Anda di halaman 1dari 3

SEL TELUR

Saat ovulasi, sel telur berada pada tahapan pembelahan meiosis II. Sel telur dikelilingi
oleh lingkaran proteinaseosa yang disebut sebagai zona pellucida. Sel granulosa yang
menempel pada permukaan zona pellucida dan dikeluarkan bersama sel telur tetap
menempel sebagai cumulus oophorus
Sperma yang pada akhirnya mengadakan fertilisasi terlebih dulu harus melalui lapisan
disekeliling telur sebelum mengadakan penetrasi ke dalam membran sel telur.
Oosit akan bertahan hidup 6 24 jam pasca ovula
Penetrasi zona pellucida memungkinkan terjadinya kontak antara spermatozoa dengan
membran oosit. membran sel germinal segera mengadakan fusi dan sel sperma berhenti
bergerak. Inti sel sperma kemudian masuk kedalam sitoplasma sel telur
Saat fusi antara sel membran sperma dengan sel telur sudah terjadi maka terjadi 3 peristiwa
penting pada oosit : :
1. Depolarisasi membran sel telur sehingga terjadi blokade primer terhadap polispermia (
spermatozoa lain tak dapat masuk kedalam sel telur ). Hanya satu pronukelus pria yang
dapat ber fusi dengan pro nukleus wanita dan menjaga keadaan diploid dari zygote.
2. Reaksi kortikal. Menyebabkan zona pellucida menjadi keras sehingga mencegah sperma
lain untuk berikatan dengan zona pellucida. Terjadi blokade sekunder terhadap
polispermia.
3. Pembelahan meiosis II pada sel telur. Badan polar II terbentuk dan dikeularkan dari sel
telur sehingga memastikan bahwa pronukelus wanita bersifat haploid.. Sekali lagi , hal ini
akan menjaga agar zygote tetap diploid. Kegagalab untuk menjaga sifat diploid pada
hasis konsepsi sering menyebabkan kegagalan proses kehamilan.
Setelah berada dalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma sel telur
dan membran inti (nukleus) sperma pecah. Membran yang baru terbentuk di sekeliling
kromatin sperma membentuk pronukelus pria. Membran inti oosit yang baru juga
terbentuk di sekeliling pronukleus wanita.
Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, kromosom memisahkan diri dan terjadilah pembelahan
sel pertama.
Zygote yang sedang membelah mengapung dalam tuba falopii sekitar 1 minggu,
berkembang dari tahap 16 sel melalui tahapan morula yang padat menjadi tahap
blastokis dengan 32 64 sel. Tahap blastokis memiliki rongga berisi cairan. Blastokis
memiliki dua jenis sel embrionik yang telah ber diferensiasi : trofoectoderm di bagian
luar dan inner cell mass di bagian dalam.
Sel trofoectoderm kelak akan membentuk plasenta dan inner cell mass akan membentuk
janin dan membrane janin.
Pada tahapan blastokista ini, hasil konsepsi masuk uterus dan mengadakan implantasi
Selama dalam tuba falopii, hasil konsepsi tetap diselubungi zona pelucida. Setelah 2 hari
dalam uterus, blastokista melepaskan diri dari zona pellucida. Setelah peristiwa pelepasan
tersebut, sel
trofoectoderm blastokista mulai ber diferensiasi menjadi sel trofoblas. Proses yang
simultan ini memungkinkan sel trofoblas berhubungan langsung dengan endometrium.
Dalam beberapa jam, endometrium dibawah blastokista akan terkikis dan lisis sehingga
substrat-substrat metabolik primer yang dihasilkan akan digunakan untuk kehidupan
blastokista. Endometrium yang mengalami perubahan biokimia dan morfologi yang hebat
itu disebut sedang mengadakan proses desidualisasi, suatu proses yang dimulai saat
terjadinya implantasi dan menyebar dalam bentuk gelombang konsentris yang berpusat
dari tempat implantasi . Endometrium sekitar hasil implantasi akan kembali pulih
sehingga seluruh hasil implantasi tertanam dalam endometrium.
Bersamaan dengan invasi embrio ke jaringan ibu, sel trofoblas kemudian ber diferensiasi
menjadi 2 jenis sel : sel sitotrofoblas dan sel sinsitiotrofoblas.
Sel sinsitiotrofoblas adalah sel berukuran besar dan multinuklear yang berkembang dari
lapisan sitotrofoblas.
Faktor-faktor yang diperlukan agar proses implantasi berlangsung dengan baik:
Leukemia inhibiting factor , suatu sitokin
Integrin , interaksi antar sel
Transforming growth factor beta , stimulasi pembentukan sinsitium dan menghambat
invasi trofoblas
Faktor-faktor yang diperlukan agar proses implantasi berlangsung dengan baik:
1. Leukemia inhibiting factor , suatu sitokin
2. Integrin , interaksi antar sel
3. Transforming growth factor beta , stimulasi pembentukan sinsitium dan menghambat
invasi trofoblas

Implantasi terjadi sekitar 7 10 hari setelah ovulasi. Jika hasil konsepsi bertahan hidup
lebih dari 14 hari setelah ovulasi, corpus luteum ovarium akan terus menghasilkan
progesteron.
hCG yang dihasilkan oleh trofoblas yang berkembang dan di sekresi ke dalam aliran
darah ibu bekerja menyerupai hormon luteinisasi , yaitu menunjang corpus luteum
dengan menghambat proses regresi luteal

Anda mungkin juga menyukai