Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan kedua sel gamet, yaitu sel telur dari pihak
perempuan dan sel sperma dari pihak laki-laki. Proses fertilisasi sering juga
disebut sebagai proses pembuahan. Hasil dari proses pembuahan di dalam
fertilisasi akan menghasilkan sebuah sel tunggal yaitu zigot. Tempat terjadinya
fertilisasi pada manusia adalah di dalam tuba fallopi tepatnya di
ampulla/infandibulum.
Tahap fertilisasi
Berikut ini adalah beberapa tahap yang diperlukan selama proses
pembuahan:
Sel telur yang bisa dibuahi adalah sel telur yang matang. Proses
pematangan sel telur ada di dalam ovarium. Di dalam ovarium ada
sekantung sel-sel telur yang masih muda, yaitu folikel.
Hanya sel telur yang matang yang masih bertahan sedangkan yang lainnya
akan hancur. Setelah sel telur matang berhasil didapatkan maka folikel besar
akan merangsang hormon estrogen untuk membentuk lapisan rahim untuk
tempat tumbuhnya janin.
Lapisan rahim yang telah tumbuh ini akan ditangkap otak melalui hormon LH
(luteinizing hormone). Hormon LH inilah yang menjadi indikator untuk
mendeteksi kehamilan melalui test pack kehamilan.
Sel sperma juga harus melalui proses pematangan sebelum terjadinya proses
pembuahan. Proses pematangan sel sperma akan terjadi di dalam epididimis.
Selama proses pematangan, sel-sel sperma akan mendapatkan ‘modal’ untuk
bisa membuahi. Akan tetapi, hanya ada satu sperma terunggul yang berhasil
membuahi sel telur.
2. Ovulasi
Setelah kedua sel gamet sama-sama matang maka harus terjadi proses ovulasi
terlebih dahulu. Sel telur matang yang didapatkan akan dilepas dari ovarium ke
tuba fallopi sekitar 24 hingga 36 jam setelah hormon LH diproduksi. Sel telur
yang ditangkap oleh tuba fallopi akan tetap disitu hingga muncul sel sperma
dan membuahinya.
3. Ejakulasi
pembuahan terjadi secara alami yaitu dengan cara hubungan intim sehingga
terjadi ejakulasi dan jutaan sel sperma masuk ke dalam vagina. Setiap ejakulasi
bisa terdapat sekitar 120 juta sel sperma per 1 mL cairan mani.
Namun, tahap ejakulasi ini berbeda bila proses pembuahan dilakukan secara
fertilisasi in vitro (proses bayi tabung). Jutaan sel sperma akan masuk ke dalam
vagina dan terus berenang hingga mencapai tuba fallopi.
4. Kapasitasi spermatozoa
5. Perlekatan spermatozoa
Setelah mengalami kapasitasi, sel sperma harus bisa melekat dulu dengan
zona pelucida. Zona pelucida adalah lapisan terluar dari sel telur. Fungsi dari
perlekatan spermatozoa (sel sperma) pada zona pelucida adalah untuk
memastikan bahwa jumlah kromosom sperma sama dengan jumlah kromosom
sel telur.
Jika sel sperma yang bertemu dengan sel telur manusia berbeda spesis maka
sel sperma tersebut tidak dapat melekat apalagi membuahi. Inilah tahap
penting yang menjelaskan mengapa hanya spesis yang sama yang dapat
menghasilkan keturunan.
6. Reaksi akrosom
Zona pelucida yang telah diinduksi oleh reaksi akrosom dari sel sperma tertentu
akan dapat ditembus oleh sel sperma tersebut. Setelah itu, sel sperma pun
akan melewati zona pelucida.
Sel sperma yang berhasil menembus zona pelucida akan masuk ke dalam
sitoplasma sel telur dengan melepaskan ekornya. Hanya kepala spermatozoa
saja yang masuk karena di dalam itu mengandung kromosom termasuk
kromosom X atau Y (penentu kelamin).
Kepala sel sperma yang akan masuk akan mengaktivasi sel telur untuk
melanjutkan pembelahan meiosis yang berguna untuk proses pembuahan.
Selain itu, aktivasi sel telur juga akan mencegah polispermia (mencegah
masuknya sel sperma yang lain).
Hasil dari fertilisasi adalah zigot yang akan terus mengalami pembelahan
mitosis hingga menjadi sebuah embrio atau cikal bakal janin. Janin pun akan
berkembang selama kurang lebih 9 bulan di dalam rahim dan menunggu hari
kelahirannya.
Implantasi / Nidasi
Kontak antara zigot stadium Blastokista dengan dinding rahim akan
menimbulkan berbagai reasi seluler sehingga sel trofoblas tersebut dapat
menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus.
Tahap ini disebut sebagai implantasi / nidasi yang terjadi kurang lebih enam
hari setelah konsepsi. Apabila sudah terjadi implantasi / nidasi maka baru
dikatakan terjadi kehamilan (Gravid). Pada hari ke empat, inti blastokista telah
sampai pada permukaan stoma endometrium. Pada hari ke enam, blastokista
mulai masuk kedalam stoma endometrium dan pada hari ke sepuluh,
blastokista telah terbenam seluruhnya ke dalam stroma endometrium, sehingga
tahap implantasi / nidasi berakhir. Selaput janin terdiri atas korion, amnion,
kantung kuning telur, alantois. Bagian korion fili tetap berkembang yang kelak
akan menjadi plasenta. Plasenta, selain terdiri dari komponen janin juga tyerdiri
dari komponen maternal yang disebut desidua (desidua basalis).
Fungsi plasenta:
1. nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
2. ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.
3. respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin
4. alat pembentuk hormone (Endokrin)
5. alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.
E. Cairan Amnion
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Didalam
ruang ini terdapat cairan amnion (Liquor Amnii). Volume cairan amnion (air
ketuban) pada kehamilan berkisar antara 1000 – 1500 ml. Cairan amnion
berasal dari sekresi oleh dindinmg selaput amnion/plasenta, kemudian setelah
system urinorius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi, juga dikeluarkan
kedalam rongga amnion.
Tumbuh Kembang Fetus
F.1. perkembangan bulan pertama sampai ke 2
Ada tonjolan di jantung dan bengkak dikepala, karena otak sedang
berkembang. Jantung mulai berdetak, dan dapat dilihat detakannya pada suatu
alat ultra sonic scan. Lesung pipit pada sisi kepala akan menjadi telinga. Dan
terjadi pengentalan yang nantinya akan membentuk mata. Pada bagian atas
badan akan terjadi pembengkakan yang akan membentuk tulang dan otot. Dan
bengkak kecil menunjukan lengan dan kaki mulai tumbuh.