DISUSUN
Nama : THERESIA SAMOSIR
Kelas: XI IPS 2
Untuk Unggul dalam bersaing kualitas diri adalah suatu keniscayaan. Sumber Daya Manusia
yang bermutu bukan hanya mereka yang ahli dan terampil dalam satu bidang kehidupan saja,
tetapi adalah mereka yang bisa memahami banyak sisi kehidupan lainnya .Untuk itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih untuk Ibu Guru Bahasa Indonesia karena telah membagikan
ilmunya. Sehingga penulis mampu membuat makalah ini dengan baik. Penulis juga ingin
berterima kasih untuk orangtua penulis karena telah mau memberi bantuan yaitu berupa
materi yang juga merupakan sekiranya dapat membantu penulis serta untuk Ibu Guru petugas
perpustakaan yang mau menolong dengan memberi pinjaman buku referensi yang diperlukan
penulis.
Diciptakannya makalah ini dengan judul "Menganalisis Penyebab serta Dampak Konflik Sosial
Yang Sering Terjadi dalam Masyarakat" yaitu untuk menjadi suatu langkah awal dalam
membuka wawasan dan cara berpikir masyarakat di bidang sosial supaya mampu menciptakan
kehidupan yang baik dan jauh dari permasalahan (konflik).
Sebagai penulis, penulis selalu terbuka untuk menerima setiap saran dan kritik dari seluruh
lapisan masyarakat yang mendorong dan membangun untuk memperbaiki kesalahan dan
kekurangan penulis dalam makalah ini. Sehingga dengan adanya tercipta makalah ini para
pembaca baik masyarakat dan tokoh-tokoh lainnya turut dalam membangun kehidupan yang
bermutu dan damai.
Penulis
Theresia Samosir
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
...................................................................................................i
DAFTAR ISI
...................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
..........................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah ..............................................................................................2
1.4 Manfaat
Penelitian ............................................................................................2
BAB II KERANGKA
TEORI..................................................................................3
2.1 Pengertian
Konflik .............................................................................................3
BAB III
PENUTUP .............................................................................................
....14
3.1
Kesimpulan ................................................................................................
...........14
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................
.15
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Konflik merupakan istilah dari sebuah kata kekerasan. Konflik sangat rentan biasanya terjadi
baik dalam kalangan anak-anak, remaja,dewasa ,orang tua bahkan lanjut usia. Di dalam sebuah
rumah tangga juga biasanya sering terjadi konflik, bukan sering melainkan memang pasti
terjadi.
Pengendalian dalam konflik tentunya masing-masing punya cara. Dalam pengendalian konflik
ada beberapa cara yang akan dijelaskan pada makalah ini. Kehidupan manusia tanpa adanya
perdebatan,perselisihan(konflik) nampak asing bukan? ya,jelas! suatu istilah pernah saya
dengar bahwa "Kehidupan Tanpa Masalah tidak akan membuat kita Bertumbuh" dan itu
memang benar adanya.
Lantas jika konflik itu juga memberikan dampak dari mulai dampak yang ke terkecil hingga
dampak yang besar sesuai dengan artinya konflik yaitu kekerasan sudah pastinya dampak dari
pada konflik akan selalu mengarah ke hal demikian. Dalam menangani konflik serta mencegah
konflik juga terdapat beberapa bagian yang mungkin sudah saya rangkum dalam makalah ini.
Konflik pada dasarnya mengarah pada masalah sosial. Secara konsepnya sosial merupakan
rangkuman dari bagian sosiologi. Sosiologi jika kita artikan yaitu merupakan tentang perilaku
sosial dalam masyarakat dengan memahami nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
Kita tahu bahwa manusia merupakan kelompok makhluk sosial yang dimana manusia tidak
mampu hidup sendiri dalam kata lain saling berketergantungan. Namun hal itu akan sulit
tercipta jika konflik selalu timbul. Rasa Toleransi juga merupakan sumber usaha dalam merintis
terjadinya konflik.
Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan
perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok- kelompok yang berbeda
atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.Toleransi berarti bersikap
tenggang rasa diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang,
bersikap menghargai pendirian orang lain, penyimpangan yang masih dapat diterima dalam
pengukuran kerja.Yang menjadi landasan toleransi beragama adalah mengingat negara
Republik Indonesia merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau besar maupun kecil, yang
mengingat untuk saling menghargai.
1.Soerjono Soekanto
Mengatakan,Konflik adalah suatu proses sosial ketika beberapa orang atau kelompok
manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai
ancaman dan/atau kekerasan.
Konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, dan kekuasaan di mana tujuan mereka
tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
3. Berstein
Konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini
dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif saat melakukan interaksi dengan orang
lain.
Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 9 (2004), menguraikan bahwa konflik muncul
karena adanya benturan antara dua unsur dalam masyarakat yang mengharuskan salah satunya
berakhir.
Nah, itulah beberapa definisi Konflik menurut beberapa ahli. Konflik dapat terjadi pada setiap
individu maupun kelompok dalam masyarakat. Setiap orang pasti pernah mengalami konflik,
baik secara pribadi maupun kelompok. Seperti menurut Coser, konflik yang terjadi di
masyarakat dikarenakan adanya kelompok lapisan bawah yang semakin mempertanyakan
legitimasi dari keberadaan distribusi sumber-sumber langka (Ranjabar, 2013). Coser menilai
bahwa konflik tidak selalu bersifat negatif, namun konflik dapat mempererat dan menjalin
kerukunan dalam suatu kelompok. Namun perlu tetap kita ingat bahwa Kekerasan dan Konflik
merupakan suatu perbuatan menyimpang dan dapat merugikan orang lain.
yang berbeda-beda.
f. Ketidakpuasan ekonomi
g. Ketidakpuasan Politik
Secara konsep konflik merupakan ilmu sosiologi yang sering terjadi dalam kehidupan manusia.
Sosiologi dilibatkan sebagai ilmu pengetahuan terapan untuk membantu memecahkan berbagai
persoalan kemasyarakatan terutama untuk mendukung program pembangunan agar
masyarakat lebih bisa sendiri mungkin bisa mengenal menganalisis dan memecahkan berbagai
persoalan sosial di lingkungannya maka sekarang ini sosiologi dikenal lebih dini kepada
masyarakat itu sendiri.
Sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji tentang perilaku sosial dalam masyarakat sangat
diperlukan bagi generasi penerus untuk memahami nilai-nilai dan norma dalam masyarakat
sehingga mampu dan dengan mudah menyesuaikan diri dengan pola perilaku yang ada. Konflik
juga berkaitan erat dengan nilai sosial dalam masyarakat. Nilai sosial adalah segala sesuatu
pandangan yang dianggap baik dan benar oleh suatu
lingkungan di masyarakat yang kemudian dipedomani sebagai contoh perilaku yang baik dan
diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setiap masyarakat. Tiap-tiap masyarakat memiliki
sistem nilai yang berbeda-beda yang bersifat turun-temurun dari generasi terdahulu ke
generasi berikutnya. Nilai-nilai ini dapat bersumber dari nilai-nilai keagamaan, adat istiadat,
maupun estetika yang terus berkembang sejalan dengan peradaban masyarakat tersebut.
Dalam kehidupan masyarakat nilai-nilai sosial memerlukan peranan penting. Kebanyakan
hubungan-hubungan sosial didasarkan bukan saja pada faktor-faktor sosial namun juga pada
pertimbangan pertimbangan nilai, Dube( Soleman , 1990 : 63) Mengatakan bahwa nilai-nilai
juga memberikan perasaan identitas masyarakat dan menentukan seperangkat tujuan yang
hendak dicapai. Nah, hal-hal diatas merupakan faktor umum atau utama dalam menyebabkan
terjadinya Konflik Sosial.
a. konsiliasi
Bentuk pengendalian konflik seperti ini dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang
memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang
bertikai Contoh bentuk pengendalian konflik ini adalah melalui lembaga perwakilan rakyat.
Berbagai kelompok kepentingan yang bertikal bertemu di dalam lembaga ini untuk
menyelesaikan konflik mereka. Agar dapat berfungsi efektif dalam menyelesaikan konflik,
lembaga-lembaga konsiliasi harus memenuhi empat hal berikut
3. Lembaga tersebut harus berperan agar kelompok yang bertikai merasa terikat kepada
lembaga tersebut.
4. Lembaga tersebut harus bersifat demokratis yakni, setiap pihak harus diberi kesempatan
untuk menyatakan pendapatnya sebelum keputusan tertentu diambil.
b. Mediasi
Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik
sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan
pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik dalam menyelesaikan pertentangan
mereka. Sekalipun pemikiran atau nasihat pihak ketiga tersebut tidak mengikat, cara
pengendalian ini kadang menghasilkan penyelesaian yang cukup efektif. Cara mediasi cukup
efektif untuk mengurangi irasionalitas yang biasanya timbul dalam konflik. Dengan cara
mediasi, ada kemungkinan pihak-pihak yang berkonflik akan menarik diri tanpa harus
"kehilangan muka.
c. Arbitrasi
Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik
sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan
keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik. Dalam mediasi, pemikiran atau nasihat dari
pihak ketiga bukan merupakan keputusan yang mengikat kedua belah pihak yang berkonflik.
Sebaliknya, dalam perwasitan, kedua belah pihak harus menerima keputusan yang diambil
pihak ketiga (wasit). Dengan kata lain, pihak ketiga tidak mengarahkan konflik untuk suatu
tujuan tertentu yang memenangkan salah satu pihak.
Berikut ini adalah beberapa upaya untuk mencegah terjadinya suatu konflik.
Selain cara-cara tersebut, dalam mengatasi Konflik bersikap Kepala Dingin atau menciptakan
perdamaian juga merupakan cara dalam mengatasi Konflik. seperti kita tau bahwa untuk
mencapai kedamaian yaitu tidak lah mudah. Perdamaian dalam arti secara luas adalah
penyesuaian dan pengarahan, baik dari seseorang terhadap penciptanya pada satu pihak
maupun kepada sesamanya pada pihak yang lain. Hal ini berlaku bagi keseluruhan hubungan
konsentris, yaitu antara individu dan individu, individu dan masyarakat, masyarakat dan
masyarakat, bangsa dan bangsa atau antara keseluruhan umat manusia satu sama lainnya,
serta antara manusia dan alam semesta.
struktural sosial.
1. Lewis A. Coser
a. Konflik Realistis
Konflik realistis ialah konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok atas
tuntutan maupun perkiraan-perkiraan keuntungan yang terjadi dalam hubungan sosial.
b. Konflik Nonrealistis
Konflik nonrealistis merupakan konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang
bertentangan, melainkan dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan.
2. Karl Marx
Karl Marx memiliki pandangan tentang konflik sosial sebagai pertentangan kelas. Masyarakat
yang berada dalam konflik dikuasai oleh kelompok dominan. Adanya pihak yang lebih dominan
muncul pihak yang berkuasa dengan pihak yang dikuasai. Kedua pihak tersebut memiliki
kepentingan yang berbeda atau bertentangan sehingga dapat menimbulkan konflik.
3. Ralf Dahrendorf
Dahrendorf melihat teori sebagai teori parsial yang digunakan untuk menganalisa fenomena
sosial. Dahrendorf melihat masyarakat memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu konflik dan kerja
sama. Berdasarkan pemikiran tersebut, Dahrendorf menyempurnakan dan menganalisisnya
dengan fungsionalisme struktural, agar mendapat teori konflik yang lebih baik.
1.Konflik Individual
2.Konflik Kolektif
Konflik kolektif merupakan suatu konflik yang melibatkan banyak orang, serta memiliki tujuan
dan kepentingan yang sama. Pada umumnya, konflik ini memiliki dorongan yang lebih kuat bila
dibandingkan dengan konflik individu.
1.Konflik Fungsional
Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan
bersifat konstruktif. Konflik ini sangat dibutuhkan dalam organisasi. Dalam konflik ini dapat
memperbaiki kinerja kelompok apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik.
2. Konflik Disfungsional
Konflik disfungsional merupakan konflik yang menghambat tercapainya suatu organisasi dan
bersifat destruktif (merusak). Konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena keberadaan
konflik ini pasti ada dalam setiap organisasi atau masyarakat. Konflik disfungsional dapat
merugikan semua pihak, baik individu, kelompok, maupun organisasi.
1. Konflik Vertikal
Konflik vertikal merupakan konflik yang terjadi antartingkatan kelompok atau kelas. Konflik ini
terjadi karena adanya rasa ketidakpuasan. Konflik vertikal dapat terjadi antara masyarakat
dengan pemerintah, orang kaya dengan orang miskin,dan lain sebagainya.
2. Konflik Horizontal
Konflik horizontal ialah konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang sekelas atau
sederajat. Konflik ini dapat terjadi antara kelompok dalam sebuah perusahaan atau konflik
antarorganisasi massa.
3. Konflik Diagonal
Konflik diagonal dibedakan berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik dapat dibedakan menjadi
dua. Dalam suatu organisasi terjadi ketidakadilan alokasi sumber daya sehingga menimbulkan
pertentangan atau konflik yang ekstrem. pertentangan itulah yang dinamakan konflik diagonal.
1. Konflik Terbuka
Konflik terbuka merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak atau masyarakat dalam
suatu negara.
2. Konflik Tertutup
Konflik tertutup hanya diketahui oleh pihak yang terlibat dalam konflik tersebut. Dalam konflik
tertutup,pihak yang tidak terlihat konflik tidak tahu jika terjadi konflik.
10
• Menurut Waktu
Konflik sesaat dapat terjadi dalam waktu yang singkat atau sesaat saja karena adanya
kesalahpahaman antara pihak yang berkonflik.
2. Konflik Berkelanjutan
Konflik berkelanjutan terjadi dalam waktu yang lama dan sulit untuk diselesaikan. Dalam
menyelesaikan konflik ini harus melalui berbagai proses dan tahapan yang rumit.
• Menurut Pengendalian
1. Konflik Terkendali
Konflik terkendali merupakan suatu konflik dimana para pihak yang terlibat dapat dengan
mudah mengendalikan konflik sehingga konflik tidak meluas dan cepat selesai.
Konflik tidak terkendali merupakan konflik di mana pihak yang terlibat tidak dapat
mengendalikan konflik tersebut sehingga akibatnya meluas. Konflik yang tidak terkendali dapat
menyebabkan munculnya kekerasan.
1. Konflik Nonsistemtis
Konflik Nonsistemtis memiliki sifat yang acak, di mana terjadi secara spontanitas dan tidak ada
tujuan yang dicapai.
2. Konflik Sistematis
Konflik sistematis merupakan kebalikan dari Nonsistemtis, dimana konflik tersebut telah
direncanakan secara sistematis dan memiliki tujuan yang ingin dicapai.
1. Konflik Ekonomi
Konflik ekonomi dapat terjadi karena adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak-pihak
yang berkonflik.
11
2. Konflik Sosial
Konflik sosial muncul karena adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik.
3. Konflik Budaya
Konflik budaya terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang
berkonflik.
4. Konflik Politik
Konflik ini dipicu oleh adanya kepentingan politik dari pihak yang berkonflik.
5. Konflik Pertahanan
Konflik pertahanan dapat terjadi karena adanya perebutan hegemoni dari pihak yang
berkonflik.
6. Konflik Antaragama
Upaya pencegahan konflik juga dapat dilakukan dengan cara mengambil keputusan, atau
tindakan secara sehat,dan netral, tidak gegabah dan mau menerima pendapat orang lain. Yang
dalam mengambil keputusan juga megutamakan musyawarah.
Dalam kehidupan sehari-hari juga, yaitu berbicara sopan, agar tidak menyakiti hati orang lain,
dan bertutur lembut serta berperilaku baik, istilah sekarang "Good Attitude".
12
a. Dampak Positif
Individu yang menganggap situasi yang dihadapi tidak adil dan menganggap
bahwa kebijakan yang berlaku saat ini tidak sesuai biasanya akan mengalami
pertentangan dengan aturan yang berlaku sebelumnya. Individu tersebut akan
melakukan perubahan sosial.
13
✓Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih
belum tuntas ditelaah.
b. Dampak Negatif
Konflik sosial selain memiliki dampak positif juga ada dampak negatif Adapun
dampak negatif adanya konflik sosial adalah sebagai berikut:
✓ Perpecahan.
✓Permusuhan.
✓Kekerasan.
✓Perubahan Kepribadian.
✓Jatuhnya Korban.
Konflik sosial merupakan suatu proses sosial yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
berusaha untuk memenuhi tujuannya. Namun, apabila konflik dapat dikelola dengan baik, maka
akan berdampak positif bagi kehidupan manusia. Seperti sedikit telah dibajabarkan penulis
pada makalah nya.
Masyarakat harus mampu dalam menciptakan hal yang baik. Konflik tidak selalu berdampak
negatif, terkadang konflik juga mampu memberi dampak positif. Hanya saja kuncinya terletak
pada jiwa dan pola pikir manusia.
Dan semoga dengan adanya makalah ini, kehidupan bermasyarakat dapat tercipta lebih baik.
Tidak hanya itu melainkan mampu membuat/menciptakan pola pikir masyarakat terutama
rakyat republik Indonesia, supaya lebih maju. Dan selalu mementingkan kebersamaan dari
individu,dan menjujung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawaty, Ulfah. 2018. Brilian Sosiologi Jilid 2, Bandung: Grafindo Media Pratama.