Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap ibu hamil diharapkan dapat menjalankan kehamilannya
dengan sehat, bersalin dengan selamat, serta melahirkan bayi yang sehat.
Ada beberapa masalah yang dapat mempengaruhi kehamilan,
pertumbuhan janin dan bahkan dapat menimbulkan komplikasi kehamilan
dan persalinan, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mengancam kehidupan ibu dan bayi, seperti kurang energi kronis, anemia,
kurang yodium, HIV/AIDS, malaria. Dan sampai saat ini anemia masih
merupakan masalah utama yang di derita oleh ibu hamil.
Anemia adalah suatu keadaan tubuh kekurangan sel darah merah
(eritrosit), dimana sel darah merah mengandung hemoglobin yang
berfungsi untuk membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh. Dampak
anemia pada kehamilan dapat berupa abortus, persalinan premature,
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan,
mudah infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD) dan
selama masa nifas, sub involusi uterus menyebabkan perdarahan post
partum, memudahkan infeksi nifas, dan menurunkan pelepasan ASI.
(jurnal internasional kesehatan ekonomi dan social 2020)
Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya untuk mengatasi
anemia pada ibu hamil dengan cara mengajak ibu hamil untuk menghadiri
Antenatal Care Services (ANC) minimal 4 kali selama kehamilan. Salah
satu pelayanan ANC adalah memberikan tablet suplemen darah minimal
90 tablet kepada ibu hamil selama masa kehamilan dengan tujuan uintuk
menurunkan angka anemia pada ibu hamil, (Juwita, 2018) perdarahan saat
melahirkan, bayi berat lahir rendah, dan stunting dapat berkurang.
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2018) (Jurnal internasional
kesahatan 2020)
Keadaan anemia pada ibu hamil ditandai dengan rendahnya kadar
HB yaitu kurang dari 11 gr/dl2 (Maeyer, Dallman, Gurney, Hallberg,
Sood, 1989). Anemia sendiri merupakan suatu keadaan dimana jumlah sel
darah merah atau kapasitas sel darah merah untuk membawa oksigen tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Di Indonesia 48,9% ibu
hamil mengalami anemia (Kemenkes, 2018) ((Jurnal internasional
kesahatan 2020)
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh ibu hamil tentang
manfaat pentingnya obat tablet tambah darah dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan bayi melalui gangguan
asupan zat besi dan oksigen utero-plasenta yang dapat meningkatkan
risiko intrauterin, gangguan pertumbuhan dan mempengaruhi hasil bayi
yang dilahirkan. (Manuaba, 2010) ((Jurnal internasional kesahatan 2020)
Penyebab utama dari 80% Angka Kematian Ibu (AKI) adalah
komplikasi kehamilan seperti perdarahan, preeklamsi/eklamsia dan aborsi.
Berdasarkan kondisi data derajat kesehatan di Indonesia tahun 2010,
Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20% dan 89%
dengan menetapkan HB <11 g/dl. Angka anemia kehamilan terjadi 3,8%
pada trimestrer I, 13,6% trimester II, dan 24,8% pada trimester III (Jurnal
Pangan Gizi, Kesehatan 2021).
Organisasi kesehatan dunia ( WHO ) bertujuan untuk mengurangi
prevalensi anemia pada wanita usia reproduksi sebesar 50 persen pada
tahun 2025. Berdasarkan Survei Kesehatan Dasar Nasional Indonesia
tahun 2013 prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 37.1% yang
jujstru meningkat menjadi 48,9% pada tahun 2018, dengan proporsi
anemia pada kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun (Jurnal
Internasional evaluasi dan penelitian 2021)
Sampai saat ini anemia masih merupakan penyebab tidak langsung
kematian obstetric ibu yang utama. Anemia dalam kehamilan dapat
memberi dampak yang kurang baik bagi ibu, baik selama kehamilan
persalinan maupun selama masa nifas dan masa selanjutnya. (Jurnal
Pangan Gizi, Kesehatan 2021).
Survei yang dilakukan, angka kematian ibu (AKI) di Dinas
Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2019 73%. Jumlah kematian ibu
melahirkan 3%, dan jumlah ibu melahirkan 4091%. Untuk Jumlah Ibu
hamil yang mendaptkan pelayanan kesehatan ibu hamil di Dinas
Kesehatan Provinsi tahun 2019 berjumlah 4075 orang.
Untuk wilayah kerja Puskesmas Tilamuta pada tahun 2019 seluruh
jumlah ibu hamil ….., ibu hamil yang berada di desa Pilolinyaga …
Tahun 2020 seluruh jumlah ibu hamil …. ibu hamil yang berada di desa
Pilolinyanga … Tahun 2021 jumlah seluruh ibu hamil …. ibu hamil yang
berada di desa Pilolinyaga ….
Maka berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti
merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Pengetahuan dan Perilaku dalam Mengkonsumsi Obat Tablet Tambah
Darah dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tilamuta di
Desa Piloliyanga”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Pengetahuan
dan Perilaku dalam Mengkonsumsi obat Tablet Tambah Darah dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tilamuta desa
Piloliyanga”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Adakah Hubungan Pengetahuan dan Perilaku
dalam Mengkonsumsi obat Tablet Tambah Darah dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tilamuta desa Piloliyanga”
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil dalam
mengkonsumsi obat tablet tambah darah dengan kejadian anemia
2. Untuk mengidentifikasi perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi
obat tablet tambah darah dengan kejadian anemia
3. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan perilaku dalam
memgkonsumsi obat tablet tambah darah dengan kejadian anemia
pada ibu hamil
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
1. Untuk peneliti
Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis dalam rangka pentingnya memberikan
informasi melalui penerangan kesehatan bagi semua ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet besi.
2. Untuk peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi penelitian
selanjutnya apabila meneliti topik yang sama.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk
pelaksanaan program dibidang perbaikan dan peningkatan tentang
pentingya meminum obat tablet tambah darah.
2. Bidan
Hasil penelitian ini sebagai sumbangan aplikatif bagi tenaga
kesehatan trauma bidan agar lebih meningkatkan perhatian dalam
memberikan pelayanan dan penyuluhan pada seluruh ibu hamil
tentang pentingnya meminum obat tablet tambah darah.
3. Bagi Ibu hamil
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan memberikan
kesadaran pada ibu hamil tentang pentingnya meminum obat tablet
tambah darah selama masa kehamilan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Pengetahuan


2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2010;27) Pengetahuan adalah hasil
pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya tindakan seseorang.
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan (Widiyanto;2012)
Pengetahuan yang tercangkup dalam domain kognitif mempunyai
6 tingkatan yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Sebab itu tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami ( Comperehension)
Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahuai dan dapat
menginterpretasikan materi yang tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
2.1.3 Pengukuran Pengetahuan (Notoadmojo, 2012) (livi rahayu
suprihantini)
Pengetahuan yang ingin diketahui secara mendalam dapat diukur
dengan melakukan wawancara atau angket yhang menanyakan
tentang materi yang ingin diukur dari subjek penlitian/responden.
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pengatahuan
Menurut Notoadmojo (2012) Pengetahuan dipengaruhi oleh dua
factor yaitu :
1. Faktor internal
1) Usia semakin dewasa seseorang kematangan daya piker jauh
lebih baik sehingga dapat mempengaruhi kemampuan untuk
menerima informasi
2) Tingkat pendidikan, semakin tinggi pendididkan akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan cara berfikirnya.
2. Faktor eksternal
Lingkungan : Tempat informasi disampaikan dapat mempengaruhi
penyampaian informas. Apabila lingkungan sebagai tempat
penyampaian pesan/informasi kurang mendukung, maka dapat
mempengaruhi konsentrasi sasaran dalam menerima informasi
yang disampaikan
3. Aplikasi ( Aplication )
Aplikasi diartiakn sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
Aplikasi disini dapat diartiakan sebagai aplikasi atau pengalaman
hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi lainnya.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi
maish didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan ( membuat
bagan ), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan
sebagainya.
5. Sintesis ( Synthesis )
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakan atau menggambungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
2.2 Tinjauan Tentang Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan,
binatang sampai dengan manuasia itu berperilaku, karena
mempunyai aktifitas masing-masing. (Hikmah Khairuni 2019)
Berdasarkan batasan perilaku menurut skinner dalam
(Notoadmojo), perilaku kesehatan (health behavior) adalah respon
seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
sehat-sakit (kesehatan), seperti lingkungan makanan, minuman,
pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan
adalah semua aktifitas atau kegiatan seseorang baik yang diamati
(observable) maupun tidak dapat diamati (unobservable) yang
berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
(Hikmah Khairuni 2019)
Menurut teori Green dalam Notoadmojo menyatakan
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua factor pokok yaitu,
factor perilaku (behavior causes) dan factor diluar perilaku (non-
behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentikan atau
terbentuk dari tiga factor yaitu :
2.2.1 Faktor yang mempengaruhi (predisposing factors)
Faktor predisposisi merupakan factor perilaku yang
memberikan alasan atau motivasi terjadinya perilaku. Perilaku-
perilaku tersebut meliputi pengetahuan individu, sikap,
kepercayaan, pilihan pribadi, keterampilan yang ada, keyakinan
terhadap kemampuan diri, nilai-nilai tradisi, dan lain-lain yang
berkenan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk
bertindak.
2.2.2 Faktor Pemungkin (enabling factors)
Faktor pemungkin merupakan suatu factor yang
memfasilitasi penampilan dari suatu aksi atau tindakan individu
atau organisasi. Factor ini hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku sehat, maka factor ini disebut
factor pemungkin atau pendukung.
2.2.3 Faktor Penguat (reinforcing factors)
Faktor penguat ini merupakan faktor-faktor perilaku yang
menyediakan reward atau mendorong terhadap terjadinya
pengulangan perilaku. Faktor penguat yang terwujud dalam
dukungan social : suami atau keluarga, sikap dan perilaku tenaga
kesehatan. (Hikmah Khairuni 2019)
2.5 Puskesmas
2.5.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional
yang berlaku sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat,
puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain
pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas
kesehatan yang bersangkutan. Puskesmas biasanya memiliki sub
unit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesamas keliling,
posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas
Kesahatan Kabupaten/Kota yang bertugas untuk bertanggung
jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan pada
suatu wilayah kerja.
Puskesmas merupakan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat menunjukan lebih
dari 40% penduduk Indonesia yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
Berdasarkan definisi diatas bisa ditarik simpulan bahwa
Puskesmas merupakan sebuah organisasi yang memiliki
multifungsi bagi pelayanan kesehatan masyarakat yang telah
disepakati oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan
memiliki sub unit pelayanan Puskesmas menjadi ujung tombak
dalam penyelenggarakan pembangunan kesehatan pada suatu
wilayah di Indonesia. (Taufik rahman, desember 2020)
2.5.2 Tugas dan Fungsi Puskesmas
2.6 Profil Puskesmas Tilamuta.

2.6.1 Keadaan Geografis dan Administrasi

Keadaan Geografis Puskesmas Tilamuta terletak di ibu kota


Kabupaten Boalemo yaitu di Desa Limbato Kecamatan Tilamuta
dan sebagian besar terdiri dari daerah pegunungan, daerah
pertanian dan pesisir pantai dengan luas 31,140 km2 dengan rata-
rata ketinggian daerahnya 30,14m di atas permukaan laut.

Puskesmas Tilamuta terletak antara 122,80 – 122,380 bujur


timur dan 0,300 – 1.000 lintang selatan, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Dulupi


2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pangi Kecamatan Dulupi
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Teluktomini
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tutulo Kecamatan
Botumoito.
Secara umum, suhu udara di Puskesmas Tilamuta rata-rata
pada siang hari 31,2 celcius, sedangkan suhu udara rata-rata pada
malam hari 27,60 celcius, kelembaban udara relative tinggi dengan
rata-rata 82,8 persen.
Ditinjau dari sisi wilayah pemerintahan Kecamatan
Tilamuta terdiri dari 12 Desa yaitu Desa Lahumbo, Desa
Mohungo, Desa Modelomo, Desa Hungayonaa, Desa Lamu, Desa
Ayuhulalo, Desa Piloliyanga, Desa Limbato, Desa Pentadu Timur,
Desa Pentadu Barat, Desa Bajo, Desa Tenilo. Sedangkan jarak
terjauh Desa ke Puskesmas Tilamuta adalah 10 KM yaitu desa
Tenilo.
2.6.2 Demografi ( kependudukan )
Uraian tentang kependudukan berikut ini di ambil dari
Tilamuta dalam angka 2020 Balai Pusat Statistik ( BPS )
Kabupaten Boalemo yakni 28,408 terdiri dari laki-laki 14,176 jiwa
dan perempuan 14,232 jiwa dengan tingkat kepadatan 1,01 KM 2,
kepadatan penduduk terbanyak adalah Desa Piloliyanga sedangkan
wilayah dengan kepadatan penduduk terkecil adalah Desa
Ayuhulalo.
Komposisi penduduk Boalemo di rinci menurut kelompok
umur dan jenis kelamin, menunjukan penduduk laki-laki maupun
perempuan terbanyak berada pada kelompok umur 5-9 tahun.
2.6.3 Filosofi, Visi dan Misi Puskesmas Tilamuta
1. Filosofi yaitu dengan tingginya derajat kesehatan masyarakat akan
meningkatkan produktifitas dan pendapatan masyarakat secara
otomatis kesejahtraan masyarakat akan lebih baik.
2. Visi yaitu mewujudkan Masyarakat Kecamatan Tilamuta yang
Mandiri dan Peduli akan Kesehatan
3. Misi
1) Memberikan Pelayanan Sesuai Standar
2) Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Terhadap
Kesehatan Dimulai Dari Lingkungan Sendiri
3) Memotivasi Masyarakat Peduli Terhadap Masalah
Kesehatan
4) ` Menigkatkan Keterampilan, Keahlian dan Imtaq Terhadap
Pemberi Pelayanan Kesahatan

2.7 Kajian Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelusuran pustaka, Peneliti menemukan penelitian


yang sejenis dengan penelitian ini, sebelumnya telah melalui proses
mapping dan memperoleh persetujuan dari Pembimbing 1 dengan
Preferensi 7 tahun terakhir (2016-2022). Selebihnya merupakan analisa
peneliti sendiri. Adapun rangkuman kajian penelitian yang relevan dapat
dilihat pada table berikut :

Peneliti dan Judul Tujuan


No Kesimpulan
Tahun Penelitian Penelitian
1. Regina Hubungan Untuk mengetahui Hasil penelitian ini ada
Pricillia Tingkat hubungan tingkat hubungan yang signifikan
Yunika Pengetahuan pengetahuan antara tingkat pengetahuan
(November Tentang tentang anemia tentang anemia dengan
2021 Anemia dengan dengan kepatuhan kepatuhan minum tablet
Kepatuhan minum tablet tambah darah di
Minum Tablet tambah darah Puskesmas Narmada
Tambah Darah pada ibu hamil Kabupaten Lombok Barat.
pada Ibu Hamil trimester III
Trimester III
2. Riski Nadiya Hubungan Untuk mengetahui Hasil penelitian ini bahwa
Putri, Sefita antara hubungan antara tidak terdapat hubungan
Aryuti Karakteristik karakteristik ibu, antara karakteristik ibu,
Nirmala, Irna Ibu, Kecukupan asupan zat besi, asupan zat besi, asam folat
Kurnia Asupan Zat asam folat, dan dan vitamin c dengan
Aprillani, Besi, Asam vitamin C dengan status anemia pada ibu
Tina Dewi Folat dan status anemia ibu hamil di kecamatan
Judistiani, Vitamin C hamil di jatinangor
Merry Wijaya dengan Status kecamatan
(Desember Anemia pada jatinangor
2019) Ibu Hamil di
Kecamatan
Jatinangor
3. Tetra ANEMIA Mengetahui Hasil penelitian ini ibu
Falensia, WANITA pentingnya wanita hamil yang anemia belum
Antono Suryo HAMIL hamil memiliki pengetahuan
Putra, Apoina KONSUMSI mengkonsumsi yang cukup tentang
Kartini TABLET tablet tambah manfaat tablet suplemen
(Agustus DARAH darah untuk darah.
2020) TAMBAHAN mencegah
UNTUK stunting di
MENCEGAH kabupaten gunung
STUNTING DI kidul
KABUPATEN
GUNUNG
KIDUL
4. Srilian Hubungan Untuk mengetahui Hasil penelitian ini dapat
Karyuni, Pengetahuan hubungan antara disimpulkan bahwa,
Andi dan Kepatuhan pengetahuan dan terdapat hubungan yang
Bungawat, Mengkonsumsi kepatuhan signifikan antara
Eka Prasetia Tablet Besi (Fe) mengkonsumsi pengetahuan dengan
Hati Baculu dengan tablet zat besi (fe) kejadian anemia pada ibu
(2020) Kejadian dengan kejadian hamil trimester I di
Anemia pada anemia pada ibu puskesmas bulili
Ibu Hamil hamil trimester I
Trimester I di di puskesmas
Puskesmas bulili
Bulili
5. Lafi Munira, Faktor-faktor Untuk mengetahui Hasil penelitian ini dapat
Pramon yang factor-faktor yang disimpulkan bahwa
Viwattanakul mempengaruhi mempengaruhi kurangnya pengetahuan
vanid (Maret dan dan kesenjangan merupakan factor penting
2021) kesenjangan pengetahuan yang mempengaruhi
pengetahuan terkait praktik pencegahan
tentang pencegahan anemia. Pemberian tablet
pencegahan anemia pada siswi tanpa disertai informasi
anemia SMA yang masih tentang
kalangan anemia membuat siswa
mahasiswi di merasa tidak percaya diri.
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai