Anda di halaman 1dari 6

No. Pengisian : ......................

FORMULIR ETIK PENELITIAN KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS

1. Peneliti Utama (title, unit penelitian): Dilla Fitri

Multisenter: √ Tidak Ya

2. Judul Penelitian:
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENSTRUASI
DENGAN SIKAP MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI
SD DI KOTA PADANG

3. Subyek: √ Penderita Non-Penderita Hewan

4. Perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan untuk tiap subyek


Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2019 dengan perincian
sebagai berikut:
Pemberian kuesioner tentang pengetahuan menstruasi dan sikap menghadapi
menarche dengan cara wawancara terpimpin.
5. Ringkasan usulan penelitian yang mencakup tujuan penelitian,
manfaat/relevansi dari hasil penelitian, dan alas an/motivasi untuk
melakukan penelitian (ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami oleh orang
yang bukan dokter)
Ringkasan usulan penelitian
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENSTRUASI
DENGAN SIKAP MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI
SD DI KOTA PADANG

Latar Belakang
Masa remaja atau adolescence adalah masa transisi dari anak-anak menuju
dewasa. Dalam bahasa latin disebut adolescere yang artinya tumbuh menjadi dewasa
(Proverawati, 2013). Menurut Permenkes RI Nomor 25 tahun 2014 remaja adalah
penduduk yang berusia dalam rentang 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) remaja adalah penduduk dalam rentang
usia 10-24 tahun dan belum menikah (Kemenkes, 2015). Adolescence merupakan tahap

1
kehidupan manusia antara usia 11-19 tahun yang bermula dari munculnya tanda-tanda
seks sekunder dan diakhiri dengan berhentinya pertumbuhan tubuh (Dorland, 2011).
Data WHO menunjukkan bahwa seperlima dari penduduk dunia adalah remaja
berusia 10-19 tahun dimana 900 juta berada di negara sedang berkembang. Data
demografi di Amerika Serikat menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun,
sekitar 15% populasi. Di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari
penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut
Biro Pusat Statistik, kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22% yang terdiri dari
50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (SDKI, 2007).
Pada masa remaja terjadi perubahan yang pesat seperti perubahan fisik,
psikologis, dan sosial (Proverawati, 2013). Perubahan fisik yang paling mencolok pada
remaja perempuan dapat dilihat dari pertumbuhan tubuh yang semakin tinggi, pinggul
yang semakin lebar, payudara yang membesar, kemudian diikuti dengan tumbuhnya
rambut pubis serta mulai berfungsinya alat- alat reproduksi yang ditandai dengan
terjadinya menarche atau menstruasi pertama (Soetjiningsih, 2010).
Menarche adalah haid yang pertama terjadi yang merupakan ciri khas kedewasaan
seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Biasanya menarche rata-rata terjadi pada
usia 11-13 tahun. Namun dalam dasawarsa terakhir ini, usia menarche telah bergeser ke
usia yang lebih muda (Wiknjosastro, 2010). Hasil Sensus Penduduk tahun 2010
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yaitu sebesar 237.641.326 jiwa, dan
63,4 juta atau 27% di antaranya adalah remaja umur 10-24 tahun. Berdasarkan data dari
National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), umur rata-rata
menarche (menstruasi pertama) pada anak remaja di Indonesia yaitu 12,5 tahun dengan
kisaran 9-14 tahun (Sensus Penduduk, 2010).
Awal terjadinya menstruasi akan membuat beberapa remaja perempuan
mengalami traumatik karena tidak adanya persiapan terlebih dahulu. Remaja
perempuan membutuhkan pengetahuan yang benar tentang proses menstruasi dan
kesehatan selama menstruasi. Remaja perempuan akan merasa kesulitan menghadapi
menstruasi yang pertama jika sebelumnya ia belum pernah mendapatkan pengetahuan
tentang menstruasi atau tidak pernah membicarakan tentang menstruasi dengan ibu
maupun teman sebayanya (Manuaba, 2012).
Berbagai gangguan dan kesulitan yang dialami secara langsung ataupun tidak
langsung dapat mempengaruhi kondisi fisik ataupun psikologis remaja. Terlebih lagi
bila remaja perempuan tidak memahami dengan baik apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi masalah yang terjadi. Kebanyakan dari mereka justru merasa jijik, bingung,
panik dan menjadi takut. Dalam situasi seperti ini diperlukan pengetahuan yang benar
tentang menarche dan dengan sikap yang positif diharapkan pula orangtua mampu
memberikan alternatif pemecahan masalah secara tepat (BKKBN, 2015).
Sikap dalam menghadapi menarche dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
pengetahuan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, kebudayaan, media masa,
lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta emosional. Sikap dalam menghadapi
menarche bisa berwujud positif ataupun negatif, sikap positif ditunjukkan dengan rasa
keikhlasan ketika dia tahu bahwa sudah menuju dewasa, percaya diri, tidak takut dan
tidak cemas terhadap apa yang dialaminya. Sikap negatif ditunjukkan dengan perasaan
gelisah, takut, kurang percaya diri, serta bingung dengan apa yang akan terjadi (Azwar,
2013).
Selama ini sebagian masyarakat tabu untuk membicarakan tentang masalah
menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja perempuan kurang memiliki pengetahuan
dan sikap yang baik tentang perubahan-perubahan yang terjadi selama masa remaja

2
(Chandra, 2012). Remaja yang tidak mengenal proses reproduksi dalam tubuhnya, juga
akan menganggap bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau hukuman
akan tingkah laku yang buruk. Beberapa remaja juga akan merasa senang sewaktu
mengalami menarche, bila mereka telah mengetahui informasi mengenai menstruasi
(Prawiroharjo, 2010).
Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa rata-rata remaja putri memperoleh
informasi tentang menstruasi dari guru 61% dan teman 39%. Seperempat remaja tidak
pernah membicarakan tentang menstruasi sebelum dirinya mengalami menarche. Hal ini
diperburuk dengan pengetahuan masa subur wanita sebesar 16% dan persepsi
persetujuan hubungan seksual pranikah sebesar 7% dengan alasan saling menyukai
(SDKI, 2012). Sulistyoningsih (2014) menyatakan bahwa sebanyak 46,7% remaja putri
di Kabupaten Jember merasa cemas, takut dan belum siap dalam menghadapi menarche.
Sebanyak 70% siswi mengatakan mereka takut bila dalam waktu dekat akan mengalami
menarche, 60% mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan, dan 40% siswi belum ada
persiapan khusus jika akan mengalami menstruasi. Penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian Fitkarida (2013) yang menunjukkan bahwa 66,7% remaja putri di Kabupaten
Temanggung tidak siap dalam menghadapi menarche.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mouli tahun 2017 remaja putri di Low
Middle Income Country (LMIC) sekitar 88,7% berespon negatif dan tidak siap dalam
menghadapi menarche. Informasi utama mengenai menstruasi mereka peroleh dari ibu
dan anggota keluarga perempuan lainnya yang belum tentu memberikan informasi yang
benar tentang kebingungan yang dialami oleh remaja putri ketika mengalami menarche.
Pengetahuan yang kurang dan rasa malu yang dialami oleh remaja putri dapat
menyebabkan kesalahpahaman tentang menstruasi sehingga menyebabkan remaja
tersebut merasa cemas dan takut dalam menghadapi menarche.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Padang tahun 2018
didapatkan bahwa jumlah siswi SD terbanyak berada di Kecamatan Koto Tangah, yaitu
SD Islam Terpadu Khaira Ummah, setelah dilakukan studi pendahuluan di SD tersebut
didapatkan data bahwa sebagian besar siswi yang belum menarche menyatakan tidak
siap untuk menghadapi menarche kemudian dilakukan wawancara secara langsung
terhadap 10 orang siswi, 8 orang mengatakan takut jika mengalami menarche, 2 orang
mengatakan tidak mengetahui tentang menstruasi dan belum ada yang memberitahunya
mengenai menstruasi serta bagaimana cara menghadapinya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan Pengetahuan Remaja tentang Menstruasi dengan Sikap Menghadapi
Menarche pada Siswi Kelas VI SD di Kota Padang tahun 2019 ”

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan, rumusan
masalah dari penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan pengetahuan remaja tentang
menstruasi dengan sikap menghadapi menarche pada siswi Kelas VI SD di Kota
Padang?

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang menstruasi dengan sikap
menghadapi menarche pada siswi Kelas VI SD di Kota Padang.

3
Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengetahuan remaja tentang menstruasi pada siswi kelas VI SD di
Kota Padang
2. Mengetahui sikap dalam menghadapi menarche pada siswi kelas VI SD di Kota
Padang
3. Mengetahui pengetahuan remaja tentang menstruasi dengan sikap menghadapi
menarche pada siswi kelas VI SD di Kota Padang

Manfaat Penelitian
Manfaat Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan peneliti tentang pengetahuan remaja tentang menstruasi
dengan sikap remaja menghadapi menarche dan menerapkan ilmu pengetahuan tentang
metodologi penelitian.
Manfaat Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya kepada
masyarakat yang memiliki anak perempuan sehingga bisa diberikan pemahaman sejak
dini tentang kesehatan reproduksi, salah satunya tentang menarche.
Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Menambah informasi yang dapat dijadikan bahan masukan bagi akademik dalam
pengembangan pembelajaran dan bahan untuk penelitian selanjutnya.
Manfaat bagi Dinas Pendidikan Kota Padang
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang dapat menyebarluaskan
informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang menarche.

Hipotesa Penelitian
Terdapat hubungan antara pengetahuan remaja tentang menstruasi dengan sikap
menghadapi menarche pada siswi kelas VI SD di Kota Padang tahun 2019.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Islam Khaira Ummah Kecamatan Koto Tangah, SDN 22
Andalas Barat Kecamatan Padang Timur, dan SDN 10 Sungai Sapih Kecamatan
Kuranji.

Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa perempuan kelas VI SD di Kota Padang
tahun 2019 yaitu sebanyak 46 orang.
.
Kriteria Inklusi:
1. Bersedia menjadi responden
2. Merupakan siswa perempuan kelas VI SD
3. Hadir pada saat penelitian
4. Belum menarche
Kriteria Eksklusi:
1. Siswa perempuan yang sedang sakit
2. Siswa yang menjabat sebagai dokter kecil

4
Pengumpulan Data
Tahapan Kegiatan Pengumpulan Data
Prosedur kerja
1. Meminta izin penelitian secara birokrasi kepada Kepala Sekolah yang menjadi
sampel penelitian
2. Meminta kesediaan responden berpatisipasi dalam penelitian ini
3. Memberikan pengarahan kepada responden mengenai cara mengisi kuesioner
4. Membagikan kuesioner penelitian kepada responden

6. Masalah Etik yang mungkin timbul:


Tidak ada.

7. Prosedur eksperimen (frekuensi, interval, dan jumlah total segala tindakan


invasive yang akan dilakukan, dosis dan cara pemberian obat, isotop, radiasi, atau
tindakan lain)
Tidak ada.

8. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan
cara mencegah atau mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan)
Tidak ada.

9. Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang akan
diterapkan.
Penelitian tentang pengetahuan menstruasi sudah beberapa kali dilakukan dengan
beberapa media berbeda demi menunjang terjadinya peningkatan pengetahuan dan
sikap menghadapi menarche dibeberapa SD di Kota Padang.

10. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat untuk
subyek yang bersangkutan, uraikan manfaat itu.
Penelitian tidak memakai orang sakit sebagai subyek.

11. Bagaimana cara memilih penderita/ sukarelawan sehat?


Peneliti menanyakan kepada kepala sekolah SD yang bersangkutan untuk
berdiskusi subyek mana yang dapat dipilih sebagai sampel penelitian.

12. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, jelaskan hubungan antara peneliti
utama dengan subyek yang diteliti
Subyek penelitian adalah siswi kelas VI SD ISLAM Khaira Ummah, SDN 22
Andalas Barat, SDN 10 Sungai Sapih dan hubungan antara subyek dengan peneliti
adalah independen.

13. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit, jelaskan diagnosis dan nama dokter
yang bertanggung jawab merawatnya. Bila menggunakan orang sehat jelaskan
cara pengecekan kesehatannya
Penelitian tidak memakai orang sakit sebagai subyek.

14. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan
komplikasi bila ada

5
Pencatatan dilakukan dari hasil wawancara terpimpin yang dilakukan oleh
peneliti. Efek samping dan komplikasi tidak ada.

15. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan bagaimana cara
Memberitahukan dan mengajak subyek (lampirkan surat persetujuan penderita)
Sebelum di lakukan penelitian subjek akan di terangkan tentang tujuan penelitian
ini.

16. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, apakah subyek dapat ganti rugi bila
ada gejala efek samping?
Tidak ada.

17. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, apakah subyek diasuransikan?


Tidak

18. Nama tim peneliti:


Organisasi Pelaksana
Penelitian ini merupakan persyaratan untuk pemenuhan salah satu syarat
mendapatkan gelar Sarjana Kebidanan di Prodi S1 Kebidanan Fakultas
Kedokteran, Universitas Andalas dengan peneliti sebagai berikut.
Peneliti : Dilla Fitri
Pembimbing I : dr. Hardisman, M. HID, PH
Pembimbing II : Lusiana Elsinta Bustami, S.ST M.Keb

19. Tempat dan Waktu penelitian


SD Islam Khaira Ummah, SDN 22 Andalas Barat, SDN 10 Sungai Sapih, Kota
Padang
Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2019 dengan perincian
sebagai berikut:
Pemberian kuesioner tentang pengetahuan menstruasi dan sikap menghadapi
menarche dengan cara wawancara terpimpin.

Padang, 12 April 2019


Peneliti Utama

Dilla Fitri

Anda mungkin juga menyukai