Anda di halaman 1dari 26

Ovulasi hingga Implantasi

(Perkembangan Minggu Pertama)


Riri Aprianti, S.Keb., Bd.
Daur Ovarium
• Wanita mulai mengalami daur bulanan/siklus
menstruasi pada masa pubertas.
• Siklus ini diatur oleh hipothalamus.
• Hipothalamus menghasilkan gonadotropin
releasing hormon (GnRH) yang memicu hipofisis
anterior untuk menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin: follicle stimulating hormon (FSH)
dan luteinizing hormon (LH).

2
3
Daur Ovarium – Lanjutan 2

• Pada awal setiap daur ovarium 5-15 folikel


primordial akan berkembang di bawah pengaruh
FSH.
• Hanya satu dari folikel-folikel itu yang mampu
berkembang menjadi oocyt, sedangkan yang lain
berdegenerasi (atretik) dan digantikan oleh
jaringan ikat, membentuk corpus atreticum.
• Sel-sel folikuler dan sel-sel teka yang terbentuk
selama pertumbuhan sel-sel folikel akan
menghasilkan hormon estrogen.

4
Daur Ovarium – Lanjutan 3

• Hormon estrogen tersebut berfungsi:


–Menyebabkan endometrium masuk ke fase
folikuler atau fase proliferatif;
–Merangsang hipofisis untuk mengeluarkan LH.
• Lonjakan LH (luteinizing hormon) ini penting untuk
tahap akhir pematangan folikel dan merangsang
ovulasi .

5
Ovulasi
• Pada hari-hari menjelang ovulasi:
–folikel de Graff membesar cepat
–oocyt primer menyelesaikan meiosis
pertamanya
–muncul tonjolan setempat dan degenerasi
permukaan ovarium dan pada apeksnya tampak
titik avaskuler, stigma.
• Kelemahan daerah penonjolan tersebut,
peningkatan tekanan intrafolikuler, dan kontraksi
dinding ovarium akan mendorong oosit keluar.

6
Ovulasi – Lanjutan 2

• Oosit bersama sel granulosa di sekelilingnya dari


daerah kumulus ooforus, terlepas dan hanyut
meninggalkan ovarium (ovulasi)

• Beberapa sel kumulus ooforus menyusun diri di


sekeliling zona pelusida membentuk korona
radiata

• Pada saat ovulasi ini pembelahan meiosis pertama


selesai, dan oosit sekunder memulai pembelahan
meiosis ke-2.

7
Ovulasi – Lanjutan 3

• Ovulasi terjadi secara konstan 14+1 hari sebelum


haid yang akan datang
• Apabila tidak terjadi conceptio maka oocyt akan
mati.

8
9
Perubahan dalam ovarium setelah ovulasi
• Setelah ovulasi, sisa sel folikuler pada dinding folikel
yang pecah mendapatkan vaskularisasi dari
pembuluh darah di sekitarnya corpus rubrum.
• Dibawah pengaruh LH, sel ini akan mengalami
reorganisasi menjadi sel-sel luteal yang pada
akhirnya membentuk corpus luteum dan
menghasilkan progesteron.
• Progesteron bersama-sama estrogen menyebabkan
mukosa uteri memasuki tahap progestasi sebagai
persiapan implantasi mudigah (nidasi).

10
Perubahan dalam ovarium setelah ovulasi-Lanjutan 2

• Bila terjadi konsepsi, corpus luteum bertahan 3-4


bulan dan akan berkembang corpus luteum
kehamilan (graviditas)
• Sel luteal akan mengasilkan progesteron
• Fungsi progesteron mempertahankan kehamilan
hingga akhir bulan ke-4, saat komponen trofoblas
dari plasenta dirasa cukup untuk mengambil alih
peran sel luteal.

11
Perubahan dalam ovarium setelah ovulasi-Lanjutan 3

• Bila tidak terjadi konsepsi maka corpus luteum hanya


dapat bertahan selama 9 hari. Kemudian korpus
luteum akan degenerasi, disebut korpus luteum
menstruasi (corpus albicans).
• Pada saat ini progesterone melonjak turun yang
menyebabkan pendarahan haid menjadi cepat.

12
Perjalanan oosit
• Sesaat sebelum ovulasi, fimbrae tuba fallopi (tuba
uterina) mulai menutupi permukaaan ovarium dan
tuba fallopi mulai berkontraksi secara ritmik.
• Oocyt masuk ke dalam tuba oleh usapan fimbrae dan
oleh gerakan bulu-bulu getar pada lapisan epitel.
• Setelah berada dalam tuba, oocyt dengan segera
terdorong ke rongga rahim oleh kontraksi dinding
otot.
• Oocyt akan sampai di rongga rahim dalam waktu 3-4
hari.

13
14
Fertilisasi
• Terjadi dalam ampula tuba fallopi.
• Sebelum terjadi fertilisasi spermatozoa yang telah
sampai di saluran kelamin wanita harus mengalami
reaksi-reaksi presepsis yaitu:
• Kapasitasi (proses maturasi sel sperma yang terjadi
di dalam saluran reproduksi wanita). Tanpa proses
kapasitasi spermatozoa tidak dapat memfertilisasi
oosit
• Reaksi akrosom: proses pelepasan enzim penetrasi
yang memungkinkan spermatozoa dapat
menembus zona pelusida dan membuahi oosit
15
Fertilisasi – Lanjutan 2

• Fase fertilisasi (konsepsis) terdiri dari:


Penembusan corona
Penembusan zona pellusida,
Penyatuan oosit dan membrane sel.

16
• Tanggapan sel telur setelah sperma memasuki oocyt:
 Reaksi kortikal dan zona, terlepasnya butir-
butir kortikal oocyt
 Melanjutkan pembelahan meiosis II, oocyt
menyelesaikan meiosis II-nya segera setelah
spermatozoa masuk.
 Penggiatan metabolik sel telur, faktor yang
diperkirakan dibawa oleh spermatogenesis
yang berhubungan dengan awal
embryogenesis.

17
Fertilisasi – Lanjutan 3

• Hasil utama dari fertilisasi adalah:


 Pengembalian menjadi jumlah kromosom
diploid lagi
 Penentuan jenis kelamin
 Dimulainya pembelahan

18
Pembelahan
Zigot

Morulla

Blastokista

19
20
Pembentukan Blastokista

• Ketika morulla memasuki rahim  cairan mulai


menembus zona pellusida dan masuk ke dalam ruang
antarsel yang ada di massa sel dalam  berangsur-
angsur ruang antarsel menyatu sehingga
terbentuklah rongga disebut juga blastocoel,
mudigah pada saat ini dikenal dengan blastokista.
• Massa sel dalam  embrioblast
• Massa sel luar  trofoblast
• Zona pellusida pada saat ini sudah menghilang
sehingga implantasi dapat dimulai.

21
22
Rahim pada saat implantasi

• Uterus atau dinding rahim adalah tempat implantasi


• Terdiri dari tiga lapisan yaitu
endometrium
miometrium
perimetrium
• Endometrium merupakan selaput lendir bagian
dalam yang terdiri dari dua strata yakni:
 stratum basale
 stratum fungsional

23
• Myometrium adalah lapisan tebal yang terdiri dari
otot polos
Dapat memanjang (saat hamil) dan memendek
ketika partus menghasilkan oxytoxin untuk kontraksi
dinding rahim.
• Perimetrium merupakan lapisan terluar dan tersusun
dari jaringan ikat.
• Fase perubahan uterus:
 Fase menstruasi
 Fase proliferasi
 Fase Sekretorik

24
25
TERIMA KASIH

Mutiara Budi Azhar Perkembangan Minggu Pertama 26

Anda mungkin juga menyukai