Disusun oleh:
UNIVERSITAS
MATARAM2023/2024
I
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah dengan tema“KONFLIK
ANTAR PELAJAR” dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kamiucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk mengenalkan dan
membahas fenomena tawuran antar pelajar sekaligus membahas resolusi atashal tersebut.
Dengan makalah ini diharapkan baik penulis sendiri maupun pembaca dapat memilki
pengetahuan yang lebih luas mengenai fenomena sosial yang terjadi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangunsangat kami harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan kami sendiri
khususnya.
PENYUSUN
II
Daftar Isi
1. Cover ....................................................................................................................... I
2. Kata Pengantar ........................................................................................................ II
3. Daftar isi.................................................................................................................. III
4. Bab I (Pendahuluan) ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................3
1.3 Tujuan .........................................................................................................3
1.4 Manfaat .......................................................................................................3
5. Bab II (Pembahasan) ................................................................................................4
2.1 Landasan Teori ..........................................................................................4
2.2 Deskripsi Kasus .........................................................................................7
2.3 Analisis Kasus Hubungan Dengan Teori ...................................................9
2.4 Resolusi Konflik ........................................................................................ 11
6. Bab III (Penutup) ..................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 15
3.2 Saran ........................................................................................................... 15
7. Daftar Pustaka .......................................................................................................... 16
III
BAB 1
Pendahuluan
1
konflik dari setiap tindakan-tindakan yang terjadi dan konflik tersebut terbagi secara
horizontal dan vertikal. Konflik horizontal adalah konflik yang berkembang di antara
anggota kelompok, sepertinya konflik yang berhubungan antara suku, agama, ras,
dan antar golongan. Sedangkan konflik vertikal adalah konflik yang terjadi antara
masyarakat dan juga negara atau pemerintahan. Umumnya konflik tersebut muncul
karena masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintahan, maupun munculnya
kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan masyrakat seperti kasus pulau
rempang pada saatini.
Terdapat banyak konflik yang terjadi di kehidupan masyarakat, karena dari hal-hal
kecil pun bisa menimbulkan sebuah konflik yang berakhir dengan kerusuhan-
kerusuhan yang besar bila tidak ditanggapi dengan cepat dan serius. Tetapi konflik
tersebut bisa membuat kehidupan masyarakat bersatu apabila golongan-golongan
bawah bisa membentuk sebuah kelompok untuk membereskan permasalan dengan
pikiran dingin. Dan tak banyak konflik yang bisa mengakibatkan perpecahan yang
merusak kehidupan masyarakat, perprcahan tersebut membuat kehidupan tak berjalan
dengan sangat baik.
Kelompok konflik yang sangat umum dan sering terjadi di kota-kota besar yakni
konflik yang melibatkan remaja dan pelajar, terutama mereka yang sedang duduk
dibangku sekolah menengah atas maupun kejuruan . konflik antar pelajar disebut juga
konflik horizontal karean melibatkan kalangan pelajar, konflik antar pelajar biasanya
disebabkan oleh gejolak emosi para remaja yang belum mampu mengendalikan
emosiinya Sebagaimana yang dikemukakan Hurlock (2021) bahwa tugas
perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola
perilaku yang kekanak- kanakan dan mengadakan persiapan menghadapi masa dewasa.
Hal itu berarti bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak
menuju dewasa sehingga seseorang yang berada pada masa tersebut cenderung lebih
labil dan gampang terpengaruh, sehingga hal-hal kecil yang menyinggung dapat
menjadi masalah besar dengan berbagai macam pola.
2
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu tawuran antar pelajar?
2. Apa saja factor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar?
3. Bagaimana upaya-upaya resolusi dari konflik tawuran antar pelajar?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui ap aitu tawuran antar pelajar
2. Mengetahui proses terjadinya tawuran antar pelajar
3. Mengetahui resolusi dari konflik tawuran antar pelajar
1.4 Manfaat
1. Menjadi bahan kajian untuk mengetahui bagaiamana penyebab danproses
terjadinya konflik antar pelajar
2. Sebagai sumber belajar bagi masyrakat untuk bagaimana cara
menyelesaikan konflik antar pelajar
3
BAB II
Pembahasan
4
mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh Ketika seorang
individu mendapat hukuman dari beberapa orang dalam artian kelompok
dikarenakan sebuah kesalahan yang ia lakukan, maka hal ini sudah dapat
dikatakan sebagai sebuah konflik individu dengan kelompok.
d) Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini
merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.
Bentuk konflik yang bis akita amati sendiri dalam lingkungan kampus
adalah perbedaan pendapat beberapa orang yang padahal masih dalam
lingkup 1 organisasi kampus.
e) Konflik antara organisasi. Dalam hal ini umumnya sering kita jumpai
karena 2 organisasi berbeda tentu saja akan memiliki tujuan yang berbeda
2. Konsep remaja/pelajar
Menurut kamus besar Bahasa idonesia pelajar merupakan anak sekolah atau
siswa yang sedang menuntut ilmu dibangku sekolah baik dari tingkat dasar
maupun menengah atas. Pelajar juga dapat dikatakan sebagai remaja karena usia
pelajar yang rata-rata 12-22 tahun yang dimana usia tersebut adalah usia remaja
baik memasuki usia remaja maupun remaja akhir. anak yang dikatakan remaja
5
ialah yang berusia diantara 12-22 tahun(Haryanto, 2011).
Dalam hal ini, terkait psikologi perkembangan remaja, dimana pada masa ini
adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan
jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu
Stanley Hall (Asrori, 2011). Sehingga memang pada saat remaja mereka akan
mencoba melakukan hal-hal baru. Namun terkadang hal-hal baru yang dicoba oleh
para pelajar merupakan hal-hal negative sehingga akan menimbulkan
permasalahan yang lain kedepanya.Sifat rasa ingin tahu yang tinggi dan rasa
solidaritas yang tinggi membuat para remaja sangat mudah untuk dipengaruhi,
dengan sedikit hasutan mereka biasanya langsung menyimpulkan untuk bertindak
tanpa mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan. Contoh yang sering
kita dengar adalah terjadinya perkelahian antar kelompok pelajar dan kebanyakan
pelaku selalu mengtasnamakan solidaritas.
6
2.2 Deskripsi kasus
Kasus tawuran antar pelajar yang sedang hangat dibicarakan adalah kasus
tawuran di SMK Negeri 3 Kota Kupang pada Jumat, 13 Oktober 2023,
Viralnya tawuran ini setelah video insiden di SMK Negeri 3 Kota Kupang
tersebut diunggah oleh akun Instagram @ntt.update. Dalam video aksi tawuran
pelajar di SMK Negeri 3 Kota Kupang tersebut, terlihat adegan tawuran pelajar
yang melibatkan sejumlah pelajar SMKN 3 Kota Kupangdan Juga diduga
sejumlah siswa SMK Negeri 2 Kota Kupang.
Tawuran siswa SMK Negeri 3 Kota Kupang vs SMK Negeri 2 Kota Kupang
ini terjadi begitu tiba-tiba dan membuat para murid SMK Negeri 2 Kota Kupang
berhamburan keluar dari ruang kelas mereka. Belum diketahui dengan pasti apa
yang memicu insiden perkelahian siswa SMK Negeri 2 Kota Kupang tersebut,
namun diberitakan bahwa tawuran pelajar ini merupakan buntut dari
pertengkaran antara beberapa siswa dari SMK Negeri 2 Kota Kupang dan SMK
Negeri 3 Kota Kupang. Video yang diunggah oleh @ntt.update berisi tiga klip
singkat dengan durasi masing-masing 15 detik.
Hasil pantauan KPAI ada sejumlah daerah yang tercatat terjadinya peristiwa
tawuran pelajar, yaitu di Kabupaten Pati (Jawa Tengah), Jakarta Timur (DKI
Jakarta), Kota Bogor dan Sukabumi (Jawa Barat), Kabupaten Tangerang
(Banten), Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), dan Soppeng (Sulawesi Selatan).
Sedangkan empat kasus pengeroyokan terjadi, di Kota Cimahi (Jawa Barat),
Kota Semarang (Jawa Tengah), Jakarta Selatan (DKI Jakarta) dan Kota
Kotamobagu (Sulawesi Utara). Bahkan, kasus di Kotamobagu mengakibatkan
korban meninggal dunia. Pada Juni 2022 terjadi pengeroyokan di salah satu
Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, akibat
pengeroyokan tersebut, BT (13 tahun) meninggal dunia, BT diduga mengalami
pengeroyokan oleh 9 teman temannya, didiuga diikat, ditutup matanya dan
mengalami pemukulan di bagian perut berkali-kali.
Konflik tawuran antar pelajar dapat melibatkan beberapa tahapan, meskipun tidak
semua konflik akan mengikuti urutan yang sama. Beberapa tahapan umum yang
mungkin terjadi dalam konflik tawuran pelajar meliputi:
a) Provokasi: Konflik sering dimulai dengan provokasi, baik secara verbal maupun
tindakan fisik, yang membuat suasana tegang antar kelompok pelajar.
b) Eskalasi: Konflik bisa menjadi semakin intens ketika kedua kelompok mulai
membalas provokasi dengan tindakan yang lebih serius. Ini bisa termasuk
perkelahian fisik atau ancaman yang lebih besar.
c) Mobilisasi: Kelompok pelajar mungkin mulai mengumpulkan lebih banyak
anggota untuk mendukung atau melindungi mereka dalam konflik.
d) Pertempuran: Konflik mencapai tahap pertempuran fisik, di mana anggota
kelompok terlibat dalam perkelahian. Ini bisa berupa tinju, tendangan, atau
penggunaan objek tumpul.
e) Intervensi pihak berwenang: Seringkali, pihak berwenang seperti guru, staf
sekolah, atau polisi akan ikut campur untuk menghentikan konflik dan menjaga
keamanan.
f) Konsekuensi: Setelah konflik selesai, pelajar yang terlibat bisa menghadapi
konsekuensi, seperti hukuman sekolah, sanksi sosial, atau bahkan tindakan
hukum jika tindakan mereka ilegal.
b) Konflik antara organisasi. Dalam hal ini umumnya sering kita jumpai
karena 2 organisasi berbeda tentu saja akan memiliki tujuan yang berbeda
Hal ini selaras dengan fenomena konflik tawuran antar pelajar yang pasti
selalu melibatkan banyak masa, konflik yang melibatkan banyak masa seperti ini
dapat disebut dengan konflik kelompok antar kelompok. Jarang sekali terjadi
kasus tawuran yang hanya melibatkan individu, pasti akan selalu merembet ke
kelompok.
B. Remaja/Pelajar
Dalam kasus tawuran pelajar yang menjadi pemeran utamanya adalah mereka
yang masih berusia remaja yakni usia 12-22 tahun, kemampuan mengendalikan
emosi yang masih labil dan rasa ingin mencari jati diri mendorong para pelajar
semangat untuk melakukan perkelahian sekalipun mereka tidak terlibat sama sekali
dalam awal permasalahan.
Dengan mengatasnamakan solidaritas yang tinggi dan setia kawan mereka
dengan siap akan ikut dalam perkelahian hal ini sesuai dengan konsep remaja
yang belum mampu membaca situasi dan memilah baik buruknya sesuatu
dikarenakan emosi yang masih sangat labil.
C. Gejala sosial
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri sehingga banyak remaja yang
meniru tingkah laku orang lain. Tindakan remaja bila tidak terkontrol dapat
menjadi suatu masalah sosial yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Masalah remaja ini ditandai oleh adanya keinginan untuk melawan ataupun sikap
apatis. Pada masa ini seharusnya mereka mengenal nilai dan norma-norma yang
berlaku dimasyarakat. Dengan mempelajari norma di masyarakat, diharapkan
mereka dapat berprilaku dan tidak melakukan perbuatan yang menyimpang. Prilaku
menyimpang yang dilakukan oleh remaja dapat beragam, sebagai contoh
membolos, mencontek, pelanggaran lalu lintas dan lain sebagainya.
Dalam kasus tawuran antar pelajar para remaja merupakan pristiwa gejala
sosial yang terbentuk dari konflik sosial, kasus yang semulanya hanya melibatkan
perorangan dalam skala kecil menjadi permasalahan besar yang mengakibatkan
kerugian ke para pelaku,keluarga bahkan orang lain. Ditambah sikap brutal para
pelaku ketika sedang tawuran.
10
2.4 Resolusi tawuran antar pelajar
Melindungi anak dari hal yang dapat memicu terjadinya konflik sosial seperti
tawuran, maka Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah
menginisiasi lahirnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik
Sosial.Salah satu program tersebut adalah pendidikan damai dan keadilan gender.
Dalam kegiatan ini, anak-anak dan remaja diajarkan agar tidak melakukan aksi
tawuran.
Bagi siswa siswi yang terlibat dalam tawuran akan dikeluarkan dari
sekolah. Jika semua siswa terlibat tawuran maka sekolah akan
memberhentikan semua siswa dan melakukan penerimaan siswa baru
dan pindahan. Setiap pelajar siswa siswi harus dibuat takut dengan
berbagai hukuman yang akan diterima jika ikut
11
serta dalam aksi tawuran. Bagi yang membawa senjata tajamdan
senjata khas tawuran lainnya juga harus diberi sanksi.
12
e) Membuat Program Ekstrakurikuler Tawuran
Emosi pada saat usia remaja sangat labil,orang tua harus bisa
menjaga emosi anak,orang tua tidak harus mengekang segala kegiatan
anak selama yang dilakukanya masih positif. Anak biasanya akan
mencontoh apa yang dilakukan oleh orang
13
tua mereka,jadi usahakan orang tua selalu mencontohkansikap-
sikap positif.
14
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja/pelajar dalam hal ini adalah
tawuran antar pelajar tidak sepenuhnya disebabkan oleh factor internal para remaja.
Sikap remaja yang masih sangat labil menyebabkan mereka sangat mudah
terpengaruh oleh lingkungan terutama lingkungan luar keluarga dan lingkungan luar
sekolah. Sudah menjadi tanggung jawab bagi keluarga dan sekolah untuk terus
memberikan perhatian bagi para remaja, jangan sampai remaja yang seharusnya
menjadikan lingkungan keluarga dan sekolah sebagai tempat untuk bercerita malah
tidak nyaman sehingga mencari pelampiasan kedunia luar.
Penindakan yang tegas terhadap para pelaku tawuran juga perlu dilakukan para
penegak hukum, memberikan efek jera harus benar-benar dilakukan jangan sampai
karena ketidak tegasan penegak hukum membuat para pelaku tidak takut untuk
melakukan aksinya.
3.2 Saran
Tawuran merupakan suatu gejala sosial yang menyimpang dari norma-norma yang
ada, hendaknya semua kalangan ikut terlibat dalam mencegah terjadinya aksi tawuran
karena hal ini merupakan masalah yang berpotensi berdampak ke orang lain.
15
Daftar Pustaka
Asnidar. (2018). KONFLIK ANTAR PELAJAR (studi kasus SMAN 8 Jakarta). Jurnal
Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM, 55-61.
Maya, N. (2019). FENOMENA CYBERBULLYING DI KALANGAN PELAJAR. Jurnal
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 443-450.
Jumrawarsi Jumrawarsi, Neviyarni Suhaili, Peran Seorang Guru Dalam Menciptakan
Lingkungan Belajar Yang Kondusif, Ensikopedia Education Review, Vol 2, No 3
(2020): Volume 2 No.3 Desember 2020
(Maya, 2015)Wirawan. (2018). Konflik dan Manajemen konflik: Teori, Aplikasi, dan
Penelitian. Salemba Empat, Jakarta.
AA.Anwar Abu mangku Negara, “Manajemen Sumber Daya manusia Perusahaan”peneribit
Rosda Karya Bandung, 2020,
Maftuh, Bunyamin. 2020. Implementasi Model Pembelajaran Resolusi Konflik melalui
Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Atas. Disertasi. Tidak Diterbitkan.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Smith & Mazzarella, piele 2011 Masalah konflik. Jakarta. PT. Rineka citra Wirawan,
Sarlito. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hendra., 2012. “Interaksi Sosial Dalam Hubungan Antar Manusia”.
http://stikunsap.forumotion.net/t6-interaksi-sosial-dalam-hubungan-antar-manusia
16