Anda di halaman 1dari 9

Anggota Kelompok :

Windu Suciati Rahma (P07124218003)


Astri Oktaviani (P07124218004)
Richa Saktiwati Renaningrum (P07124218005)
Annisa (P07124218006)
Nurul Putri Pritadarma (P07124218007)
Shabrina Nur Islami (P07124218008)
Catherine Trivena Suitela (P07124218009)
Dela Ratna Sari (P07124218010)
Salma Salsabilla (P07124218012)

Str. Profesi Kebidanan Tingkat 2

Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan kedua sel gamet, yaitu sel telur dari pihak
perempuan dan sel sperma dari pihak laki-laki. Proses fertilisasi sering juga
disebut sebagai proses pembuahan. Hasil dari proses pembuahan di dalam
fertilisasi akan menghasilkan sebuah sel tunggal yaitu zigot. Tempat terjadinya
fertilisasi pada manusia adalah di dalam tuba fallopi tepatnya di
ampulla/infandibulum.

 fungsi fertilisasi diantaranya :

1. Mengaktivasi sel telur untuk memulai proses perkembangan


2. Menurunkan materi genetik dari jantan dan betina ke anak
3. Membuat jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid lagi
4. Menentukan jenis kelamin anak

 Tahap fertilisasi
Berikut ini adalah beberapa tahap yang diperlukan selama proses
pembuahan:

1. Proses pematangan sel gamet


Tahap utama dari fertilisasi adalah proses pematangan kedua sel
gamet, yaitu sel telur dan sel sperma.

 Proses pematangan sel telur

Sel telur yang bisa dibuahi adalah sel telur yang matang. Proses
pematangan sel telur ada di dalam ovarium. Di dalam ovarium ada
sekantung sel-sel telur yang masih muda, yaitu folikel.

Folikel yang ada di dalam ovarium akan mengalami proses pematangan


oleh sebuah hormon yaitu FSH atau Follicle Stimulating Hormone (Hormon
perangsang folikel).Hormon FSH akan merangsang folikel agar tumbuh dan
menjadi lebih besar yaitu sekitar 20 mm.

Hanya sel telur yang matang yang masih bertahan sedangkan yang lainnya
akan hancur. Setelah sel telur matang berhasil didapatkan maka folikel besar
akan merangsang hormon estrogen untuk membentuk lapisan rahim untuk
tempat tumbuhnya janin.

Lapisan rahim yang telah tumbuh ini akan ditangkap otak melalui hormon LH
(luteinizing hormone). Hormon LH inilah yang menjadi indikator untuk
mendeteksi kehamilan melalui test pack kehamilan.

 Proses pematangan sel sperma

Sel sperma juga harus melalui proses pematangan sebelum terjadinya proses
pembuahan. Proses pematangan sel sperma akan terjadi di dalam epididimis.
Selama proses pematangan, sel-sel sperma akan mendapatkan ‘modal’ untuk
bisa membuahi. Akan tetapi, hanya ada satu sperma terunggul yang berhasil
membuahi sel telur.

2. Ovulasi
Setelah kedua sel gamet sama-sama matang maka harus terjadi proses ovulasi
terlebih dahulu. Sel telur matang yang didapatkan akan dilepas dari ovarium ke
tuba fallopi sekitar 24 hingga 36 jam setelah hormon LH diproduksi. Sel telur
yang ditangkap oleh tuba fallopi akan tetap disitu hingga muncul sel sperma
dan membuahinya.

3. Ejakulasi

pembuahan terjadi secara alami yaitu dengan cara hubungan intim sehingga
terjadi ejakulasi dan jutaan sel sperma masuk ke dalam vagina. Setiap ejakulasi
bisa terdapat sekitar 120 juta sel sperma per 1 mL cairan mani.

Namun, tahap ejakulasi ini berbeda bila proses pembuahan dilakukan secara
fertilisasi in vitro (proses bayi tabung). Jutaan sel sperma akan masuk ke dalam
vagina dan terus berenang hingga mencapai tuba fallopi.

4. Kapasitasi spermatozoa

Selama proses penyelaman sperma di dalam sistem organ kewanitaan, sperma


akan mengalami kapasitasi. Kapasitasi adalah proses penyesuaian sperma di
dalam rahim dengan cara melepas selubung glikoprotein. Dengan begitu,
sperma akan tetap bertahan di dalam rahim hingga bertemu dengan sel telur.

5. Perlekatan spermatozoa 

Setelah mengalami kapasitasi, sel sperma harus bisa melekat dulu dengan
zona pelucida. Zona pelucida adalah lapisan terluar dari sel telur. Fungsi dari
perlekatan spermatozoa (sel sperma) pada zona pelucida adalah untuk
memastikan bahwa jumlah kromosom sperma sama dengan jumlah kromosom
sel telur.

Jika sel sperma yang bertemu dengan sel telur manusia berbeda spesis maka
sel sperma tersebut tidak dapat melekat apalagi membuahi. Inilah tahap
penting yang menjelaskan mengapa hanya spesis yang sama yang dapat
menghasilkan keturunan.

6. Reaksi akrosom

Sebelum spermatozoa menembus zona pelucida maka sel sperma harus


mengalami reaksi akrosom. Reaksi akrosom adalah reaksi di mana sel sperma
mengalami proses pelepasan enzim-enzim hidrolitik untuk mencerna zona
pelucida sehingga dapat ditembus.

7. Penetrasi zona pelucida

Zona pelucida yang telah diinduksi oleh reaksi akrosom dari sel sperma tertentu
akan dapat ditembus oleh sel sperma tersebut. Setelah itu, sel sperma pun
akan melewati zona pelucida.

8. Peleburan membran sel gamet

Sel sperma yang berhasil menembus zona pelucida akan masuk ke dalam
sitoplasma sel telur dengan melepaskan ekornya. Hanya kepala spermatozoa
saja yang masuk karena di dalam itu mengandung kromosom termasuk
kromosom X atau Y (penentu kelamin).

9. Perlindungan dari sperma lain

Kepala sel sperma yang akan masuk akan mengaktivasi sel telur untuk
melanjutkan pembelahan meiosis yang berguna untuk proses pembuahan.
Selain itu, aktivasi sel telur juga akan mencegah polispermia (mencegah
masuknya sel sperma yang lain).

10. Difusi sperma dan ovum


Setelah sel telur teraktivasi maka dinding terdalam sel telur akan terbentengi
dari sel sperma yang lain. Setelah itu, akan terbentuk pronukleus jantan dari
dalam kepala sel sperma dan pronukleus betina dari sel telur.

Pembentukan pronukleus jantan dan betina akan mengalami syngami atau


penyatuan keduanya. Penyatuan kedua pronukleus ini akan mengalami difusi
dan terjadilah fertilisasi atau proses pembuahan.

Hasil dari fertilisasi adalah zigot yang akan terus mengalami pembelahan
mitosis hingga menjadi sebuah embrio atau cikal bakal janin. Janin pun akan
berkembang selama kurang lebih 9 bulan di dalam rahim dan menunggu hari
kelahirannya.

B. Pembelahan / Perkembangan Awal Embrio


Setelah terbentuk zigot, maka beberapa jam kemudian terjadi pembelahan zigot
sehingga terbentuk dua blastomer. Dalam tiga hari selama perjalanan ke tuba,
akan terbentuk sekelompok blastomer yang sama besar sehingga, hasil
konsepsi berada dalam stadium morula. Setelah sampai di stadium Morula,
terjadi akumulasi cairan sehingga terjadi blastula yang akhirnya terbentuk
blastokista. Sekumpulan sel yang ada didalam blastokista disebut massa sel
dalam (Inter cell mass). Blastokista diluarnya dikelilingi oleh sel-sel yang lebih
kecil yang disebut trofoblas (Trophoblast) yang mempunyai kemampuan
menerobos kedalam endometrium.

Implantasi / Nidasi
Kontak antara zigot stadium Blastokista dengan dinding rahim akan
menimbulkan berbagai reasi seluler sehingga sel trofoblas tersebut dapat
menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus.
Tahap ini disebut sebagai implantasi / nidasi yang terjadi kurang lebih enam
hari setelah konsepsi. Apabila sudah terjadi implantasi / nidasi maka baru
dikatakan terjadi kehamilan (Gravid). Pada hari ke empat, inti blastokista telah
sampai pada permukaan stoma endometrium. Pada hari ke enam, blastokista
mulai masuk kedalam stoma endometrium dan pada hari ke sepuluh,
blastokista telah terbenam seluruhnya ke dalam stroma endometrium, sehingga
tahap implantasi / nidasi berakhir. Selaput janin terdiri atas korion, amnion,
kantung kuning telur, alantois. Bagian korion fili tetap berkembang yang kelak
akan menjadi plasenta. Plasenta, selain terdiri dari komponen janin juga tyerdiri
dari komponen maternal yang disebut desidua (desidua basalis).

Desidua dibagi menjadi dua daerah, yaitu:


1. desidua basalis, terletak diantara hasil konsepsi dengan dinding uterus
2. desidua capsularis, terletak diantara hasil konsepsi dengan cavum uteri
3. desidua parietalis/Vera, terletak meliputi/mengelilingi dinding uterus yang
lain.
D. Plasentasi
Pada ± minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi oleh vili korialis.
Setelah kantung membesar, vili diseberang janin (daerah desidua capsularis)
terjepit, mengalami degenerasi, sehingga menjadi halus (korion halus). Vili di
desidua basalis berkembang dengan cepat membentuk plasenta (Plasenta
Pars Fetalis).

Fungsi plasenta:
1. nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
2. ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.
3. respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin
4. alat pembentuk hormone (Endokrin)
5. alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.

Plasenta dihubungkan dengan umbilikulus janin melalui tali pusar (Umbilical


Cord) yang mengandung dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis.
Mesoblast antara ruang amnion danm embrio menjadi padat disebut body stalk,
menghubungkan embrio dengan dinding trofoblast yang kelak menjadi tali
pusat.

E. Cairan Amnion
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Didalam
ruang ini terdapat cairan amnion (Liquor Amnii). Volume cairan amnion (air
ketuban) pada kehamilan berkisar antara 1000 – 1500 ml. Cairan amnion
berasal dari sekresi oleh dindinmg selaput amnion/plasenta, kemudian setelah
system urinorius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi, juga dikeluarkan
kedalam rongga amnion.
Tumbuh Kembang Fetus
F.1. perkembangan bulan pertama sampai ke 2
Ada tonjolan di jantung dan bengkak dikepala, karena otak sedang
berkembang. Jantung mulai berdetak, dan dapat dilihat detakannya pada suatu
alat ultra sonic scan. Lesung pipit pada sisi kepala akan menjadi telinga. Dan
terjadi pengentalan yang nantinya akan membentuk mata. Pada bagian atas
badan akan terjadi pembengkakan yang akan membentuk tulang dan otot. Dan
bengkak kecil menunjukan lengan dan kaki mulai tumbuh.

F.2. Perkembangan Embrio Bulan Ke 3


Pada tahap ini, bagian muka pelan-pelan mulai terbentuk. Mata terlihat lebih
jelas dan mempunyai beberapa warna. Juga telah terbentuk mulut dengan
lidah. Pada tahap ini calon tangan dan kaki mulai terlihat menonjol pada sisi
lateral corpus dan distal. Selanjutnya akan terlihat garis-garis bakal
terbentuknya jari-jari tangan dan kaki. Juga mulai terbentuk organ-organ dalam
utama seperti jantung, otak, paru-paru, hati, ginjal, usus.

F.3. Perkembangan Embrio Pada Bulan Ke 4


Dua belas minggu setelah proses pembuahan, janin telah terbentuk
sepenuhnya. Semua organ badannya, otot, lengan dan tulang telah lengkap.
Janin mengalami pertumbuhan yang lebih matang. Saat minggu ke 14, denyut
jantung berdetak lebih kencang dan dapat etrdengar menggunakan alat
ultrasonic detector. Denyut jantung berdetak sangat cepat sekitar dua kali lebih
cepat dari denyut jantung orang dewasa.

F.4. Perkembangan bulan ke 5-6


Pada masa ini janin tumbuh dengan cepat. Bagian tubuh tumbuh lebih besar
sehingga badan dan kepala lebih proporsional. Garis-garis pada kulit jari kini
telah terbentuk, sehingga janin memiliki sidik jari sendiri. Pada minggu ke 21
hingga minggu ke 25, anda akan merasakan gerakan janin untuk pertama kali.
Pada mulanya akan terasa suatu denyutan atau sedikit peregerakan, dan
mungkin terasa seperti gangguan pencernaan. Selanjutnya, anda akan
merasakan janin anda menendang.
F.5. Perkembangan bulan ke 7-8
Janin kini bergerak dengan penuh semangat dan bereaksi terhadap sentuhan
dan bersuara. Janin juga mempunyai kebiasaan untuk bangun dan tidur.
Kebiasaan ini sering berbeda dengan kebiasaan anda. Ketika anda istirahat
pada malam hari, janin mulai bangun dan menendang. Pada minggu ke 29,
kelopak mata janin terbuka untuk yang pertama kali. Pada minggu ke 30,
panjang janin normal Indonesia sekitar 33 cm.

F.6. Perkembangan bulan ke 9 sampai lahir


Pada minggu ke 35 terjadi proses penyempurnaan kulit, yang sebelumnya
berkerut, pada tahap ini lebih lembut dan halus. Pada minggu ke 38, janin pada
umumnya terbaring turun, siap untuk proses kelahiran. Kadang-kadang
sebelum kelahiran, kepala berpindah masuk ke panggul dan disebut “masuk
pintu atas panggul”, namun, terkadang kepala janin belum masuk pintu atas
panggul sampai kelahiran dimulai.

Anda mungkin juga menyukai