Anda di halaman 1dari 19

MENGANALISIS PENYEBAB SERTA DAMPAK KONFLIK SOSIAL

YANG SERING TERJADI DALAM MASYARAKAT

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Pelajaran Bahasa


Indonesia

DISUSUN
Nama : THERESIA SAMOSIR
Kelas: XI IPS 2

SMA NEGERI 1 SIANTAR NARUMONDA


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat dan karunia-
nyalah makalah ini dapat tercipta dengan baik dan oleh karena anugrahnya lah segala hal yang
menghambat tidak menjadi alasan tidak terciptanya makalah ini.

Untuk Unggul dalam bersaing kualitas diri adalah suatu keniscayaan. Sumber Daya Manusia
yang bermutu bukan hanya mereka yang ahli dan terampil dalam satu bidang kehidupan saja,
tetapi adalah mereka yang bisa memahami banyak sisi kehidupan lainnya .Untuk itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih untuk Ibu Guru Bahasa Indonesia karena telah membagikan
ilmunya. Sehingga penulis mampu membuat makalah ini dengan baik. Penulis juga ingin
berterima kasih untuk orangtua penulis karena telah mau memberi bantuan yaitu berupa
materi yang juga merupakan sekiranya dapat membantu penulis serta untuk Ibu Guru petugas
perpustakaan yang mau menolong dengan memberi pinjaman buku referensi yang diperlukan
penulis.

Diciptakannya makalah ini dengan judul "Menganalisis Penyebab serta Dampak Konflik Sosial
Yang Sering Terjadi dalam Masyarakat" yaitu untuk menjadi suatu langkah awal dalam
membuka wawasan dan cara berpikir masyarakat di bidang sosial supaya mampu menciptakan
kehidupan yang baik dan jauh dari permasalahan (konflik).

Sebagai penulis, penulis selalu terbuka untuk menerima setiap saran dan kritik dari seluruh
lapisan masyarakat yang mendorong dan membangun untuk memperbaiki kesalahan dan
kekurangan penulis dalam makalah ini. Sehingga dengan adanya tercipta makalah ini para
pembaca baik masyarakat dan tokoh-tokoh lainnya turut dalam membangun kehidupan yang
bermutu dan damai.

Akhirnya penulis ucapkan Sekian dan terima kasih.

Penulis

Theresia Samosir

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
...................................................................................................i

DAFTAR ISI
...................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN
..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang


Masalah....................................................................................1

1.2 Rumusan
Masalah ..............................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian


................................................................................................2

1.4 Manfaat
Penelitian ............................................................................................2

BAB II KERANGKA
TEORI..................................................................................3

2.1 Pengertian
Konflik .............................................................................................3

2.2 Faktor-faktor yang Mengakibatkan Konflik........................................4

2.3 Upaya dalam Pengendalian Konflik


Sosial ..........................................5
2.4 Bentuk-bentuk
Konflik ...................................................................................7

2.5 Upaya dalam Mencegah


Konflik ..............................................................11

2.6 Dapat yang Timbul Akibat


Konflik .........................................................12

BAB III
PENUTUP .............................................................................................
....14

3.1
Kesimpulan ................................................................................................
...........14

3.2 Saran dan


Kritik .................................................................................................14

DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................
.15
ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Konflik merupakan istilah dari sebuah kata kekerasan. Konflik sangat rentan biasanya terjadi
baik dalam kalangan anak-anak, remaja,dewasa ,orang tua bahkan lanjut usia. Di dalam sebuah
rumah tangga juga biasanya sering terjadi konflik, bukan sering melainkan memang pasti
terjadi.
Pengendalian dalam konflik tentunya masing-masing punya cara. Dalam pengendalian konflik
ada beberapa cara yang akan dijelaskan pada makalah ini. Kehidupan manusia tanpa adanya
perdebatan,perselisihan(konflik) nampak asing bukan? ya,jelas! suatu istilah pernah saya
dengar bahwa "Kehidupan Tanpa Masalah tidak akan membuat kita Bertumbuh" dan itu
memang benar adanya.

Lantas jika konflik itu juga memberikan dampak dari mulai dampak yang ke terkecil hingga
dampak yang besar sesuai dengan artinya konflik yaitu kekerasan sudah pastinya dampak dari
pada konflik akan selalu mengarah ke hal demikian. Dalam menangani konflik serta mencegah
konflik juga terdapat beberapa bagian yang mungkin sudah saya rangkum dalam makalah ini.

Konflik pada dasarnya mengarah pada masalah sosial. Secara konsepnya sosial merupakan
rangkuman dari bagian sosiologi. Sosiologi jika kita artikan yaitu merupakan tentang perilaku
sosial dalam masyarakat dengan memahami nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.

Kita tahu bahwa manusia merupakan kelompok makhluk sosial yang dimana manusia tidak
mampu hidup sendiri dalam kata lain saling berketergantungan. Namun hal itu akan sulit
tercipta jika konflik selalu timbul. Rasa Toleransi juga merupakan sumber usaha dalam merintis
terjadinya konflik.

Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan
perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok- kelompok yang berbeda
atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.Toleransi berarti bersikap
tenggang rasa diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang,
bersikap menghargai pendirian orang lain, penyimpangan yang masih dapat diterima dalam
pengukuran kerja.Yang menjadi landasan toleransi beragama adalah mengingat negara
Republik Indonesia merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau besar maupun kecil, yang
mengingat untuk saling menghargai.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:

1). Apa yang dimaksud dengan Konflik?

2). Apa faktor-faktor yang mengakibatkan konflik?

3). Bagaimana upaya yang dilakukan dalam pengendalian konflik?


4). Apa saja bentuk-bentuk konflik?

5). Apa upaya dalam mencegah konflik?

6). Jelaskan pengaruh dampak yang ditimbulkan dengan adanya konflik!

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dilakukannya penelitian dalam menciptakam makalah ini yaitu :

1). Untuk mengetahui pengertian dari konflik itu sendiri.

2). Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari pada konflik.

3). Untuk mengetahui upaya dalam pengendalian konflik.

4). Untuk mengetahui cara atau upaya dalam mencegah konflik.

5). Untuk mengetahui pengaruh dampak yang ditimbulkan daripada konflik.

1.4 Manfaat Penelitian


manfaat penelitian yang penulis buat adalah supaya penulis, kita , dan juga orang-orang
yang hidup dalam lingkungan masyarakat mengerti makna dari arti "Masalah Konflik Sosial".
Masyarakat perlu mengetahui cara yang tepat dalam pengendalian konflik serta mencegah
konflik. Tidak hanya itu, supaya masyarakat juga semakin menyadari bahwa konflik itu tidak
baik. Sehingga terciptalah kehidupan yang lebih rukun damai dan saling tolong-menolong,
sehingga mampu menciptakan sikap solidaritas yang tinggi

BAB II KERANGKA TEORI


2.1 Pengertian Konflik
Pada dasarnya konflik berasal dari bahasa latin yaitu configere yang berarti saling memukul.
Menurut beberapa ahli bahwa konflik yaitu:

1.Soerjono Soekanto
Mengatakan,Konflik adalah suatu proses sosial ketika beberapa orang atau kelompok
manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai
ancaman dan/atau kekerasan.

2. Robert M.Z Lawang

Konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, dan kekuasaan di mana tujuan mereka
tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.

3. Berstein

Konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini
dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif saat melakukan interaksi dengan orang
lain.

4. Ensiklopedia Nasional Indonesia

Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 9 (2004), menguraikan bahwa konflik muncul
karena adanya benturan antara dua unsur dalam masyarakat yang mengharuskan salah satunya
berakhir.

Nah, itulah beberapa definisi Konflik menurut beberapa ahli. Konflik dapat terjadi pada setiap
individu maupun kelompok dalam masyarakat. Setiap orang pasti pernah mengalami konflik,
baik secara pribadi maupun kelompok. Seperti menurut Coser, konflik yang terjadi di
masyarakat dikarenakan adanya kelompok lapisan bawah yang semakin mempertanyakan
legitimasi dari keberadaan distribusi sumber-sumber langka (Ranjabar, 2013). Coser menilai
bahwa konflik tidak selalu bersifat negatif, namun konflik dapat mempererat dan menjalin
kerukunan dalam suatu kelompok. Namun perlu tetap kita ingat bahwa Kekerasan dan Konflik
merupakan suatu perbuatan menyimpang dan dapat merugikan orang lain.

2.2 Faktor-Faktor yang Mengakibatkan Konflik


Konflik dalam masyarakat sering terjadi dengan berbagai faktor yang beranekaragam, baik
itu karena hal yang sepele hingga hal yang besar. Perlu kita ketahui konflik juga terjadi tidak
hanya pada kalangan orang tua namun mulai dari anak-anak, remaja bahkan dewasa juga sering
dalam mengalami yang namanya konflik. Konflik juga berkaitan dengan yang namanya
pertentangan. Berbagai konflik seringkali memunculkan hal negatif, maka dari itu konflik harus
dihadapi dan ditangani serta diselesaikan oleh manusia. Adapun hal yang menjadi faktor-faktor
dari konflik pada umumnya yaitu:

a. Adanya perbedaan antarindividu.

b. Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi

yang berbeda-beda.

c. Adanya perbedaan kepentingan antara individu dengan kelompok.

d. Perubahan Sosial yang cepat

e. Tatanan sosial yang tidak adil

f. Ketidakpuasan ekonomi

g. Ketidakpuasan Politik

h. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikologis

Secara konsep konflik merupakan ilmu sosiologi yang sering terjadi dalam kehidupan manusia.
Sosiologi dilibatkan sebagai ilmu pengetahuan terapan untuk membantu memecahkan berbagai
persoalan kemasyarakatan terutama untuk mendukung program pembangunan agar
masyarakat lebih bisa sendiri mungkin bisa mengenal menganalisis dan memecahkan berbagai
persoalan sosial di lingkungannya maka sekarang ini sosiologi dikenal lebih dini kepada
masyarakat itu sendiri.

Sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji tentang perilaku sosial dalam masyarakat sangat
diperlukan bagi generasi penerus untuk memahami nilai-nilai dan norma dalam masyarakat
sehingga mampu dan dengan mudah menyesuaikan diri dengan pola perilaku yang ada. Konflik
juga berkaitan erat dengan nilai sosial dalam masyarakat. Nilai sosial adalah segala sesuatu
pandangan yang dianggap baik dan benar oleh suatu

lingkungan di masyarakat yang kemudian dipedomani sebagai contoh perilaku yang baik dan
diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setiap masyarakat. Tiap-tiap masyarakat memiliki
sistem nilai yang berbeda-beda yang bersifat turun-temurun dari generasi terdahulu ke
generasi berikutnya. Nilai-nilai ini dapat bersumber dari nilai-nilai keagamaan, adat istiadat,
maupun estetika yang terus berkembang sejalan dengan peradaban masyarakat tersebut.
Dalam kehidupan masyarakat nilai-nilai sosial memerlukan peranan penting. Kebanyakan
hubungan-hubungan sosial didasarkan bukan saja pada faktor-faktor sosial namun juga pada
pertimbangan pertimbangan nilai, Dube( Soleman , 1990 : 63) Mengatakan bahwa nilai-nilai
juga memberikan perasaan identitas masyarakat dan menentukan seperangkat tujuan yang
hendak dicapai. Nah, hal-hal diatas merupakan faktor umum atau utama dalam menyebabkan
terjadinya Konflik Sosial.

2.3 Upaya dalam Pengendalian Konflik Sosial


Adapun beberapa bagian atau jenis dalam mengendalikan konflik sosial yaitu seperti
konsiliasi mediasi serta arbitrasi yang dimana arti dan pengertian tiap jenis yaitu:

a. konsiliasi

Bentuk pengendalian konflik seperti ini dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang
memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang
bertikai Contoh bentuk pengendalian konflik ini adalah melalui lembaga perwakilan rakyat.
Berbagai kelompok kepentingan yang bertikal bertemu di dalam lembaga ini untuk
menyelesaikan konflik mereka. Agar dapat berfungsi efektif dalam menyelesaikan konflik,
lembaga-lembaga konsiliasi harus memenuhi empat hal berikut

1. Lembaga tersebut harus merupakan lembaga yang otonom. Keputusan yang

diambilnya merupakan keputusan murni tanpa campur tangan lembaga lain.

2. Kedudukan lembaga tersebut dalam masyarakat yang bersangkutan harus bersifat

monopolistis,artinya hanya lembaga itulah yang berfungsi demikian.

3. Lembaga tersebut harus berperan agar kelompok yang bertikai merasa terikat kepada
lembaga tersebut.

4. Lembaga tersebut harus bersifat demokratis yakni, setiap pihak harus diberi kesempatan
untuk menyatakan pendapatnya sebelum keputusan tertentu diambil.

b. Mediasi

Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik
sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan
pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik dalam menyelesaikan pertentangan
mereka. Sekalipun pemikiran atau nasihat pihak ketiga tersebut tidak mengikat, cara
pengendalian ini kadang menghasilkan penyelesaian yang cukup efektif. Cara mediasi cukup
efektif untuk mengurangi irasionalitas yang biasanya timbul dalam konflik. Dengan cara
mediasi, ada kemungkinan pihak-pihak yang berkonflik akan menarik diri tanpa harus
"kehilangan muka.

c. Arbitrasi

Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik
sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan
keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik. Dalam mediasi, pemikiran atau nasihat dari
pihak ketiga bukan merupakan keputusan yang mengikat kedua belah pihak yang berkonflik.
Sebaliknya, dalam perwasitan, kedua belah pihak harus menerima keputusan yang diambil
pihak ketiga (wasit). Dengan kata lain, pihak ketiga tidak mengarahkan konflik untuk suatu
tujuan tertentu yang memenangkan salah satu pihak.

Sedangkan menurut Mindes, resolusi konflik adalah kemampuan untuk menyelesaikan


perbedaan dengan yang lainnya dan merupakan aspek penting dalam pembangunan sosial dan
moral yang memerlukan keterampilan dan penilaian untuk bernegosiasi, kompromi, serta
mengembangkan rasa keadilan.

Berikut ini adalah beberapa upaya untuk mencegah terjadinya suatu konflik.

a.Mencoba menyelesaikan masalah dengan bijak.

b. Penegakan hukum yang adil.

c. Menciptakan pemerintahan yang baik.

d. Menciptakan sinergi pemerintah dan masyarakat yang kompak.

Selain cara-cara tersebut, dalam mengatasi Konflik bersikap Kepala Dingin atau menciptakan
perdamaian juga merupakan cara dalam mengatasi Konflik. seperti kita tau bahwa untuk
mencapai kedamaian yaitu tidak lah mudah. Perdamaian dalam arti secara luas adalah
penyesuaian dan pengarahan, baik dari seseorang terhadap penciptanya pada satu pihak
maupun kepada sesamanya pada pihak yang lain. Hal ini berlaku bagi keseluruhan hubungan
konsentris, yaitu antara individu dan individu, individu dan masyarakat, masyarakat dan
masyarakat, bangsa dan bangsa atau antara keseluruhan umat manusia satu sama lainnya,
serta antara manusia dan alam semesta.

Namun demikian perdamaian juga dibedakan menjadi tiga (3) bagian,yaitu :


a. Pendamalan positif terpenuhinya rasa aman dan terhapusnya diskrimin oleh

struktural sosial.

b. Pendamaian negatif pendamaian ini bertujuan mencegah terjadinya

kekerasan secara langsung, seperti luka-luka dan korban jiwa.

c. Perdamaian menyeluruh usaha mengontrol dan mengelola kehidupan

secara berkelanjutan dengan cara melukai.

2.4 Bentuk-bentuk Konflik


Bentuk-bentuk konflik sosial beragam, dimulai dari bentuk pendapat para ahli, sosial,
tujuan organisasi, pelaku yang berkonflik, waktu, pengendalian, sistematika konflik, aktivitas
manusia dalam masyarakat.

• Menurut Para Ahli :

1. Lewis A. Coser

a. Konflik Realistis

Konflik realistis ialah konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok atas
tuntutan maupun perkiraan-perkiraan keuntungan yang terjadi dalam hubungan sosial.

b. Konflik Nonrealistis

Konflik nonrealistis merupakan konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang
bertentangan, melainkan dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan.

2. Karl Marx

Karl Marx memiliki pandangan tentang konflik sosial sebagai pertentangan kelas. Masyarakat
yang berada dalam konflik dikuasai oleh kelompok dominan. Adanya pihak yang lebih dominan
muncul pihak yang berkuasa dengan pihak yang dikuasai. Kedua pihak tersebut memiliki
kepentingan yang berbeda atau bertentangan sehingga dapat menimbulkan konflik.
3. Ralf Dahrendorf

Dahrendorf melihat teori sebagai teori parsial yang digunakan untuk menganalisa fenomena
sosial. Dahrendorf melihat masyarakat memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu konflik dan kerja
sama. Berdasarkan pemikiran tersebut, Dahrendorf menyempurnakan dan menganalisisnya
dengan fungsionalisme struktural, agar mendapat teori konflik yang lebih baik.

• Menurut Kehidupan Sosial

1.Konflik Individual

Konflik individual merupakan konflik yang dilakukan antarindividu (perorangan). Pada


umumnya konflik individu lebih bersifat informal, tersembunyi, melakukan tindakan negatif,
melakukan sabotase, dan lain sebagainya.

2.Konflik Kolektif

Konflik kolektif merupakan suatu konflik yang melibatkan banyak orang, serta memiliki tujuan
dan kepentingan yang sama. Pada umumnya, konflik ini memiliki dorongan yang lebih kuat bila
dibandingkan dengan konflik individu.

• Menurut Tujuan Organisasi

1.Konflik Fungsional

Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan
bersifat konstruktif. Konflik ini sangat dibutuhkan dalam organisasi. Dalam konflik ini dapat
memperbaiki kinerja kelompok apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik.

2. Konflik Disfungsional

Konflik disfungsional merupakan konflik yang menghambat tercapainya suatu organisasi dan
bersifat destruktif (merusak). Konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena keberadaan
konflik ini pasti ada dalam setiap organisasi atau masyarakat. Konflik disfungsional dapat
merugikan semua pihak, baik individu, kelompok, maupun organisasi.

• Menurut Pelaku Yang Berkonflik

1. Konflik Vertikal
Konflik vertikal merupakan konflik yang terjadi antartingkatan kelompok atau kelas. Konflik ini
terjadi karena adanya rasa ketidakpuasan. Konflik vertikal dapat terjadi antara masyarakat
dengan pemerintah, orang kaya dengan orang miskin,dan lain sebagainya.

2. Konflik Horizontal

Konflik horizontal ialah konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang sekelas atau
sederajat. Konflik ini dapat terjadi antara kelompok dalam sebuah perusahaan atau konflik
antarorganisasi massa.

3. Konflik Diagonal

Konflik diagonal dibedakan berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik dapat dibedakan menjadi
dua. Dalam suatu organisasi terjadi ketidakadilan alokasi sumber daya sehingga menimbulkan
pertentangan atau konflik yang ekstrem. pertentangan itulah yang dinamakan konflik diagonal.

• Menurut Sifat Pelaku yang Berkonflik

1. Konflik Terbuka

Konflik terbuka merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak atau masyarakat dalam
suatu negara.

2. Konflik Tertutup

Konflik tertutup hanya diketahui oleh pihak yang terlibat dalam konflik tersebut. Dalam konflik
tertutup,pihak yang tidak terlihat konflik tidak tahu jika terjadi konflik.

10

• Menurut Waktu

1. Konflik Sesaat (konflik spontan)

Konflik sesaat dapat terjadi dalam waktu yang singkat atau sesaat saja karena adanya
kesalahpahaman antara pihak yang berkonflik.

2. Konflik Berkelanjutan

Konflik berkelanjutan terjadi dalam waktu yang lama dan sulit untuk diselesaikan. Dalam
menyelesaikan konflik ini harus melalui berbagai proses dan tahapan yang rumit.

• Menurut Pengendalian

1. Konflik Terkendali
Konflik terkendali merupakan suatu konflik dimana para pihak yang terlibat dapat dengan
mudah mengendalikan konflik sehingga konflik tidak meluas dan cepat selesai.

2. Konflik Tidak Terkendali

Konflik tidak terkendali merupakan konflik di mana pihak yang terlibat tidak dapat
mengendalikan konflik tersebut sehingga akibatnya meluas. Konflik yang tidak terkendali dapat
menyebabkan munculnya kekerasan.

• Menurut Sistematika Konflik

1. Konflik Nonsistemtis

Konflik Nonsistemtis memiliki sifat yang acak, di mana terjadi secara spontanitas dan tidak ada
tujuan yang dicapai.

2. Konflik Sistematis

Konflik sistematis merupakan kebalikan dari Nonsistemtis, dimana konflik tersebut telah
direncanakan secara sistematis dan memiliki tujuan yang ingin dicapai.

• Menurut Konsentrasi Aktivitas Manusia dalam Masyarakat

1. Konflik Ekonomi

Konflik ekonomi dapat terjadi karena adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak-pihak
yang berkonflik.

11

2. Konflik Sosial

Konflik sosial muncul karena adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik.

3. Konflik Budaya

Konflik budaya terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang
berkonflik.

4. Konflik Politik

Konflik ini dipicu oleh adanya kepentingan politik dari pihak yang berkonflik.

5. Konflik Pertahanan
Konflik pertahanan dapat terjadi karena adanya perebutan hegemoni dari pihak yang
berkonflik.

6. Konflik Antaragama

Konflik Antaragama dipicu oleh adanya sentimen agama.

Nah, itulah beberapa bentuk-bentuk konflik menurut Bagiannya masing-masing.

2.5 Upaya dalam Mencegah Konflik


Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah konflik ialah :

a. Mencoba menyelesaikan masalah dengan bijak

b. Penegakan hukum yang adil

c. Menciptakan pemerintahan yang baik

d. Menciptakan sinergi pemerintah dan masyarakat yang kompak

Upaya pencegahan konflik juga dapat dilakukan dengan cara mengambil keputusan, atau
tindakan secara sehat,dan netral, tidak gegabah dan mau menerima pendapat orang lain. Yang
dalam mengambil keputusan juga megutamakan musyawarah.

Dalam kehidupan sehari-hari juga, yaitu berbicara sopan, agar tidak menyakiti hati orang lain,
dan bertutur lembut serta berperilaku baik, istilah sekarang "Good Attitude".

12

2.6 Dampak yang Timbul Akibat Konflik

Konflik Dapat menimbulkan Dampak,yaitu Dampak positif dan juga dampak


negatif. Adapun maksud dari pada dampak positif dan negatif konflik sosial yaitu:

a. Dampak Positif

•konflik dapat mendamaikan kelompok-kelompok yang saling bersaing.


•mengarahkan pihak-pihak yang sedang berjuang untuk mengekspresikan

identitas mereka sendiri.

•mengurangi ketidakpastian dengan menjaga batas-batas kelompok. •mendorong


suatu kelompok untuk mencari nilai-nilai dasar.
1. Memfasilitasi Tercapainya Rekonsiliasi dari Berbagai Kepentingan

Konflik dapat berakhir dengan kesepakatan yang menguntungkan dan


memberikan manfaat kolektif kepada dua belah pihak yang berkonflik sebagai
contohnya masalah antara Mesir dan Israel konflik antara pihak penjual dan pihak
produksi dan lain sebagainya.

2. Sebagai Tempat Awal Terjadinya Perubahan Sosial

Individu yang menganggap situasi yang dihadapi tidak adil dan menganggap
bahwa kebijakan yang berlaku saat ini tidak sesuai biasanya akan mengalami
pertentangan dengan aturan yang berlaku sebelumnya. Individu tersebut akan
melakukan perubahan sosial.

3. Konflik dapat Mempererat Persatuan Kelompok

✓Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan


menciptakan norma baru.

✓Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antar individu dan


kelompok.

13

✓Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang


mengalami konflik dengan kelompok lain.

✓Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih
belum tuntas ditelaah.

✓Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai,


serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan
kebutuhan individu atau kelompok.

✓Kelompok yang bersaing bisa menjadi damai dan meningkatkan solidaritas


kelompok.

✓Konflik mendorong terjadinya perubahan sosial serta konflik dapat memperjelas


aspek-aspek kehidupan yang belum jelas.
✓Adanya penyesuaian kembali norma dan nilai yang sudah tidak relavan.

b. Dampak Negatif

Konflik sosial selain memiliki dampak positif juga ada dampak negatif Adapun
dampak negatif adanya konflik sosial adalah sebagai berikut:

✓ Perpecahan.

✓Permusuhan.

✓Kekerasan.

✓Perubahan Kepribadian.

✓Jatuhnya Korban.

✓Gangguan kesehatan mental, seperti penolakan ( denial), menarik diri dari


masalah (withdrawal),dan menyalahkan pihak lain (projection).

✓ Permusuhan serta Disintergrasi sosial.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Konflik Sosial merupakan fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan manusia. Konflik yang
ada di masyarakat sangat beragam, seperti konflik terbuka, konflik individual, konflik
tertutup,dan sebagainya. Bahakan, suatu individu atau kelompok dapat melukai dan
menyerang pihak lawan dengan menggunakan tindakan kekerasan.

Konflik sosial merupakan suatu proses sosial yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
berusaha untuk memenuhi tujuannya. Namun, apabila konflik dapat dikelola dengan baik, maka
akan berdampak positif bagi kehidupan manusia. Seperti sedikit telah dibajabarkan penulis
pada makalah nya.

Masyarakat harus mampu dalam menciptakan hal yang baik. Konflik tidak selalu berdampak
negatif, terkadang konflik juga mampu memberi dampak positif. Hanya saja kuncinya terletak
pada jiwa dan pola pikir manusia.

Dan semoga dengan adanya makalah ini, kehidupan bermasyarakat dapat tercipta lebih baik.
Tidak hanya itu melainkan mampu membuat/menciptakan pola pikir masyarakat terutama
rakyat republik Indonesia, supaya lebih maju. Dan selalu mementingkan kebersamaan dari
individu,dan menjujung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

3.2 Saran dan Kritik


Demikianlah makalah ini disusun penulis agar dapat berguna bagi masyarakat terutama
pembaca. Kiranya makalah ini memberi dampak positif yang besar. Dan adapun pendapat,saran
bahkan kritik,dari seluruh lapisan masyarakat, terutama para pembaca makalah ini, Penulis
sangat menghargai dan menerimanya demi perbaikan makalah ini menjadi lebih baik.

14

DAFTAR PUSTAKA

Rufikasari, Lia Candra. 2016. sosiologi ilmu-ilmu sosial, Surakarta: Mediatama.

Kurniawaty, Ulfah. 2018. Brilian Sosiologi Jilid 2, Bandung: Grafindo Media Pratama.

Priyono, Titi. 2007. Sosiologi 1, Jakarta: PT Ghalia Indonesia Printing.

Sahril, Ok. 2012. Pendidikan Budi Pekerti, Medan: CV Mitra Medan.


15

Anda mungkin juga menyukai