari minum kopi/ kafein, tembakau
dan alcohol
6. Konsumsi vitamin b6 1,5 mg/hari
2 Hypersaliva 1. Menyikat gigi
2. Berkumur
3. Menghisap permen yang mengandung mint
3 Pusing 1. Istirahat dan tidur serta menghilangkan stress
2. Mengurangi aktivitas dan menghemat energy
3. Kolaborasi dengan dokter kandungan
12

4 Mudah lelah 1.Melakukan pemeriksaan kadar zat besi


2.Istirahat siang hari
3.Minum lebih banyak
4.Melakukan olahraga ringan
5.Mengkonsumsi makanan seimbang
5 Peningkatan 1.Latihan keagel
frekuensi berkemih 2.Anjurkan untuk buang air kecil secara teratur
3.Menghibdari penggunaan pakaian ketat
6 Konstipasi 1.Konsumsi makanan berserat
2.Terapi farmakologi berupa laxative oleh
dokter kandungan
7 Heartburn 1. Menghindari makan tengah malam
2. Menghindari makan porsi besar
3. Memposisikan kepala lebih tinggi pada saat
telentang
4. Menngunyah permen karet
5. Tidak mengkonsumsi rokok maupun alcohol
Sumber Inggar Utami (2017)

Tabel 2.2 Ketidaknyamanan Trimester II dan Cara Mengatasinya

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasinya


1 Pusing 1. Cukup istirahat
2. Menghindari berdiri secara tiba yiba dari
posisi duduk
3. Hindaru berdiri pada waktu yang lama
4. Jangan lewatkan waktu makan
5. Berbaring miring ke kiri
2 Sering berkemih 1. Banyak minum disiang hari dan
mengurangi minum pada malam hari
2. Buang air kecil secara teratur
3. Menghindari penggunaan pakaian ketat
3 Nyeri perut bawah 1. Menghindari berdiri secara tiba tiba dari
posisi jongkok
2. Ajarkan ibu posisi tubuh yang baik
4 Nyeri punggung 1. Memberitahu ibu untuk menjaga posisi
tubuhnya
2. Lakukan exercise selama hamil
3. Mengurangi aktifitas serta menambah
istrirahat
5 Flek kehitaman pada 1. Gunakan lotion
wajah dan sikatri 2. Gunakan bra dengan ukuran besar
3. Diet seimbang
4. Gunakan pelembab kulit
6 Secret vagina 1. Mengganti celana dalam bila basah atau
berlebih lembab
2. Memelihara kebersihan alat reproduksinya
13

7 Konstipasi 1.Konsumsi makanan yang berserat


2.Memenuhi kebutuhan hidrasinya
3.Melakukan olahraga ringan secara rutin
8 Penambahan berat 1.Memberikan contoh makanan yang baik
badan dikonsumsi
2. Menghitung jumlah asupan kalori
9 Pergerakan janin Mengajarkan pada ibu untuk merasakan
gerakan janin
10 Perubahan 1. Memberikan ketenangan pada ibu dengan
psikologis memberikan informasi yang dibutuhkan ibu
2. Memberikan motivasi dan dukungan pada
ibu
3. Melibatkan orang terdekat dan atau
keluarga pada setiap asuhan
Sumber Inggar Utami (2017)

Tabel 2. 3. Ketidaknyamanan Trimester III dan Cara Mengatasinya

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasinya


1 Sering buang air 1. Ibu hamil disarankan minum saat 2-3 jam
kecil sebelum tidur
2. Kosongkan kandung kemih sesaat sebelum
tidur
3. Minum lebih banyak pada siang hari agar
kebutuhan air terpenuhi
2 Pegal-pegal 1. Olahraga
2. Senam hamil
3. Konsumsi susu dan makanan yang kaya
kalsium
4. Jangan berdiri/jongkok terlalu lama
5. Anjurkan istirahat setiap 30 menit
3 Hemoroid 1. Hindari konstipasi
2. Makan-makanan yang berserat dan banyak
minum
3. Gunakan kompres es atau air hangat
4. Bila mungkin gunakan jari untuk
memasukkan hemorrhoid ke dalam anus
dengan pelan-pelan
5. Bersihkan anus dengan hati-hati sesudah
defekasi
6. Usahakan BAB dengan teratur
7. Ajarkan ibu dengan posisi knee chest
15menit /hari
8. Senam kegel untuk menguatkan perineum
dan mencegah hemoroid
14

4 Kram dan nyeri pada 1. Lemaskan bagian yang kram dengan


kaki mengurut
2. Pada saat bangun tidur, jari kaki ditegakkan
sejajar tumit untuk mencegah kram
mendadak
3. Meningkatkan asupan kalsium
4. Meningkatkan asupan air putih
5. Melakukan senam ringan
6. Istirahat cukup
5 Gangguan 1. Latihan nafas melalui senam hamil
pernapasan 2. Tidur dengan bantal yang tinggi
3. Makan tidak terlalu banyak
4. Konsultasi dengan dokter apabila ada
kelainan asma dan lain-lain
6 Oedema 1. Meningkatkan periode istirahat dan
berbaring dengan posisi miring kiri
2. Meninggikan kaki bila duduk
3. Meningkatkan asupan protein
4. Menganjurkan untuk minum 6-8 gelas
cairan sehari untuk membantu diuresis
natural
5. Anjurkan pada ibu untuk cukup berolahraga
7 Perubahan libido 1. Informasikan pada pasangan bahwa
masalah ini normal dan dipengaruhi oleh
hormone estrogen dan atau kondisi
psikologis
2. Jelaskan pada ibu dan suami untuk
mengurangi frekuensi hubungan seksual
selama masa kritis
3. Menjelaskan pada keluarga perlu
pendekatan dengan memberikan kasih
sayang pada ibu.
Sumber Inggar Utami (2017)

C. Pisang

Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari


buah, batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan
suku Musaceae termasuk tanaman yang besar memanjang. Tanaman pisang sangat
menyukai sekali pada daerah yang beriklim tropis panas dan lembab terlebih
didataran rendah. Ditemui pula di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia,
Indonesia serta termasuk pulau Papua, Australia Topika, Afrika Tropi. Pisang
dapat berubah sepanjang tahun pada daerah dengan hujan merata sepanjang tahun.
15

Umumnya, kebanyakan orang memakan buah pisang saja dan kulitnya akan
dibuang begitu saja.
Menurut Suhartono (2011), menyebutkan bahwa pisang kepok (Musa
acuminate L.) merupakan produk yang cukup baik dalam pengembangan sumber
pangan lokal karena pisang tumbuh di sembarang tempat sehingga produksi
buahnya selalu tersedia, kulit buah kuning kemerahan dengan bintik- bintik
coklat. Berikut adalah klasifikasi dari buah pisang kepok (Musa acuminate L.):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub.divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotylae
Bangsa : Musales
Suku : Musaceae
Marga : Musa
Jenis : Musa paradisiaca L
Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni
meliputi daerah tropik dan subtropik, dimulai dari Asia Tenggara ke Timur
melalui Lautan Teduh sampai ke Hawai. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke
barat melalui Samudra Atlantik, Kepulauan Kenari, sampai Benua Amerika.
Pisang yang dikenal sampai saat ini merupakan keturunan dari spesies pisang liar
yaitu Musa acuminata dan Musa balbisiana. Pisang kepok memiliki tinggi 370 cm
dengan umur berbunga 13 bulan. Batangnya berdiameter 31 cm dengan panjang
daun 258 cm dan lebar daun 90 cm, sedangkan warna daun serta tulang daun hijau
tua. Bentuk jantung spherical atau lanset. Bentuk buah lurus dengan panjang buah
14 cm dan diameter buah 3,46 cm. Warna kulit dan daging buah matang kuning
tua. (Firmansyah, 2012).
Pisang merupakan jenis buah yang paling paling umum ditemui tak hanya di
perkotaan tetapi sampai ke pelosok desa. Ada berbagai jenis buah pisang salah
satunya adalah pisang kepok. Jenis yang satu ini memiliki ciri-ciri bentuk buah
yang cenderung pipih dan tidak bulat memanjang seperti varian pisang lainnya.
Maka dari itu, disebut juga dengan nama pisang gepeng. Pisang kepok ini
termasuk jenis pisang yang lebih enak dikonsumsi setelah diolah. Pisang kepok
ada dua jenis yaitu pisang kepok kuning dan pisang kepok putih. Pisang dengan
daging berwarna kuning biasanya jauh lebih mahal karena rasanya memang
lebihenak jika dibandingkan dengan pisang kepok daging putih. Pada dasarnya
16

pisang kepok ini bisa tumbuh dimana saja, namun untuk kualitas buah yang baik,
biasanya pada persyaratan lahan tanam yang harus dipenuhi. Secara kasat mata
dari luar bentuk pisangnya hampir sama. Hanya nanti saat daging buahnya diiris,
baru terlihat kalau kepok kuning berwarna kekuningan, sedangkan kepok putih
lebih pucat. Rasa kepok kuning lebih manis, sedangkan yang kepok putih lebih
asam.

D. Kerangka Konsep
Agar memperoleh gambaran secara jelas ke arah mana penelitian itu
berjalan, atau data apa yang dikumpulkan, perlu dirumuskan kerangka konsep
penelitian. Kerangka konsep penelitian pada hakikatnya adalah suatu uraian dan
visualisasi konsep-k
onsep serta variabel-variabel yang akan diukur dan diteliti (Notoatmodjo,
2010).

Frekuensi mual Pisang Frekuensi mual


muntah sebelum muntah setelah
intervensi intervensi
Variabel Independen Intervensi Variabel Dependen

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif


Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel
diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau “definisi
operasional” definisi operasional juga dimanfaatkan untuk mengarahkan kepada
pengukuran atau pengamatan terhadap variabel variabel (Notoatmodjo, 2012).

Variable Definisi Alat Ukur Cara Hasil Skala


Operasional ukur Ukur Ukur
Independen Pisang segar Kuesioner Observasi
dan matang,
dengan berat
Pemberian 250 gr.
Diberikan 2
Pisang kali sehari
selama 7 hari,
dikonsumsi
pada pagi dan
17

siang hari
Dependen : Suatu INVR Angket 0: tidak Ordinal
keadaan mual mual
Hiperemesis muntah yang muntah
Gravidaru dialami ibu 1-8:mual
hamil dalam muntah
m 1 hari ringan
9-
16:mual
muntah
sedang
17-24:
mual
muntah
berat
25-
32:mual
muntah
buruk

Kriteria Objektif
Tidak Mual Muntah Bila 0: tidak mual
Ringan Bila 1-8:mual
Sedang Bila 9-16:mual
Berat Bila 17-24: mual
Buruk Bila 25-32:mual
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara, patokan duga, atau dalil
sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan kerangka kerja di atas, peneliti mengajukan
hipotesis yaitu:
Pemberian pisang dapat efektif menurunkan gejala hyperemesis gravidarum
pada ibu hamil
18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian kuantitatif dengan menggu


nakan metode pre-experimental design tipe one group pretest-posttest (tes awal tes
akhir kelompok tunggal).
Arikunto (2010) mengatakan, bahwa one group pretest-posttest design
adalah kegiatan penelitian yang memberikan tes awal (pretest) sebelum diberikan
perlakuan, setelah diberikan perlakuan barulah memberikan tes akhir (posttest).
Setelah melihat pengertian tersebut dapat ditarik simpulan bahwa hasil perla kuan
dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberikan perlakuan. Penggunaan desain ini disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai, yaitu untuk mengetahui kemampuan membaca siswa pada
pembelajaran mengidentifikasi unsur kalimat efektif pada teks eksposisi sebelum
dan sesudah dan sesudah diberikan perlakuan
Rancangan one group pretest-posttest design ini terdiri atas satu kelompok
yang telah ditentukan. Di dalam rancangan ini dilakukan tes sebanyak dua kali,
yaitu sebelum diberi perlakuan disebut prates dan sesudah perlakuan disebut
pas_cates. Adapun pola penelitian metode one group pretest-posttest design
menurut Sugiyono (2013) sebagai berikut:

Pre test Intervensi Post test


O1 X O2

O1 = nilai pretes (sebelum perlakuan)


X = Intervensi Pemberian Pisang
O2 = nilai posttes (setelah diberi perlakuan)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


19

Pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Ulu Siau

Kecamatan Siau Timur. Penellitian akan dilakukan selama satu bulan di bulan

Agustus 2021

C. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2013) menyatakan, bahwa populasi adalah wilayah


generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karak
teristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Jumlah Populasi Ibu Hamil adalah….
b. Sampel

Sugiyono (2013) menyatakan, bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena ke
terbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpu
lannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul respesentatif (mewakili). Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah ……………

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan data dan


pengolahan data, sebab insrtumen merupakan alat bantu pengumpulan dan
pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti. Sugiyono (2013)
menyatakan, bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian. Dalam penelitian ini kuesioner yang
berisikan tentang hyperemesis gravidarum sebelum dan sesudah mengkonsumsi
pisang.

E. Pengumpulan Data
20

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pengumpulan data adalah

sebagai berikut:

a. Peneliti melihat data ibu hamil di puskesmas untuk mengetahui responden

yang sesuai dengan kriteria. Kemudian dilakukan penentuan kelompok secara

simple random sampling.

b. Peneliti mencari ibu hamil. Selain itu, peneliti juga melakukan pencarian

responden secara langsung dari rumah ke rumah dengan bantuan kader

c. Pada saat jadwal di Puskesmas, peneliti datang menemui ibu hamil untuk

memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, menjelaskan tujuan dan prosedur

penelitian dengan menggunakan lembar Persetujuan Sebelum Penelitian (PSP).

Kemudian dilakukan pengambilan data awal sebelum Pemberian Pisang

kepada ibu hamil yang memenuhi kriteria. .

d. Pada saat tujuh hari perlakuan peneliti berkunjung ke rumah responden, untuk

Kembali mengambil data setelah di berikan intervensi selama tujuh hari dengan

pemberian Pisang kepada ibu hamil..

F. Pengolahan dan Penyajian Data

Menurut Hasan (2006), pengolahan data adalah suatu proses dalam


memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara
atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari
hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk
pengkajian lebih lanjut (Sudjana, 2001).
Pengolahan data menurut Hasan ( 2006 ) meliputi kegiatan:

1. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul,
tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi
21

2. Coding (Pengkodean)
Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk
dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka
atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau
data yang akan dianalisis.
3. Pemberian skor atau nilai
Dalam pemberian skor digunakan skala Likert yang merupakan salah satu
cara untuk menentukan skor.
4. Tabulasi
Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi
kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi
diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan
G. Analisa Data

Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Analisa Univariat
Analisa Univariat dilakukan dengan cara mendeskripsikan karakteristik
variabel penelitian dan selanjutnya disajikan dalam bentuk table ataupun grafik.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji bivariat pada
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pisang terhadap
terhadap hiperemesis pada ibu hamil.
H. Etika Penelitian

Penelitian adalah upaya untuk menemukan kebenaran. Etika dalam proses


penelitian menjadi bagian yang esensial dalam upaya menemukan kebenaran.
Etika didefinisikan sebagai prinsip-prinsip moral yang mengendalikan atau
mempengaruhi perilaku. Etika penelitian dapat di definisikan sebagai aplikasi
prinsip-prinsip moral ke dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil
penelitian (Mayer, 2009; Williamson, 2002 dalam Sarosa, 2012).
Dalam penelitiaan kualitatif, etika penelitian berkaitan dengan cara peneliti
merumuskan topik penelitian, merencanakan penelitian, mengakses data,
22

mengumpulkan data, menyimpan data, menganalisis data dan melaporkan secara


bertanggung jawab dan bermoral (Saunders, Lewis dan Thornhill 2007 dalam
Sarosa, 2012). Golden rule adalah prinsip utama dalam prinsip etika adalah jangan
melakukan kepada orang lain apa yang tidak akan anda lakukan kepada diri anda
sendiri (Myers, 2009 dalam Sarosa, 2012).
Secara umum prinsip utama dalam etik penelitian keperawatan (Milton,
1999; Loisella, Profetto-McGgrath, Polit dan Beck, 2004 dalam Dharma Kusuma,
2011):
a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Penelitian dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut
atau menolak penelitian (autonomy). Peneliti juga melakukan bebrapa hal yang
berhubungan dengan informed consent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi
sebagai subjek penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan
terbuka dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and
confidentiality)
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak untuk
mendapatkan kerahasiaan informasi. Peneliti meniadakan identitas subjek,
kemudian diganti dengan kode tertentu.
c. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusive-ness).
Menggunakan prinsip keterbukaan bahwa penelitian dilakukan secara
cermat, tepat, jujur, hati-hati dan dilakukan secara professional. Prinsip keadilan
mengandung makna bahwa penelitian memberikan keuntungan dan beban secara
merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek.
23

DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh, Rukiyah, Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Trans Info Medika.
Arifin,Suhartono. 2011. Studi Pembuatan Roti Dengan Subtitusi Tepung Pisang
Kepok (Musa Paradisica Formatypica). Skripsi. Makassar: Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Aspiani, Reni Yuli. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta:
Trans Info Media
Depkes RI. (2018). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI.
Dharma, Kusuma Kelana (2011), Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian, Jakarta, Trans InfoMedia
Ehiowemwenguan, G., Emoghene, A. O.1 and Inetianbor, J.E.Antibacterial and
phytochemical analysis of Banana fruit peel. IOSR Journal Of
Pharmacy (e)- ISSN: 2250-3013, (p)-ISSN: 2319-4219. Volume 4, Issue
8 (August 2021)
Firmansyah, I.2012. Penentuan Ukuran dan Teknik Penyimpanan Benih Pisang
kepok (Musa sp.Abb group) dari Bonggol. Bogor:Institut Pertania
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Inggar Utami (2017). Asuhan Kebidanan Komprehnsif pada Kehamilan,
Persalinan, Bayi baru lahir, Nifas, dan Perencanaan keluarga berencana
Suntik 3 Bulan Pada ny. Y umur 32 tahun Di Puskesmas II kembaran Kec.
kembaran, kabupaten banyjmas. karya Tulis ilmia. Diploma III Kebidanan
Universitas Muhamadiyah Purwokerto
Kuswanti, Ina .2014. Asuhan Kebidanan. Jogjakarta : Pustaka Pelajar
Manuaba, I. B. G. (2010). Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta:
EGC.
Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Petik D, Puho E, Czeizel AE. Evaluation of maternal infusion therapy
duringpregnancy for fetal development. Int J Med Sci. Oct 2005;2(4):137-
42.
Ratih, Rini Harini; Qomariah, Siti. Efektifitas Konsumsi Buah Pisang
Terhadap Emesis Gravidarum Trimester I di Kabupaten Kampar 2017. .
Prosiding CELSciTech, S.l.,v. 2 p. SCI-31 - SCI-34, oct. 2017. ISSN 2541-
3023.
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar. Jakarta Barat: PT Indeks
24

Setyaningrum, E., & Sugiarti. (2017). Buku Ajar Kegawatdaruratan Maternitas


Pada Ibu Hamil, Bersalin Dan Maternitas (1st ed.). Yogyakarta: Indomedia
Pustaka.
Sudjana. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah.
Production.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,.
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru.
Wiknjosastro, G. 2008. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan
Normal.Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi
Departemen Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai