Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MATA KULIAH BIOMEDIK II

PARASITOLOGI DAN PROTOZOLOGI

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Masrizal Dt. Mangguang, S.K.M, M. Biomed

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

Ayu Salsabila 2011212003


Aliyah Fadhilah Putri 2011212057
Diva Khusnul Chotimah 2011212045
Dwina Aulia Putri 2011212019
Hana Salsabila Putri 2011211053
Machranda 2011211001
Mega Rindu Maritho 2011216007
Widelina Yulianty Devita 2011213007

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi
kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul Parasitologi dan Protozologi dengan tepat
waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr, Masrizal Dt Mangguang, S.K.M,
M. Biomed selaku dosen pengampu mata kuliah Biomedik II yang telah memberikan tugas kepada
kami sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait Sistem Limfatik dan Pertahanan
Tubuh.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui beberapa kendala akan tetapi, kendala tersebut
dapat diatasi dengan kerja sama kelompok yang baik. Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah
sempurna. Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk kritik dan saran demi penyempurnaan
makalah ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami berharap makalah ini ada manfaatnya.
Aamiin.

Padang, 31 Januari 2021

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................. 6

2.1 Konsep Dasar Parasit, Parasitologi dan Host Klasifikasi ....................................................... 6

2.2 Pengantar Protozoologi ....................................................................................................... 9

2.3 Konsep Dasar Protozoologi ............................................................................................... 12

2.4 Infeksi Flagellata, Ciliate, Sporozoa .................................................................................. 14

2.5 Hubungan Parasit dan Host ............................................................................................... 21

BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 24

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 24

3.2 Saran ................................................................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 25

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Parasitologi ialah ilmu yang mempelajari tentang jasad hidup untuk sementara atau
menetap pada/ di dalam jasad hidup lain dengan maksud mengambil sebagian atau seluruh
makanan dari jasad tersebut. (parasitos= jasad yang mengambil makanan; logos= ilmu)
Penyakit parasit baik yang disebabkan oleh cacing, protozoa, maupun serangga parasitik
pada manusia banyak terdapat di negara berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang menunjang untuk hidup dan berkembangnya parasit,
antara lain kondisi alam dan lingkungan, iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan
langsung dengan masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan sosial
ekonomi seperti keadaan sanitasi lingkungan yang buruk, kepadatan penduduk, dan perilaku
higiene perorangan yang kurang baik.
Penyakit parasit baik yang disebabkan oleh cacing, protozoa, maupun serangga parasitik
pada manusia banyak terdapat di negara berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang menunjang untuk hidup dan berkembangnya parasit,
antara lain kondisi alam dan lingkungan, iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan
langsung dengan masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan sosial
ekonomi seperti keadaan sanitasi lingkungan yang buruk, kepadatan penduduk, dan perilaku
higiene perorangan yang kurang baik.
Protozoa adalah jasad renik hewani yang terdiri satu sel, hidup sendiri sendiri atau
berkelompok membentuk koloni (protos=pertama, zoon=hewani). Protozoa banyak terdapat di
alam antara lain di dalam air lau, air tawar, tanah dan di dalam tubuh organisme lain. Pada
umumnya berukuran mikroskopis meskipun hanya terdiri dari satu sel dengan satu atau
lebih inti, terapi memiliki susunan, fisiologi dan tingkah laku yang sangat
kompleks. Berhubung dengan kompleksitasnya, kadang -kadang disebut “aseluler”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Konsep Dasar dari Parasit, Host dan Klasifikasinya?
2. Apakah itu Protozoologi, Infeksi dan Amoeba?
3. Apakah itu Infeksi, Flagellata, Ciliate, dan Protozoa?

4
4. Bagaimanakah Hubungan Antara Parasit dan Host?
5. Bagaimanakah Konsep Dasar dari Protozoologi?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar dari Parasit, Host dan Klasifikasinya.
2. Untuk Mengetahui Tentang Protozoologi, Infeksi dan Amoeba.
3. Untuk Mengetahui Tentang Infeksi, Flagellata, Ciliate dan Protozoa.
4. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Parasit dan Host.
5. Untuk Mengetahui Konsep Dasar dari Protozoologi.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Parasit, Parasitologi dan Host Klasifikasi


2.1.1 Konsep Dasar Parasit
Kata “parasit” berasal dari bahasa Yunani yaitu para yang bermakna di samping dan sitos
yang berarti makanan. Berdasarkan makna tersebut, maka parasit adalah organisme yang
kebutuhan makannya baik dalam seluruh daur hidupnya atau sebagian dari daur hidupnya
bergantung pada organisme lain. organisme yang memberikan makanan dan parasit disebut
sebagai inang.
Jenis dan Klasifikasi parasit:
1. Berdasarkan sifat parasit
 Parasit fakultatif, yaitu organisme yang sifat hidup keparasitannya itu tidak
mutlak. Sebagai contoh lalat-lalat seperti Sarcophaga, chrysomyia, Caelophora,
dan lainnya yang termasuk keluarga Calliphorinae
 Parasit Obligat, yaitu semua organisme yang untuk kelangsungan hidup dan
eksistensinya mutlak memerlukan hospes. Semua organisme yang patogen
merupakan parasit obligat.
 Parasit insidentil atau sporadis, yaitu parasit yang karena suatu sebab ia berada
pada hospes yang tidak sewajarnya. Contoh parasit insidentil: Dipylidium
caninum. Parasit ini adalah cacing pita pada anjing, tetapi karena suatu
kecelakaan atau sebab tertentu, ia menjadi terdapat pada tubuh manusia.
 Parasit eratika, yaitu parasit yang terdapat pada hospes yang wajar, tetapi
lokasinya pada daerah yang tidak sewajarnya. Contoh parasit eratika: Ascaris
Lurn bricoides
2. Berdasarkan waktu atau derajat keparasitannya
 Parasit temporer atau parasit non periodik, yaitu organisme yang sebagian waktu
hidupnya harus hidup sebagai parasit sedang sisa hidupnya sebagai organisme
hidup bebas. Contohnya Nyamuk Anopheles
 Parasit stasioner, yaitu parasit yang selama satu stadium perkembangannya atau
selama hidupnya selalu kontak dengan hospesnya

6
3. Berdasarkan jumlah hospesnya
 Parasit holoksenosa atau parasit monoksenosa, yaitu parasit yang dalam siklus
hidupnya hanya membutuhkan satu organisme lain sebagai hospes. Contohnya
parasit Eimeria tenella
 Parasit heteroksenosa, yaitu parasit yang dalam siklus hidupnya membutuhkan
lebih dan satu organisme lain sebagai hospesnya. Contohnya parasit Babesia
motasi
4. Berdasarkan lokasi atau predileksinya
 Ektoparasit atau ektozoa, yaitu parasit yang hidup berparasitnya pada permukaan
tubuh hospes atau di dalam liang-liang pada kulit yang masih mempunyai
hubungan bebas dengan dunia luar.
 Endoparasit atau entoparasit atau entozoon, yaitu parasit yang berlokasi di dalam
jaringan tubuh hospesnya kecuali yang hidup di permukaan tubuh dan di dalam
liang-liang kulit. Contoh endoparasit: Di dalam saluran pencernaan
5. Berdasarkan pengaruhnya terhadap hospes
 Parasit patogen, yaitu parasit yang berefek patogen terhadap hospesnya. Contoh:
Plasmodium falciparum, Theileria parva, Trypanosoma evans, Babesia bigemina,
dan Leishmania donovani
 Parasit kurang patogen. Parasit Fasciola hepatica kurang patogen pada domba
sedangkan Fasciola giganlica kurang patogen bagi sapi. Haemonchus contortus
dan cacing kait Bunostomum termasuk dapat digolongkan parasit kurang patogen
 Parasit yang tidak patogen. Contohnya adalah Ascaris jumbricoides pada babi dan
manusia.
6. Berdasarkan klasifikasi hewan
 Uniseluler parasit
Kebanyakan hewan bersel satu sebagian besar hidupnya sebagai parasit seperti
misalnya, hewan yang termasuk filum Sarcomastigophora, Apicomplexa,
Microspora, Myxospora, dan ciliophora. Contoh parasit Sarcomastigophora
adalah Trypanosoma, Trichomonas, Histomonas, dan Giardia
 Multiseluler parasit

7
Hewan multiseluler yang hidupnya sebagai parasit kebanyakan hewan
invertebrata yang termasuk filum Nematheminthes, Plathyhelminthes, Crustacea,
dan Arthropoda
2.1.2 Parasitologi
Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua
organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas
mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa,
helminthes, arthropoda, dan insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun anthroponosis.
Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing
parasit, serta patologi dan epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya.
Tujuan pengajaran parasitologi diantaranya adalah untuk mengajarkan tentang
siklus hidup parasit serta aspek epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Selanjutnya
ditunjang oleh pengetahuan epidemiologi penyakit, kita akan dapat menentukan cara
pencegahan dan pengendaliannya. Berikut beberapa istilah dalam parasitologi:
 Organisme (manusia atau hewan) yang ditempati oleh organisme lain (parasit)
dimana organisme tersebut merugikan hospes (inang) yang ditumpanginya karena
mengambil makanan disebut hospes.
 Hospes, yaitu organisme tempat hidup parasit yang dirugikan itu dapat
digolongkan menjadi 4 macam yaitu hospes definitif, hospes perantara, hospes
predileksi, dan hospes reservoir.
 Carrier, yaitu hospes yang mengandung parasit tetapi tidak menunjukkan gejala-
gejala sakit, tetapi merupakan sumber penular penyakit
 Ektoparasit, yaitu parasit yang hidup pada permukaan hospes
 Endoparasit, yaitu parasit yang hidup di dalam tubuh hospes
 Ekologi, yaitu hubungan antar berbagai bentuk kehidupan serta hubungan timbal
balik dengan lingkungannya
 Habitat, yaitu tempat tinggal alami suatu spesies parasit
 Infeksi, yaitu masuknya parasit kedalam tubuh hospes, hidup dan berkembang
biak dengan menimbulkan gejala atau dapat juga tanpa gejala sakit
 Patogen, yaitu parasit yang mampu merusak jaringan hospes

8
 Vektor, yaitu benda/alat atau organisme hidup yang bertindak sebagai vektor dan
berperan pada daur hidup parasit.
2.1.3 Host Klasifikasi
Host atau hospes adalah organisme tempat hidup parasit yang dirugikan. Hospes
dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu:
a. Hospes definitif, yaitu hospes yang membantu hidup parasit dalam
stadium dewasa/stadium seksual
Contohnya: Manusia sebagai hospes definitif dari cacing gelang (Ascaris
lumbricoides)
b. Hospes perantara, yaitu menunjukkan suatu pada hospes, tumbuh menjadi
infektif dan berkembangbiak secara aseksual
Contohnya: Manusia sebagai hospes perantara dari parasit malaria,karena
stadium sexual berada dalam tubuh nyamuk Anopheles
c. Hospes reservoar, yaitu hewan yang mengandung parasit dan merupakan
sumber infeksi pada manusia
Contohnya: Hewan yang bertindak sebagai hospes definitif bagi parasit
yang hidup pada manusia
d. Hospes paratenik, yaitu hewan yang parasit stadium infektif, tanpa
menjadi dewasa dan stadium infektif ini dapat ditularkan dan menjadi
dewasa pada hospes definitif.
2.2 Pengantar Protozoologi
Protozoa adalah organisme bersel satu yang hidup sendiri atau dalam bentuk koloni.
Protozoa berasal dari kata proto yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Protozoa
mempunyai nukleus atau inti yang berisi kromosom dan terletak di dalam sitoplasma
(protoplasma). Pada beberapa protozoa, di dalam nukleus ini terdapat satu atau beberapa granula
yang disebut anak inti atau kariosom. Jumlah inti dapat satu atau lebih.
Bagian dalam sitoplasma disebut dengan endoplasma. Di dalamnya terdapat inti yang
mengatur gizi sel dan reproduksi. Selain itu, terdapat pula vakuola makanan, cadangan makanan,
benda asing, vakuola kontraktil, dan benda kromatoid.

9
Bagian luar sitoplasma yang membungkus endoplasma disebut ektoplasma. Ektoplasma
tampak jernih dan homogen berfungsi sebagai alat pergerakan, mengambil makanan, ekskresi,
respirasi, dan pertahanan diri.
Parasit dapat berubah dari stadium aktif (trofozoit) ke stadium tidak aktif (kista) yang
kehilangan daya motilitas dan membungkus dirinya sendiri dalam dinding kuat. Pada stadium
kista parasit protozoa kehilangan kekuatannya untuk tumbuh dan berkembang biak. Kista
merupakan stadium bertahan dan merupakan stadium infektif bagi host manusia.
2.2.1 Infeksi Amoeba (Amoebiasis)
Amoeba termasuk dalam kelas Rhizopoda filum Protozoa. Manusia merupakan host dari
enam spesies amoeba yang hidup di dalam rongga usus besar, yaitu Entamoeba histolytica,
Entamoeba coli, Entamoeba hartmanni, Jodamoeba butschlii, Dientamoeba fragilis, Endolimax
nana, dan satu spesies amoeba yang hidup di dalam mulut, yaitu Entamoeba gingivalis. Semua
amoeba tersebut tidak patogen, hidup sebagai komensal pada manusia, kecuali Entamoeba
histolytica.
1. Entamoeba histolytica
Manusia merupakan host dari parasit ini. Penyakit yang disebabkan oleh Entamoeba
histolytica disebut dengan amubiasis usus (amubiasis intestinalis), yang sering disebut
disentri amuba. Amubiasis terdapat di seluruh dunia (kosmopolit) terutama di daerah
tropis dan daerah beriklim sedang.
2. Morfologi
Bentuk histolitika bersifat patogen dan mempunyai ukuran 20-40 mikron. Bentuk ini
berkembang biak secara binerdi jaringan dan dapat merusak jaringan tersebut, sesuai
dengan nama spesiesnya Entamoeba histolytica (histo=jaringan, lysis=hancur). Bentuk
minuta adalah bentuk pokok (esensial), tanpa bentuk minuta daur hidup tidak dapat
berlangsung, besarnya 10-20 mikron. Bentuk kista dibentuk di rongga usus besar,
besarnya 10-20 mikron, berbentuk bulat atau lonjong, mempunyai dinding kista dan ada
inti entamoeba. Bentuk kista matang ini tidak patogen, tetapi dapat merupakan bentuk
infektif.
3. Siklus hidup
Entamoeba histolytica mempunyai 3 stadium, yaitu: 1) stadium tropozoit, 2) stadium
minuta, dan 3) stadium kista. Stadium histolitika dan bentuk minuta adalah bentuk

10
trofozoit. Kista matang yang tertelan manusia, organisme di dalamnya akan aktif,
berkembang menjadi 4 stadium tropozoit metakistik. Stadium ini kemudian berkembang
menjadi tropozoit di usus besar. Di rongga usus halus dinding kista dihancurkan, terjadi
eksistasi dan keluarlah bentuk-bentuk minuta yang masuk ke rongga usus besar. Bentuk
minuta dapat berubah menjadi stadium tropozoit yang patogen. Dengan peristaltis usus,
bentuk ini dikeluarkan bersama isi ulkus rongga usus kemudian menyerang lagi mukosa
usus yang sehat atau dikeluarkan bersama tinja.
4. Patogenesis
Stadium tropozoit memasuki mukosa usus besar yang utuh (invasif) dan mengeluarkan
enzim hemolisin yang dapat menghancurkan jaringan (lisis). Kemudian memasuki
submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosa, bersarang di submukosa dan
membuat kerusakan yang lebih luas. Dengan aliran darah, stadium tropozoit dapat
tersebar ke hati, paru, dan otak. Stadium tropozoit ditemukan dalam jumlah besar di
dasar dan dinding ulkus. Dengan peristaltik usus, stadium tropozoit ini dikeluarkan
bersama isi ulkus ke rongga usus kemudian menyerang lagi mukosa usus yang sehat atau
dikeluarkan bersama tinja. Tinja ini disebut tinja disentri yaitu tinja yang bercampur
lendir dan darah.
5. Gejala penyakit
Disentri amoeba merupakan bentuk dari amoebiasis. Gejalanya meliputi : buang air
besar berisi darah atau lendir, sakit perut, hilangnya selera makan, turun berat badan,
demam, dan rasa dingin. Tanda klinis amoebiasis kolon akut bila terdapat sindrom
disentri disertai sakit perut (mules). Gejala diare biasanya berlangsung tidak lebih dari
10 kali sehari. Pada disentri basilaris, diare dapat terjadi lebih dari 10 kali sehari
(sindrom disentri). Sedangkan, pada amoebiasis kolon menahun biasanya terdapat gejala
diare ringan diselingi dengan obstipasi. Dapat juga terjadi suatu eksaserbasi akut
penyebaran ke luar usus (ekstra intestinal), terutama ke hati. Pada amoebiasis hati
biasanya didapatkan gejala berat badan menurun, badan terasa lemah, demam, tidak
nafsu makan disertai pembesaran hati yang disertai nyeri tekan.

11
2.3 Konsep Dasar Protozoologi
2.3.1 Pengertian Protozoologi
Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu yang hidup
sebagai parasit pada manusia. Sedangkan protozoa adalah hewan bersel satu yang dapat
hidup secara mandiri atau berkelompok.Nama protozoa berasal dari bahasa Latin, terdiri atas
dua suku kata, yaitu “protos” yang berarti pertama dan “zoion” yang berarti hewan. Jadi,
protozoa adalah hewan pertama bersel tunggal yang hidup sendiri-sendiri atau berkelompok
membentuk koloni.
2.3.2 Morfologi Protozoologi
Ukuran dan bentuk protozoa sangat beragam, Beberapa berbentuk lonjong atau
membola, ada yang memanjang, ada pula yang polimorfik (mempunyai berbagai bentuk
morfologi pada tingkat-tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya). Beberapa protozoa
berdiameter sekecil 1 um; yang lain 600 um atau lebih.
Struktur dari sel protozoa terdiri dari dua bagian:
1. Sitoplasma
Sitoplasma terdiri atas dua bagian yang disebut ektoplasma dan endoplasma.
Ektoplasma bertugas dalam menyelenggarakan pergerakan, pengolahan makanan,
pembuangan sisa metabolisme, pernapasan dan pertahanan diri. Sedangkan
endoplasma yang masuk bergranula berfungsi dalam pengaturan makanan.
2. Nukleus
Nukleus atau inti adalah bagian terpenting yang diperlukan untuk mempertahankan
hidup dan untuk reproduksi serta untuk mengatur metabolisme. Nukleus terdiri dari
membran inti (selaput inti) yang meliputi serabut inti (retikulum) halus yang berisi
cairan dan kariosom.
2.3.3 Reproduksi Protozoologi
Reproduksi secara aseksual (vegetatif) pada kebanyakan Protozoa adalah dengan
membelah diri. Namun ada jenis Protozoa tertentu yang bereproduksi secara seksual
(generatif) dengan konjugasi, yaitu perpaduan antara dua individu yang belum dapat
dibedakan jenis kelaminnya.

12
2.3.4 Patologi dan Gejala Klinis
Protozoa patogen dapat merugikan hospes dengan cara berkembangbiak,
penyerangan, dan pengrusakan sel. Gejala umum sistemik seperti demam, serta gejala
seperti splenomegali dan limfadenopati sering dijumpai. Stadium pertama infeksi dari
protozoa bisa menjadi akut dan mematikan, atau berkembang menjadi stadium laten yang
menahun, yang terkadang diselingi dengan kambuhnya gejala-gejala sebelumnya.
2.3.5 Klasifikasi
Protozoa yang berperan sebagai parasit pada manusia dalam dunia kedokteran dibagi dalam
4 kelas, yaitu:
1. Rhizopoda (rhiz = akar; podium = kaki)
a. Entamoeba Histolytica
Parasit ini menyebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah tropis dan
subtropis dari pada di daerah beriklim sedang.
Hospes dari parasit ini adalah manusia dan kera. Penyakit yang disebabkannya
disebut amebiasis, yang dapat menyebabkan tinja disentri yaitu tinja yang
bercampur lendir dan darah.
b. Entamoeba coli
Amoeba ini ditemukan kosmopolit. Di Indonesia frekuensinya antara 8 – 18 %.
Ameba ini hidup sebagai komensal di rongga usus besar. Dalam daur hidupnya
terdapat bentuk vegetatif dan bentuk kista. Infeksi terjadi karena manusia menelan
kista matang.
2. Flagellata
Parasit dari kelas ini merupakan protozoa yang mempunyai satu atau lebih flagel yang
mempunyai kekuatan untuk bergerak. Sejumlah flagellata menginfeksi manusia,
menimbulkan penyakit pada alat kelamin, usus, dan penyakit sistemik. Giardia
lamblia, satu-satunya protozoa usus yang menimbulkan disentri atau diare/ terutama
ditemukan di dalam duodenum (usus dua belas jari). Penularannya berlangsung
terutama melalui makanan atau minuman yang tercemar dan melalui kontak dari
tangan ke mulut. Trichomonas vagina/is menimbulkan satu tipe vaginitis, yaitu
peradangan pada vagina dengan keluarnya cairan dan disertai rasa panas seperti
terbakar dan rasa gatal.

13
3. Ciliata
Kelas ciliata adalah golongan protozoa yang mempunyai silia, terdiri dari benang
yang berasal dari ektoplasma yang pendek dan halus dan sangat panjang. salah satu
contoh protozoa dari kelas ciliata yaitu Balantidium coli, inang dari parasit ini adalah
babi dan beberapa spesies kera yang hidup di daerah tropik. Parasit ini kadang-
kadang menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit balantidiasis atau disentri
balantidium.
4. Sporozoa
a. Toxoplasma gondii
Biasanya inang dari parasit ini adalah kucing, juga terkadang bisa menginfeksi
manusia, burung dan mammalia lain yang menyebabkan penyakit toksoplasmosis
kongenital dan toksoplasmosis akuisitas.
b. Plasmodium
Sporozoa jenis ini dapat menimbulkan penyakit malaria. Malaria adalah penyakit
yang berasal dari nyamuk yang menginfeksikannya kepada manusia yang
disebabkan oleh sporozoa yang tergolong genus Plasmodium. Sporozoa ini
menginfeksi hati dan sel-sel darah merah manusia.
2.4 Infeksi Flagellata, Ciliate, Sporozoa
2.4.1 Infeksi Flagellata
Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh kelas flagellate, yaitu :
A. Giardiasis
Giardiasis adalah gangguan pencernaan akibat infeksi parasit pada usus halus. Parasit ini
dinamakan Giardia lamblia. Giardiasis banyak ditemukan di wilayah padat penduduk
dengan sanitasi yang buruk dan kualitas air yang tidak bersih.

Giardiasis menular melalui air atau makanan yang terkontaminasi parasit, serta
kontak langsung dengan penderita. Untuk mengatasinya, terkadang diperlukan obat
resep dari dokter.

Giardiasis disebabkan oleh infeksi parasit Giardia lamblia. Parasit ini hidup di tinja
manusia dan hewan, serta dapat mencemari air, tanah, dan makanan. Giardiasis
umumnya terjadi ketika air yang terkontaminasi parasit ini masuk ke dalam tubuh

14
seseorang. Air yang terkontaminasi bisa berasal dari sumber air mana pun, terutama
air sumur yang letaknya dekat dengan toilet.

Giardiasis juga dapat menular melalui makanan. Akan tetapi, cara ini lebih jarang
terjadi karena parasit akan mati jika makanan dimasak hingga matang. Meski
demikian, tidak mencuci tangan sebelum makan atau mencuci alat makan dengan air
yang terkontaminasi, juga dapat menjadi sarana penyebaran parasit.

Selain melalui air dan makanan, seseorang juga dapat tertular giardiasis melalui
kontak dengan orang lain. Misalnya ketika mengganti popok anak yang sedang
mengalami giardiasis, atau melakukan hubungan seks anal (seks melalui dubur) tanpa
kondom dengan penderita giardiasis.
2.4.2 Gejala Giardiasis
Pada umumnya, gejala giardiasis muncul 1-3 minggu setelah terinfeksi. Gejala
dapat berlangsung selama 2-6 minggu, atau bahkan lebih lama. Gejala-gejala tersebut antara
lain:

a. Diare dengan tinja yang berminyak


b. Sering buang gas atau kentut
c. Mual dan muntah
d. Perut kembung
e. Kram perut
f. Hilang nafsu makan
g. Berat badan menurun
h. Lemas
i. Sakit kepala
Beberapa penderita giardiasis tidak mengalami gejala apapun, namun tetap dapat
menularkannya kepada orang lain.
2.4.3 Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit
Trichomonas vaginalis. Parasit ini paling sering menyerang wanita, tetapi pria juga dapat
terinfeksi dan menularkan ke pasangannya lewat kontak seksual.

15
Untuk mencegah terjangkit trikomoniasis, gunakanlah kondom saat berhubungan
seksual dan hindari bergonti-ganti pasangan seksual. Sebaiknya juga tidak meminjam alat-
alat pribadi seperti handuk, karena parasit ini dapat hidup di luar tubuh manusia selama 45
menit. Bersihkan diri segera setelah berenang di tempat pemandian umum
Penyebab dari trikomoniasis adalah parasit Trichomonas vaginalis. Masa inkubasi
antara paparan dan infeksi tidak diketahui, tetapi diperkirakan antara 5-28 hari.
2.4.4 Gejala Trikomoniasis
Gejala-gejala trikomoniasis pada wanita adalah:
a. Keputihan yang berbau dan dapat berwarna putih, keabuan, kuning, atau kehijauan
b. Gatal dan kemerahan pada area kemaluan
c. Nyeri saat berhubungan seksual
d. Nyeri saat buang air kecil
Pada pria umumnya tidak menimbulkan gejala. Jikalau muncul gejala, mungkin dapat
berupa:
a. Iritasi di dalam penis
b. Rasa terbakar saat buang air kecil atau ejakulasi
c. Keluar cairan dari dalam penis
2.4.5 Infeksi Ciliate
A. Balantidisis
Balantidiasis adalah infeksi usus langka yang disebabkan oleh
bakteri Balantidium coli, parasit bersel tunggal. Parasit ini sering kali menginfeksi
babi dan jarang menginfeksi manusia.
Beberapa manusia yang terinfeksi mungkin tidak memiliki gejala apa pun atau
hanya diare ringan, juga rasa tidak nyaman pada perut. Namun, beberapa orang dapat
mengalami gejala yang lebih serius, yang menyerupai peradangan usus akut.
Infeksi balantidium pada manusia jarang terjadi, bahkan cenderung langka pada
negara-negara seperti Amerika Serikat. Balantidiasis lebih sering ditemui pada
binatang babi di area yang lebih hangat dan kera di iklim tropis, di mana infeksi pada
manusia juga lebih umum terjadi di sana.
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien usia berapa pun. Balantidiasis dapat
ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk

16
informasi lebih lanjut tentang penyakit ini. Balantidiasis disebabkan oleh
bakteri Balantidium coli. Bakteri ini dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu trophozoites
atau kista. Trophozoites berbentuk bujur atau bulat dan merupakan parasit protozoa
yang paling besar pada manusia.
Sementara itu, kista atau bentuk Balantidium coli yang infektif, berukuran lebih
kecil dan lebih bulat. Tidak seperti trophozoites, kista tidak memiliki silia (alat untuk
bergerak) pada permukaannya dan tidak berpindah tempat.
B. Gejala balantidiasis
Dikutip dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika
Serikat, CDC, kebanyakan orang yang terinfeksi Balantidium coli tidak mengalami
gejala apa pun. Namun, bakteri tersebut menginfeksi usus besar dan menyebabkan
munculnya kista yang sangat kecil.
Orang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin mengalami gejala
balantidiasis, seperti:
a. Diare terus-menerus
b. Sakit perut
c. Penurunan berat badan
d. Mual
e. Muntah
2.4.6 Infeksi Sporozoa
Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh kelas flagellate, yaitu
A. Kriptosporidiosis
Kriptosporidiosis (kripto) adalah infeksi yang disebabkan
parasit Cryptosporidium parvum. Parasit mengambil nutrisinya dari organisme hidup
lain, yang disebut induk. Tubuh kita adalah induk tersebut bila kita terinfeksi kripto.
Kripto sebagian besar berpengaruh pada usus dan menyebabkan diare.
Gangguan kesehatan ini menyebabkan diare yang berlangsung hingga 1-2 minggu.
Sementara pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah serta anak-anak,
kriptosporidiosis dapat berujung pada komplikasi yang fatal.
Parasit cryptosporidium dapat menyebar melalui air yang telah terkontaminasi.
Parasit ini dilindungi oleh lapisan membran luar yang membantunya bertahan hidup

17
di luar tubuh dalam cukup waktu yang lama, bahkan membuatnya mampu bertahan
terhadap klorin (zat yang biasanya digunakan untuk disinfeksi air kolam renang).
Kripto menular secara mudah melalui makanan atau air yang tercemar, atau
hubungan langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi. Di AS, kurang lebih
15-20% orang terinfeksi kripto; angka untuk Indonesia belum diketahui. Hanya
sebagian infeksi ini mengembangkan penyakit berat.
Kripto menyebabkan diare berat, serta mual, muntah, dan kram perut. Pada
orang yang sistem kekebalan tubuhnya sehat, gejala ini tidak bertahan lebih dari
sekitar satu minggu. Lihat Lembaran Informasi (LI) 554 untuk informasi lebih lanjut
mengenai diare.
Namun gejala kripto dapat berlangsung lama jika sistem kekebalan sudah
rusak. Ini biasa terjadi pada jumlah CD4 di bawah 200. Pada orang terinfeksi HIV,
bila kripto berlangsung empat minggu atau lebih, orang tersebut dianggap AIDS,
berdasarkan definisi yang berlaku di AS. Diare dapat mengganggu penyerapan gizi.
Jika berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan penurunan yang luar biasa pada
berat badan, yang disebut wasting – lihat LI 518.
B. Gejala kriptosporidiosis umumnya meliputi:
Diare cair dengan frekuensi sering. Gejala ini dapat berujung pada kondisi dehidrasi.
a. Mual.
b. Muntah.
c. Kram atau nyeri perut.
d. Demam.
Gejala kriptosporidiosis biasanya dimulai seminggu setelah Anda terpapar infeksi
parasit, dan dapat bertahan selama dua minggu. Namun beberapa orang bahkan bisa
memiliki gejala yang bertahan 24-36 bulan.
Malaria
2.4.7 Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk.
Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil. Walaupun mudah menular
melalui gigitan nyamuk, malaria bisa sembuh secara total bila ditangani dengan tepat.

18
Namun jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berakibat fatal dari menyebabkan
anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian.
Di Indonesia, jumlah penderita malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun.
Namun, beberapa provinsi di Indonesia masih banyak yang menderita malaria, terutama di
wilayah timur Indonesia, yaitu Papua dan Papua Barat. Sementara itu, provinsi DKI Jakarta
dan Bali sudah masuk ke dalam kategori provinsi bebas malaria.
Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat parasit malaria
di dalam tubuh nyamuk. Gigitan nyamuk tersebut menyebabkan parasit masuk ke
dalam tubuh manusia. Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap menyerang sel
darah merah.
Parasit malaria ini bernama Plasmodium. Jenis Plasmodium bermacam-macam, dan
akan berpengaruh terhadap gejala yang ditimbulkan serta pengobatannya.
2.4.8 Gejala Malaria
Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya
gejala melalui tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu
mengeluarkan banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal. Tahapan
gejala malaria dapat timbul mengikuti siklus tertentu, yaitu 3 hari sekali (tertiana) atau 4 hari
sekali (kuartana).
2.4.9 Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah infeksi pada manusia yang ditimbulkan oleh
parasite Toxoplasma gondii (T. gondii), yang keberadaannya cukup umum di seluruh dunia.
Orang dewasa dengan tingkat kesehatan baik mungkin tidak memerlukan perawatan medis
apapun untuk sembuh dari serangan toksoplasmosis.
Jika parasit tersebut menyerang orang dewasa, biasanya sistem imun yang mereka
miliki bisa langsung melawan infeksi. Sayangnya, kebanyakan orang yang terjangkit
toksoplasmosis tidak akan menunjukkan gejala-gejala tertentu, dan penyakit ini umumnya
tidak menular dari satu orang ke orang lainnya. Apabila sudah terinfeksi dan berhasil
sembuh, maka pengidap akan memiliki kekebalan terhadap toksoplasmosis seumur hidup.
Infeksi ini disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii (T. gondii).
Parasit ini bisa menginfeksi mayoritas hewan dan burung. T. gondii bisa ditemukan pada
kotoran kucing yang terinfeksi, serta daging binatang yang terinfeksi.

19
Karena parasit T. gondii hanya bisa berkembang biak pada kucing liar dan
peliharaan, maka beberapa jenis hewan tersebut diduga menjadi inang utamanya. Namun,
kucing- kucing yang terinfeksi parasit T. gondii biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala
tertentu.
Parasit ini mampu bertahan sampai beberapa bulan hidup di tanah atau air. Ada
beberapa cara parasit T. gondii masuk ke tubuh manusia, yaitu:
a. Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang tidak dicuci atau minum air
yang terkontaminasi kotoran kucing.
b. Memasukkan tangan yang terkontaminasi tanah atau kotoran kucing ke mulut.
c. Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.
d. Menggunakan peralatan yang telah terkontaminasi dengan daging hewan yang
terinfeksi, seperti pisau, gunting, dan talenan bekas daging mentah terinfeksi.
e. Meminum susu kambing yang belum dimasak dan terinfeksi atau jenis produk lain
yang terbuat darinya.
Parasit T. gondii tidak bisa menular antar manusia, sehingga seseorang tidak bisa
menularkan infeksi ini pada anaknya, tertular T. gondii karena bersentuhan dengan orang
yanhg telah terinfeksi, serta menularkan parasit T. gondii melalui ASI. Kecuali dalam
beberapa kasus, seperti melalui prosedur transplantasi organ yang terinfeksi atau ibu hamil
yang sedang terinfeksi fase akut dapat menularkan kepada janinnya.
2.4.10 Gejala Toksoplasmosis
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh pengidap.
Toksoplasmosis memiliki beberapa gejala umum, yaitu:
a. Pada manusia sehat, yaitu demam tinggi, nyeri otot, kelelahan, radang tenggorokan,
serta pembengkakan kelenjar getah bening.
b. Pada ibu hamil, menyebabkan gangguan kehamilan seperti keguguran, kelahiran
mati, atau toksoplasmosis kongenital yang menimbulkan kerusakan otak, kehilangan
pendengaran, dan gangguan penglihatan pada bayi pada saat atau beberapa bulan
atau tahun setelah dilahirkan.
c. Pada mereka yang mengidap gangguan sistem kekebalan tubuh, gejala infeksi
toksoplasmosis adalah sakit kepala, kebingungan, kurangnya koordinasi tubuh,
kejang, kesulitan bernapas, dan gangguan penglihatan.

20
2.5 Hubungan Parasit dan Host
Sebagian besar parasit yang hidup pada tubuh host tidak menyebabkan penyakit (parasit
non-patogen), namun dalam parasitologi medis kita akan fokus pada parasit (patogen) yang
menyebabkan penyakit pada manusia. Host (inang) adalah tempat hidup parasit. Hubungan
parasit dengan host dan menimbulkan gejala penyakit disebut infeksi. Penyakit yang disebabkan
oleh parasit disebut parasitosis. Vektor adalah spesies (umumnya serangga) yang dapat
menularkan parasit pada manusia dan hewan. Infeksi parasit adalah masuknya dan
perkembangan suatu parasit dalam tubuh.
Setelah parasit penyebab infeksi masuk ke dalam tubuh host, parasit bereaksi dengan cara yang
berbeda dan bisa mengakibatkan, antara lain:

a. Status carrier-hubungan host-parasit yang sempurna di mana kerusakan jaringan oleh


parasit diseimbangkan dengan perbaikan jaringan host. Pada titik ini parasit dan host
hidup harmonis, yaitu mereka pada kesetimbangan, host sebagai pembawa parasit.
b. Keadaan penyakit-penyakit terjadi akibat resistensi host yang rendah atau patogenisitas
parasit yang tinggi.
c. Penghancuran parasit-terjadi ketika resistensi host yang tinggi.
Setelah dijelaskan tentang berbagai jenis hubungan antara host dan parasit, berikut ini akan
diperlihatkan efek yang dibawa parasit ke host dan reaksi yang berkembang pada tubuh host
karena invasi parasit.
2.5.1 Pengaruh Parasit pada Host
Kerusakan yang dihasilkan parasit patogenik dalam jaringan host dapat dijelaskan dalam
dua cara berikut, yaitu:
a. Efek langsung parasit terhadap host
Cedera mekanik, dapat ditimbulkan oleh tekanan parasit akibat pertumbuhan yang lebih
besar, misalnya: kista hidatidosa menyebabkan penyumbatan saluran.efek merusak dari zat
beracun pada Plasmodium falciparum, menghasilkan zat beracun yang dapat menyebabkan
kerasnya dan gejala lainnya. pengambilan nutrisi, cairan, dan metabolit oleh parasit dapat
menghasilkan penyakit melalui persaingan dengan host untuk mendapatkan nutrisi.

b. Efek tidak langsung parasit pada host

21
Reaksi imunologis, kerusakan jaringan dapat disebabkan oleh respons imunologi host,
misalnya: sindrom nefritis setelah infeksi Plasmodium.Proliferasi berlebihan dari jaringan
tertentu karena invasi oleh beberapa parasit dapat juga menyebabkan kerusakan jaringan pada
manusia, misalnya fibrosis hati setelah pengendapan ovum dari Schistosoma.
2.5.2 Penularan Parasit
Penularan parasit tergantung pada sumber atau reservoir infeksi, dan cara penularannya.
1. Sumber infeksi
a. Manusia
Manusia merupakan sumber atau perantara terbesar infeksi parasitik (contohnya taeniasis,
amoebiasis, dan lain-lain). Suatu kondisi dimana infeksi ditularkan dari satu orang ke orang lain
disebut antroponisis.

b. Hewan
Dalam banyak penyakit parasit, hewan berperan sebagai sumber infeksi. Suatu keadaan
dimana infeksi ditularkan dari hewan ke manusia disebut zoonosis (misalnya, hidatidiasis).

2. Cara Penularan
Penularan parasit dari satu host ke host yang lain, disebabkan oleh bentuk parasit tertentu
dikenal sebagai stadium infeksi. Stadium infeksi pada berbagai parasit ditularkan dari satu host
ke host yang lain dalam beberapa cara berikut:

a. Rute oral. Konsumsi makanan, air, sayuran atau tempat yang terkontaminasi oleh stadium
infeksi parasit. Cara penularan ini pada beberapa parasit dikenal sebagai rute fecal oral
(misalnya kista Giardia intestinalis dan Entamoeba histolytica, telur Ascaris lumbricoides,
dan Trichuris trichura.
1) Mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang. Infeksi dapat ditularkan secara
oral bila konsumsi daging mentah atau setengah matang yang mengandung parasit
infektif (misalnya: daging babi mengandung selulosa cysticercus, tahap larva Taenia
solium).
2) Mengkonsumsi ikan dan kepiting yang kurang matang atau mentah. Infeksi juga
dapat ditularkan dengan konsumsi ikan dan kepiting mentah atau setengah
matangyang mengandung stadium infektif parasit (misalnya: kepiting mengandung
stadium parasit infektif, kepiting atau udang air tawar mengandung metasercaria

22
Paragonimus westermani, ikan mengandung metaserkaria Clonorchis sinensis, dan
lain lain).
3) Mengkonsumsi air mentah atau belum matang. Infeksi dapat ditularkan lewat
makanan mentah atau air belum masak yang menyembunyikan bentuk parasit
infektif (misalnya: air kacang dada, dll mengandung metaserkaria pada Fasciolopsis
buski dan Fasciola hepatica).
b. Penetrasi kulit dan membran mukosa
Infeksi ditransmisikan dengan:

1) Penetrasi kulit oleh larva filaria (filariformy larva) pada cacing tambang,
Strongyloides stercoralis yang kontak dengan tanah tercemar feces.
2) Tusukan kulit oleh serkaria pada Schistosoma japonicum, S. Mansoni, dan S.
haematobium yang kontak dengan air yang terinfeksi. Bagian kulit yang dipenetrasi
adalah bagian kulit yang tipis, misalnya: di daerah jari jemari, kulit perianal, dan
kulit perineum.
3) Inokulasi vektor arthropoda
Infeksi juga dapat ditularkan dengan inokulasi ke dalam darah melalui nyamuk,
seperti pada penyakit malaria dan filariasis.

4) Kontak seksual
Trichomoniais dapat ditularkan melalui kontak seksual. Entamoebiasis
dapatditularkan melalui kontak seksual anal oral, seperti pada kalangan
homoseksual.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
“Parasit” berasal dari bahasa Yunani yaitu para yang bermakna di samping dan sitos yang
berarti makanan. Berdasarkan makna tersebut, maka parasit adalah organisme yang kebutuhan
makannya baik dalam seluruh daur hidupnya atau sebagian dari daur hidupnya bergantung pada
organisme lain. organisme yang memberikan makanan dan parasit disebut sebagai inang.
Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua
organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas mempelajari
organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa, helminthes, arthropoda, dan
insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun anthroponosis. Cakupan parasitologi meliputi
taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing parasit, serta patologi dan epidemiologi
penyakit yang ditimbulkannya.
Protozoa adalah organisme bersel satu yang hidup sendiri atau dalam bentuk koloni.
Protozoa berasal dari kata proto yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Protozoa
mempunyai nukleus atau inti yang berisi kromosom dan terletak di dalam sitoplasma
(protoplasma). Pada beberapa protozoa, di dalam nukleus ini terdapat satu atau beberapa granula
yang disebut anak inti atau kariosom. Jumlah inti dapat satu atau lebih.
Balantidiasis adalah infeksi usus langka yang disebabkan oleh bakteri Balantidium coli,
parasit bersel tunggal. Parasit ini sering kali menginfeksi babi dan jarang menginfeksi manusia.
Beberapa manusia yang terinfeksi mungkin tidak memiliki gejala apa pun atau
hanya diare ringan, juga rasa tidak nyaman pada perut. Namun, beberapa orang dapat mengalami
gejala yang lebih serius, yang menyerupai peradangan usus akut.

3.2 Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi dan penulisannya, kelompok
harap terdapat kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini agar lebih baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.wima.ac.id/14507/2/BAB%201.pdf (online) diakses tanggal 31 januari


2021 pukul 11.27 WIB
2. http://repository.unand.ac.id/23133/2/PARASITOLOGI.pdf (online) diakses tanggal 31
januari 2021 pukul 11.28 WIB
3. https://pdfdokumen.com/download/makalah-
protozoologifixdocx_59e7aca01723dd4c5aeeb9fd_pdf (online) diakses tanggal 31 januari
2021 pukul 11.28 WIB
4. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Mikrobiologi-
dan-Parasitologi-Komprehensif.pdf?opwvc=1 Diakses tanggal 27 Januari 2021 pukul
14.38
5. https://www.alodokter.com/giardiasis diakses pada tanggal 28 Januari 2021, 12.48 PM
6. https://www.klikdokter.com/penyakit/trikomoniasis diakses pada tanggal 28 Januari
2021, 13.20 PM
7. http://spiritia.or.id/informasi/detail/7 diakses pada tanggal 28 Januari 2021, 13.57 PM
8. https://www.sehatq.com/penyakit/kriptosporidiosis diakses pada tanggal 28 Januari 2021,
14.02 PM
9. https://www.alodokter.com/malaria diakses pada tanggal 28 Januari 2021, 15.46 PM
10. https://www.halodoc.com/kesehatan/toksoplasmosis diakses pada tanggal 28 Januari
2021, 15.50 PM
11. https://hellosehat.com/infeksi/infeksi-bakteri/balantidiasis/#gref diakses pada tanggal 28
Januari 2021, 16.01 PM
12. https://id.scribd.com/document/350322059/makalah-PROTOZOOLOGI. Diakses pada
tanggal 23 Januari 2021 pukul 20.10 WIB
13. http://www.dinus.ac.id/repository/docs/ajar/BAB_VI_PROTOZOA.pdf. Diakses pada
tanggal 23 Januari 2021 pukul 20.20 WIB

25

Anda mungkin juga menyukai