Anda di halaman 1dari 11

KETERPAPARAN MEDIA INFORMASI TERHADAP PERILAKU

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJADI DESA PURWODADI


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016

Yunida Turisna Octavia Simanjuntak


Akademi Kebidanan Sari Mutiara Jl Kapten Muslim No 79 Sumatera Utara, Indonesia

ABSTRAK
Latar belakang.Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi
eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Pada masa transisi dari masa anak-
anak ke masa remaja, individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri
menjadi lebih berbeda. Medan menurut data proyeksi penduduk tahun 2014 jumlah remaja
mencapai sekitar 65 juta jiwa atau 25% dari 255 juta jiwa jumlah penduduk. Mengingat
jumlah dan proporsinya yang besar ini pengetahuan, pandangan, sikap dan keputusan remaja
sangat berpengaruh, tidak hanya bagi kelompok remaja sendiri namun bagi seluruh
penduduk yang tidak hanya berpengaruh pada masa depan, namun juga masa sekarang.
Penelitian.Per ilaku r emaja tentang kesehatan r epr oduksi khususnya di Desa
Purwodadi masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik
(pengetahuan dan sikap) remaja terhadap perilaku kesehatan reproduksi di Desa Purwodadi
Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan
cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah remaja di Desa Purwodadi. Populasi dalam
penelitian ini adalah remaja desa Purwodadi dengan jumlah 670 remaja, dengan sampel 247
remaja. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Ana-
lisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic chi square (ᵡ2) dan regresi
logistik berganda, dengan tingkat kepercayaan = 0,05. Hasil. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat diketahui bahwa nilai signifikan keterpaparan sumber informasi p=0,000 dengan (OR=
60,649) terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja. Kesimpulan.Sehingga dapat disim-
pulkan bahwa ada pengaruh keterpaparan sumber informasi terhadap perilaku kesehatan re-
produksi remaja di Desa Purwodadi Kabupaten Deli Serdang.
Kata Kunci: Media Informasi, Perilaku, Remaja

ABSTRACT
Adolescence is a period of psychological exploration to find self identity. During the
transition from childhood to adolescence, individuals begin to develop different abstract
characteristic and self conceptual. According to the population data in 2014, the number of
adolescents is more than 65 million or 25% out of 255 million people. Based on this fact, the
knowledge, point of view, attitudes of and decisions made by adolescents are influential not
only to the adolescents, but also to the society in the present and future. The adolescents’
behaviour about reproductive health especially in Purwodadi village is low. This research
aimed to find out the effect of adolescents’ characteristic (knowledge and attitude) toward
reproductive health behaviour in Purwodadi Village, Deli Serdang Regency. This is an
analytical research with cross sectional design. The subject of this research was adolescents
in Purwodadi Village. The population of this research was 670 teenagers and the number of
sample was 247 teenagers, which was selected through simple random sampling technique.
The data were analysed statistically by employing the chi square (ᵡ2) and double logistic
regression. The result revealed that there was an effect from the exposure towards source of
information to the teenagers’ reproductive health behaviour in Purwodadi Village, Deli
Serdang Regency (p = 0.000; OR = 60.649).
Key words: Information media, Behavior, Adolescents

170
Media Informasi

PENDAHULUAN rasa tidak dipahami oleh orang dewasa seki-


Kondisi dan situasi zaman tarnya, terutama orangtuanya, akibat
menghadapkan kita pada ragam persoalan derasnya informasi yang diterima remaja
yang semula tidak dikenal atau tidak terlalu dari berbagai media massa, memperbesar
banyak jumlah kasusnya, diantaranya adalah kemungkinan remaja melakukan praktek
kesehatan reproduksi remaja. Modernisasi, seksual yang tak sehat, perilaku seks pra-
globalisasi teknologi dan informasi serta nikah, dengan satu atau berganti pasangan.
berbagai faktor lainnya turut mempengaruhi Saat ini, kekurangan informasi yang benar
perubahan perilaku kehidupan remaja yang tentang masalah seks akan memperkuatkan
kemudian berpengaruh pada perilaku ke- kemungkinan remaja percaya salah paham
hidupan kesehatan reproduksi mereka yang diambil dari media massa dan teman
(Poernomo, 2012). sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke
Data proyeksi penduduk tahun 2014, kaum beresiko melakukan perilaku
jumlah penduduk Indonesia telah mencapai berbahaya untuk kesehatannya.
sekitar 255 juta jiwa dan 25% atau 65 juta Survei yang dilakukan Kesehatan
jiwa adalah remaja. Remaja sebagai bagian Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) ta-
dari generasi muda merupakan asset hun 2010 ternyata remaja putri berusia 14
nasional yang sangat penting, oleh karena itu sampai 19 tahun, persentasenya lebih tinggi
remaja merupakan salah satu sasaran dari pada remaja putra soal pernah
pembangunan maupun pelaksana berhubungan seksual yakni 34,7% untuk
pembangunan pada masa yang akan datang. perempuan dan 30,9% untuk pria. Demikian
Jumlah penduduk yang tinggi tersebut harus juga untuk remaja berusia 20 sampai 24
diimbangi dengan upaya peningkatan kuali- tahun, remaja perempuan 48,6% dan pria
tas penduduk. Salah satu upaya peningkatan 46,5%. Bahkan berdasarkan penelitian
kualitas hidup manusia dapat dilakukan me- Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta
lalui upaya peningkatan kesehatan repro- Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora
duksi. Kesehatan reproduksi khususnya selama 3 tahun (1999–2002) pada tempat
remaja akan meningkatkan indeks sumber kos mahasiswa di Yogyakarta menunjukkan
daya manusia di masa yang akan datang. 97,05 % dari 1660 mahasiswa yang diteliti
Biro Pusat Statistik menyebutkan bahwa sudah hilang keperawanannya (Indra W,
jumlah total penduduk Provinsi Sumatera 2010).
Utara tahun 2013 mencapai 13.326.307 ji- Menurut penelitian PKPA di 10
wa. Dari jumlah tersebut ternyata remaja sekolah di Sumut (2001) dari 910 responden
umur 10-14 tahun mencapai 5%, umur 15-19 (siswa/I SMU/SMK di Sumut) 32,4% (296
tahun mencapai 8,9% dan remaja Remaja responden telah melakukan aktifitas seksual
merupakan suatu masa kehidupan individu melalui ciuman (9,4%), memegang alat vital
di mana terjadi eksplorasi psikologis untuk (10,5%), hubungan kelamin (23%), pelukan
menemukan identitas diri. Pada masa tran- (57,2%).
sisi dari masa anak-anak ke masa remaja, Banyak sekali remaja yang sudah aktif
individu mulai mengembangkan ciri-ciri secara seksual diberbagai daerah atau wila-
abstrak dan konsep diri menjadi lebih ber- yah sehingga kegiatan seksual menempatkan
beda. Remaja mulai memandang diri dengan remaja pada tantangan beresiko terhadap
penilaian dan standar pribadi, tetapi kurang berbagai masalah kesehatan reproduksi. Se-
dalam interpretasi perbandingan sosial tiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15
(Kusmiran, 2012). -19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan
Menurut PKBI (tahun 2009), banyak aborsi dan hampir 100 juta terinfeksi penya-
orangtua terkejut menyaksikan perubahan kit menular seksual yang dapat disem-
pada anak-anak mereka. Dari anak-anak buhkan. Secara global 40% dari semua kasus
yang manis dan lucu, tiba-tiba berubah men- infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang
jadi remaja dengan tingkah laku dan sikap berusia 15-24 tahun (Outlook, 2000).
yang mengherankan, mengagetkan orang Berdasarkan data 2010 tersebut
tua. Sebaliknya, remaja juga mengeluh, me- menunjukkan bahwa, baik dari Badan Pusat

171
JRKN Vol. 01/No. 02/Oktober/2017
Statistik (BPS), Bappenas dan UNFPA, jika atau kehamilan berisiko tinggi (BKKBN,
para remaja tidak dibekali dengan ilmu 2005).
kesehatan reproduksi remaja (KRR) secara Perolehan informasi yang cukup
baik, tidak mustahil remaja ditanah air akan tentang kesehatan reproduksi bagi remaja
terjerumus. Apalagi lembaga survei di yang kemungkinan berpengaruh dengan
Indonesia menyatakan sebagian dari 63 juta perilaku kesehatan reproduksi remaja, adalah
jiwa remaja di Indonesia berusia 10 sampai cenderung berperilaku memproduksi sehat
24 tahun berperilaku tidak sehat. dibandingkan dengan remaja yang kurang
Remaja sebagai bagian dari masyarakat memperoleh informasi.
merupakan konsumen besar dari media Berdasarkan uraian latar belakang
informasi, baik media cetak dan media penelitian tersebut, peneliti tertarik meneliti
elektronik. Banyak faktor yang menjadi sebab tentang “Pengaruh Keterpaparan Sumber
dari fakta-fakta diatas, antara lain rendahnya Informasi Terhadap Perilaku Kesehatan Re-
pengetahuan yang dimiliki remaja mengenai produksi Remaja di Desa Purwodadi Kabu-
seksualitas, bahkan seringkali pengetahuan paten Deli Serdang Tahun 2016”.
yang tidak lengkap itu juga dapat diperoleh
dari sumber yang keliru, misalnya dari teman PERUMUSAN MASALAH
sebaya, majalah -majalah porno, film-film Berdasarkan latar belakang masalah
biru dan mitos yang beredar dimasyarakat. penelitian maka dapat dirumuskan
Karena seharusnya mereka mendapatkan in- permasalahan penelitian sebagai berikut: “
formasi masalah kesehatan reproduksi me- Bagaimana pengaruh keterpaparan sumber
lalui orang tua, karena informasi tentang informasi terhadap perilaku kesehatan repro-
kesehatan reproduksi yang paling awal ter- duksi remaja di Desa Purwodadi Kabupaten
gantung dari pengetahuan orang tua.(Depkes Deli Serdang Tahun 2016?”
RI, 2005).
Desa Purwodadi merupakan wilayah TUJUAN PENELITIAN
yang terletak di daerah pinggiran kota Medan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
dimana sumber informasi yang diperoleh tid- untuk mengetahui pengaruh keterpaparan
ak seluas informasi yang dapat diperoleh sumber informasi terhadap perilaku kesehatan
remaja dikota Medan. Permasalahan pada reproduksi remaja di Desa Purwodadi Kabu-
remaja yang dihadapi adalah, seperti putus paten Deli Serdang.
sekolah oleh karena hamil, siswa yang mulai
bolos sekolah oleh karena pacaran bahkan MANFAAT PENELITIAN
remaja SMA yang tidak segan lagi untuk ber- 1. Bagi Remaja
gandengan tangan dan berpegangan dengan Memberikan gambaran tentang faktor
erat ditempat-tempat umum, membuka situs yang mempengaruhi perilaku
porno dengan berada diwarung-warung kesehatan reproduksi pada remaja Desa
internet disetiap waktu secara bebas. Purwodadi
Risiko kesehatan reproduksi remaja ini 2. Bagi Keluarga khususnya orang tua
dapat ditekan dengan pengetahuan yang baik Memberikan informasi kepada keluar-
tentang Kesehatan Reproduksi Remaja ga terutama para orang tua remaja ten-
(KRR). Pengetahuan tentang KRR ini dapat tang gambaran perilaku kesehatan re-
ditingkatkan dengan pendidikan kesehatan produksi remaja dan dampak dari per-
reproduksi yang dimulai dari usia remaja ilaku seksual pranikah sehingga orang
guna memberikan pelayanan informasi dan tua dapat memberikan informasi sesuai
konseling kesehatan reproduksi. Pendidikan dengan kebutuhan remaja dan dapat
kesehatan reproduksi di usia remaja bukan lebih waspada terhadap pergaulan dan
hanya memberikan pengetahuan tentang perilaku anaknya.
organ reproduksi, tetapi juga bahaya akibat 3. Bagi Desa Purwodadi
pergaulan bebas, seperti penyakit menular Sebagai bahan masukan dan pertim-
seksual dan kehamilan yang tidak diharapkan bangan bagi para perangkat desa untuk
membentuk PIK-KRR sehingga remaja

172
Media Informasi
dapat lebih mengetahui informasi ten- Metode Pengumpulan Data
tang kesehatan reproduksi. Data Primer
4. Bagi Puskesmas/ BKKBN Penelitian ini menggunakan metode
Hasil penelitian ini dapat digunakan pengumpulan data melalui kuesioner tertulis
bagi instansi yang terkait dengan upaya untuk menggali pertanyaan-pertanyaan yang
kesehatan remaja, untuk lebih mening- mencakup keterpaparan sumber informasi
katkan kerjasama lintas sektoral, salah yang berpengaruh terhadap kesehatan
satunya berupa peningkatan kegiatan reproduksi remaja.
penyuluhan tentang kesehatan repro- Data sekunder
duksi, meningkatkan kegiatan konsel- Data sekunder diperoleh dari Kelurahan Desa
ling dan pemanfaatan program teman Purwodadi, seperti umur dan jenis kelamin.
sebaya, dan memfasilitasi remaja Pengolahan Data
dengan menyediakan internet dan 1. Editing
koleksi perpustakaan. Yaitu merupakan kegiatan untuk
5. Bagi Peneliti Lainnya. melakukan pengecekan isian formulir
Untuk menambah wawasan dan penge- atau kuesioner apakah jawaban yang ada
tahuan peneliti dalam melakukan di kuesioner sudah lengkap, jelas,
penelitian, serta menerapkan penge- relevan dan konsisten. Kegiatan ini
tahuan yang telah diperoleh dalam dilaksanakan pada saat siswa
pelaksanaan penelitian dilapangan. mengembalikan kuesioner, dan didapati
ada data yang kurang lengkap sehingga
METODE PENELITIAN penulis bisa langsung menambahkan
Penelitian ini merupakan jenis kekurangan data pada saat itu.
penelitian analitik dengan desain cross 2. Coding
sectional yang bertujuan mengukur variabel Merupakan kegiatan mengubah data
bebas (independen) yaitu pengetahuan berbentuk huruf menjadi data berbentuk
remaja, sikap remaja, lingkungan keluarga, angka atau bilangan. Kegunaan dari
lingkungan teman sebaya dan keterpaparan koding adalah untuk mempermudah
sumber informasi terhadap variabel terikat pada saat analisis data dan juga
(dependen) yaitu perilaku kesehatan mempercepat pada saat entry data.
reproduksi remaja.Penelitian dilakukan di Adapaun data yang dikoding adalah
Desa Purwodadi Kabupaten Deli Serdang. jenis kelamin 1:laki-laki dan
Waktu penelitian mulai dari Februari sampai 2:perempuan; pendidikan ayah/ibu 1:SD,
bulan April 2016. Populasi pada penelitian ini 2:SMP, 3:SMA, 4:Sarjana; pekerjaan
adalah remaja di Desa Purwodadi sebanyak ayah/ibu 1:PNS, 2:Pegawai swasta,
670 remaja. Sampel dalam penelitian ini 3:Wiraswasta, 4:Tani/nelayan,
adalah remaja dimana besar sampel diambil 5:lain=lain; Pengetahuan 2:baik, 1:tidak
dengan menggunakan rumus: (Lameshow baik; Sikap 2:baik, 1:tidak baik,
dkk, 1997). komunikasi lingkungan keluarga/sebaya
2:baik, 1:tidak baik, Keterpaparan
sumber informasi 2:elektronik, 1:cetak/
non elektronik; Perilaku 2:baik, 1:tidak
baik.
3. Processing
Jumlah sampel dalam penelitian ini Setelah semua isian kuesioner terisi
adalah sebanyak 247 remaja Desa Purwodadi penuh dan benar dan juga sudah
Kabupaten Deli Serdang. Teknik melewati pengkodingan maka langkah
pengambilan sampel dilakukan dengan cara selanjutnya adalah memproses data agar
simple random sampling yaitu pengambilan dapat dianalisis. Pemrosesan data
sampel dengan cara acak menggunakan tabel dilakukan dengan cara meng-entry data
acak dan sampel diambil acak dari populasi kuesioner dengan menggunakan
aktual. program computer SPSS 17.

173
JRKN Vol. 01/No. 02/Oktober/2017
4. Cleaning (Pembersihan Data) Berganda dengan persamaan:
Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek Y’= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5
kembali semua data yang dimasukkan Keterangan:
apabila ada kesalahan atau tidak. Selama Y’ = Perilaku Kesehatan Reproduksi
penulis memasukkan data kekomputer Remaja
ada penulis menemukan beberapa B1 = Koefisien Regresi
kesalahan tetapi data tersebut segera X1 = Keterpaparan Sumber Informasi
dicek dan diganti dengan data yang
sebenarnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Data Kecamatan Sunggal adalah sebuah
Analisa Data dilakukan secara bertahap: kecamatan Kabupaten Deli Serdang,
1. Analisis Univariat. Sumatera Utara yang luas wilayahnya 190.79
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh km2 meliputi hampir 4.3% dari seluruh luas
gambaran distribusi frekuensi dari data kabupaten Deli Serdang dimana batas sebelah
variabel terikat yaitu perilaku remaja Utara adalah Selat Malaka, batas sebelah
dalam hal kesehatan reproduksi dan data Timur adalah Kecamatan Batang Kuis dan
variabel bebas yaitu jenis kelamin, Pantai Labu, sebelah Barat adalah Kecamatan
pengetahuan, sikap, pendidikan ayah, Labuhan Deli dan Kodya Medan, sebelah
pendidikan ibu, pekerjaan ayah, Selatan adalah Kodya Medan
pekerjaan ibu, komunikasi orang tua anak Identitas Responden pada penelitian ini
dan komunikasi media massa . meliputi jenis kelamin, tempat tinggal,
2. Analisis Bivariat tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan
Dilakukan untuk menyelidiki pengaruh ibu, pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu. Dari
antara variabel independen dengan jawaban responden yang disebarkan melalui
variable dependen. Uji statistik yang angket diketahui bahwa umumnya responden
dipakai adalah untuk menguji pengaruh berumur 17 tahun sebanyak (52,2 %) dengan
antara variabel pengetahuan dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan (66,4
perilaku kesehatan reproduksi remaja, %), sebagian besar mereka tinggal bersama
variabel sikap dengan variabel perilaku orang tua (95,5 %). Selanjutnya tingkat
kesehatan reproduksi remaja, variabel pendidikan para orang tua responden lebih
lingkungan keluarga dengan variabel banyak setingkat SLTA, ayah (50,2 %) dan
perilaku kesehatan reproduksi remaja dan ibu (43,7 %). Sedangkan pekerjaan ayah
variabel lingkungan teman sebaya dengan (47,7 %) sebagai wiraswasta dan ibu (63,6 %)
variabel perilaku kesehatan reproduksi sebagai Ibu Rumah Tangga.
remaja dilakukan melalui uji chi-square
pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05), Tabel 1. Distribusi Responden
sehingga bila hasil analisis statistik <0,05
No Identitas Responden f %
maka variabel dinyatakan berpengaruh
secara signifikan. 1 Umur
3. Analisis multivariat 14 Tahun 1 0.4
Analisa regresi dilakukan untuk melihat
15 Tahun 5 2.4
faktor paling dominan yang berpengaruh
antara variabel pengetahuan dengan 16 Tahun 77 31.2
perilaku kesehatan reproduksi remaja, 17 Tahun 129 52.2
variabel sikap dengan variabel perilaku 18 Tahun 34 13.8
kesehatan reproduksi remaja dan variabel
komunikasi orang tua anak dengan 19 Tahun 1 0.4
Jumlah 247 100
variabel perilaku kesehatan reproduksi
remaja. Bila hasil uji mempunyai nilai 2 Jenis Kelamin
p<0,25 maka variabel tersebut dapat Laki-laki 83 33.6
masuk dalam model multivariat dengan
Perempuan 164 66.4
menggunakan Uji Regresi Logistik Jumlah 247 100

174
Media Informasi
3 Tempat tinggal
2. Pengumpulan data dengan
Orang Tua 236 95.5 menggunakankuesioner yang bersifat
Wali 10 4.0 subyektif, sehingga kebenaran data
Teman 1 0.4
sangat tergantung kepada kejujuran
Jumlah 247 100 responden.Hasil penelitian merupakan
gambaran suatu keadaan pada saat
4 Tkt Pendidikan Ayah tertentu dan tempat tertentu sehingga
SD 35 14.2 dapat berbeda pada waktu yang akan
SMP 50 20.2 datang dan tidak dapat digeneralisasikan
pada tempat penelitian lain.
SMA 124 50.2
Analisis Univariat
Sarjana 38 15.4 Tabel 2. Distribusi Responden
Jumlah 247 100 Berdasarkan Keterpaparan
5 Tkt Pendidikan Ibu Sumber Informasi tentang
SD 47 19.0 Kesehatan Reproduksi.
SMP 56 22.7
Keterpaparan Sum- Frekuensi %
SMA 108 43.7
Cetak/Non El- 110 44.5
Sarjana 36 14.6 ektronik
Jumlah 247 100 137 55.5
Elektronik
6 Pekerjaan ayah Jumlah 247 100
PNS 37 15.0
Pegawai Swasta 26 10.5 Perilaku Remaja Tentang Kesehatan
Wiraswasta 117 47.4 Reproduksi
Bentuk perilaku kesehatan
Petani/ Nelayan 27 10.9 reporoduksi remaja di SMA Negeri I Percut
Lain-lain 40 16.2 Sei Tuan tentang memperhatikan perubahan
Jumlah 247 100 organ reproduksi, tertarik pada lawan jenis,
7 Pekerjaan Ibu berpacaran dan waktu senggang yang
digunakan terbanyak dengan perilaku tidak
PNS 33 13.4
baik sebanyak 136 orang (55,1 %) dan
Pegawai Swasta 6 2.4 terkecil dengan perilaku baik sebanyak 111
Wiraswasta 36 14.6 orang (44,9 %).
Petani/ Nelayan 15 6.1
Tabel 3. Distribusi Responden
Lain-lain 157 63.6 Berdasarkan Perilaku tentang
Jumlah 247 100
Kesehatan Reproduksi Remaja

Keterbatasan Penelitian Perilaku Frekuensi %


Penelitian ini tidak terlepas dari faktor
Baik 111 44.9
keterbatasan dan kelemahan, adapun faktor
keterbatasan dan kelemahan sebagai berikut: Tidak Baik 136 55.1
1. Penelitian ini terbatas hanya untuk
Jumlah 247 100
mengetahui faktor yang mempengaruhi
yang menunjukkan adanya keterkaitan
bukan yang bersifat kausalitik, karena Analisis Bivariat
rancangan ini menggunakan cross Analisis bivariat dilakukan untuk
sectional dimana pengukuran variabel mengetahui pengaruh antara variabel
independen dan dependen dikumpulkan independen keterpaparan sumber informasi)
bersamaan pada saat penelitian terhadap variabel dependen yakni perilaku
dilakukan. kesehatan reproduksi remaja. Analisis

175
JRKN Vol. 01/No. 02/Oktober/2017
dilakukan dengan menggunakan uji statistik Pengaruh Keterpaparan Sumber
chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% Informasi Terhadap Perilaku Remaja
(p=0,05) dan melihat nilai odds ratio (OR) Tentang Kesehatan Reproduksi
nya. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai
berikut:

Tabel 4. Pengaruh keterpaparan sumber Informasi terhadap perilaku remaja


tentang kesehatan reproduksi di SMA Negeri I Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut.

Sumber Informasi Perilaku Kespro Remaja OR (95% CI) p value

Tidak Baik Baik

n % n %
Cetak 38.9 8 3.2 0.107 0.00
96
(0.054-0.209)
Elektronik 16.2 103 41.7
40
Jumlah 13 55.1 111 44.9
6

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa (counfounding), evaluasi variabel interaksi


remaja yang terpapar dengan media dan pemodelan akhir (Hosmer dan
elektronik pada umumnya berperilaku yang Lemeshow, 2000).
baik sebanyak 103 responden (41,7%) Analisis Regresi Logistik Multivariat
sedangkan remaja yang terpapar dengan dengan Semua Variabel Kandidat.
media cetak/ non elektronik akan Variabel kandidat yang akan
berperilaku tidak baik sebanyak 96 diikutkan dalam analisis multivariat adalah
responden (38,9%). Hasil uji statistik chi- semua variabel independen yang memiliki
square diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat pengaruh dengan variabel terikat yaitu
disimpulkan ada pengaruh (ada hubungan perilaku kesehatan reproduksi remaja
yang signifikan) antara keterpaparan dengan nilai p≤ 0,25 pada analisis bivariat
sumber informasi terhadap perilaku atau variabel tersebut dianggap penting
kesehatan reproduksi remaja. Dari hasil sebagai kandidat berdasarkan pertimbangan
analisis diperoleh juga OR=0,107, yang substansi keilmuan. Pemodelan multivariat
artinya keterpaparan sumber informasi pada penelitian ini mengikutkan 1
melalui media elektronik mempunyai variabel kandidat yaitu variabel keterpaparan
peluang 0,107 kali untuk berperilaku baik sumber informasi. Pada tabel 4.14
dibanding remaja yang terpapar sumber ditampilkan nilai p likelihood ratio test dari
informasi melalui media cetak. setiap variabel kandidat tersebut.
Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan Tabel 5. Variabel Kandidat pada Analisis
dengan tujuan untuk mendapatkan model Logistik Multivariat
yang paling parsimonious yaitu model yang
sahih, presisinya baik serta sederhana dalam Variabel Nilai P
menentukan faktor determinan yang 0.000
Keterpaparan Sumber Informasi
mempengaruhi perilaku remaja tentang
kesehatan reproduksi. Tahapan analisis
multivariat adalah membuat model dengan
mengikutkan semua variabel kandidat,
seleksi variabel pengganggu
176
Media Informasi
Selanjutnya semua variabel kandidat remaja karena nilai OR variabel interaksi
dianalisis secara bersama-sama dengan tersebut sebesar 60,649
regresi logistik berganda (multivariat) dan
hasilnya disajikan pada tabel 6. berikut: KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tabel 6. Model Regresi Logistik Multivariat Dari penelitian ini dapat ditarik kes-
dengan Semua Variabel Kandidat impulan sebagai berikut:
Variabel 95% Nil
1. Ada pengaruh keterpaparan sumber in-
SE OR
Kandidat CI ai p formasi terhadap perilaku kesehatan re-
OR produksi remaja di Desa Purwodadi ber-
1. Keterpa- dasarkan hasil penelitian variabel
paran keterpaparan sumber informasi hasil ana-
4,1 0,5 60,6 19,1 0,0
Sumber lisis multivariat menyatakan bahwa ada
05 87 49 9- 00
Informasi 191, pengaruh keterpaparan sumber informasi
terhadap perilaku kesehatan reproduksi
remaja dengan nilai odds ratio (OR)
Interpretasi dari model logistik tergantung 60,646 artinya semakin terpapar remaja
pada desain penelitian yang digunakan. dengan sumber informasi elektronik
Interpretasi lebih rinci dari model akhir pada maka remaja semakin beresiko untuk
tabel 4.5 tersebut adalah sebagai berikut: berperilaku tidak baik tentang kesehatan
1. Dari analisis multivariat diperoleh reproduksi di SMA Negeri I Percut Sei
ternyata variabel yang berpengaruh Tuan Kabupaten Deli Serdang.
bermakna terhadap perilaku kesehatan 2. Dari hasil penelitian di Desa Purwodadi
reproduksi remaja adalah variabel ditemukan hasil bahwa hasil analisis uji
keterpaparan sumber informasi. multivariat dari nilai ORnya dapat dilihat
2. Hasil analisis didapatkan nilai odds bahwa variabel keterpaparan sumber
ratio (OR) dari variabel keterpaparan informasi berpengaruh terhadap perilaku
sumber informasi 60,646 artinya remaja kesehatan reproduksi,
yang terpapar sumber informasi Saran
elektronik 1. Bagi Remaja
mempunyai peluang beresiko a. Hendaknya lebih terbuka dalam
berperilaku tidak baik sebesar 60,646 membicarakan atau mendiskusikan
lebih besar dibandingkan dengan yang permasalahn – permasalahan seputar
terpapar dengan media cetak/ non kesehatan reproduksi, baik kepada
elektronik. guru maupun orang tua. Hal ini dapat
Hasil akhir analisis multivariate seperti pada diawali dengan berlatih kemampuan
tabel 4.5 dapat juga dituliskan dalam bentuk komunikasi dan rasa percaya diri agar
persamaan berikut: lebih memiliki keberanian untuk
Logit (perilaku remaja) = -12,597 + 1,984X1 mendiskusikan atau mengemukakan
+ 2,992X2 + 1,742X3 – 1,922X4 + 4,105X5 pendapatnya, khususnya pada perma-
Dimana, salahan seputar kesehatan reproduksi
X1 = Keterpaparan Sumber Informasi (kehamilan, PMS dan Napza).
Untuk melihat variabel independen b. Agar bersifat aktif dalam upaya pre-
pengaruhnya terhadap variabel dependen, ventif dengan melibatkan diri dengan
dilihat dari nilai ORnya untuk variabel yang kegiatan yang positif dan juga me-
signifikan, semakin besar nilai OR berarti manfaatkan fasilitas informasi yang
semakin besar pengaruhnya terhadap ada seperti melalui internet, per-
variabel dependen yang dianalisis. Dalam pustakaan umum dan media komu-
analisis ini terlihat bahwa variabel nikasi lainnya.
keterpaparan sumber informasi melalui 2. Bagi Keluarga terutama para Orang Tua
media elektronik besar pengaruhnya a. Menciptakan suasana keluarga yang
terhadap perilaku kesehatan reproduksi akrab sehingga tercipta komunikasi

177
JRKN Vol. 01/No. 02/Oktober/2017
yang terbuka antara keluarga/orang tua pustakaan terkait dengan kesehatan
dengan remaja karena keluarga khu- reproduksi agar dapat diperoleh infor-
susnya orang tua merupakan tempat masi yang benar dan dapat diper-
anak untuk berdiskusi tentang tanggungjawabkan.
kesehatan reproduksi, permasalahan c. Mengadakan pelatihan yang
yang dapat terjadi dan upaya untuk berkesinambungan tentang kesehatan
pencegahannya untuk menghasilkan reproduksi baik perilaku seksual remaja
perilaku yang baik tentang kesehatan yang dapat dikemas berupa klinik pela-
reproduksi . yanan konsultasi kesehatan remaja.
b. Melakukan pendekatan khusus untuk 4. Bagi peneliti lainnya
mendampingi remaja dalam memilih a. Melakukan penelitian lebih lanjut ten-
teman dan lingkungan pergaulan serta tang pengaruh keterpaparan sumber
penggunaan media informasi yang saat informasi terhadap perilaku kesehatan
ini semakin marak. reproduksi remaja di Desa Purwodadi
c. Menciptakan keluarga yang harmonis Kabupaten Deli Serdang, dan apakah
dengan meningkatkan ilmu religius dan memang ada perbedaan perilaku
meningkatkan kebudayaan kita dengan kesehatan reproduksi bagi remaja di-
norma-norma yang telah ditentukan. perkotaan dan di pinggiran kota dengan
d. Menfasilitasi remaja untuk menya- penelitian yang lebih mendalam.
lurkan bakat dan minat mereka, sehing-
ga kegiatan remaja lebih mengarah DAFTAR PUSTAKA
kepada kegiatan yang positif, bisa ber- Agnes Pramita. 2006. Sikap Remaja
prestasi dan membanggakan Terhadap Perilaku Seks Bebas
3. Bagi Desa Purwodadi Ditinjau Dari Tingkat Penalaran
a. Memiliki wadah PIK-KRR yang dapat Moral Pada Siswa Kelas Dua
digunakan remaja sehingga remaja SMA Kesatrian I Semarang
dapat lebih mengetahui informasi ten Tahun Ajaran 2005/2006. Semarang.
tang kesehatan reproduksi. Tesis.
b. Hendaknya pihak desa lebih bisa ter- Alimoenso S. 2012. Genre Goes to School.
buka untuk menyikapi permasalahan Tasikmalaya. Kompas.
mengenai kesehatan reproduksi bagi Alimoenso S. 2012. Program Genre Dalam
para remaja, karena pada dasarnya Penyiapan Kehidupan Berkeluarga
remaja telah memiliki antusiasme yang Bagi Remaja. Jawa Timur. Malang.
cukup tinggi untuk mencari informasi Anas, Siti Hikmah. 2005. Hubungan Antara
tentang kesehatan reproduksi, tinggal Sikap dan Norma Subjektif dengan
bagaimana pihak desa dapat menjawab Intensi dan Perilaku Hubungan
kebutuhan remaja tersebut sehingga Seksual Pranikah Remaja
hasilnya dapat benar – benar dirasakan (Studi pada Siswa SMU X di
oleh siswa. Kota Bandung), dalam Tesis
4. Bagi Puskesmas/ BKKBN: Bandung: Universitas Padjajaran.
a. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
masukan bagi instansi kesehatan dan Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka
pemerintah khususnya yang menangani Cipta.
masalah kesehatan reproduksi, sehing- BKKBN.2012. Pedoman Pengelolaan Pusat
ga program – program penanganan Informasi dan Konseling Remaja dan
yang akan dilakukan nantinya dapat Mahasiswa. Jakarta.
sesuai dengan kebutuhan remaja. BKKBN. 2005. Kesehatan Reproduksi
b. Memfasilitasi para siswa terutama di- Remaja. Medan.
daerah pinggiran kota, untuk mem- BKKBN. 2002. Orang Tua Sebagai Sahabat
peroleh informasi yang terkait dengan Remaja. Badan Koordinasi Keluarga
kesehatan reproduksi dengan menye- Berencana. Jakarta
diakan internet, menambah koleksi per- Badan Pusat Statisti (BPS), BKKBN. 2007.

178
Media Informasi
Departemen Kesehatan dan Macro Kusmiran E. 2012. Kesehatan Reproduksi
International; Survei Kesehatan Remaja. Jakarta.Salemba Medika.
Reproduksi Remaja Remaja. Jakarta. Kartono K. 2005. Kenakalan Remaja.
Biro Pusat Statistik. 2012. Survei Demografi Jakarta.: PT. Raja Grafindo Persada.
dan Kesehatan Indonesia. Jakarta. Lemeshow,S., Hosmer, JR.W.D., Klar, J.,
Dahlan Sopiyudin. 2012. Statistik Lwanga.K.S., 1997. Besar Sampel
Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta. Dalam Penelitian Kesehatan.
Salemba Medika. Yogyakarta. Gadjah Mada University
Departemen Kesehatan RI (DepKes). 2000. Press.
Modul Pelatihan Bimbingan dan Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja.
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Surabaya: Usaha Nasional
Remaja Bagi Petugas Kesehatan. Myrnawati Prof. 2012. Metodologi Penelitian
Jakarta Untuk Pemula. Jakarta. FIP Press.
Departemen Kesehatan RI (DepKes). 2005. Nata Lismomon S.Pd. 2013. Pendidikan Seks
Pedoman Pelayanan Kesehatan Bagi remaja. http://
Peduli Remaja di Puskesmas. sumbar.bkkbn.go.id/Lists/ Artikel/
Jakarta. Direktorat Kesehatan DispForm. Diakses tanggal 01 Mei
Keluarga Dirjen Bina Kesehatan 2013
Masyarakat. Notoatmodjo S. 1993. Pengantar Pendidikan
Endarto Yulian. 2006. Hubungan Tingkat Kesehatan Masyarakat dan Ilmu
Pengetahuan Tentang Kesehatan Perilaku Kesehatan, Badan Penerbit
Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Kesehatan Masyarakat, Andi Offset
Berisiko Pada remaja di SMK Negeri Yogyakarta.
4 Yogyakarta. Journal Kesehatan. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan
Green Lawrence W. 2000. Helth Promotion Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka
Planning: An Educational and Cipta.
Environmental Approach, Second Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan Masyarakat,
Edition.Mayfield Publishing edisi ke 11. Jakarta. Rineka Cipta.
Company Mountain View-Toront- PATH. 2000. Outlook. Kesehatan Reproduksi
London. Remaja: Membangun Perubahan yang
Hady. 2009. Pendidikan Seks Upaya Bermakna.Januari; vol 16.
Preventif Perilaku Seksual Pranikah PKBI. Aborsi dan Pergaulan Bebas Remaja
http://.wordpress.com/2009/02/24/ yang Mengkhawatirkan, http://
pendidikan-seksupaya-preventif- Sosbud.kompasiana.com/2011/04/17.
perilaku-seksual-pra-nikah/. Diakses aborsi dan pergaulan bebas remaja
pada tanggal 13 Januari 2009. yang mengkhawatirkan, diakses
Handayani S. 2009. Efektifitas Metode tanggal 09 Desember 2012
Diskusi Kelompok Dengan dan Poernomo I, Dra., dkk. 2012. Pelatihan
Tanpa Fasilitator Pada Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja.
Pengetahuan, Sikap dan Motivasi Jakarta. Perkumpulan Perinatologi
Remaja Tentang Perilaku Seks Indonesia
Pranikah di Kabupaten Indragiri Putriani Nasria, 2010. Faktor-Faktor yang
Hulu Provinsi Riau. (Tesis). Mempengaruhi Seks Pranikah Pada
Yogyakarta. Remaja SMA Rengat Kabupaten
Hurlock E., 2004. Adolescent Development, Indragiri Hulu. Tesis. Universitas
Fourth Edition.Tokyo: Mc Graw- Riau.
Hill. Riyanto Agus, M.Kes, 2009. Pengolahan dan
Indra Wirdhana, 2010. Separuh Dari 63 Juta Analisis Data Kesehatan. Jakarta.
Jiwa remaja di Indonesia Rentan Nuha Medika,
Berperilaku Tidak Sehat, Http:// Rumini S. dan Sundari S. 2004.
www.berita sore.com, tanggal akses Perkembangan Anak dan Remaja.
07 Mei 2010 Rineka Cipta. Jakarta.

179
JRKN Vol. 01/No. 02/Oktober/2017
Sarwono W.S. 2003. Psikologi Remaja. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Santrock, John W. 2011. Masa
Perkembangan Anak. Jakarta.
Salemba Humanika.
Sembiring, Datang Drs, 2011. Evaluasi
Pelaksanaan Program
Kependudukan dan KB Nasional
Tahun 2010. Sumatera Utara.
Sherris, Jacqueline,Ph.D, 2000. Kesehatan
Reproduksi Remaja: Membangun
Perubahan yang Bermakna: PATH,
Seatle, Washington USA.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang
Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta. Sagung Seto.
Sumiati, M.Si, dkk. 2009. Kesehatan Jiwa
Remaja dan Konseling. Jakarta. TIM.
Sutisna, Senjaya. 2009. Pendidikan Media
Massa.www.sutisna.com/pendidikan/
me dia- massa- 3.12 februari 2010
Suwarni L. 2009. Monitoring Parenteral dan
Perilaku Teman Sebaya Terhadap
Perilaku Seksual Remaja SMA di
Kota Pontianak, Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia, vol.4 No.2: 127-133
Syafrudin. 2008. Remaja dan Hubungan
Seksual Pranikah http://
id.shvoong.com/medicine-and-
health/1799376-remaja-dan-
hubungan seksual-pranikah/. Diakses
pada tanggal 21 Januari 2009
Vivi Yunia. 2009. Seks Pranikah Remaja
Sebuah Gaya Hidup, Http://
www.cybertokoh.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&arti
d=6074, tanggal akses 29 September
2009.
Wawan A, dkk. 2010. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta. Muha
Medika.
Widyastuti Y, dkk. 2009. Kesehatan
reproduksi. Yogyakarta. Fitramaya.
Wiknjosastro G, dkk. 2006. Modul
Mahasiswi Kesehatan reproduksi.
Jakarta
Wirdhana Indra MM. 2010. Separuh Dari 63
juta Jiwa Remaja Indonesia Rentan
Berperilaku Tidak Sehat, http://
www.berita sore.com/2010,diakses
pada tanggal 05 Juli 2012.

180

Anda mungkin juga menyukai