Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MANFAAT TABLET FE DALAM UPAYA


PENCEGAHAN ANEMIA DIKELAS XII MA AL ISLAMIYAH 1
SUMBER BATU, BLUMBUNGAN PAMEKASAN

Oleh:

MELINDA TRIA USMAN


NRP. 33412101051

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN 2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan masa peralihan menuju dewasa. Pada masa ini banyak
terjadi perubahan pada seseorang, baik fisik maupun mental, sehingga harus diimbangi
dengan kecukupan nutrisi, jika tidak dapat menyebabkan terjadinya beberapa masalah
gizi pada remaja, seperti obesitas, kekurangan (Fitria A, 2021). Remaja putri beresiko
menderita anemia dikarenakan selama satu bulan sekali akan mengalami haid sehingga
membuat kebutuhan zat besi akan relative lebih tinggi (Savitri etal.,2021)
Pemasalahan gizi di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang belum
terselesaikan, Masalah kekurangan gizi mikro seperti Anemia adalah salah satu dari
beberapa masalah yang terjadi di Indonesia . Tidak hanya di Indonesia Anemia juga
merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia, hampir 2,3 miliar orang mengalami
Anemia. Di Indonesia sendiri, Anemia merupakan penyakit paling umum,
perumpamaanya 1 dari 5 orang Indonesia memiliki resiko untuk terkena Anemia, bahkan
remaja kita yang menderita Anemia cukup banyak. Prevalensi Anemia pada remaja
sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita Anemia (Riskesdes,2018). Remaja
putri di MA Al islamiyah 1 Blumbungan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan
terhitung dari kelas X, XI, dan XII tahun ajaran 2023/2024 sebanyak 152 siswi. Dari
hasil kunjungan singkat penulis mengambil beberapa sample dari 152 siswa dengan
persentase 10% sebanyak 10 orang siswi kelas XII di MA Al-Islamiyah 1 Sumber Batu,
Blumbungan Pamekasan dengan metode wawancara Langsung dengan dasar rancangan
kuesioner sebagai bahan penelitian maka dari itu dapat disimpulkan dari 10 siswi yang
kami wawancarai terdapat 2 orang diantaranya mengaku belum pernah mengkonsumsi
Tablet Fe, selain mereka takut meminum obat mereka juga tidak mengetahui apa manfaat
Tablet Fe 8 diantaranya mengaku bahwa mereka pernah meminum Tablet Fe namun tidak
tahu apa manfaat dari mengkonsumsi tablet Fe.
Anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi,
prestasi belajar, kebugaran remaja dan membuat remaja sering mengantuk pada saat
belajar di sekolah. Kesehatan seorang remaja sangat menentukan keberhasilan dari
pembangunan kesehatan, terutama dalam upaya mencetak kualitas generasi penerus
bangsa di masa depan. Mengingat mereka adalah calon ibu yang akan hamil dan
melahirkan seorang bayi, maka pengetahuan remaja tentang manfaat Tablet Fe harus di
tekankan lagi. Karena, jika pengetahuan remaja tentang manfaat Tablet Fe sudah baik
maka hal ini akan meminimalisir resiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir premature
dan berat badan bayi lahir rendah (Ayu,2019).
Oleh karena itu pemerintah Indonesia berupaya untuk mengatasi hal tersebut yang
tertuang dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015-2019
yaitu pada sasaran pokok yang pertama berupa meningkatnya status kesehatan ibu dan
anak. Usaha yang di lakukan pemerintah Indonesia yaitu melalui usaha kesehatan sekolah
(UKS). Salah satu pemerintah dalam hal ini adalah dengan melakukan pemberian Tablet
Fe pada remaja putri baik remaja yang sekolah maupun putus sekolah (Anisa, 2018).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Konsumsi Tablet Fe Dalam Upaya
Pencegahan Anemia di MA Al-Islamiyah 1 Sumber Batu, Blumbungan Pamekasan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Manfaat Tablet Fe Dalam Upaya Pencegahan Anemia di MA Al Islamiyah
1 Blumbungan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan? ”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang
manfaat tablet Fe dalam upaya pencegahan anemia di MA Al Islamiyah 1 Blumbungan
Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi upaya dalam peningkatkan pengetahuan
remaja putri tentang manfaat konsumsi Tablet Fe serta berupaya dalam pencegahan
anemia di MA Al Islamiyah 1 Blumbungan Kecamatan Larangan Kabupaten
Pamekasan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti selanjutnya
Sebagai salah satu acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan
variabel terkait anemia pada remaja.

2. Bagi Institusi Terkait ( MA AL Islamiyah 1)


Hasil penelitian ini menambah bahan bacaan dan sumber informasi bagi
siswa di MA Al Islamiyah 1 Blumbungan Kecamatan Larangan Kabupaten
Pamekasan serta menambah pengetahuan dan pemahaman remaja putri tentang
manfaat Tablet Fe dan dapat berupaya mengurangi anemia pada remaja
3. Bagi Responden (Remaja Putri kelas XII di MA Al Islamiyah 1)
Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi responden tentang
manfaat Tablet Fe sehingga program pemerintah dalam pemberian Tablet Fe bisa
berjalan dengan baik dan mengurangi faktor resiko terjadinya anemia pada
remaja di MA Al Islamiyah Blumbungan Kecematan Larangan Kabupaten
Pamekasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata tahu memiliki arti antara lain mengerti sesudah melihat (menyaksikan,
mengalami, dan sebagainya), mengenal ba mengerti. Pengetahuan sebagai segala
sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan
akan bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya. Pengetahuan
adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengeran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang(Darsini,2019).
Pengetahuan ini bermacam-macam jenis sifatnya, ada yang langsung dan ada
juga yang tak langsung, ada yang bersifat tidak tetap (berubah-ubah), subyektif, dan
khusus, dan ada pula yang besifat tetap, obyektif dan umum. Pengetahuan sangat erat
hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang
tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu
ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan orang tentang suatu objek mengandung
dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan
sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka
menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu.
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan
Tingkat pengetahuan terdiri dari tahu (Know), memahami (Comprehension),
aplikasi (Application), analisis (Analysis), sintesis (Syntesis) dan evaluasi
(Evaluation).
1. Tahu (Know)
Tahu merupakan kegiatan mengingat sesuatu yang dihadapi sebelumnya.
Tingkat pengetahuan terwujud dengan mengingat suatu materi atau rangsangan
yang sudah diperolehnya dengan cara menyebutkan, menyatakan, menguraikan,
dan mendefinisikan.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan kemampuan menjelaskan dan menginterpretasikan
sesuatu yang diperolehnya dengan benar.
3. Aplikasi (Applicatiton)
Aplikasi merupakan kemampuan yang mempraktikkan materi yang sudah
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari dengan kata lain melakukan sesuatu
dengan pengetahuan yang dimilikinya.
4. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan menjabarkan suatu hal menjadi bagian-bagian
lain, lalu mecari hubungan antar komponen-komponen tersebut namun dalam satu
topik bahasan.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menyusun dan
juga menghubungkan bagian-bagian dalam objek tertentu menjadi bentuk yang
baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan pada tingkat dimana seseorang sudah
mampu melakukan penilaian atau penelitian pada objek tertentu. Dapat
digambarkan sebagai proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan
informasi yang sangat di perlukan untuk membuat alternatif keputusan.
2.1.3 Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh individu dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara
umum yang mempengaruhi pengetahuandapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
1) Usia
Umur berpengaruh daya tangkap dari pola fikir seseorang. Bertambahnya
umur individu maka berkembang pula daya tangkap dan pola fikir seseorang
sehingga seseorang lebih mudah dalam menerima informasi.
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin berperngaruh dalam pola fikir. Para peneliti dapat
membedakan laki-laki dan perempuan hanya dengan melihat otaknya.
Perempuan lebih sering menggunakan otak kanannya hal tersebut menjadi
alasan perempuan lebih mampu melihat dari berbagai sudut pandang dan
menarik kesimpulan berbeda dengan laki-laki memiliki kemampuan motorik
yang jauh lebih kuat dibandingkan perempuan.
2. Faktor Eksternal
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan sebuah usaha dalam mengembangkan kepribadian
dan kemampuan yang dimiliki seseorang supaya bisa memahami suatu hal.
Pendidikan dapat memperngaruhi proses belajar, semakin tinggi tingkat
pendidikan semakin mudah pula dalam menerima informasi yang bisa
menambah pengetahuan.
2) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan lingkup yang bisa membuat seseorang mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Seperti seseorang yang bekerja dilingkup medis, akan lebih mengerti
mengenai penyakit dan cara penanganannya dari pada yang bekerja di lingkup
non medis.
3) Pengalaman
Pengalaman merupakan kejadian yang dialami seseorang pada masa lalu,
pada umumnya semakinn banyak pengalaman seseorang semakin bertambah
pula pengetahuan yang di dapatkan. Seperti halnya pengetahuan remaja yang
pernah mengalami anemia seharusnya lebih tinggi daripada pengetahuan
remaja yang belum pernah mengalami anemia.
4) Informasi
Salah satu faktor yang memudahkan individu dalam memperoleh
pengetahuan yaitu dengan cara mengakses berbagai sumber informasi yang
ada diberbagai media. Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang
lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pada umumnya
semakin mudah memperoleh informasi semakin cepat seseorang memperoleh
pengetahuan baru.
5) Minat
Minat akan menuntun seseorang untuk mencobadab memulai hal baru
sehingga pada akhirnya akan mendapatkan pengetahuan yang lebih dari
sebelumnya. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni,
sehingga memperoleh pengetahuan yang lebih dalam.
6) Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang dekat dengan individu,baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berdampak pada proses
masuknya pengetahuan bagi individu yang ada di lingkungan tersebut.
Seperti, ketika wilayah menerapkan sikap peduli lingkungan, maka sangat
besar kemungkinannya bagi masyarakat turut memiliki pengetahuan dalam
memelihara kebersihan lingkungan.
7) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam menerima informasi. Seseorang yang berasal dari lingkungan
yang tertutupsering kali sulit untuk menerima informasi baru yang akan
disampaikan.

2.2 Konsep Anemia


2.2.1 Pengertian Anemia
Menurut Wold Health Organization (WHO) anemia merupakan suatu kondisi
dimana konsentrasi hemoglobin atau jumlah sel darah merah dibawah normal.
Sedangkan definisi anemia gizi adalah hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah
merah yang lebih rendah dari normal. Anemia biasa disebut dengan kurang darah, hal
ini dikarenakanpada kondisi ini jumlah hemoglobin atau sel darah merah berada
dibawah jumlah normal. Untuk perempuan dewasa kadar hemoglobin dalam darah
antara 12-15 g/dl sementara pada perempuan hamil kadarnya adalah 11-12 g/dl.
Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan
tubuh, jika kadar hemoglobin dalam tubuh dibawah normal, darah tidak dapat
mengangkut oksigen yang diperlukan tubuh.
2.2.2 Jenis Anemia
1. Anemia defisiensi zat besi
Penyebabnya adalah hilangnya zat besi akibat perdarahan terus-menerus
jika zat besi berkurang produksi hemoglobin juga ikut berkurang oksigen pun
berkurang sehingga penderita akan lemas dan kurang energi.
2. Amemia Megaloblastik
Anemia ini disebabkan oleh kurangnya kadar vitamin B12 asam folat.
Kekurangan salah satu dari vitamin itu akan menyebabkan terbentuknya sel
darah merah abnormal berukuran besar (megaloblst) di dalam sumsu tulang,
sementara sel darah yang jumlah normalnya menurun.
3. Anemia Sel Bulan Sabit (sickle cell anemia)
Penyebab dari anemia jenis ini adalah terjadinya ketidaknormalan bentuk
hemoglobin, penderita akan merasakan nyeri sendi dan rasa berat di perut.
4. Talasemia
Kelainan bawaan atau diturunkan karena penderita talassemia tidak
mampu memproduksi hemoglobin dalam jumlah yang cukup sehingga penderita
membutuhkan transfuse darah.
2.2.3 Gejala Anemia
Gejala – gejala yang tampak pada perempuan yang terkena anemia ini
bervariasi, yaitu seperti berikut ini :
1. Rasa lelah dan lesu
2. Kurang bertenaga
3. Kepala seperti melayang dan pusing
4. Wajah akan tampak pucat dan mengantuk
5. Bagian putih kornea mata menjadi kekuningan
6. Denyut jantung bertambah cepat
7. Napas tersengal-sengal
8. Pingsan
2.2.4 Penyebab Anemia
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan Anemia yaitu sebagai berikut:
1. Kekurangan zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin C yang merupakan
pembentuk sel darah merah
2. Perdarahan berlebihan saat menstruasi sehingga dapat mengalami kekurangan zat
besi serta rawan anemia
3. Masa kehamilan yang kurang memperhatikan zat besi
4. Radang usus buntu dan maag kronis akan mengakibatkan banyak sel darah
merah yang hilang sehingga menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya anemia
5. Berbagai penyakitjuga dapat mempengaruhi proses pembentukan sel darah
merah misalnya lupus, arthritis rematik, ginjal atau terjadi masalah pada kelenjar
tiroid
6. Obat – obatan tertentu yang menyebabkan perdarahan bisa menghambat atau
menyebabkan kekurangan zat besi dan vitamin
7. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung akan mengurangi
kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi dan vitamin B12
2.2.5 Pencegahan Anemia
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat
besi, seperti daging ayam atau ikan, sayur-sayuran, buah, sereal serta kacang-
kacangan. Konsumsilah buah-buahan yang kaya akan vitamin C seperti jambu,
jeruk, sirsak, papaya dan anggur. Selain dengan mengkonsumsi buah-buahan dan
sayuran vitamin B12 bisa di dapat melalui suplemen berbentuk kapsul atau tablet.

2.3 Konsep Remaja


2.3.1 Pengertian Remaja
Masa remaja berasal dari kata lain “adolescere” yang memiliki arti bukan
hanya pematangan fisik tetapi juga pematangan sosial dan psikologis. Batasan usia
remaja menurut WHO adalah 10-24 tahun. Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia ( Depkes RI) antara 10-19 tahun dan belum menikah. Menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah 10-19 tahun.
Masa remaja merupaka fase transisi yang ditandai perubahan fisik, emosional dan
psikologis. Masa remaja, yaitu antara 10-19 tahun merupakan masa dimana organ
reproduksi manusi menjadi matang dan bisa disebut masa pubertas.masa remaja
merupakan masa transisi dari masa anak menuju kedewasaan (Maysaroh &
Mariza,2021).
2.3.2 Tahapan Perkembangan Pada Remaja
1) Remaja Awal (early adolescence)
Remaja awal merupakan masa dimana remaja berusia 11 sampai 13 tahun
dan terjadi perubahan bentuk pada tubuh serta fungsi seksual. Untuk perempuan
biasanya ditandai pertumbuhan payudara dan tumbuhnya rambut pada pubis,
perubahan ini biasanya dapat terjadi saat usia 11 tahun dan tumbuh 1 tahun
setelah perkembangan awal payudara. Terjadi menstruasi pertama (menarche)
merupakan tanda akhir dari pubertas. Sebelum terjadinya pertumbuhan pada
payudara tinggi badan akan meningkat pula hanya 2,5 cm, pada laki-laki hanya
ada pembesaran testis diikuti dengan tumbuhnya rambut pubis dan rambut ketiak
pada tahun yang akan datang(Putri, 2022)
Masa sekarang bergaul dengan teman sebaya merupakan tujuan utama dari
remaja. Pada tahap ini remaja masih tidak bisa konsisten dalam mencari
kemandirian dan susah diajak bicara. Mereka akan lebih dekat dengan teman
sebayanya dan memiliki sikap egois, ingin bebas dan emosional. Kematangan
remaja laki-laki biasanya terjadi antara usia 10-13,5 tahun, sedangakan untuk
perempuan yaitu usia 9-15 tahun (Mayasari, 2021).
2) Remaja Tengah (middle adolescence)
Periode remaja tengah merupakan masa saat remaja berumur 14-17 tahun.
Adanya perubahan bentuk fisik yang terjadi pada remaja akan sempurna menuju
kedewasaan. Pada remaja putri akan mengalami perubahan fisik pada panggul dan
pantat membesar, berat badan dan tinggi badan akan bertambah serta adanya
perubahan pada kulit yang akan menjadi halus. Pertumbuhan payudara,
tumbuhnya rambut pada alat kelamin dan ketiak. Sedangkan pada remaja laki-laki
terjadi perubahan suara kea rah yang lebih berat, tumbuahnya jakun, tinggi dan
berat badan bertambah, pertumbuhan rambut pada pada daerah wajah, ketiak, kaki
dan alat kelamin.
Dari segi perkembangan fungsi seksualnya pada perempuan akan
mengalami menstruasi sedangkan pada remaja putra mengalami mimpi basah.
Pada masa ini dibutuhkan asupan gizi yang cukup baik untuk menunjang proses
pematangan organ reproduksinya. Selain pemenuhan gizi yang baik peran orang
tua juga sangat dibutuhkan untuk memantau perkembangan pada periode
pertengahan agar tidak terjadi penyimpangan prilaku sosial (Putri, 2022).
3) Remaja Akhir (late adolescence)
Remaja akhir merupakan remaja yang berusia 18-20 tahun. Sudah ada
pemikiran kearah rencana menempuh pendidikan sesuai keinginan, rencana
pekerjaan kedepannya, karir yang bagus dan permasalahan seksual. Pada fase ini
remaja akan konsisten dengan pasangan lawan jenisnya dan akan lebih
berkomitmen dengan pasangannya, akan timbul rasa cemas akan perpisahan baik
dengan keluarga atau pasangannya apabila remaja tersebut akan pindah untuk
menempuh pendidikan.
Pada tahap ini remaja sudah menuju ke tahap dewasa dengan ditandai
mudah bergaul dengan orang sekitar, ada keinginan mencari suatu hal yang baru,
mampu menyeimbangkan kepentingan pribadi dan juga orang lain, serta sudah
mengetahui baik burujnya suatu hal untuk dirinya sendiri (Putri, 2022).

2.4 Konsep Tablet Fe


2.4.1 Pengertian Tablet Fe
Tablet Fe merupakan suplemen zat gizi besi yang mengandung 200 mg besi
elemental dan 0,25 mg asam folat yang berperan penting dalampembetukan sel darah
merah (Taufiqa dkk, 2020). Tablet Fe bisa diikonsumsi pada malam hari menjelang
tidur, hal ini dapat mencegah timbulnya rasa mual yang dikeluhkan dengan sebagian
remaja putri setelah konsumsi tablet Fe. Tablet Fe baik diminumdengan air putih dan
menghindarkan tablet fe bersamaan dengan kopi dan teh yang mengandung tanin dan
kafein yang dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh (Taufiqa, dkk 2018)
2.4.2 Manfaat tablet fe
Zat besi memiliki beberapa fungsi esensial di dalam tubuh diantaranya yaitu:
sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut
elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam
jaringan tubuh untuk membentuk kekebalan (susilonigtyas, 2012). Menurut
Kemenkes Ri dalam (Astasari, 2022) manfaat tablet Fe pada remaja putri sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan kadar hemoglobin
2. Pengganti zat besi yang hilang bersamaan dengan keluarnya darah saat
menstruasi pada wanita setiap bulannya.
3. Sebagai persiapan sedini mungkin bagi remaja untuk menjadi seorang ibu
kedepannya.
4. Dapat mengobati wanita dan remaja putri yang menderita anemia
5. Meningkatkan kemampuan dalam belajar, meningkatkan kemampuan dalam
bekerja dan kualitas sumber daya manusia serat generasi penerus.
6. Meningkatkan status gizi dan kesehatan pada remaja putri dan wanita usia
subur (WUS).
2.4.3 Efek samping tablet Fe
Menurut Kemenkes RI (2018) ada beberapa edek samping saat mengkonsumsi
tablet Fe antara lain:
1. Mual dan muntah
2. Terasa perih di ulu hati
3. Tinja berwarna kehitaman
Perlu di informasikan bahwa gejala yang muncul saat mengkonsumsi Fe
tidak berbahaya, tubuh akan menyesuaikan dengan berjalannya waktu
sehingga gejala akan berkurang. Bagi remaja dan wanita usia subur yang
mempunyai gangguan lambung dianjurkan konsultasi kepada dokter.
2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi besi
Absorpsi besi terjadi dibagian atas usus halus (duodenum) dengan
menggunakan bantuan alat angkut protein khusus. Terdapat dua jenis alat angkut
protein yang ada didalam sel mukosa usus halus yang membantu penyerapan besi,
yaitu transferin dan feritin. Transferin yaitu protein yang di sintesis didalam hati,
sedangkan feriti yaitu semacam protein yang ada didalam tubuh berfungsi mengikat
zat besi dihati, limfa, otot rangka, dan sumsum tulang. Beberapa faktor yang
berpengaruh absorpsi besi didalam tubuh antara lain: (Nurbadriyah, 2019)
1. Bentuk besi
Bentuk besi yang terdapat dalam makanan sangat berpengaruh terhadap
penyerapannya. Besi heme yang merupakan bagian dari hemoglobin dan
mioglobin yang tedapat di dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat
dari pada besi non heme. Besi non heme terdapat didalam telur, serealia,
kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah buahan lainnya.
2. Asam organik seperti vitamin C
Vitamin C sangat membantu penyerapan besi non heme yaitu mengubah
bentuk ferri (bentuk inaktif zat besi) menjadi ferro (bentuk aktif zat besi).
Bentuk ferro lebih mudah diserap, disamping itu karena vitamin C
membentuk gugus besi askorbat yang tetap larut pada PH lebih tinggi dalam
duodenum. Oleh karena itu, sangat dianjurkan memakan makanan sumber
vitamin C setiapkali makan untuk membantu penyerapan zat besi di dalam
tubuh.
3. Asam fitat
Asam fitat dan faktor lain yang ada pada serealia serta asam oktalat di
dalam sayuran dapat menghambat penyerapan besi. Faktor-faktor tersebut
mengikat besi, sehingga mempersulit penyerapannya. Protein yang terdapat
padakedelai menurunkan absorbsi besi karena nilai fitatnya yang tiggi.
4. Tanin
Tanin nerupakan ferifenol yang terdapat dalam teh, kopi, dan beberapa
jenis sayuran serta buahyang menghambat absorbs besi dengan cara
mengikatnya. Apabila besi di dalam tubuh tidak terlalu tinggi, maka
sebaiknya tidak meminum teh, kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah
karena hal tersebut dapat menghambat absorbsi besi dengan cara
mengikatnya.
5. Tingkat keasaman lambung
Tingkat keasaman pada lambung meningkatkan daya larut besi.
Kekurangan asam klorida (HCL) didalam lambung atau penggunaan obat-
obatan yang bersifat basa seperti antasid dapat menghambat absorbsi besi.
6. Faktor intrinsik
Faktor intrinsik atau faktor yang ada di dalam lambung membantu
penyerapan besi, hal tersebut diasumsikan kerena mempunyai struktur yang
sama dengan vitamin B12.
7. Kebutuhan tubuh
Kebutuhan tubuh terdapat zat besi berpengaruh besar terhadap absorbsi.
Bila tubuh kekurangan zat besi atau kebutuhan meningkat pada masa
pertumbuhan, absorbsi besi non heme dapat meningkat sampai sepuluh kali
sedangkan besi heme hanya dua kali.
2.4.5 Akibat kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia, kekurangan zat besi pada remaja umumnya menyebabkan 5L ( letih, lesu,
lemah, lelah dan lunglai), sakit kepala, pusing, mata berkunang-kunang, mudah
mengantuk, cepat capek, sulit berkonsentrasi dan nafsu makan menurun, sehingga
berdampak buruk pada kesehatan seperti pada menurunnya aktivitanas fisik,
menurunnya kekebalan tubuh, berdampak pada penurunan imunitas, penurunan
konsentras belajar dan daya tahan fisik rendah (budiarti et al.,2021).

Anda mungkin juga menyukai