Anda di halaman 1dari 11

KONFLIK SOSIAL BUDAYA

DI TANA TORAJA TAHUN 2019

DI

OLEH:

KRISTON
JESICA ESTEVANIA
MUSAFIRAH
ASKA SAMMA
DWI NURMAWANTI
JUNAIDI
RUSDIMAN
SMA NEGERI 6 LUWU TIMUR

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
penyertaan serta bimbingan-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini

Konflik Sosial Budaya merupakan konflik yang terjadi karna adanya


perbedaan latar belakang kebudayaan.Berkaitan dengan hal tersebut,maka
kami termotivasi untuk menyusun makalah ini yang mempunyai
stukturdan keterkaitan yang kuat dan jelas dengan konsepnya.Makalah
tersebut kami beri judul Konflik Sosisl Budaya.

Makalah tersebut dibuat berdasarkan hasil yang kami amati dalam


daerah sehingga penyajian materi pada makalah ini menggunakan bahasa
yang sederhana yang memungkinkan para pembaca untuk lebuh
menyadari pentingnya pengetahuan mengenai konflik dalam masyarakat.

Akhir kata kami ucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga selesainya penyusunan makalah ini.Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pengarang maupun para
pembaca.

Angkona,23 Maret 2019

2
Bab 1
Pendahuluan
A.Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berkewajiban
mentaati semua perintahnya. Namun tidak dapat di pungkiri bahwa manusia juga
merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi sosial. Inteaksi sosial adalah
hubungan timbal balik berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dan individu,
individu dan kelompok, serta antara kelompok dan kelompok. Dalam melakukan proses
interaksi sosial ini kadang terjadi perbedaan pendapat di antara masyarakat yang
nantinya akan menjadi sebuah konflik. Konflik merupakan kenyataan hidup yang tidak
dapat di hindarkan dari manusia yang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

Bisa dikatakan bahwa konflik merupakan suatu proses sosial antara satu orang
atau lebih yang mana salah seorang di antaranya berusaha menyingkirkan pihak lain.
Seperti yang di katakan salah satu teori dari KARL MARX yang melihat masyarakat
manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang akan menyudahi konflik melalui
konflik. Kalau kita melihat dari teori tersebut, bisa di simpulkan sebagai masyarakat
tidak bisa menghindari adanya konflik yang pasti akan terjadi di kehidupan kita. Konflik
juga tidak begitu saja muncul tapi konflik mempunyai sumber sumber yang menjadi
patokan atau pemicu munculnya konflik antar individu maupun antar kelmpok sosial.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan konflik sosial budaya


2. Bagaimana cara mengatsi terjadinya konflik
3. Apa saja yang menjadi faktor terjadinya suatu konflik
4. Apa contoh konflik sosial budaya yang pernah terjadi di Tana Toraja

C.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian konflik sosial budaya


2. Untuk mengetahui cara mengatasi konflik sosial budaya
3. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya suatu konflik
4. Untuk mengetahui contoh konflik sosial budaya yang pernah terjadi di Tana
Toraja

3
Bab II
Pembahasan
A.Definisi Konflik dan Budaya

Konflik berasal dari kata kerja latin configure, yang berarti saling memukul, yang di
maksud dengan konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antar satu pihak
dengan pihak lain di dalam masyarakat yang di tandai dengan adanya sikap saling
mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan.

Menurut Taquiri dalam Newstonn dan Davis (1977), konflik merupakan warisan
kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat dari bangkitnya
keadaan ketidak setujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih
secara berurutan.

Menurut Berstein (1965), menurut Berstein, konflik merupakan suatu


pertentangan/perbedaan yang tidak dapat di cegah. Konflik ini mempunyai potensi
yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa konflik berlangsung


dengan melibatkan orang orang atau kelompok kelompok yang bsaling menentang
dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuk ekstrimnya, konflik di langsungkan tidak
hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan
sampai tahap pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang di pandang
sebagai lawan atau saingannya.

Kebudayaan atau Culture berasal dari bahasa latin Colore yang artinya
pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Sedangkan kebudayaan, akar
katanya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Buddayah yang berarti budhi dan akal.
Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.

Melville J. Hersovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan istilah Cultural


Determinism yaitu, segala sesuatu yang ada di masyarakat di tentukan oleh kebudayaan
masyarakat itu sendiri. Herskovits memandang kebudayaan ebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian di sebut sebagai
superorganic. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi, di peroleh pengertian tentang kebudayaan yaitu sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pegetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yag
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari hari kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda benda yang di
ciptakan manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda benda

4
yang bersifat nyata, misalnya pola pola perilaku, bahasa, peralatan hidup. Organisasi
sosial, religi, seni, dan lain lain yang kesemuanya di tujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

B.Indikator Konflik

Menurut Nasikun ada beberapa indikator yang bisa di gunakan untuk menilai
intensitas konflik. Khususnya yang terjadi di indonesia, antara lain sebagai berikut:

1. Demonstrasi, yang di maksud dengan demontrasi di sini adalah sejumlah orang


yang tidak menggunakan kekerasan mengorganisir untuk melakukan protes
terhadap suatu rezim(Serangkaian peraturan, baik formal (misalnya konstitusi)
dan informal (hukum adat, norma norma budaya atau sosial, dan lain lain) yang
mengatur pelaksanaan suatu pemerintahan dan interaksinya dengan ekonomi
dan masyarakat). pemerintahan atau terhadap piminan, atau terhadap ideologi,
kebijaksanaan, tindakan yang sedang direncanakan rezim.
2. Kerusuhan, pada dasarnya sama dengan demonstrasi. Perbedaannya adalah
kerusuhan menggunakan kekerasan fisik, yang di ikuti dengan kerusakan barang
barang. Perbedaan lainnya adalah kerusuhan di tandai oleh spontanitas sebagai
suatu akibat dari suatu insiden.
3. Serangan bersenjata, yaitu suatu tindakan kekerasan yang di maksudkan untuk
melemahkan atau menghancurkan kekuasaan kelompok lain.
4. Indikator yang berhubungan atau akibat dari kerusuhan,serangan bersenjata,
demonstrasi, idikator tersebut adalah jumlah kematian akibat kekerasa.
5. Govermental sunction,adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh penguasa
untuk meniadakan suatu ancaman terhadap keamanan pemerintahan, yang
rezim berkuasa.

C.Teori – Teori Penyebab Konflik

Ada beberapa teori penyebab konflik berikut ini di paparkan beberapa teori
tentang penyebab konflik.

1. Teori Hubungan Masyarakat

Menganggap bahwa konflik di sebabkan polarisasi yang terus terjadi,


ketidak percayaan dan pemusuhan diantara kelompok yang berbeda dalam
suatu masyarakat.

2. Teori Negosiasi Prinsip

Menganggap bahwa konflik di sebabkan posisi posisi yang tidak selaras


dan perbedaan pendapat tentang konflik oleh pihak pihak yang mengalami
konflik.

3. Teori Kebutuhan Manusia

5
Berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan
dasar manusia fisik, mental dan sosial yang tidak terpenuhi atau di halangi.
Keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi ring merupakan inti
pembicaraan.
4. Teori Identitas
Berasumsi bahwa konflik di sebabkan karena identitas yang terancam,
yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang
tidak di selesaikan.
5. Teori Kesalahpahaman Antar Budaya
Berasumsi bahwa konflik di sebabkan oleh ketidak cocokan dalam cara
cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda.
6. Teori Transformasi Konflk
Berasumsi bahwa konflik di sebabkan oleh masalah masalah ketidak
setaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai masalah masalah sosial,
budaya dan ekonomi.

D.Faktor-Faktor Penyebab Konflik

1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia
adalah individu yang unik. Artinya, memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda
beda satu dengan yang lainnya. Perbedaan pendirian akan sesuatu hal atau lingkungan
yang nyatanya ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalin
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya ketika
berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman tentu perasaan setiap warga
berbeda beda. Ada yang merasa terganggu karena berisk, tetapi ada pula yang merasa
terhibur.

2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi pribadi yang


berbeda. Seseorang sedikitnya akan terpengaruh dengan pola pola pemikiran dan
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok manusia memiliki perasaan,


pendirian ataupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Daalam waktu yang
bersamaan, masing masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda
beda. Perbedaan latar belakang kebudayaan terdiri dari banyak sebab, baik secara
budaya, latar belakang keluarga, pendidikan dan sebagainya. Perbedaan tersebut akan
berpengaruh karena dapat membentuk kepribadian yang berbeda.

4. Perubahan perubahan nilai yany cepat dan mendadak dalam masyarakat. Perubahan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi perubahan itu berlangsung cepat
dan bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu konflik sosial. Misalnya, pada
masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan
memunculkan konflik sosial sebab nilai nilai lama di masyarakat tradisional yang
biasanya bercocok pertanian secara cepat berubah menjadi nilai nilai masyarakat

6
industri. Nilai nilai kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang di susun
dalam organisasi formal perusahaan. Nilai nilai kebersamaan berubah menjai
individualis dan nilai nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat
berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam
dunia industri. Perubahan peruvbahan ini terjadi secara cepat dan mendadak, akan
membuat kegoncanga proes proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena di anggap mengacaukan tatanan
kehidupan masyarakat yang telah ada.

E. Jenis Jenis Konflik

Indonesia adalah salah satu negarayang berpotensi konflik.Dilihat dari berita-


berita di media massa, berbagai konflik terjadi di Indonesia.Knflik dalam masyarakat
dapat diklasifikasikan beberapa macam yaitu:

1.Berdasarkan sifatnya
a)konflik destruktif
merupakan konflik yang membawa akibat kurang menguntugkan bagi
pihak yang berkonflik.Konflik destruktif dapat mengakibatkan hilangnya
nyawa,harta benda,persaingan perasaan cemas dan sebagainya.konflik destruktif
dapat terjadi karena perasaan tidak senang atau benci.Contoh konflik destruktif
adalah adalah konflik disambas
b).Konflik konstruktif
Adalah suatu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pendapat
dalam menghadapi suatu masalah. Konflik konstruktif mampu membawakan
kearah keuntungan dan akibat yang membangun, konflik ini bersifat fongsional.
Hasil dari konflik konstruktif di antaranya menghasilkan suatu konsesus atau
kesepakatan dari perbedaan tersebut sehingga dapat menghasilkan suatu
perbaikan. Contoh konflik konstruktif adalah prbedaan pendapat dalam rapat,
konflik konstruktif dapat menghasilkan keuntungan di antaranya meningkatkan
inisiatif dan kreatifitas, dan surutnya ketegangan pribadi.
2.Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik
a.) Konflik Vertikal
Konflik vertikal adalah konflik yang terjadi antara lapisan dan komponen
masyarakat yang berbeda atau bertingkat. Misalnya konflik masyarakat dengan
negara seperti yang terjadi antara pemerintah dan masyarakat dengan rakyaat,
buruh dengan majikan, konflik aceh dan sebagainya.
b.) Konflik Horizontal
Merupakan konflik yang terjadi dalam satu lapisan sosial yang sama.
Konflik horizontal misalnya konflik yang terjadi antar suku bangsa, antar ras,
antar agama, antar golongan seperti yang terjadi di papua, poso dan sebagainya.
Konflik ini terjadi karena para pelaku yang berkonflik kedudukannya sama, tidak
ada yang lebih tinggi atau rendah.
c.) Konflik Diagonal

7
konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidak
adilan alokasi sumberdaya keseluruhan organisasi sehingga dapat menimbulkan
pertentangan yang ekstrim.Misalnya konflik pertentangan atau konflik di aceh.
3.Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik
a.) Konflik Terbuka
Yaitu konflik yang diketahui oleh semua pihak, misalnya konflik yang di
alami para artis.
b.)Konflik Tertutup
Merupakan konflik yang hanya di ketahui oleh orang orang terlibat dalam
konflik.
4.Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia
a.) Konflik Sosial
Yaitu konflik yang sering terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan
sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial di bagi menjadi dua, yaitu:
1. Konflik Vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara lapisan sosial yang
berbeda. Misalnya konflik yang terjadi antara pemerintah dengan
warrga masyarakat.
2. Konflik Horizontal, yaitu konflik yang terjadi antar kelompok atau
individu dalam kelas atau lapisan sosial yang sama. Misalnya konflik
antar suku, antar etnis, antar ras, dan sebagainya.

b.) Konflik Politik

Yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang


berkaitan dengan kekuasaan. Misalnya konflik yang terjadi di tailand.

c.) Konflik Ekonomi

Yaitu konflik ekonomi yang terjadi karena adanya masalah ekonomi,


misalnya perebutan sumber daya ekonomi dan sebagainya. Contohnya konflik
yang terjadi dalam kepentingan ekonomi antara pengusaha dan buruh.

d.) Konflik Budaya

Yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya


dari pihak yang berkonflik. Konflik budaya misalnya konflik yang terjadi antara
dua kebudayaan yang berbeda.

e.) Konflik Ideologi

Yaitu konflik yang terjadi akibat adanya paham yang di yakini oleh
seseorang atau sekelompok orang. Konflik ideologi misalnya konflik yang
bterjadi antara massa akmadiah dengan massa FPI.

5.Berdasarkan Cara Pengolahannya


a.) Konflik Interindividu

8
Merupakan konflik yang terjadi karena ada kaitan erat dengan emosi
individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Konflik ini terjadi di dalam
diri manusia. Misalnya seorang hakim yang harus memutuskan perkara untuk
adiknya yang bersalah. Hakim ini akan mengalami konflik peran antara menu
njukkan loyalitas sebagai hakim dan mempertimbangkan adiknya yang menjadi
tersangka.
b.) Konflik Antarindividu
Merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan satu orang
lainnya. Konflik i ni menyangkut perbedaan pendapat, ide, gagasan, kepentingn,
bahkan emosional. Konflik seperti ini hampir pasti pernah di alami oleh setiap
individu.
c.) Antar Kelompok
Merupakan konflik yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompo
lain. Konflik ini dapat di jumpai dalam masyarakat. Misalnya konflik yang terjadi
antar kampung.

F. Dampak Konflik

Konflik yang tidak di kelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang
kurang baik. Konflik akan berakibat positif yang terjadi membawa keuntungan bagi
pihak yang berkonflik. Untuk itu, maka konflik perlu di kelola secara baik dan benar
sehingga dapat meminimalisir dampak negatif konflik namun tidak ada konflik yang
tidak membbawa akbat bagi masyarakat. Konflik mempunyai dampak dan akibat baik
langsung ataupun tidak langsung, baik positif maupun negatif.

Dampak langsung konflik di antaranya rusaknya harta benda, timbulnya kornban


jiwa, keretakan hubungan, kemiskinn bertambah, rusaknya sarana dan prasarana dan
sebagainya. Contohnya seperti dampak dari konflik irak dan amerika yang membawa
dampak langsung yang bersifat negatif bagi penduduk irak. Dampak tidak langsung di
rasakan oleh oihak yang tidak terlibat dalam konflik.

Dampak terjadinya konflik di antaranya :

1. Aspek sosial budaya


a.) Dampak negatif
 Memperjelas jarak sosial
 Perubahan kepribadian para individu
 Dominasi ( apabila kekuatan pihak yang saling bertikai yang tidak
seimbang ).
 Takluknya salah satu pihak karena dominasi
b.) Dampak positif
 Memperkuat solidaritas internal kelompok
 Pertentangan dua kubu memunculkan simpati dari orang kelompok
lain.

9
 Akomodasi ( apabila kekuatan pihak yang saling bertentangan
seimbang )
2. Aspek hukum
a.) Pelanggaran HAM
b.) Masalah kepemilikan tanah
3. Aspek ekonomi dan tata ruang kota
a.) Kehilamgan lapangan kerja
b.) Muncul lpangan kerja baru
c.) Masalah daerah kumuh
4. Aspek kependudukan
a.) Perpindahan penduduk (karena konflik berkepanjangan)
b.) Muncul masalah sosial lainnya seperti kesehatan, keamanan, ketanakerjaan,
dan sebagainnya.
5. Aspek pemerintah dan pelayanan publik
a.) Banyak penduduk yang migrasi memunculkan kepadatan dan kemacetan
sehingga berimbas kepada pelayanan publik.

G. Cara mengatasi konflik sosial budaya

1. Koersi

Yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan dengan paksaan.


Paksaan merupakan suatu cara menyelesaikan pertikaian dengan paksaan fisik atau
psikologis. Dalam pelaksana akomodasi ini salah stu pihak ada dalam posisi yang lemah.

2.Kompromi

Yaitu suatu bentuk akomodasi yant dilakukan dimana pihak pihak yang terlibat
saling mengurangi tuntutan agar tercapai penyelesaian dari perse;isihan.

3.Arbitrasi

Yaitu konflik yang di hentikan dengan cara mendatangkan pihak ketiga untuk
memutuskan dan kedua belah pihak yang bertikai harus mentaati keoutusan tersebut
jarena bersifat mengikat.

4.Mediasi

Yaitu penyelesaian konflik dengan mengundang pihak ketiga yang bersifat netral
dan tidak hanya berfungsi sebagai penasehat. Keputusan dari pihak ketiga ini tidak
mengikat.

5.Toleransi

Yaitu suatu bentuk akomodasi dimana ada sikap saling menghargai dan
menghormati pendirin masing masing pihak yang berkonflik. Bentuk akomodasi ini
dapat juga di sebut toleranparticipantion. Bentuk ini merupakan bentuk akomodasi

10
tanpa persetujuan formal. Kadang kadang toleransi timbul secara tidak sabar dan tanpa
di rencanakan.

6.Konversi

Yaitu penyelesaian konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan mau
menerima pendirian pihak lain.

7.Konsiliasi

Yaitu suat usaha untuk mempertemukan pihak pihak yang berselisih demi
tercapainya tujuan bersama.

8.Adjudikasi

Yaitu suatu pentelesaian konflik melalui pengadilan.

9.Stalemate

Yaitu keadaan dimana pihak pihak yang bertentangan memiliki nkekuatan


seimbang. Namun terhenti kepada suatu titik tertentu dalam melakukan
pertentangannya karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi untuk maju atau
mundur.

10.Gencatan senjata

Yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu guna


melaksanakan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh di ganggu. Misalnya untuk
melakukan perawatan bagi yang luka luka mengubur korban tewas, berunding, dan
sebagainya.

11.Segregasi

Yaitu upaya u ntuk saling memisahkan diri dan saling menghindar di antara
pihak pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.

12.Dispasement

Yaitu usaha untuk mengakhiri k0onflik dengan mengakhiri konflik dengan


mengalikan perhatian pada objek masing masing.

11

Anda mungkin juga menyukai