Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PENDEWASAAN USIA


PERKAWINAN
DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN SUMEDANG UTARA
TAHUN 2019

I. Latar Belakang

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi

dewasa yang ditandai dengan berbagai perubahan baik perubahan

hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Batasan usia remaja menurut

World Health Organization (WHO) adalah usia 12-24 tahun,

menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI)

adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin. Sedangkan menurut

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah

usia 10-24 tahun dan belum menikah. Menurut Undang-undang no. 23

tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 1 ayat (1), “Anak adalah

seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak

yang masih dalam kandungan.” Artinya batas usia dewasa menurut aturan

ini adalah 18 tahun ke atas.

Pernikahan remaja merupakan salah satu masalah yang marak

terjadi saat ini. Berdasarkan data di wilayah kerja Puskesmas Padasuka

angka persalinan remaja cukup tinggi dimana sejak tahun 2017 terdapat

kejadian peningkatan hingga tahun berjalan ini terdapat 13 anak bersalin

diusia 12 – 14 tahun dan 32 remaja diusia 19-20 tahun.


Penyebab pernikahan usia dini antara lain pemaksaan dari orang

tua, pergaulan bebas, rasa keingintahuan tentang perilaku seks, faktor

lingkungan maupun teman sebaya, rendahnya pendidikan, serta faktor

ekonomi. Pada pandangan lain, orang tua terkadang enggan karena

tidak tahu cara menyampaikan masalah seksual khususnya berkaitan

dengan kesehatan reproduksi menganggap bahwa hal itu bukan urusan

mereka sehingga masalah cukup diserahkan kepada guru dan sekolah

Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi yang mana

program Pendewasaan Usia Perkawinan berada dalam kesatuannya.

Informasi yang diberikan berupa cara menjaga kesehatan organ

reproduksi remaja, pencegahan terhadap perilaku seks bebas pada

remaja dan risiko pernikahan usia dini.

II. Tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Mendeskripsikan karakteristik remaja meliputi umur, paritas dalam

keluarga, paparan informasi, sosial budaya (kebiasaan).

2. Mendeskripsikan pengetahuan remaja tentang pendewasaan usia

perkawinan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan

reproduksi

3. Menganalisis perbedaan pengetahuan remaja tentang pendewasaan

usia perkawinan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan

kesehatan reproduksi
III.Metodelogi Penelitian

A. Desain Penelitian

Penelitian ini meruapakan penelitian kuantitatif dengan

jenis penelitian pra eksperimen yakni pengumpulan data dilakukan melalui

One group Pretest-Posttest Design.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan bulan Juli tahun 2019

2. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Wilayah Puskesmas Padasuka

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan sejumlah sumber data yang akan

dibutuhkan dalam suatu penelitian (Saryono,2011). Oleh

karenanya, dalam menentukan sumber data dalam suatu penelitian

sangat penting karena menentukan keakuratan hasil penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri

diwilayah Puskesma Padasuka

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil

dengan menggunakan teknik sampling (Saryono, 2011). Teknik

sampling dalam penelitian ini menggunakan proportional random


sampling untuk mendapatkan hasil yang proporsional untuk tiap

wilayah.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, yaitu

menggunakan data primer. Data diambil secara langsung yang

dilakukan oleh peneliti,

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau


mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.
Fungsi analisis adalah untuk menyederhanakan atau meringkas
kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga data
tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut
berupa ukuran-ukuran statistik, tabel dan grafik (Hastono, 2007).
Analisis mengenai karakteristik responden dan pengetahuan remaja
tentang pendewasaan usia perkawinan.
Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel

bebas (Pendidikan Kesehatan Reproduksi) dengan variabel terikat

(Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pendewasaan Usia Perkawinan),

dengan menggunakan uji Chi Squere.

Anda mungkin juga menyukai