Kelas : A1
4. Paham Ketuhanan
Paham ini mengembangkan IPTEK dengan disertai oleh iman dan taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha esa. Karena manusia menyadari yang berkuasa di
alam semesta ini adalah Tuhan dan kewajiban manusia adalah untuk
memelihara dan mengembangkannya.
Contoh :
Manusia walaupun sedang sibuk bekerja namun ketika adzan berkumandang
manusia tersebut tetap langsung menjalankan kewajibannya untuk beribadah.
5. Paham Kosmogini
Paham ini menyatakan bahwa “manusia harus menyesuaikan diri dengan
alam karena alam sendiri yang mengetahui paling baik”. Maksud dari paham
ini yaitu dimanapun manusia berada, ia harus beradaptasi dengan
lingkungan atau alamnya karena tidak mungkin alam yang harus
beradaptasi dengan manusia.
Contoh :
Di desa misalnya orang-orang yang ingin memasak nasi goreng tetapi tidak
memiliki cabe maka ia akan meminta ke tetangganya sebagai gantinya
setelah masak nasi gorengnya, ia akan memberikan sedikit kepada
tetangganya, karena di desa rasa kekeluargaan masih sangat melekat.
B. Teori etika lingkungan hidup
Etika lingkungan adalah suatu disiplin ilmu tersendiri yang membicarakan
hubungan antara manusia dengan lingkungannya, juga tidak terlepas dari
perhatiaannya terhadap status moral makhluk hidup (biotis) dan tidak hidup
(abiotis). Etika lingkungan merupakan nilai-nilai keseimbangan dalam
kehidupan manusia dengan interaksi dan interdependesi terhadap lingkungan
hidupnya yang terdiri dari aspek abiotik, biotik, dan kultur (Marfai, 2013).
Etika lingkungan adalah penuntun tingkah laku yang mengandung nilai-nilai
positif dalam rangka mempertahankan fungsi dan kelestarian lingkungan
(Syamsuri, 1996).
1. Teori Antroposentrisme
Teori antroposentrisme memandang bahwa manusia memiliki kedudukan
tertinggi dibandingkan dengan makhluk yang lain. Manusia mempunyai
martabat tertinggi di antara sesama ciptaan Tuhan (Syamsuri, 1996).
Manusia dan kepentingannya adalah yang paling tinggi, paling menentukan, dan
harus selalu mendapat perhatian. Alam hanyalah alat untuk memuaskan
manusia. Antroposentrisme berpandangan bahwa tuntutan kewajiban dan
tanggung jawab moral terhadap alam adalah hal berlebihan, tidak logis, dan
tidak ada relevansinya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa teori ini mengedepankan
keperluan, kepentingan, dan interes manusia di atas segalanya.
Contoh :
Kegiatan eksploitatif, destruktif dan tidak peduli terhadap alam. Cara pandang
ini melahirkan sikap dan perilaku rakus dan tamak yang menyebabkan manusia
mengambil semua kebutuhannya dari alam tanpa mempertimbangkan
kelestariannya, karena alam dipandang hanya ada demi kepentingan manusia.
Misalnya yaitu membuang sampah yang menyebabkan banjir dan penebangan
pohon secara besar besaran.
2. Teori Biosentrisme
Teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup itu yang memerlukan
pertimbangan moral bukan hanya manusia, walaupun harus selalu dikaitkan
kepada kepentingan manusia dan hewan, tetapi juga mencakup tumbuh-
tumbuhan, ganggang, organisme bersel satu, dan mungkin juga termasuk
bakteri dan virus.
Prinsip dasar biosentrisme adalah:
a. Keyakinan bahwa manusia adalah anggota dari komunitas kehidupan di
bumi sama seperti makhluk hidup yang lain.
b. Spesies manusia bersama spesies yang lain adalah bagian dari sistem
ekosistem yang saling tergantung.
c. Organisme adalah pusat kehidupan yang mempunyai tujuan sendiri.
d. Manusia pada dirinya sendiri tidak lebih unggul daripada mahkluk
hidup yang lain.
Contoh : Bahwa setiap ciptaan mempunyai nilai intrinsik dan keberadaannya
memiliki relevansi moral. Misalnya dengan membuat undang-undang tentang
perlindungan flora.
3. Teori Ekosentrisme
Teori moral lingkungan yang implementasinya seringkali bercorak
mementingkan kesejahteraan manusia. Teori etika lingkungan ekosentris ini
sering dikenal dengan istilah Deep Ecology (Keraf, 2002:76). Etika ini
mengusahakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan
keseluruhan dalam ekosistem.
Contoh : Ekosentris merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan
biosentrisme Pembangunan telah membawa kemajuan besar. Di samping itu
terjadi juga perubahan lingkungan. 1) Kota dan desa lebih padat dan kotor; 2)
mobil dan sepeda motor lebih banyak dan lebih bising; 3) pohon rindang dan
kicauan burung sudah berkurang; 4) hutan semakin sempit dan gunung-bukit
semakin gundul; 5) tanah kering beralang alang semakin luas; 6) musim
kemarau lebih panas dan musim hujan lebih banyak banjir sehingga hati terasa
senang