OLEH:
KELOMPOK 11
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, penulis
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Kerawanan Sosial di
Indonesia”. Penulis dalam penyusunan makalah ini sudah berusaha menyusunnya
secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang terkait dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari makalah
ini baik dari susunan kalimat maupun penulisannya. Oleh karena itu kami menerima
dengan ikhlas segala kritik maupun saran dari pembaca sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Apabila ada kesalahan
kami mohon maaf sebesar-besarnya dan apabila ada kelebihan itu semata-mata
datangnya dari Allah SWT. Sekian dan terima kasih.
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Konflik sosial yang terjadi di Indonesia saat ini memiliki karakter lokal yang kental
dan khas. Kemajemukan dan keragaman masyarakat menjadikan masyarakat
Indonesia mudah terfragmentasi, sekaligus tersegregasi dalam berbagai identitas
lokalitas atau primodial. Banyaknya konflik yang sering bertalian dengan kebijakan
pemerintah, menjadikan penanganannya kerap kali sangat sulit dilakukan.
1
1.3 Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa definisi dari konflik
2) Untuk mengetahui apa dan bagaimana yang dimaksud dengan konflik sosial dan
pertikaian
3) Untuk mengetahui apa saja factor-faktor terjadinya konflik
4) Untuk mengetahui bagaimana dampak konflik sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengertian konflik diatas dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu
keadaan dari akibat adanya pertentangan antara kehendak, nilai atau tujuan yang
ingin dicapai yang menyebabkan suatu kondisi tidak nyaman baik didalam diri
individu maupun antar kelompok. Konflik merupakan gejala sosial yang serba
hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik
akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja.
4
2) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa
Setiap konflik yang terjadi umumnya membawa kehancuran dan kerusakan
bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini dikarenakan masing-masing pihak yang
berkonflik mengerahkan segala kekuatan untuk memenangkan pertikaian.
Oleh karenanya, tidak urung segala sesuatu yang ada di sekitar menjadi bahan
amukan. Peristiwa ini menyebabkan penderitaan yang berat bagi pihak-pihak
yang bertikai. hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa wujud nyata
akibat konflik.
a. Konflik tujuan
Yaitu konflik terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan yang
kontradiktif.
5
b. Konflik peranan
Yaitu konflik yang timbul karena manusia memiliki lebih dari satu peranan dan
tiap peranan tidak selalu memiliki kepentingan yang sama.
c. Konflik nilai
Yaitu konflik yang muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap
individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik dapat terjadi antar
individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.
d. Konflik kebijakan
Yaitu suatu konflik dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau
kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemukakan oleh satu pihak dan
kebijakan lainnya.
Menurut Fisher (2001), berdasarkan polanya, konflik dibagi kedalam tiga bentuk,
yaitu:
a. Konflik latent
Sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat kepermukaan sehingga dapat ditangani
secara efektif.
b. Konflik terbuka
Adalah konflik yang berakar dalam dan sangat nyata, dan memerlukan berbagai
tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai macam efeknya.
c. Konflik dipermukaan
Memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanyakarena
kesalahpahaman mengenai sesuatu yang dapat diatasi dengan menggunakan
komunikasi.
Selain itu Soerjono Soekanto dalam Furkan Abdi (2009), membagi konflik sosial
kedalam lima bentuk khusus berdasarkan tingkatannya, yaitu sebagai berikut:
6
c. Konflik atau pertentangan antara
Kelas-kelas sosial, yaitu konflik yangdisebabkan adanyaperbedaan kepentingan
antarkelas sosial.
d. Konflik atau pertentangan politik
Yaitu konflik yang terjadiakibat adanya kepentingan atautujuan politis seseorang
atau kelompok.
e. Konflik yang bersifat Internasional
Yaitu konflik yangterjadi karena perbedaankepentingan yang
kemudianberpengaruh pada kedaulatanNegara.
Konflik pada dasarnya merupakan sebuah hal yang selalu ada dan sulit untuk
dipisahkan dalam kehidupan sosial. Konflik sosial merupakangambaran tentang
perselisihan percecokan, ketegangan atau pertentangan sebagai akibat dari perbedaan-
perbedaan yang muncul dalam kehidupan masyarakat, baik perbedaan yang bersifat
individualmaupun perbedaan kelompok.
Apabila konflik mampu dikelola dan diatasi dengan baik oleh setiap elemen
masyarakat, maka akan berdampak baik bagi kemajuan dan perubahan masyarakat.
Namun sebaliknya, jika konflik yang terjadi ditengah masyarakat tidak mampu
7
dikelola dan diatasi dengan baik maka konflik akan menimbulkan dampak buruk
hingga timbulnya berbagai kerusakan baik itu fisik maupun non fisik, ketidak-
amanan, ketidakharmonisan, dan menciptakan ketidakstabilan, bahkan sampai
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Sosiologi memandang bahwa masyarakat itu selalu dalam perubahan dan setiap
elemen dalam masyarakat selalu memberikan sumbangan bagi terjadinya konflik.
Salah satu penyebab terjadinya konflik adalah karena ketidakseimbangan
antarahubunganhubungan manusia seperti aspek sosial, ekonomi dan kekuasaan.
Contohnya kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang terhadap
sumber daya yang kemudian akan menimbulkan masalah-masalah dalam masyarakat
(Fisher, Simon, dkk. 2001).
Faktor-faktor penyebab konflik menurut Soejono Soekanto (2006), antara lain yaitu:
8
d. Faktor terjadinya konflik juga dapat disebabkan karena perubahan-perubahan nilai
yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesan yang mengalami
industrialisai yang mendadak akan memunculkan konflik sosial, sebab nilai-nilai lama
pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat
berubahmenjadi nilai-nilai masyarakat industri.
Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotong royongan berganti menjadi nilai
kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenispekerjaannya.
Hubungankekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam
organisasi formal perusahaan.
Perubahan-perubahan ini jika terjadi secara cepat dan mendadak, akan membuat
kegoncangan proses-proses sosial dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan
kehidupan masyarakat yang sudah ada.
Selain itu, menurut Diana Francis (2006), sebab-sebab terjadinya konflik antara lain:
a. Komunikasi
Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti
dan informasi yang tidak lengkap.
b. Struktur
Pertarungan kekuasaan antara pemilik kepentingan atau sistem yang bertentangan,
persaingan untuk merebutkan sumberdaya yang terbatas, atau saling
ketergantungan dua atau lebih kelompok- kelompok kegiatan kerja untukmencapai
tujuan mereka.
c. Pribadi
Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi denganperilaku yang
diperankan mereka, dan perubahan dalam nilai-nilai persepsi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik merupakan suatu keadaan dari akibat adanya pertentangan antara kehendak,
nilai atau tujuan yang ingin dicapai yang menyebabkan suatu kondisi tidak nyaman baik
didalam diri individu maupun antar kelompok. Konflik merupakan gejala sosial yang
serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan
senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Konflik sosial
adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam
masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga
saling menghancurkan.
10
4. Hancurnya nilai-nilai dan norma sosial yang ada
3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam apa yang penulis
tulis, baca dan pahami. Oleh karena itu untuk menjadikan makalah yang penulis sajikan
ini lebih baik, penulis memerlukan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman
sebagai salah satu tanggung jawab ilmiah penulis. Semoga apa yang penulis tulis
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12