Anda di halaman 1dari 14

Tugas Individu

MAKALAH

MONS PUBIS

DISUSUN OLEH :

ANDI NOVIANTI NIM : BT 13 02 KELAS I B

AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA WATAMPONE 2013

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan YME, atas berkat dan rahmat-NYA makalah ini dapat di buat dan disampaikan tepat pada waktunya. Adapun penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas anatomi fisiologi reproduksi wanita. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Kami juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber literatur atau sumber informasi pengetahuan bagi pembaca. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan ini lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Watampone, 19 September 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR .........................................................................................i DAFTAR ISI......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................ ..1 B. Rumusan Masalah .............................................................................2 C. Tujuan ................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian...........................................................................................3 B. Fungsi..................................................................................................3 C. KLasifikasi............................................................................................4 D. Contoh Penyakit Mons Pubis dan Penangannya................................6

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................10 B. Saran.................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam anatomi manusia , dan pada mamalia secara umum, mons pubis (Latin untuk "kemaluan"), juga dikenal hanya sebagai mons, serta dikenal sebagai mons Venus, atau mons veneris (Latin untuk "gundukan Venus ") khusus pada wanita ,
[1] [2]

adalah jaringan adiposa tergeletak di

atas tulang kemaluan , anterior simfisis pubis . Ukuran dari bervariasi mons pubis dengan tingkat hormon dan lemak tubuh, dan lebih jelas pada wanita. Setelah pubertas , umumnya menjadi ditutupi dengan rambut kemaluan dan diperbesar. Pada wanita manusia, mons pubis membentuk bagian anterior dari vulva . Ini terbagi menjadi labia majora (harfiah "bibir lebih") di kedua sisi galur, yang dikenal sebagai pudenda celah , yang mengelilingi labia minora , clitoris , lubang vagina , dan struktur lain dari ruang depan vulva . Jaringan lemak mons pubis yang sensitif terhadap estrogen, menyebabkan gundukan yang berbeda untuk membentuk dengan masa pubertas. Hal ini mendorong bagian depan dari labia majora keluar dan jauh dari tulang kemaluan

B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud mons pubis? 2. Apa fungsi dari mons pubis? 3. Bagaimanakah Klasifikasi Mons Pubis? 4. Sebutkan contoh penyakit yang sering terjadi pada mons pubis!

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui yang dimaksud mons pubis 2. Untuk mengetahui fungsi dari mons pubis 3. Untuk mengetahui Klasifikasi Mons Pubis 4. Untuk mengetahui contoh penyakit yang sering terjadi pada mons pubis

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian

Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simpisis pubis. Mons banyak mangandung banyak kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar satu sampai dua bulan sebelum wanita haid. (Rodriguez et al, 2006).

B. Fungsi Fungsi Mons pubis adalah sebagai pelindung terhadap benturanbenturan dari luar dan dapat menghindari infeksi dari luar. Setelah pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut.

C. KLasifikasi Pada manusia, mons pubis terbagi menjadi labia majora (harfiah "bibir lebih besar") di kedua sisi alur, yang dikenal sebagai pudenda sumbing , yang mengelilingi labia minor , klitoris , lubang vagina , dan struktur lain dari ruang depan vulva . Jaringan lemak dari mons pubis sensitif terhadap estrogen, menyebabkan gundukan yang berbeda untuk membentuk dengan masa pubertas. Hal ini mendorong bagian depan dari labia majora keluar dan jauh dari tulang kemaluan. 1. Labia Minora (Bibir Vagina) Labia minora merupakan suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia mayora. Kedua lipatan kiri dan kanan bertemu di atas preputium klitoridis dan di bawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orificium vagina bersatu disebut fouchet. Labia minora banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf. Labia minora adalah bibir vagina bagian dalam, terletak di belakang labia mayora. Labia minora memiliki banyak pembuluh darah sehingga berwarna kemerah-merahan. Ukurannya terkadang lebih besar dan panjang daripada labia mayora sehingga labia minora mengembang keluar, hampir menutupi labia mayora. Wanita dari ras yang bukan kulit putih (non-kaukausian) biasanya memiliki labia yang berukuran besar. Wanita dari satu kelompok ras asli
i

dari Afrika Selatan biasanya memiliki labia minora yang panjangnya empat inci melewati labia mayora. Kebanyakan labia yang besar timbul karena masalah genetik, bukan karena masalah lingkungan.

Ukuran dari Labia Minora Berdasarkan pengujian pada 2.981 wanita : Panjang - Jumlah - Wanita - Persentase 0-2cm - (0-3/4in) - 2,613 - 87.7% 2cm - (3/4in) - 146 - 4.9% 3cm - (1 1/4in) - 170 - 5.7% 4-5cm - (1 1/2-2in) - 32 - 1.1% 5-6cm - (2-2 1/3in) - 20 - 0.7%

2. Labia Mayora Labia mayora terdiri dari bagian kanan dan kiri. Berbentuk 2 buah lipatan kulit memanjang dari mons pubis kearah perineum. Labia mayora ini secara morfologis (strukturnya) identik dengan skrotum pada laki-laki.

D. Contoh Penyakit Mons Pubis dan Penangannya

Tinea korporis adalah penyakit karena infeksi jamur dermatofita pada kulit halus (glabrous skin) seperti di daerah muka, leher, badan, lengan, dan vagina. Faktor yang berpengaruh disini adalah keadaan lembab oleh karena keringat dan obesititas Penyebab tersering Tinea Korporis adalah Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. Pasien mengeluh gatal yang kadangkadang meningkat waktu berkeringat.

Pengobatan Tinea korporis : 1. Pengobatan topikal a. Kombinasi asam salisilat (3-6%) dan asam benzoat (6-12%) dalam bentuk salep ( Salep Whitfield). b. Kombinasi asam salisilat dan sulfur presipitatum dalam bentuk salep (salep 2-4, salep 3-10) c. Derivat azol : mikonazol 2%, klotrimasol 1%, ketokonazol 1% dll. 2. Pengobatan sistemik a. Griseofulvin 500 mg sehari untuk dewasa, sedangkan anak-anak 10-25 mg/kgBB sehari. b. Lama pemberian griseofulvin pada tinea korporis adalah 3-4 minggu, diberikan bila lesi luas atau bila dengan pengobatan topikal tidak ada perbaikan. c. Ketokonazol 200 mg per hari selama 10 hari 2 minggu pada pagi hari setelah makan d. Antibiotika diberikan bila terdapat infeksi sekunder. e. Pada kasus yang resisten terhadap griseofulvin dapat diberikan deriivat azol seperti itrakonazol, flukonazol dll. Faktor-faktor yang perlu dihindari atau dihilangkan untuk mencegah terjadi tinea korporis antara lain :

a. Mengurangi kelembaban dari tubuh pasien dengan menghindari pakaian yang panas (karet, nylon), memperbaiki ventilasi rumah dan menghindari berkeringat yang berlebihan. b. Menghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda, sapi, kucing, anjing, atau kontak pasien lain. c. Menghilangkan fokal infeksi ditempat lain misalnya di kuku atau di kaki. d. Meningkatkan hygiene dan memperbaiki makanan. e. Faktor-faktor predisposisi lain seperti diabetes mellitus, kelaian endokrin yang lain, leukemia, harus dikontrol. Beberapa faktor yang memudahkan timbulnya residif pada tinea kruris harus dihindari atau dihilangkan antara lain :6 a. Temperatur lingkungan yang tinggi, keringat berlebihan, pakaian dari karet atau nilon. b. Pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air misalnya berenang c. Kegemukan , selain faktor kelembaban, gesekan kronis dan keringat berlebihan disertai higiene yang kurang, memudahkan timbulnya infeksi jamur. Prognosis pada umumnya baik.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simpisis pubis. 2. Fungsi Mons pubis adalah sebagai pelindung terhadap benturanbenturan dari luar dan dapat menghindari infeksi dari luar. Setelah pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut 3. Pada manusia, mons pubis terbagi menjadi labia majora (harfiah "bibir lebih besar") di kedua sisi alur, yang dikenal sebagai pudenda sumbing , yang mengelilingi labia minor , klitoris , lubang vagina , dan struktur lain dari ruang depan vulva 4. Salah satu contoh penyakit yang sering menyerang daerah mons pubis adalah Tinea korporis yaitu penyakit karena infeksi jamur dermatofita. Meningkatkan hygiene dan memperbaiki makanan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut.

B. Saran Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi, Rosana & dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara. 2. Muchtar,rustman.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC 3. Prawihardjo ,Sarwono(2010).Ilmu kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. 4. Syaifuddin,. Anatomi Fisiologi Untuk siswa perawat edisi 2 5. New Oxford Dictionary Amerika. Oxford University Press. 2011. 6. http://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.or g/wiki/Mons_pubis

Anda mungkin juga menyukai