Anda di halaman 1dari 4

FERTILISASI

A. Pengertian
Fertilisasi adalah proses penyatuan kedua sel gamet, yaitu sel telur dari pihak
perempuan dan sel sperma dari pihak laki-laki. Proses fertilisasi sering juga disebut
sebagai proses pembuahan. Hasil dari proses pembuahan di dalam fertilisasi akan
menghasilkan sebuah sel tunggal yaitu zigot. Tempat terjadinya fertilisasi pada manusia
adalah di dalam tuba fallopi wanita atau oviduct.
Pada manusia, fertilisasi yang terjadi merupakan fertilisasi internal. Fertilisasi
internal adalah proses pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina. Memang,
fertilisasi pada manusia akan menghasilkan jumlah individu yang lebih sedikit tetapi
lebih aman.

B. Fungsi fertilisasi

Fertilisasi yang terjadi bukanlah tanpa fungsi. Pada semua mahluk hidup termasuk manusia,
fertilisasi memiliki beberapa fungsi. Tak pelak, fungsi utama fertilisasi adalah menghasilkan
keturunan.

Masih ada beberapa fungsi fertilisasi lainnya, :


1. Mengaktivasi sel telur untuk memulai proses perkembangan
2. Menurunkan materi genetik dari jantan dan betina ke anak
3. Membuat jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid lagi
4. Menentukan jenis kelamin anak

C. Proses Fertilisasi (Pembuahan)

Proses fertilisasi (pembuahan) yakni sebuah proses dimana sperma akan membuahi sel telur.
Satu kali ejakulasi sperma dikeluarkan 300 juta – 400 juta sel sperma. Yang kemudian akan
masuk membuai sel telur. Tetapi tidak semua bertahan hidup sampai ke sel telur. Dan yang
berhasil membuahi hanya satu sperma pada sel telur. Berikut ini merupakan tahapan proses
fertilisasi :

1. Ovulasi

Sebelum terjadi pembuahan, sel telur harus terjadi ovulasi telebih dahulu. Ovulasi sendiri
merupakan keluarnya sel telur dari ovarium / indung telur setiap bulannya. Didalam ovarium
banyak sel telur namun hanya satu yang keluar pada setiap bulannya. Sebuah kantung
(folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang. Proses pematangan ini terutama
dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating hormone).

2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi

Selanjutnya apabila telah keluar dari ovarium, sel telur akan berpindah ke saluran tuba falopi
(saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim). Umur sel telur di dalam tuba falopi
hanya 24 jam, sehingga jika tidak ada sperma yang membuahinya, maka ia akan mati dan
kehamilan tidak bisa terjadi.

3. Meningkatnya Hormon

Apabila sel telur elah tberpindah ke saluran tuba falopi maka dinding Rahim akan bersiap-
siap menebalkan dindingnya. Kemudian akan terjadi peningkatan hormon setelah sel telur
meninggakan folikel. Folikel dalam ovarium akan berkembang menjadi korpus luteum.
Korpus luteum ini kemudian akan menghasilkan hormon progesteron yang berperan sebagai
menebalkan lapisan dinding Rahim.

4. Jika Sel Telur Tidak Dibuahi


Apabila sel telur tidak di buahi maka sel telur akan berpindah ke Rahim dan hancur atau yang
sering di sebut menstruasi pada wanita setiap bulannya. Menstruasi berbeda-beda pada
wanita, ada yang 28 hari namun juga ada yang kurang dan lebih. korpus luteum mengecil dan
kadar hormon dalam tubuh kembali normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang
menebal tadi akan mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah darah haid.

5. Jika Sel Telur Dibuahi

Apabila sel telur dibuahi terjadi pembuahan yaitu pertemuan sperma dengan sel telur. Maka
sperma akan menembus kedalam sel telur. Apabila sel telur sudah di buahi maka sperma akan
gugur dan tidak dapat masuk kedalam sel telur.

6. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim

Perhatikan gambar berikut ini:

Proses awalnya terjadi pada ovarium yang memproduksi sel telur mengelurarkan sel setiap
bulannya. Pehatikan gambar di atas mengai proses demi proses berjalannya sel telur hingga
menuju Rahim. Sel telur yang telah dibuahi biasanya masih menetap di saluran tuba falopi
selama 3-4 hari.

Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri dengan cepat
sehingga menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring berpindahnya sel
telur dari saluran tuba falopi ke rahim. Setelah itu, barulah sel telur mulai berimplantasi atau
menanamkan diri ke dinding rahim.
Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua wanita mengalaminya.
Beberapa mendapati munculnya bercak darah di celana dalam selama 1-2 hari. Pada saat ini,
lapisan dinding rahim terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal. Penutup ini akan
tetap melindungi serviks hingga proses persalinan nanti.

Dalam waktu 3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang menjadi
gumpalan, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.

7. Munculnya hormon kehamilan

Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG). Keberadaan
hormon inilah yang dideteksi oleh alat tes kehamilan. Umumnya, butuh waktu 3-4 minggu
dari hari pertama haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk terbaca oleh test pack.

Karenanya, banyak pihak menyarankan tes kehamilan dilakukan setelah telat haid saja. Bila
hasil tesnya negatif, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa pasti tidak ada kehamilan.
Sebaliknya, tunggulah seminggu lagi untuk melakukan tes ulang.

https://rumus.co.id/fertilisasi/ diakses pada tanggal 13 September 2019 pukul 10.00 Wib

Anda mungkin juga menyukai