Anda di halaman 1dari 12

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LHOKSEUMAWE

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG KESEHATAN


REPRODUKSI DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA
PUBERTAS PADA REMAJA PUTRI DI GAMPONG
BALEE MEE KECAMATAN KUTA BLANG
KABUPATEN BIREUEN

Oleh :

ERNA YULIZA
NIM. 1707201043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan
manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja
ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa
remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang
dalam berbagai hal. Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu, dimana
terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri (Lubis, 2013).
Menurut World Health Organization (WHO) sekitar seperlima dari
penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Sekitar 900 juta berada di
negara sedang berkembang. Data demografi di Amerika Serikat menujukkan
jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% jumlah penduduk dunia. Di Asia
Pasifik menujukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 60% jumlah
penduduk dunia (WHO, 2017).
Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik pada tahun 2016, jumlah
penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa, dimana 63,4 juta diantaranya
adalah remaja usia 10-19 tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436
jiwa (50,70%) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30%). Pada tahun
2017, kelompok umur 10-19 tahun adalah 22%, yang terdiri dari 50,9% remaja
laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (BPS Indonesia, 2017).
Persoalan yang banyak dihadapi para remaja adalah persoalan reproduksi.
Kesehatan reproduksi sendiri dapat diartikan sebagai suatu kondisi sehat yang
bukan saja terbebas dari penyakit atau kecacatan, namun sehat baik secara mental
maupun sosial yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang
benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.
Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku
yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Pengetahuan dasar perlu
diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai kesehatan reproduksi yang baik
(Efendi, 2009).
Masa pubertas merupakan proses terjadinya perubahan biologis yang
meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi sangat pesat dari masa anak-anak ke
masa dewasa (Al-Mighwar, 2006). Kurangnya persiapan anak menghadapi masa
pubertas merupakan bahaya psikologis yang serius (Asror, 2010). Perlu adanya
persiapan yang dilakukan dalam masa pubertas anak tentang perubahan fisik yang
akan dialaminya. Agar pengalaman akan perubahan tersebut tidak menjadi
pengalaman yang traumatis (Asrori, 2010).
Pendidikan kesehatan reproduksi pada orang tua terutama seorang
orangtua perlu dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
melakukan persiapan masa pubertas anak-anaknya. Hal ini disebabkan karena
banyaknya perilaku remaja yang menyimpang karena belum memahami betul apa
itu pubertas dan bagaimana cara dalam menghadapi dan mengendalikan setiap
perubahan yang terjadi pada masa remaja (Hartiningsih, 2010). Upaya
mempersiapkan masa pubertas dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan
(Rahmayanti, 2013).
Orangtua yang merupakan pihak pertama yang bertanggung jawab
memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi bagi remaja seyogyanya
menyesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Fokus pendidikan yang
diberikan pada anak sesuai dengan kebutuhan perkembangannya. Untuk anak
kelas satu SMP yang rata-rata umurnya adalah dibawah 15 tahun maka fokus
untuk anak usia 11-13 tahun adalah pertumbuhan dan perkembangan remaja, masa
akil baliq, perubahan fisik, psikis dan tingkah laku dan alat reproduksi baik organ
maupun fungsinya, sertamitos dan fakta yang berhubungan. Untuk anak yang
lebih besar (14-15 tahun) dapatdibicarakan mengenai masa subur, seks dan
kehamilan, akibat kehamilan remaja, danpengaruh teman/lingkungan terhadap
kepribadian (Hastuti, 2003).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Orangtua Tentang
Kesehatan Reproduksi Dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada
Remaja Putri Di Gampong Balee Mee Kecamatan Kuta Blang Kabupaten
Bireuen”.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan penelitian terkait diatas maka peneliti
ingin mengkaji apakah ada hubungan pengetahuan orangtua tentang kesehatan
reproduksi dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada remaja putri di
Gampong Balee Mee Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan orangtua tentang kesehatan
reproduksi dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada remaja putri di
Gampong Balee Mee Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui pengetahuan orangtua tentang kesehatan reproduksi di
Gampong Balee Mee Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen.
2. Untuk mengetahui upaya mempersiapkan masa pubertas pada remaja putri di
Gampong Balee Mee Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti tentang hubungan
pengetahuan orangtua tentang kesehatan reproduksi dengan upaya
mempersiapkan masa pubertas pada remaja putri.
2. Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan dapat menambah pengetahuan
orangtua tentang hubungan pengetahuan orangtua tentang kesehatan reproduksi
dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada remaja putri.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan untuk
referensi bagi pembacanya dan dapat digunakan sebagai bahan tambahan ilmu
pengetahuan tentang hubungan pengetahuan orangtua tentang kesehatan
reproduksi dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada remaja putri.
4. Bagi Penelitian Lanjutan
Sebagai bahan referensi atau perbandingan bagi peneliti lain selanjutnya yang
melakukan penelitian dengan topik yang sama ditempat yang berbeda
mengenai hubungan pengetahuan orangtua tentang kesehatan reproduksi
dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada remaja putri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pengetahuan
2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan sebagai reaksi pada manusia dengan semua rangsangan yang
terjadi di alat untuk melakukan indera penginderaan jauh pada objek tertentu
(Pudjawidjana, 2013). Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
atau kognitif merupakan ukuran yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mealui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2012).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan


Menurut Wawan dan Dewi (2010), tingkat pengetahuan dijelaskan sebagai
berikut :
1. Tahu (Know)
Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang pernah dipelajari
sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau ransangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi riil. Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.
4. Analisa (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada.

2.1.3. Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Meiliono (2012), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya :
1. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi
pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
2. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang
sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan
majalah.
3. Keterpaparan informasi
Pengertian informasi menurut Oxfoord English Dictionary, adalah “that
of which one is apprised or told :intelligence, news”. Kamus lain menyatakan
bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan.
2.2. Konsep Kesehatan Reproduksi
2.2.1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu
keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu
menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Nugroho,
2010). Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
(Hanafiah & Amir, 2008). Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta
fungsi dan prosesnya (Widyastuti, dkk. 2009).

2.2.2. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi


Menurut Karjatin (2016), adanya pengembangan wawasan dan perubahan
pengertian kesehatan reproduksi secara global, ternyata segera direspons oleh
pemerintah, dengan dikeluarkannya Kebijakan dan Strategi Nasional Program
Kesehatan Reproduksi. Dengan adanya pergeseran paradigma serta mengingat
situasi kesehatan reproduksi saat ini, maka pemerintah mengambil empat
kebijakan, yaitu:
1. Mengutamakan kepentingan klien dengan memperhatikan hak reproduksi,
kesetaraan dan keadilan gender.
2. Menggunakan pendekatan siklus kehidupan dalam menangani masalah
kesehatan reproduksi.
3. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan reproduksi secara proaktif.
4. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan kesehatan
reproduksi berkualitas.

2.2.3. Perubahan-Perubahan Remaja Putri Pada Kesehatan Reproduksi


Menurut Behrman et al (2014), perubahan pada masa remaja itu, terjadilah
suatu perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi
(organ seksual), yaitu sebagai berikut:
1. Tanda kelamin primer yaitu mulai berfungsinya organ-organ genital yang
berhubungan langsung dengan organ seks. Pada wanita mengalami menstruasi
(menarche) yang diikuti kesiapan organorgan reproduksi untuk terjadinya
kehamilan.
2. Tanda kelamin sekunder yaitu tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung
berhubungan dengan persetubuhan dan proses reproduksi, namun merupakan
tanda yang khas pada wanita. Tanda tersebut berupa perubahan fisik antara
lain: pada wanita terjadi perubahan suara merdu, kulit bertambah bagus dan
halus, panggul melebar, payudara membesar, tumbuh rambut diketiak dan
sekitar kemaluan (pubis), serta pertumbuhan rahim dan vagina.
3. Tanda kelamin tertier yaitu keadaan psikis pada wanita, atau disebut sifat
feminine pada wanita. Perubahan psikis pada wanita adalah melihat darah
keluar saat menstruasi, merasa ketakutan, sering mengalami sakit perut sampai
muntah-muntah, tidak pernah mengalami orgasme, rasa seks seperti pada
remaja laki-laki serta pemalu.

2.4. Upaya Orangtua dalam Mempersiapkan Masa Pubertas


Upaya orangtua dalam mempersiapkan anaknya menghadapi masa
pubertas adalah usaha yang dilakukan orangtua agar anaknya siap dalam
menghadapi perubahan dan masalah-masalah yang akan timbul pada masa
pubertas (Gunarsa, 2008).
Menurut Sofyan (2009), Beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua
untuk menghadapi masa pubertas pada anaknya adalah:
1. Hendaknya orangtua lebih bersifat terbuka dalam membicarakan masalah-
masalah seksual kepada anaknya, tentunya dengan mengingat taraf
perkembangan anak yang disesuaikan dengan pengertian-pengertian yang
mungkin diberikan. Usaha-usaha untuk menutupi masalah seksual di depan
anak tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi, bahkan akan
mempersempit persepsi anak dalam bidang seksual. Hal ini dapat membawa
anak untuk melakukan tindakan-tindakan asusila yang bisa berakibat fatal
baginya.
2. Perlunya dilakukan usaha untuk mengalihkan kegiatan anak dari yang non
produktif ke hal-hal yang produktif, non produktif misalnya melamun, yang
produktif misalnya olahraga, kegiatan seni dan sebagainya.
3. Pengawasan yang sewajarnya perlu dilakukan oleh pendidik. Pengawasan yang
terlalu ketat bisa menyebabkan anak mencari pelarian di luar rumah, sementara
yang over-permissive menyebabkan anak memiliki sangat banyak untuk
melakukan hal-hal di luar batas perkembangan usianya.
4. Konsultasi dengan para ahli secara berkala mungkin bisa lebih membantu
menghadapi masalah yang timbul.
5. Membina hubungan baik antara anak dan orangtua sehingga menghilangkan
kecanggungan untuk membicarakan berbagai masalah yang timbul.

2.4. Kerangka Teori


Berdasarkan landasan teori, kerangka teori dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Domain Kognitif
- Tahu
- Memahami
- Aplikasi
- Analisis
- Sintesis
- evaluasi

Pengetahuan Orangtua Kategori


Tentang Kesehatan - Baik
Reproduksi - Cukup
- Kurang
Upaya Orangtua:
- Bersifat terbuka
- Mengalihkan
kegiatan Kategori
Upaya Mempersiapkan
- Pengawasan - Ya
Masa Pubertas
- Konsultasi - Tidak
- Membina
hubungan

Gambar 2.1
Kerangka Teori
BAB III
KERANGKA KERJA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan permasalahan yang ingin di capai dan dari kerangka teori yang ada
maka dapat di gambarkan kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan Upaya
Orangtua Tentang mempersiapkan masa
Kesehatan pubertas
Reproduksi

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.2. Hipotesis Penelitian


Ha : Ada hubungan pengetahuan orangtua tentang kesehatan reproduksi
dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada remaja putri di
Gampong Balee Mee Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen.
Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan orangtua tentang kesehatan reproduksi
dengan upaya mempersiapkan masa pubertas pada remaja putri di
Gampong Balee Mee Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen.
DAFTAR PUSTAKA

Asrori. (2010). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: Bumi


Aksara.
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas. Jakarta:
Salemba Medika.
Fagan, (2006). Seluk-Beluk kesehatan reproduksi wanita. Jogjakarta: A Plus
Books.
Gunarsa, S.D., Gunarsa, Y. S D. (2008). Psikologi praktis: anak, remaja dan
keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
Hatuti, (2013). Panduan lengkap dan praktis tentang kesehatan reproduksi
remaja. Jakarta : Gramedia.
Hanafiah, M.J., & Amir, A. (2008). Etika kedokteran & hukum kesehatan.
Jakarta: EGC.
Hartiningsih. (2010). Seri Asuhan keperawatan klien gangguan sistem reproduksi
dan seksualitas. Jakarta: EGC.
Herianti, Y., Lestari, T.M., & Donny, H.F. (2007). Apakah pubertas itu?. Jakarta:
Katalog Dalam Terbitan (KDT).
Lubis, (2013). Panduan lengkap dan praktis tentang kesehatan reproduksi
remaja. Jakarta : Gramedia.
Makhfudli, (2009). Seri asuhan keperawatan klien gangguan sistem reproduksi
dan seksualitas. Jakarta: EGC.
Meliono I, dkk, (2010). Pengetahuan. dalam: MPKT modul 1. Jakarta: Lembaga
Penerbitan FEUI; 33-35.
Mighwar, A. (2006). Kenalilah anak remaja anda. Jakarta: Gramedia.
Notoatmodjo S, (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Edisi Revisi.
Pudjawidjana, (2013). Kenalilah anak remaja anda. Jakarta: Gramedia.
Rahmayanti. (2013). Seluk-beluk kesehatan reproduksi wanita. Jogjakarta: A Plus
Books.
Ririn. B. (2012). Kenalilah anak remaja anda. Jakarta: Gramedia.
Saifudin, Abdul Bahri. (2006). Panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Soetjaningsih, (2013). Kesehatan reproduksi remaja. Jakarta : Gramedia.
Sofyan, M. (2009). Bidan menyongsong masa depan. Jakarta: Ikatan Bidan
Indonesia.
Suherman, (2011). Cantik cerdas & feminim: kesehatan perempuan sepanjang
usia. Jakarta: Kompas.
Sulystianingsih, (2012). Kesehatan reproduksi remaja. Jakarta : Gramedia.
Surbakti, E.B. (2009). Kenalilah anak remaja anda. Jakarta: Gramedia.
WHO. (2017). Diakses 09 Mei 2018: Progres toward achieving the fight
millennium development goals .http://www.who.int.com.

Anda mungkin juga menyukai