PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Institut Catala d’Oncologia / ICO (2017) insiden kanker serviks
menyerang pada Wanita Usia Subur (WUS) yang berusia 15-44 tahun.Angka
kejadian pada wanita yang berusia diatas 15 tahun merupakan populasi yang
beresiko tinggi terkena kanker serviks yang berjumlah 89,07 juta jiwa.
Berdasarkan estimasi oleh Globocan, International Agency for Research an
Cancer (IARC) tahun 2012 insiden kanker serviks (leher rahim) sebesar 17 per
100.000 pada wanita (Kemenkes RI, 2014).
Di seluruh dunia, setiap tahunnya terdapat kurang lebih 400.000 kasus baru
kanker serviks, 80% di antaranya terjadi pada wanita yang hidup di negara
berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah
kasus kanker serviks masih cukup tinggi (Ariani, 2015). Untuk Asia terdapat
lecenderungan tingginya kejadian kanker serviks. Menurut Ekowati, dkk (2017)
menyatakan pada tahun 2013 kejadian kanker serviks di Asia tenggara sebanyak
50.566 kasus dengan kejadian sebesar 16,6%..
Untuk tingkat kejadian kanker serviks diindonesia masih tinggi dan terjadi
peningkatan setiap tahunnya. Untuk jumlah kasus tetinggi terjadi di provinsi jawa
Timur dengan 21.313 kasus, jawa tengah 19.734 kasus, selanjutnya jawa barat
15.635 kasus, DKI Jakarta 5.919 kasus. Seerta sumatera utara 4.694 kasus (Pusat
Data dan informasi Kesehatan RI, 2015).
Di Sulawesi Utara juga terdapat penderita kanker serviks karena rendahnya
wanita yang melakukan deteksi dini. Prevalensi jumlah penderita kanker serviks
di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013 sebesar 1,4 % atau berjumlah 1.651
yang menderita kanker serviks (Kemenkes RI, 2015). Provinsi Sulawesi Utara
menempati urutan ke 13 dari 33 provinsi yang menderita kanker serviks
(Watulingas. dkk, 2016).
Resiko terkena kanker serviks semakin tinggi, hal ini terjadi karena
kebiasaan dan perilaku masyarakat melakukan pernikahan pada usia dini dan
melakukan hubungan seksual secara dini sedangkan alat kelamin wanita belum
matang sehingga dapat mengakibatkan iritasi dan infeksi akibat ketidaksiapan
fisik dan mental. Oleh karena itu, sangat diperlukan tentang pengetahuan
mengenai kanker serviks pada remaja.
Demi terbentuknya partisipasi masyarakat teruatama remaja dalam
pelayanan Kesehatan diperlukan upaya promotive yang berkelanjutan melalui
integrasi media dan metode yang mampu dilaksanakan dalam berbagai program
Pendidikan Kesehatan serta kondisi masyarakat. Media yang dimaksud adalah
booklet. Booklet dapat diberikan pada semua kalangan. Booklet sebagai media
informasi dapat meningkatkan pengetahuan secara adekuat bahakan berkorelasi
pada peningkatan pengetahuan dan sikap secara signifikan (Prince, 2012)
Booklet merupakan salah satu media edukasi yang memuat poin-poin
penting berbentuk tulisan yang dikombinasikan dengan gambar yang menarik,
sehingga dapat merangsang pembaca dalam meningkatkan pengetahuan
(Mintarsih, 2007) . Beberapa kelebihan media buklet seperti dapat digunakan
untuk belajar mandiri, membuat pembaca dapat mempelajari isinya dengan santai,
informasi di dalamnya dapat dibagikan dengan keluarga dan teman, mampu
mengurangi kebutuhan mencatat pembaca, mudah diperbanyak dan diperbaiki
(Hapsari, 2013),
Penelitian yang di lakukan oleh Al Muhdar, dkk (2018) menyatakan bahwa
E-booklet efektif dalam meningkatkan penegtahuan dokter umum terkait
permasalahan menyusui, selain itu juga Khusnuddin, dkk (2020) menyatakan
bahwa e-booklet memiliki pengaruh dalam perilaku pencegahan skabies.
Pada saat ini, hampir setiap orang memiliki smartphone dengan segala
kelebihan yang dimiliki. Hal ini mendorong peneliti untuk menerapkan booklet
pada media berbasis elektronik berupa e-booklet. Sehingga diharapkan dapat
memiliki daya tarik pada masyarakat. Berdsasarkan permasalahan tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Efektivitas E-Booklet Sebagai
Media Edukasi Terhadap Perilaku Remaja Tentang Pencegahan Kanker Serviks”
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Efektivitas E-Booklet Sebagai Media Edukasi Terhadap
Perilaku Remaja Tentang Pencegahan Kanker Serviks?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas E-Booklet Sebagai
Media Edukasi Terhadap Perilaku Remaja Tentang Pencegahan Kanker Serviks
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Dari penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan serta
wawasan tentang Efektivitas E-Booklet Sebagai Media Edukasi Terhadap
Perilaku Remaja Tentang Pencegahan Kanker Serviks
b. Manfaat Praktis
1. Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat serta menambah pengetahuan tentang pemanfaatan E-booklet
dan kanker seviks.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sumber informasi atau
referensi bagi penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Booklet
Booklet termasuk salah satu jenis media grafis yaitu media gambar/foto.
Istilah booklet berasal dari buku dan leaflet artinya media booklet merupakan
perpaduan antara leaflet dan buku dengan format (ukuran) yang kecil seperti
leaflet (Simamora, 2009)
Booklet merupakan media komunikasi yang termasuk dalam kategori media
lini bawah (below the line media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini
bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut berpedoman pada beberapa kriteria
yaitu : menggunakan kalimat pendek, sederhana, singkat, ringkas, menggunakan
huruf besar dan tebal. Selain itu penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt,
dikemas menarik dan kata yang digunakan ekonomis (Suleman, 1998) dalam
Hapsari (2013).
Menurut Ewles (1994) dalam Hapsari (2013) media booklet memiliki
keunggulan, yaitu :
1) Klien dapat menyesuaikan dari belajar mandiri
2) Penggunaan dapat melihat isinya pada saat santai
3) Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman
4) Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan
5) Mengurangi kebutuhan mencatat
6) Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah
7) Awet
8) Daya tampung lebih luas
9) Dapat diarahkan pada segmen tertentu.
Hardjana dalam Hapsari (2013) mengatakan terdapat enam syarat yang
dapat menggolongkan efektivitas komunikasi, yaitu:
a. Karakteristik Booklet
Buku berukuran kecil (setengah kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30
halaman bolak balik, yang berisi tulisan dan gambar-gambar. Struktur ini
menyerupai buku (pendahuluan, isi, penutup), hanya saja penyajian isinya jauh
lebih singkat daripada buku (Simamora, 2009).
b. Keuntungan dan kelemahan
B. Perilaku
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak
tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Okviana, 2015).
Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap
dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo,
2012).Sedangkan menurut Wawan (2011) Perilaku merupakan suatu tindakan
yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik
disadari maupun tidak.Perilaku adalah kumpulan berbagai faktor yang saling
berinteraksi.
Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2012) merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Pengertian ini dikenal dengan teori „S-O‟R” atau “Stimulus-Organisme-Respon”.
Respon dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Respon respondent atau reflektif Adalah respon yang dihasilkan oleh
rangsangan-rangsangan tertentu. Biasanya respon yang dihasilkan bersifat
relatif tetap disebut juga eliciting stimuli. Perilaku emosional yang menetap
misalnya orang akan tertawa apabila mendengar kabar gembira atau lucu, sedih
jika mendengar musibah, kehilangan dan gagal serta minum jika terasa haus
2. Operan Respon Respon operant atau instrumental respon yang timbul dan
berkembang diikuti oleh stimulus atau rangsangan lain berupa penguatan.
Perangsang perilakunya disebut reinforcing stimuli yang berfungsi
memperkuat respon. Misalnya, petugas kesehatan melakukan tugasnya dengan
baik dikarenakan gaji yang diterima cukup, kerjanya yang baik menjadi
stimulus untuk memperoleh promosi jabatan.
a. Jenis-Jenis Perilaku
1. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf,
2. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif,
3. Perilaku tampak dan tidak tampak,
4. Perilaku sederhana dan kompleks,
5. Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor
b. Bentuk-bentuk perilaku
Menurut Notoatmodjo (2011), dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus,
maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua.
1. Bentuk pasif /Perilaku tertutup (covert behavior) Respons seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau
kesadaran dan sikap yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respons terhadap stimulus tersebut sudah
jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati
atau dilihat orang lain.
c. Kriteria Perilaku
1. Perilaku positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner> T
mean
2. Perilaku negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner < T
mean
3. Subyek memberi respon dengan dengan empat kategori ketentuan, yaitu:
selalu, sering, jarang, tidak pernah
C. Kanker Serviks
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas primer yang
berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker serviks dapat berasal dari sel – sel di
leher rahim, tetapi dapat pula tumbuh dari sel–sel mulut rahim ataupun keduanya.
Kanker serviks adalah kanker ataupun keganasan yang terjadi di leher rahim yang
merupakan organ reproduksi perempuan yang merupakan pintu masuk ke arah
vagina disebabkan oleh sebagian besar Human Papilloma Virus. Kanker serviks
atau yang lebih dikenal dengan kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel – sel
tidak normal pada rahim. Sel –sel yang tidak normal ini berubah menjadi kanker.
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina) (Smart, 2010)
a. Epidemiologi
Kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak penyakit leher
rahim pada Negara berkembang terhitung sebanyak 510.000 kasus baru terjadi
setiap tahunnya dan lebih dari 288.000 kematian berlangsung oleh penyakit ini.
Insiden penyakit kanker serviks terus meningkat dari sekitar 25 per 100.000 pada
1988 menjadi sekitar 32 per 100.000 pada tahun 1992. Insiden kanker serviks
pertahun 100 per 100.000 penduduk per tahun. Data Laboratorium Patologi
Anatomi menemukan bahwa di Indonesia frekuensi terjadinya kanker 92,4%
terakumulasi di Jawa dan Bali (Savitri, 2015). Ketahanan hidup seseorang
pengidap penyakit kanker serviks tergantung pada stadium yang diderita yakni
five year survival rate untuk stadium I, II, III dan IV adalah 85%,60%,33%,7%
(Sungkar, 2007).
b. Etiologi
Kanker serviks disebabkan oleh adanya virus Human Papilloma Virus
(HPV). Virus papilloma manusia ini merupakan virus yang menyerang kulit dan
membran mukosa manusia. Sebanyak 99,7% kanker seviks disebabkan oleh
Human Papilloma Virus (HPV) yang menyerang leher rahim. Disebut papilloma
karena virus ini sering menimbulkan warts atau kutil. Penyebab dominan kanker
serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV) yang menyerang leher rahim.
Proses infeksi HPV memerlukan waktu yang cukup lama sehingga menjadi
kanker serviks, yaitu 10-20 tahun. Menurut Rasjidi (2008) faktor – faktor risiko
pada kanker serviks antara lain :
1. Usia saat berhubungan seksual pertama kali
2. Usia dari kehamilan pertama
3. Jumlah pasangan seksual
4. Jumlah kehamilan
5. Faktor pasangan pria (pria berisiko tinggi)
6. Penyakit menular seksual
c. Patofisiologi
Terjadinya infeksi fulminant, HPV harus mencapai sel basal terlebih dahulu.
Jalurnya melalui mikro abrasi atau melalui cairan pada epitel skuamosa atau
mukosa epitel yang dihasilkan pada saat aktivitas seksual. Pada saat mencapai sel
basal akan terjadi pembelahan sel-sel yang tidak terkendali sehingga akan
merusak jaringan hidup lainnya. Dalam hal ini sel tersebut akan memakan
jaringan leher rahim melalui berbagai macam cara antara lain dengan invasi atau
tumbuh langsung ke jaringan sebelahnya. Keganasan sel tersebut dapat
disebabkan oleh adanya kerusakan DNA yang menyebabkan mutasi pada gen vital
yang mengontrol pembelahan sel, sehingga sel-sel ini dapat berubah dari normal
menjadi prakanker dan kemudian menjadi kanker. Perubahan prakanker menjadi
kanker didahului dengan terjadinya keadaan yang disebut lesi kanker atau
Neoplasia Intraepithelial Serviks (NIS) skuamosa atau mukosa epitel yang
dihasilkan pada saat aktivitas seksual. Pada saat mencapai sel basal akan terjadi
pembelahan sel-sel yang tidak terkendali sehingga akan merusak jaringan hidup
lainnya. Dalam hal ini sel tersebut akan memakan jaringan leher rahim melalui
berbagai macam cara antara lain dengan invasi atau tumbuh langsung ke jaringan
sebelahnya. Keganasan sel tersebut dapat disebabkan oleh adanya kerusakan DNA
yang menyebabkan mutasi pada gen vital yang mengontrol pembelahan sel,
sehingga sel-sel ini dapat berubah dari normal menjadi prakanker dan kemudian
menjadi kanker. Perubahan prakanker menjadi kanker didahului dengan terjadinya
keadaan yang disebut lesi kanker atau Neoplasia Intraepithelial Serviks (NIS)
D. Kerangka Konsep
Kriteria Objektif :
Perilaku baik : jika hasil dari analisis data menunjukkan pengetahuan cukup
Perilaku Kurang : jika hasil dari analisis data menunjukkan pengetahuan kurang,
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti dari data yang terkumpul (Suharsimi
Arikunto, 2006:25). Hipotesis dalam penelitian ini adalah
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian pretest-posttest control
group desain. Dalam hal ini dilihat perbedaan pencapaian antara kelompok
eksperimen dengan pencapaian kelompok kontrol. Desain penelitian ini dapat di
gambarkan sebagai berikut :
Tabel 1. Desain Control Group Pre test-Post test
G. Analisa Data
Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Analisa Univariat
variabel penelitian dan selanjutnya disajikan dalam bentuk table ataupun grafik.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
H. Etika Penelitian
1. Peneliti mengajukan ethical clearance
Pengajuan dilakukan di Komite Etik Penelitian Universitas Megabuana palopo
untuk memperoleh surat kelayakan etik penelitian.
2. Hak untuk dihargai privasi
Penelitian meminta responden untuk mengisi kuisioner sehingga dalam
penelitian dilakukan inform consent kepada responden menggunakan lembar
inform consent atau lembar persetujuan.
3. Hak untuk dihargai kerahasiaan informasi
Peneliti tidak menampilkan identitas responden, yaitu dengan cara mengganti
identitas menggunakan inisial/kode angka pada master tabel.
4. Hak untuk memperoleh imbalan atau kompensasi
Responden yang telah bersedia memberikan informasi berhak menerima
imbalan dari peneliti. Oleh karena itu, di akhir penelitian responden menerima
souvenir
DAFTAR PUSTAKA
A.Wawan & Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusi.Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika
Aziz, M. F., Witjaksono, J., & Rasjidi, I. (2008). Panduan Pelayanan Medik :
Model Interdisiplin Penatalksanaan Kanker Serviks dengan Gangguan
Ginjal. Jakarta: EGC.
Hapsari, C.M. (2013). Efektivitas komunikasi media buklet anak alami sebagai
media penyampaian pesan gentle birthing service. Jurnal E-Komunikasi 1
(3), 264-275.
Kamaruddin M. Trik Pencegahan dan Mengatasi TORCH pada Ibu dan Bayi
Melalui Natural Products. Published online March 2019.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Situasi Penyakit Kanker, Buletin Jendela Data
dan Informasi Kesehatan, doi: 2088270x
Nasirotun, Siti. 2013. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan Orang
Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada
Siswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol.1 No.2, Oktober 2013 ISSN 2235-
2543.
Notoatmodjo S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Rineka cipta : Jakarta