Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

“Kerawanan Sosial di Indonesia”

OLEH:

KELOMPOK 11

1. ARIFIAN RAHMAN 2011211049


2. MUHAMAD FARHAN 2011211051
3. NADHIRA GUSRIANI 2011212009
4. PUTRI AULIA AZZAHRA 2011212027
5. YALNA TAMILZA 1811211024

Dosen Pengampu:

Dr. Muhammad. Nur., MS

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, penulis
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Kerawanan Sosial di
Indonesia”. Penulis dalam penyusunan makalah ini sudah berusaha menyusunnya
secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang terkait dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari makalah
ini baik dari susunan kalimat maupun penulisannya. Oleh karena itu kami menerima
dengan ikhlas segala kritik maupun saran dari pembaca sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Apabila ada kesalahan
kami mohon maaf sebesar-besarnya dan apabila ada kelebihan itu semata-mata
datangnya dari Allah SWT. Sekian dan terima kasih.

Padang, 9 April 2021

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Konflik ............................................................................................ 3


2.2 Dampak-Dampak Konflik Sosial ...................................................................... 4
2.3 Konflik Sosial dan Pertikaian ........................................................................... 5
2.4 Faktor-Faktor Konflik ....................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 10


3.2 Saran ................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya konflik sosial di Indonesia antara lain disebabkan oleh karena belum
terinternalisasikannya etika berdemokrasi menjadi etika sosial dalam perikehidupan
masyarakat Indonesia, terutama kebebasan yang tidak diimbangi dengan kesadaran
untuk menghormati hak-hak orang lain dan lemahnya kesadaran hukum masyarakat.
Kehidupan masyarakat seringkali diwarnai benturan atau konflik, perbedaan kepentingan
antar individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain, dalam suatu
interaksi sosial merupakan potensi terjadinya konflik.

Konflik sosial yang terjadi di Indonesia saat ini memiliki karakter lokal yang kental
dan khas. Kemajemukan dan keragaman masyarakat menjadikan masyarakat
Indonesia mudah terfragmentasi, sekaligus tersegregasi dalam berbagai identitas
lokalitas atau primodial. Banyaknya konflik yang sering bertalian dengan kebijakan
pemerintah, menjadikan penanganannya kerap kali sangat sulit dilakukan.

Bila kerawanan-kerawanan tidak mampu dikelola dengan baik akan dapat


memunculkan ketegangan. Apabila ketegangan ini tak dapat diatasi, pada gilirannya
akan meningkat menjadi bentrokan secara fisik. Bilamana eskalasi bentrokan meluas akan
dapat berkembang menjadi teror. Konflik sosial secara massal tidak akan terjadi
secara serta merta, melainkan senantiasa diawali dengan adanya potensi yang
mengendap di dalam masyarakat, agar potensi konflik tidak tumbuh menjadi
kekuatan yang merusak, maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh para
pejabat pemerintah, khususnya para pimpinan di daerah harus cermat dan peduli
mengidentifikasi permasalahan- permasalahan yang berkembang dalam masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa definisi dari konflik?
2) Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan konflik sosial dan pertikaian?
3) Apa saja factor-faktor terjadinya konflik?
4) Bagaimana dampak konflik sosial?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa definisi dari konflik
2) Untuk mengetahui apa dan bagaimana yang dimaksud dengan konflik sosial dan
pertikaian
3) Untuk mengetahui apa saja factor-faktor terjadinya konflik
4) Untuk mengetahui bagaimana dampak konflik sosial

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konflik


Istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang berarti
bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan. Pada umumnya istilah
konflik sosial mengandung suatu rangkaian fenomena pertentangan dan pertikaian
antar pribadi melalui dari konflik kelas sampai pada pertentangan dan peperangan
internasional. Coser mendefinisikan konflik sosial sebagai suatu perjuangan terhadap
nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber-
sumber pertentangan dinetralisir atau dilangsungkan atau dieliminir saingannya.
Dalam pengertian lain, konflik adalah merupakan suatu proses sosial yang
berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling
menantang dengan ancaman kekerasan.

Adapun definisi konflik menurut beberapa ahli yaitu:


a. Menurut Webster istilah conflict dalam bahasa latinnya berarti suatu
perkelahian, peperangan atau perjuangan, yaitu berupa konfrontasi fisik antar
beberapa pihak (Pruit dan Rubin, 2009: 9).
b. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun Poerwadarminta,
konflik berarti pertentangan atau percekcokan. Pertentangan sendiri muncul ke
dalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak
berseberangan (dalam Novri Susan, 2009: 4).
c. Pruitt dan Rubin mendefinisikan konflik sebagai sebuah persepsi mengenai
perbedaan kepentingan (perceived divergence of interest), atau suatu
kepercayaan beranggapan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak
dapat menemui titik temu yang sepaham (Pruitt dan Rubin, 2009: 9).
Kepentingan yang dimaksud adalah perasaan orang mengenai apa yang
sesungguhnya diinginkannya, dimana perasaan tersebut cenderung bersifat
sentral dalam pikiran dan tindakan orang yang membentuk inti dari banyak
sikap, tujuan dan niatnya.

3
Pengertian konflik diatas dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu
keadaan dari akibat adanya pertentangan antara kehendak, nilai atau tujuan yang
ingin dicapai yang menyebabkan suatu kondisi tidak nyaman baik didalam diri
individu maupun antar kelompok. Konflik merupakan gejala sosial yang serba
hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik
akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja.

2.2 Dampak-Dampak Konflik Sosial


a. Dampak positif dari adanya konflik
1) Bertambahnya solidaritas intern dan rasa in-group suatu kelompok
Apabila terjadi pertentangan antara kelompok-kelompok, solidaritas antar
anggota di dalam masing-masing kelompok itu akan meningkat sekali.
Solidaritas di dalam suatu kelompok, yang pada situasi normal sulit
dikembangkan, akan langsung meningkat pesat saat terjadinya konflik dengan
pihak-pihak luar.

2) Konflik di dalam masyarakat biasanya akan menggugah warga masyarakat


yang semula pasif menjadi aktif dalam memainkan peranan tertentu di dalam
masyarakat.

3) Konflik dalam bentuk lunak biasanya digunakan dalam seminar-seminar dan


diskusi-diskusi sebagai media penajaman konsep-konsep atau persoalan
ilmiah. Selain itu, konflik dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu
keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat, dapat pula
menghasilkan suatu kerja sama di mana masing-masing pihak melakukan
introspeksi yang kemudian melakukan perbaikanperbaikan dan konflik dapat
memberi batas-batas yang lebih tegas, sehingga masing-masing pihak yang
bertikai sadar akan kedudukannya dalam masyarakat.

b. Dampak negatif dari adanya konflik


1) Hancurnya kesatuan kelompok
Jika konflik yang tidak berhasil diselesaikan menimbulkan kekerasan atau
perang, maka tentu kesatuan kelompok tersebut akan mengalami kehancuran.

4
2) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa
Setiap konflik yang terjadi umumnya membawa kehancuran dan kerusakan
bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini dikarenakan masing-masing pihak yang
berkonflik mengerahkan segala kekuatan untuk memenangkan pertikaian.
Oleh karenanya, tidak urung segala sesuatu yang ada di sekitar menjadi bahan
amukan. Peristiwa ini menyebabkan penderitaan yang berat bagi pihak-pihak
yang bertikai. hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa wujud nyata
akibat konflik.

3) Adanya perubahan kepribadian individu


Artinya, di dalam suatu kelompok yang mengalami konflik, maka seseorang
atau sekelompok orang yang semula memiliki kepribadian pendiam, penyabar
menjadi beringas, agresif dan mudah marah, lebih-lebih jika konflik tersebut
berujung pada kekerasan.

4) Hancurnya nilai-nilai dan norma sosial yang ada


Antara nilai-nilai dan norma sosial dengan konflik terdapat hubungan yang
bersifat korelasional, artinya bisa saja terjadi konflik berdampak pada
hancurnya nilai-nilai dan norma sosial akibat ketidak patuhan anggota
masyarakat akibat dari konflik.

2.3 Konflik Sosial dan Pertikaian


Konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan
pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling
mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan.Konflik sosial sesungguhnya
merupakan suatu proses bertemunya duapihak atau lebih yang mempunnyai
kepentingan yang relative sama terhadap hal yang sifatnya terbatas.
Konflik yang terjadi pada manusia ada berbagai macam ragamnya, bentuknya, dan
jenisnya. Soetopo(1999) mengklasifikasikan jenis konflik, dipandang dari segi
materinya menjadi empat, yaitu:

a. Konflik tujuan
Yaitu konflik terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan yang
kontradiktif.

5
b. Konflik peranan
Yaitu konflik yang timbul karena manusia memiliki lebih dari satu peranan dan
tiap peranan tidak selalu memiliki kepentingan yang sama.
c. Konflik nilai
Yaitu konflik yang muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap
individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik dapat terjadi antar
individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.
d. Konflik kebijakan
Yaitu suatu konflik dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau
kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemukakan oleh satu pihak dan
kebijakan lainnya.

Menurut Fisher (2001), berdasarkan polanya, konflik dibagi kedalam tiga bentuk,
yaitu:

a. Konflik latent
Sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat kepermukaan sehingga dapat ditangani
secara efektif.
b. Konflik terbuka
Adalah konflik yang berakar dalam dan sangat nyata, dan memerlukan berbagai
tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai macam efeknya.
c. Konflik dipermukaan
Memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanyakarena
kesalahpahaman mengenai sesuatu yang dapat diatasi dengan menggunakan
komunikasi.

Selain itu Soerjono Soekanto dalam Furkan Abdi (2009), membagi konflik sosial
kedalam lima bentuk khusus berdasarkan tingkatannya, yaitu sebagai berikut:

a. Konflik atau pertentangan


Pribadi, yaitu konflik yang terjadi antara dua individu atau lebih karena perbedaan
pandangan dan sebagainya.
b. Konflik atau pertentangan rasial
Yaitu konflik yang timbul akibat perbedaan ras.

6
c. Konflik atau pertentangan antara
Kelas-kelas sosial, yaitu konflik yangdisebabkan adanyaperbedaan kepentingan
antarkelas sosial.
d. Konflik atau pertentangan politik
Yaitu konflik yang terjadiakibat adanya kepentingan atautujuan politis seseorang
atau kelompok.
e. Konflik yang bersifat Internasional
Yaitu konflik yangterjadi karena perbedaankepentingan yang
kemudianberpengaruh pada kedaulatanNegara.

Konflik pada dasarnya merupakan sebuah hal yang selalu ada dan sulit untuk
dipisahkan dalam kehidupan sosial. Konflik sosial merupakangambaran tentang
perselisihan percecokan, ketegangan atau pertentangan sebagai akibat dari perbedaan-
perbedaan yang muncul dalam kehidupan masyarakat, baik perbedaan yang bersifat
individualmaupun perbedaan kelompok.

Seperti perbedaan pendapat, pandangan, penafsiran, pemahaman, kepentingan atau


perbedaan lain yang lebih luas dan umum seperti perbedaan agama, ras, suku, bangsa,
bahasa, profesi, golongan politik dan sebagainya.Konflik tidak muncul begitu saja
dengan sendirinya, melainkan ada faktor-faktor yang melatar belakanginya. Konflik
bisa muncul pada skala yang berbeda, seperti konflik antar individu (interpersonal
conflict), konflik antar kelompok (intergroup conflict), konflik antar kelompok
dengan negara (vertical conflict) dan konflik antar negara (interstate conflict).

Setiap skala memiliki latar belakang dan arah perkembangannya masing-masing.


Konflik sendiri hadir sebagai manifestasi dari ketegangan sosial, politik, ekonomi dan
budaya atau bisa juga disebabkan oleh perasaan ketidakpuasan umum, ketidakpuasan
terhadap komunikasi, ketidakpuasan terhadap simbol-simbol sosial danketidakpuasan
terhadap kemungkinan resolusi serta adanya sumber daya mobilisasi.Konflik
merupakan proses disosiatif, namun konflik sebagai salah satu bentuk proses sosial
yang memiliki fungsi positif maupun negatif.

Apabila konflik mampu dikelola dan diatasi dengan baik oleh setiap elemen
masyarakat, maka akan berdampak baik bagi kemajuan dan perubahan masyarakat.
Namun sebaliknya, jika konflik yang terjadi ditengah masyarakat tidak mampu

7
dikelola dan diatasi dengan baik maka konflik akan menimbulkan dampak buruk
hingga timbulnya berbagai kerusakan baik itu fisik maupun non fisik, ketidak-
amanan, ketidakharmonisan, dan menciptakan ketidakstabilan, bahkan sampai
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

2.4 Faktor-Faktor Konflik

Sosiologi memandang bahwa masyarakat itu selalu dalam perubahan dan setiap
elemen dalam masyarakat selalu memberikan sumbangan bagi terjadinya konflik.
Salah satu penyebab terjadinya konflik adalah karena ketidakseimbangan
antarahubunganhubungan manusia seperti aspek sosial, ekonomi dan kekuasaan.

Contohnya kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang terhadap
sumber daya yang kemudian akan menimbulkan masalah-masalah dalam masyarakat
(Fisher, Simon, dkk. 2001).

Faktor-faktor penyebab konflik menurut Soejono Soekanto (2006), antara lain yaitu:

a. Adanya perbedan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,


karena setiap manusia unik, dan mempunyai perbedaan pendirian, perasaan satu
sama lain. Perbedaan pendirian dan perasaan ini akan menjadi satu faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungansosial seorang individu
tidak selalu sejalan dengan individu atau kelompoknya.

b. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang


berbedabeda, individu sedikit banyak akan terpengaruh oleh pola pemikiran dan
pendirian kelompoknya, dan itu akan menghasilkan suatu perbedaan individu
yang dapat memicu konflik.

c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, individu memiliki latar


perasaan, pendirian dan latar belakang budaya yang berbeda. Ketika dalam waktu
yang bersamaan masing-masing individu atau kelompok memilki kepentingan
yang berbeda. Kadang, orang dapat melakukan kegiatan yang sama, tetapi
tujuannya berbeda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula
menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

8
d. Faktor terjadinya konflik juga dapat disebabkan karena perubahan-perubahan nilai
yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesan yang mengalami
industrialisai yang mendadak akan memunculkan konflik sosial, sebab nilai-nilai lama
pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat
berubahmenjadi nilai-nilai masyarakat industri.

Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotong royongan berganti menjadi nilai
kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenispekerjaannya.
Hubungankekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam
organisasi formal perusahaan.

Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang


pamanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubahmenjadi pembagian waktu
yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri.

Perubahan-perubahan ini jika terjadi secara cepat dan mendadak, akan membuat
kegoncangan proses-proses sosial dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan
kehidupan masyarakat yang sudah ada.

Selain itu, menurut Diana Francis (2006), sebab-sebab terjadinya konflik antara lain:

a. Komunikasi
Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti
dan informasi yang tidak lengkap.
b. Struktur
Pertarungan kekuasaan antara pemilik kepentingan atau sistem yang bertentangan,
persaingan untuk merebutkan sumberdaya yang terbatas, atau saling
ketergantungan dua atau lebih kelompok- kelompok kegiatan kerja untukmencapai
tujuan mereka.
c. Pribadi
Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi denganperilaku yang
diperankan mereka, dan perubahan dalam nilai-nilai persepsi.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konflik merupakan suatu keadaan dari akibat adanya pertentangan antara kehendak,
nilai atau tujuan yang ingin dicapai yang menyebabkan suatu kondisi tidak nyaman baik
didalam diri individu maupun antar kelompok. Konflik merupakan gejala sosial yang
serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan
senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Konflik sosial
adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam
masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga
saling menghancurkan.

Faktor-faktor penyebab konflik menurut Soejono Soekanto (2006), antara lain


yaitu:

a) Adanya perbedan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan


b) Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda
c) Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, individu memiliki latar
perasaan, pendirian dan latar belakang budaya yang berbeda.
d) Faktor terjadinya konflik juga dapat disebabkan karena perubahan-perubahan nilai
yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Dampak positif dari adanya konflik, meliputi:

a. Bertambahnya solidaritas intern dan rasa in-group suatu kelompok


b. Konflik di dalam masyarakat biasanya akan menggugah warga masyarakat yang
semula pasif menjadi aktif
c. Konflik dalam bentuk lunak biasanya digunakan dalam seminar-seminar dan diskusi-
diskusi sebagai media penajaman konsep-konsep atau persoalan ilmiah.

Dampak negatif dari adanya konflik, yaitu:

1. Hancurnya kesatuan kelompok


2. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa
3. Adanya perubahan kepribadian individu

10
4. Hancurnya nilai-nilai dan norma sosial yang ada

3.2 Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam apa yang penulis
tulis, baca dan pahami. Oleh karena itu untuk menjadikan makalah yang penulis sajikan
ini lebih baik, penulis memerlukan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman
sebagai salah satu tanggung jawab ilmiah penulis. Semoga apa yang penulis tulis
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

BAB II. Kajian Teori. Diakses melalui http://digilib.uinsby.ac.id/314/5/Bab%202.pdf , pada 7


April 2021

BAB II. Kajian Teoritis. Diakses melalui http://digilib.uinsby.ac.id/12485/5/Bab%202.pdf ,


pada 7 April 2021

BAB II. Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir. Diakses melalui


https://eprints.uny.ac.id/18838/3/BAB%20II.pdf , pada 7 April 2021

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jispo/article/view/2414 diakses pada tanggal 6 April


2021 pukul 19.28 WIB

http://digilib.uinsby.ac.id/314/5/Bab%202.pdf diakses pada tanggal 6 April 2021 pukul 20.08


WIB

12

Anda mungkin juga menyukai