Anda di halaman 1dari 6

Menurut David Zarefsky, dalam Public Speaking Strategic for Success; Public speaking is a continous

communication process in which messages and signals circulate back and forth between speaker and
listeners. Yang dapat diartikan: Public Speaking adalah sebuah proses komunikasi berkelanjutan, di
mana pesan dan lambang terus berinteraksi, di antara pembicara dan para pendengarnya.

Karena sifatnya yang dinamis, maka Public Speaking juga dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas
yang sangat dekat dengan asosiasi kata perubahan (change). Melalui Public Speaking, kita dapat
mengetahui pola pemikiran dari seseorang, mengetahui gagasan masa depan seseorang, dan ide-ide
luar biasanya. Kita juga dapat mengetahui perubahan seperti apa yang digagas atau direncanakan
oleh seseorang.

Public Speaking merupakan sebuah rumpun keluarga Ilmu Komunikasi (Retorika) di mana mencakup
berdiskusi, berdebat, pidato, memimpin rapat, moderator, MC dan presenter serta kemampuan
seseorang untuk dapat berbicara di depan publik, kelompok maupun perseorangan yang perlu
menggunakan strategi dan teknik berbicara yang tepat.

Bisa bicara itu Penting!

Nah, dari pemaparan pengertian public speaking yang cukup panjang di atas. Kiranya kita tidak bisa
menganggap bahwa teknik berbicara sederhana akan bisa membuat seseorang mampu
mempengaruhi, menguasai atau bahkan mempersuasi orang lain untuk suatu kepentingan tertentu.

Oleh karenanya, perlu dan butuh sebuah ketrampilan berbicara efektif khusus, serangkaian teknik
berbicara yang mumpuni agar bisa melakukan itu semua, baik penyampaian pesan, mempengaruhi
orang, memotivasi, mempersuai dan lain sebagainya.

Tiga eleman public speaking


Aristoteles menyampaikan sebuah teori tentang bagaimana untuk bisa mempengaruhi orang lain.
teori tersebut terdiri atas tiga elemen besar yaitu Ethos, Pathos, dan logos.

1. Ethos

ketika seorang sedang berpidato atau berceramah sesorang tersebut harus memiliki pengetahuan
yang luas serta harus memiliki kepribadian yang terpercaya dan status yang terhormat.

dalam sebuah pidato seorang sangat diharamkan untuk mengatakan

"Saya bukan ahlinya dalam hal ini" atau "saya baru diberitahu harus berpidato" walaupun
sebenarnya memang tidak siap namun, kalimat tersebut tidak boleh di ucapkan karena akibatnya
akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan dari audience terhadap apa yang di sampaikan dalan
pidato yang akan disampaikanan.

2.Pathos

Untuk membujuk audience mau melakukan ada yang kita ingikan perlu adanya proses emosional.
yang dimaksud proses emosional ini bukan berarti marah marah, melainkan dilakukan dengan
menyentuh hati dan perasaan pendengar.

contoh:

Orator: apakah saudara mau melihat keluarga kita mati di tepian jalan???

apakah saudara tega melehat mereka kelaparan??


Sudah barang tentu audience menjawab tidak, disini disampaikanlah apa yang menjadi keingainan
orator. misalkan " marilah bersama kita mengayomi rakyat miskin" .

3. Logos

Orang di jaman ini sudah sangat kritis terhadap hal-hal yang didengar atau di ketahuinya, maka untuk
dapat meyakinkan orang lain perlu adanya bukti bukti yang otentik dan memang benar benar
terbukti. penyajiannya dapat disampaikan dengan menyebutkan hadits, peraturan pemerintah,
ataupun ayat Al-Qur'an

Lima hukum Retorika


Aristoteles menyampaikan ada setidaknya 5 hukum yang harus ada dalam retorika, lima hukum
terseut saling terkait agar dapat terciptanya kesuksesan beretorika. secara umum pada langkah awal
lima hukun tersebut di bagi menjadi dua tahapan yaitu tahapan persiapan dan tahapan
penyelesaian/ finishing,

pada tahapan persiapan terdiri dari 4 hukum. hukum tersebut adalah

1. Inventio (Penemuan)
Penemuan atau penelitian materi-materi yang mencangkup: menemukan, mengumpulkan,
menganalisa, memilih materi yang cocok untuk berpidato. Menurut Aristoteles argumen-
argumen harus dicari melalui rasio, moral dan afeksi.

2. Dispositio (Penyusunan)
penyusunan dan pengurutan materi (argumen) dalam sebuah pidato

3. Elocutio (Gaya)
dalam gaya mencakup kejelasan penyampaian serta pemilihan kata agar nantinya dapat
menyampaikan materi dengan hasil terbaik.

4. Memoria (memori)
Memoria berarti proses menghafal materi yang sudah disusun.

5 Sasaran pokok komunikasi efektif


Proses mencapai kesepakatan (Sharing of meaning), lazimnya berlangsung secara bertahap. Karena
itu, lebih awal kita perlu memperhatikan 5 (lima) sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:

1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (atau melihat apa yang kita
tunjukkan kepada mereka)
2. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat
3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau tidak menyetujui apa
yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar)
4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita dan maksud kita
bisa mereka terima
5. Memperoleh umpan balik dari pendengar

Kesalahan umum yang dilakukan pembicara


a. Pembukaan yang konvensional
b. Isi yang tidak jelas/sulit dipahami audience
c. Nada suara yang datar serta bahasa tubuh yang kurang dinamis
d. Mimik wajah yang kurang ekspresif
e. Tidak menggunakan metafora, cerita, atau ilustrasi lainnya
f. Tidak bisa membedakan antara curhat dan sharing

Tantangan seorang Pembicara


a. Mengatasi rasa takut
b. Membuat audien tertarik dan antusias terhadap presentasi Anda
c. Membuat audien mengingat apa yang Anda sampaikan
d. Membuat audien bertindak sesuai dengan apa yang Anda arahkan

Selanjutnya, saya akan membahas tentang ice breaking. Salah satu teknik penting
pendukung kesuksesan dalam public speaking.

Ice breaking, secara sederhana berarti memecah kebekuan.

Dalam arti yang lebih luas ice breaking adalah suatu aktivitas di dalam kegiatan yang
dirancang untuk mencairkan suasana tegang, bosan, dan jenuh menjadi
menyenangkan sehingga audiens menjadi bergairah kembali untuk mengikuti
kegiatan yang dijalani.

Ice Breaking, Mengapa Penting?

Karena untuk meminimalisisr terjadinya kemungkinan-kemungkinan di mana audiens


tidak tertarik, tidak bergairah, merasa jenuh dan bosan dengan kegiatan yang
dilakukan.

Dalam keadaan seperti inilah ice breaking diperlukan.

Ice breaking selain dapat membangun suasana yang membosankan menjadi


menyenangkan juga dapat meningkatkan perhatian audiens, antusias dan gairah
audiens.

Karena itulah ice breking tidak hanya digunakan untuk mencairkan suasana beku,
namun juga sering digunakan melibatkan audiens secara fisik maupun mental,
membangun hubungan antara presenter dengan audiens, dan audiens satu dengan
audiens lainnya.

Ice Breaking, Apa Saja Bentuknya?

Banyak orang berpikir ice breaking identik dengan lelucon, padahal ice
brekingmemiliki bentuk yang bermacam-macam, tidak hanya lelucon. Berikut adalah
beberapa bentuk ice breaking yang perlu Anda ketahui.
1. Lelucon atau intermozo

Lelucon adalah bentuk pemecah kebekukan yang paling populer di kalangan banyak
orang. Namun juga bentuk pemecah kebekuan yang paling sulit dilakukan dan
cukup berbahaya untuk dilakukan.

Mengapa saya bilang paling sulit?

Karena untuk bisa melucu itu tidak mudah, apalagi bagi orang-orang yang tidak
memiliki sense of humor yang tinggi. Coba Anda bayangkan, Anda sudah susah
payah melucu tapi audiens tidak tertawa? Bagaimana perasaan Anda?

saran saya hati-hati menggunakannya.

2. Games atau permainan

Bentuk yang kedua adalah games atau permainan.

Gemas saat ini juga menjadi alternatif yang sering digunakan oleh para presenter,
guru, dosen, pelatih dan pembicara untuk memecah kebekuan dan membuat
suasana presentasi menjadi menyenangkan.

Namun begitu saat Anda memilih games sebagai cara untuk memecah kebekuan,
atau membuat suasana presentasi menjadi menyenangkan, pastikan games yang
Anda gunakan tidak terlalu umum, sehingga audiens lebih tertantang untuk
melakukan dan lebih antusias untuk mengikuti. Dalam hal ini kreativitas Anda pribadi
dan referensi yang banyak akan cukup menolong Anda.

3. Lagu atau nyanyian yang disertai gerak tubuh

Bentuk yang ketiga adalah nyanyian atau lagu yang disertai gerak tubuh. Ini juga
merupakan bentuk yang banyak digunakan.

Anda bisa memutar lagu, kemudian mengajak audiens bernyanyi atau bergerak
bersama-sama. Bahkan jika Anda kreatif Anda bisa membuat gerakan atau
merancang koreo yang mendukung nyanyian atau lagu yang kemudian Anda ajak
audiens bergerak mengikuti gerakan Anda.

Itulah tiga bentuk pemecah kebekuan yang perlu Anda ketahui. Dari tiga bentuk di
atas, lelucon adalah bentuk pemecah kebekuan yang dapat dilakukan secara spontan
maupun disiapkan, tapi untuk dua yang lain perlu dipersiapkan, sangat sulit
dilakukan secara spontan.
Bagaimana menggunakan ice breaking dengan benar
Supaya Anda dapat menggunakan ice breaking dengan efektik dan benar-benar
mampu memecahkan kebekukan berikut adalah beberapa saran yang bisa Anda
lakukan.

1. Ice breaking butuh disiapkan

Sebelum Anda memutuskan bentuk pemecah kebekuan yang akan Anda gunakan,
pastikan Anda melakukan persiapan untuk

Anda harus memulainya dengan memilih bentuk yang paling tepat dan Anda kuasai.
Tidak hanya memilih tapi Anda juga harus bepikir relevansi dari bentuk pemecah
kebekuan dengan topik presentasi Anda. Ini adalah saran terbaik, jika Anda mau
bekerja keras saya yakin Anda bisa menemukan bentuk yang paling tepat untuk
Anda gunakan.

2. Ice braking butuh direncanakan

Apa pun bentuk yang Anda gunakan untuk memecah kebekukan semua itu butuh
perencanaan, Anda harus merencakan kapan dan di mana itu Anda gunakan dalam
presentasi Anda. Rasanya sangat sulit, jika Anda tiba-tiba berimprovisasi. Kenapa?
karena presentasi ada batasan waktu dan memiliki struktur yang jelas. Kalau ini tidak
masuk perencanaan, bisa-bisa membuat lama presentasi Anda dan merusak struktur
presentasi Anda.

Kecuali untuk humor, bagi Anda yang memiliki sense of humor tinggi, Anda bisa
berimprovisasi kapan saja, menyelipkan joke atau lelucon singat di sela-sela
presentasi Anda. Ini tidak akan menganggu waktu dan struktur presentasi. Namun
jika Anda memikirkan lelucon yang panjang Anda perlu merencakannya.

3. Ice breaking perlu latihan

Setelah Anda memilih dengan tepat dan sudah merencakan kapan dan dimana ice
breaking Anda gunakan dalam presentasi, selanjutnya Anda harus melatihnya. Ini
penting supaya Anda bisa natural, menguasai setiap detail dari ice breaking yang
akan Anda gunakan.

4. Dalam pelaksanaanya usahakan semua audiens terlibat

Saat Anda menggunakan ice breaking Anda harus memastikan semua audiens Anda
terlibat. Kalau misalnya jumlah audiens Anda besar, Anda bisa buat mereka
berkelompok.
Menggunakan games, atau nyanyian dan gerakan mungkin bisa melibatkan audiens,
tapi bagaimana jika saya menggunakan humor?

Untuk humor mungkin tidak melibatkan audiens untuk bergerak atau berinteraksi
satu sama lain seperti gamas atau nyanyian, tapi harus kita akui humor yang berhasil
bisa melibatkan emosi audiens, kalau pun tidak tertawa semuanya, tapi jika berhasil
membuat sebagian besar audiens tertawa berarti Anda sudah berhasil.

5. Usakan tidak memakan waktu

Ingat ice breaking yang baik adalah yang dilakukan dengan waktu yang tepat. Saran
saya lakukan dalam waktu 5-10 menit saja, jangan terlalu berlebihan.

6. Usahakan sesuai dengan topik yang Anda sampaikan

Dalam public speaking, apapun yang Anda tampilkan idealnya harus sesuai dengan
topik. Jadi kalau bisa usahakan ice breaking Anda sesuai dengan topik. Ini memang
tidak mudah, maka itu persiapan sangat penting Anda lakukan.

7. Usahakan yang Anda tunjukkan sesuatu yang mengejutkan

Inilah yang paling sulit dan menantang. Membuat ice breaking kejutan tidak mudah.
Anda butuh belajar, Anda butuh inovasi dan Anda butuh kreasi.

Demikianlah ulasan sederhana tentang ice breaking. Semoga memberikan manfaat


untuk Anda. Sebelum saya akhiri, saya ingin menegaskan kepada Anda bahwa dalam
presentasi sebelum Anda berpikir tentang teknik untuk memecahkan kebekuan
fokuskan dulu perhatian Anda pada materi presentasiAnda, desain slide
presentasi Anda dan teknik pengiriman Anda. Baru setelah itu Anda berpikir
tentang ice breaking atau cara lain untuk mendukung kesusksesan presentasi Anda.

Sebenarnya kenapa audiens boring, jenuh, ngantuk, bisa jadi karena materi Anda
tidak menarik, tidak terstruktur, dan tidak tepat sasaran. Bisa juga karena slide Anda
yang membosankan, Anda sering membaca slide sehingga sering membelakangi
audiens. Bisa juga dikarenakana cara pembawaan Andayang garing tidak
meyakinkan, bahasa verbal Anda lemah atau body lenguage Anda yang lemah.

Intinya jika Anda ingin audiens Anda tidak bosan tidak jenuh, perbaiki keterampilan
presentasi Anda secara menyeluruh, bukan hanya pada satu aspek saja. Tidak hanya
terbatas pada ice breaking saja, karena sepintar apapun Anda menggunakan teknik
pemecah kebekuan jika aspek lain Anda lemah, itu semua tidak ada artinya.

Bagaimana menurut Anda?

Anda mungkin juga menyukai