Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Di Susun Oleh:

- Nama nama kelompok


Ria
Shely geysya sibau
mevina saskia
Vani hizkia

- Smp 2 tahun ajaran 2024/2025


- Nama guru mapel Syarif Ali S.pd m.pd
- Kelas IX D

Judul bentuk konflik pada masyarakat Indonesia

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Bentuk

Konflik pada Masyarakat Indonesia

Kami mengucapkan terimakasih karena dalam penyusunan makalah ini kami tidak lepas

dari bimbingan dan dukungan:

1. Guru Mata Pelajaran yaitu Syarif Ali S.pd m.pd

2. Orangtua dan teman-teman yang selalu memberikan motivasi, inspirasi dan semangat.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan

khususnya bagi penyusunnya dan umumnya bagi para pembacanya.

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………..
B. Tujuan…………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik……………………………………………………………
B. Bentuk-bentuk Konflik……………………………………………………….
C. Situasi-situasi Konflik………………………………………………………..
D. Penyelesaian Konflik…………………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi
bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitik serta menjadi pendorong dalam
dinamika dan perubahan sosial-politik (Kornblurn, 2003: 294). Konflik memiliki dampak
positif dan dampak negatif, dampak positif dari konflik sosial adalah konflik
tersebut memfasilitasi tercapainya rekonsiliasi atas berbagai kepentingan. Kebanyakan
konflik tidak berakhir dengan kemenangan disalah satu pihak dan kekalahan
dipihak lainnya.
Konflik yang terjadi di Indonesia, ada juga yang dapat diselesaikan dengan baik
hingga berdampak baik bagi kemajuan dan perubahan masyarakat, akan tetapi ada beberapa
konflik justru berdampak negatif hingga mengakibatkan timbulnya kerusakan,
menciptakan ketidakstabilan, ketidakharmonisan, dan ketidakamanan bahkan sampai
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dewasa ini konflik seringkali terjadi di berbagai
elemen masyarakat. Hal demikian dikarenakan berbagai latar belakang kebudayaan dan status
sosial ekonomi.

B. Tujuan
Dengan tersusunnya makalah ini penulis mempunyai tujuan bagi pembacanya yaitu:
1. Agar mengetahui penjelasan mengenai Konflik Sosial.
2. Agar mengetahui bentuk-bentuk mengenai Konflik Sosial.
3. Agar mengetahui Situasi-situasi mengenai Konflik Sosial.
4. Agar mengetahui cara penyelesaian mengenai Konflik Sosial

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik Sosial


1. Pengertian Konflik
Koflik berasal dari kata kerja Latin, configure yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih (bsa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Secara umum konflik social merupakan suatu keadaan dimana masyarakat terjadi suatu
pertikaian karena adanya persaingan maupun perbedaan yang terjadi dalam masyarakat. Dalam
sosiologi banyak para tokoh menginterprestasikan konflik social berbeda-beda. Adapun
penjelasan konflik social secara sosiologis adalah sebagai berikut:
a) Menurut Berstein (1965)
Konflik merupakan suatu pertentangan perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik
mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negative dalam interaksi manusia.
b) Menurut Dr. Robert M.Z Lawang
Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan selain bertujuan
memperoleh keuntungan juga untuk menundukan saingannya.
c) Menurut Drs. Ariyono Suyono
Konflik adalah proses atau keadaan terdiri dari du pihak yang berusaha saling
menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing pihak.
d) Dalam buku Sosiologi karangan James W. Wander Zandein
Konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntunan ha katas
kekayaan, kekuasaan, status, atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan dan bertujuan
untuk menetralkan, merugikan atau menjatuhkan lawan mereka.
e) Menurut Soerjono Soekanto
Konflik adalah suatu proses social dimana orang perorangan atau kelompok manusia
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dan disertai dengan
ancaman dan kekerasan
2. Faktor-Faktor Penyebab Konflik
a) Perbedaan Individu
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan
perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu
hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi factor penyebab konflik social, sebab dalam
menjalani hubungan social, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
b) Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Dalam hubungan sosialnya, seseorang akan dipengaruhi oleh pola-pola pemikiran
kelompoknya. Orang debesarkan dalam lingkunagn kebudayaan yang berbeda-beda. Ada yang
diasuh dengan pola latihan kemandirian. Ada pula yang diasuh dalam lingkunagn keudayaan
yang menerapkan pola ketergantungan.
c) Perbedaan Kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentinagn yang berbeda-beda.
d) Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung
cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik social.
B. BENTUK-BENTUK KONFLIK
Seorang ahli sosiolog, Soerjono Soekanto (1989:90) berusaha menklasifikasikan bentuk
dan jenis-jenis konflik sebagai berikut:
1. Konflik Pribadi
Konflik terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain. Umumnya konflik pribadi
diawali perasaan tidak suka terhadap orang lain, yang pada akhirnya melahirkan perasaan benci
yang mendalam.
2. Konflik Rasial
Konflik rasial umumnya terjadi di suatu Negara yang memiliki keragaman suku dan
ras.
3. Konflik Antarkelas Sosial
Terjadinya kelas-kelas di masyarakat karena adanya sesuatu yang dihargai, seperti
kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan.
4. Konflik Politik Antargolongan dalam Satu Masyarakat maupun antara Negara-negara
yang Berdaulat
Konflik politik terjadi karena setiap golongan di masyarakat melakukan politik yang
berbeda-beda pada saat menghadapi suatu masalah yang sama.
5. Konflik Bersifat Internasional
Konflik internasional biasanya terjadi karena perbedaan-perbedaan kepentingan
dimana menyangkut kedaulatan Negara yang saling berkonflik.
C. SITUASI-SITUASI KONFLIK
Konflik yang terjadi di antara individu dalam menjalankan interaksinya banyak dibahas
dalam studi psikologis social. Dalam kaitannya dengan cara pengelolaan konflik terdapat 3 tipe
situasi konflik.
1. Konflik Interindividu
Penyebab dari konflik ini adalah benturan secara emosional antara individu dengan
individu lain di dalam masyarakat. Ada dua penyebabnya yaitu kelebihan beban (role over loods)
atau karena ketidaksesuaian seseorang dalam melaksanakan peranan (person role).
2. Konflik Antarindividu
Dalam kehidupan masyarakat benturan kepentingan antarindividu selalu terjadi.
Jika benturan tersebut tidak termanajemen dengan baik maka akan timbullah konflik antar
individu yang mengarah ke dalam kekerasan.
3. Konflik Antarkelompok
Masyarakat Indonesia seringa mengalami jenis konflik demikian. Kasus di Sambas, Papua,
dan Ambon merupakan bagian konflik kelompok yang dikarenakan dengan perbedaan dalam
menjalani kehidupan. Konflik antarkelompok bias dihindari jika setiap kelompok saling
memahami keneradaannya dan juga dapat mempersempit perbedaan.

D. PENYELESAIAN KONFLIK
Konflik social dalam masyarakat harus dapat diselesaikan agar keutuhan masyarakat dapat
dipertahankan. Penyelesaian konflik tidak bias dilaksanakan dengan waktu yang singkat.
Penyelesaian harus dilakukan dengan berbagai cara dan dalam tempo yang sama.
Dalam ilmu sosiologi untuk menyelesaikan suatu konflik dilakukan dengan berbagai tahap.
Tahapan ini harus dilaksanakan secara berurutan dengan tidak boleh dilewatkan. Hal ini
dikarenakan setiap tahapan saling melengkapi tahapan yang lainnya. Adapun tahapan dalam
menyelesaikan konflik adalah sebagai berikut:
1. Tahap Akomodasi
Pada tahapan ini adalah pelaksaan untuk meyakinkan masyarakat agar tidak melakukan
konflik dengan cara mengurangi pertentangan dan peleburan atau penyatuan terhadap kelompok
yang bertikai melalui suatu lembaga penengah.
2. Tahap Kerjasama
Kerjasama adalah suatu keadaan dimana adanya suatu kegiatan bersama antara kedua individu
dalam masyarakat, tahap kerjasama dilakukan setelah proses akomodasi berhasil sehingga
masyarakat sudah mulai melakukan pendekatan baik secara mandiri maupun berkelompok.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua lapisan masyarakat di dunia pernah mengalami konflik. Secara teortis konflik
sosial sebenarnya membawa manfaat yang baik bagi masyarakat hanya saja cara dan jalannya
kebanyakan mengarah ke dampak negative. Sehingga di masyarakat banyak terjadi kerusuhan di
mana-mana. Konflik sosial juga membawa dampak positif walaupun pada kenyataannya yang
terjadi dimasyarakat kebanyakan dampak negative.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai bangsa dan negara yang beragama dan juga bernegara hukum,
seharusnya kita berusaha menghindari adanya konflik sosial di antara masyarakat, agar Negara
kita ini bisa menjadi Negara yang penuh dengan kedamaian, kerukunan dan bebas dari segala
jenis konflik dan pertentangan.

Anda mungkin juga menyukai