Setelah ovulasi, sel telur berjalan didalam TUBA FALOPII dan tetap
berada disana sampai bertemu dengan sperma yang akan mengadakan
penetrasi dalam proses FERTILISASI
Plasenta tak hanya berfungsi untuk memompa asam amino untuk masuk
ke janin, namun juga dapat memetabolisme setiap asam amino Carter et
al, 1991).
Hal tersebut dapat disebabkan karena aliran darah uterin berkurang secara
kronik, yang mungkin merupakan efek dari hipertensi selama kehamilan
(Lang et al, 1994), atau ketika ibu mengalami hipoglikemi kronik (Carver
et al, 1993).
+
3. Lipid
Plasenta juga dapat mentransfer lipid ke janin
dengan dibantu oleh transporter asam lemak
spesifik.
Di
dalam Jalur transpor tersebut terjadi
pemecahan lipoprotein, pengambilan lipase dan
metabolisme trigliserida (Coleman, 1986).
Lipid
dikeluarkan ke dalam plasma janin dalam
bentuk asam lemak bebas atau lipoprotein.
Konsentrasinya bergantung pada diet maternal.
+
4. Tiamin
Defisiensitiamin pada kehamilan
menyebabkan BBLR ynag parah (Fournier
and Butterworth, 1990; Heinze and Weber,
1990).
Hal tersebut dikarenakan bnyak enzim
yang bekerja yang bergantung tiamin untuk
proses metabolisme energi selular, sintesis
lipid, dan nukleotida pada pembentukan
otak.
+
Radiasi
Ada 3 prinsip efek biologisnya yaitu :
1.
Kematian sel yang mempengaruhi
embryogenesis.
2. Karsinogenesis.
3.Efek terhadap generasi selanjutnya dan mutasi
sel germinal
Sebelum fase oragnogenesis, radiasi dengan dosis
10 rad dapat menyebabkan kematian janin
+
Efek teratogen pengion telah diketahui sejak bertahun-tahun
lalu, dan telah diketahui benar bahwa mikrosefali, cacat
tengkorak, spina bifida, kebutaan, celah palatum, dan cacat
anggota badan dapat terjadi karena pengobatan wanita hamil
dengan sinar-x atau radium dosis tinggi.
Sifat
kelainan tergantung pada dosis radiasi dan tingkat
perkembangan janin pada saat penyinaran.
Selain
akibat radiasi langsung pada mudigah, akibat tak
langsung terhadap sel-sel benih patut dipertimbangkan.
Bahkan dosis yang relatif kecil dapat menyebabkan mutasi
yang selanjutnya menimbulkan kelainan kongenital pada
generasi berikutnya.
+ Obat-obatan, toksin, atau zat-zat
kimia
Pengaruh obat yang diberikan kepda ibu hamil terhadap janin sangat
tergantung pada umur kehamilan, jumlah obat, waktu dan lama
pemberian.
Kortison : kortison yang disuntikkan pada mencit dan kelinci pada tingkat
kehamilan tertentu dapat menyebabkan palatoskisis pada keturunannya.
Akan tetapi, belumlah mungkin menuduh kortison sebagai faktor
lingkungan yang menyebabkan palatoksis pada manusia
+
Penyakit ibu
Infeksi
Hampir semua penyakit berat yang diderita ibu pada waktu hamil, dapat
mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau BBLR.
Infeksi yang sering mengakibatkan cacat bawaan, yang terkenal adalah TORCH
(toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex). Infeksi lain pada ibu
hamil yang dapat menimbulkan penyakit pada janin atau neonatus, misalnya
penyakit Chagas, varisela, herpes zoster, cirus Coxsackie-B, hepatitis, listerosis,
malaria (abortus), poliomielitis (keguguran, paralisis bawaan, atau poliomeileitis),
campak (keguguran, KMK, campak janin, mungkin juga cacat bawaan), sifilis, HIV,
dll.
Bukan infeksi
Fenilketonuria pada ibu hamil yang tidak diobati akan mengakibatkan keguguran,
cacat bawaan, atau cedera otak pada janin yang tidak menderita fenilketonuria
+
Mekanis
Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi pada minggu ke-13. Kadar hormon ini makin
meningkat sampai minggu ke-24, lalu konstan.
Perannya belum jelas, tetapi jika terdapat defisiensi hormon tersebut, dapat terjadi
gengguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat yang dapat mengakibatkan retardasi
mental. Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai
bulan ke-6 dan kemudian konstan.